Anda di halaman 1dari 6

Nama : Izeh Ratul Qomariyah

NIM : 202303102111

Kelas : 2-C

Prodi D-3 Keperawatan Kampus Kota Pasuruan

Resume 1st International Student Conference

Faculty of Nursing Universitas Jember 2021

Materi 1 : Pertimbangan kesehatan mental bagi individu yang telah mengalami


kematian orang tua selama masa kanak – kanak

Pemateri : Dr. Gillian Murphy dari Western Sydney University

Semua hal menyedihkan yang terjadi atas kematian orang tua menyebabkan
anak memerlukan dukungan dari orang terdekat, mendukung anak bisa jadi hal
yang menantang. Perlunya memahami kapan harus ikut campur tangan dan
bagaimana cara berkomunikasi yang baik kepada anak dengan perasaan yang
sensitif. Hal itu dilakukan agar ketika dewasa, perlahan luka masa kecil dapat
terobati serta dapat menghilangkan trauma, kecemasan, dan depresi pada masa
kecil, agar nantinya anak tidak melakukan sesuatu yang buruk pada dirinya
(bunuh diri).

Dukungan yang dapat diberikan kepada anak bisa berasal dari manapun,
yang paling utama dapat berasal dari lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Dari lingkungan sekolah, guru dapat memberikan kegiatan positif
yang menyenangkan, seperti melukis atau menari agar anak sedikit terhibur dan
perlahan melupakan kesedihan di hidupnya. Dari lingkungan masyarakat, dapat
mengajak anak untuk saling bertukar cerita dan berbagi duka, tujuannnya agar
anak tidak merasa sendiri dalam hidupnya.

Materi 2 : Implementasi program deteksi dini depresi dan stres pada mahasiswa
kesehatan

Pemateri : Dr. Pakvilai Srisaeng dari Khon Khaen University

Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, stres dibagi menjadi 3 yaitu :

- Stres akut atau acute stress disorder (ASD) merupakan kondisi yang
terjadi, karena adanya syok psikologis. Pernah mengalami atau
menyaksikan peristiwa mengerikan dan bersifat traumatis menjadi pemicu
timbulnya stres akut.
- Stres episodic adalah stres akut yang sering terjadi atau berulang-ulang
dialami oleh penderitanya. Stres akut episodik biasanya sering membuat
seseorang mudah marah dan cemas.
- Stres kronis adalah tekanan berat yang melelahkan seseorang selama
bertahun-tahun. Biasanya timbul dari stres akut yang tidak dapat
terselesaikan. Stres kronis dapat berkontribusi pada beberapa penyakit
serius atau risiko kesehatan, seperti penyakit jantung, kanker, penyakit
paru-paru, kecelakaan, sirosis hati, hingga bunuh diri.

Sebagian besar masalah kesehatan mental muncul pada masa dewasa, namun
orang dewasa muda jarang mendapatkan dukungan untuk kesehatan mental
mereka.

Penyebab stres/depresi

Penyebab stres dalam kehidupan kampus termasuk tekanan akademik yang


berasal dari faktor – faktor seperti ujian dan beban kerja, kurangnya waktu luang,
persaingan, kekhawatiran tentang tidak memenuhi harapan orang tua, serta biaya
pendidikan.

Survei terbaru tentang bagaimana dampak covid-19 pada kesejahteraan psikologis


siswa

 Sebuah survei oleh peneliti Universitas Boston terdapat hampir


33.000 mahasiswa mengungkapkan prevalensi depresi dan
kecemasan pada kaum muda terus meningkat, tanda meningkatnya
faktor stres akibat pandemi coronavirus, kerusuhan politik dan
rasisme serta ketidaksetaraan sistemik.
 Survei lebih lanjut mengungkapkan bahwa 83% siswa mengatakan
kesehatan mental mereka berdampak negatif pada kinerja akademik
mereka.

Hal – hal yang bisa dilakukan pihak sekolah/universitas :

- Penugasan kelas harus dipantau


- Fleksibel dengan nilai dan tenggat waktu dala upaya untuk meringankan
beban siswa
- Serta guru juga harus memberikan petuah bahwa kecerdasan tidak semata
– mata ditunjukkan oleh kemampuan untuk mendapatkan peningkatan
nilai selama satu semester
Materi 3 : Implikasi pandemi COVID-19 bagi kesehatan mental dan kualitas tidur

Pemateri : Prof. Min-Huey Chung dari Taipe Medical University

Implikasi COVID-19 pada kesehatan mental mungkin terlihat seperti :

 Perasaan stres
 Peningkatan kecemasan dan ketidakpastian
 Perasaan kesepian atau kesedihan
 Perasaan tidak berdaya dan frustasi
 Memperburuk kesehatan mental yang ada

Kerangka biopsikososial

Model biopsikososial memberikan perspektif yang berguna untuk


memahami perkembangan dan karakteristik pandemi COVID-19 dan konsekuensi
jangka panjang yang diantisipasi untuk masyarakat dan juga individu.

Kecemasan, depresi, dan gangguan tidur bersinggungan dengan saling


mempengaruhi

 Pondasi mendasar dari insomnia adalah melalui kognisi dalam bentuk


kecemasan
 Depresi dapat mempengaruhi individu untuk keyakinan yan tida masuk
akal tentang gangguan tidur yang mengarah pada keadaan yang lebih
serius
 Insomnia membentuk memori emosional dalam kecemasan dan depresi,
mengaktifkan sistem saraf simpatis secara kondisional

Konsekuensi tidak merespon stres/emosi tidak nyaman secara efektif

- Menghindari kekhawatiran yang mendasarinya


- Kesusahan yang berkepanjangan
- Sakit jangka pendek, sakit jangka panjang
- Memburuknya gejala kesehatan mental

Lima komponen kerangka kerja kesiapsiagaan dan tindakan kesehatan mental

 Perencanaan dan kordinasi


 Pemantauan dan penilaian
 Mengurangi tekanan mental karena miss-informasi dan mitos
 Keberlanjutan layanan perawatan kesehatan mental
 Komunikasi
Pertolongan pertama psikologis untuk pandemi COVID -19

- Gambaran singkat, stinlogi, dan cara penularan COVID-19


- Mengidentifikasi areanaman dan perilaku konstruktif untuk melindungi
kesehatan mental
- Informsi tentang COVID-19, kesehatan mental preventif , kesehatan
mental promosi, dan pengawasan kesehatan mental
- Memfasilitasi keterhubungan dengan keluarga dan sistem dukungan sosial
``

Materi 4 : Pentingnya peran perawat dalam meningkatkan kualitas hidup klien


PTSD di tatanan agronursing

Pemateri : Ns. Erti Ikhtiarini, M.Kep., Sp.Kep.J dari Universitas Jember

 Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD) adalah gangguan yang cukup


umum dimasyarakat yang dapat mengganggu fungsi sosial individu
 Tingkat keparahan gejala tergantung pada mekanisme pertahanan diri
masing – masing, sehingga gejala PTSD sangat beragam
 Seringkali pengidap PTSD diganggu oleh kenangan menakutkan yang
terus – menerus dari peristiwa traumatis yang disebut kilas balik, dan
mereka merasa terus – menerus mati rasa secara emosional oleh cobaan
itu
 Orang yang memiliki gejala trauma yang persisten dan mengganggu harus
didorong secara sensitif untuk mencari bantuan, karena mayoritas gagal
melakukannya dan akan terus menderita.

Intervensi keperawatan pada klien PTSD

- Jalin hubungan dengan klien untuk mendapatkan kepercayaannya


- Sediakan waktu dan kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
- Untuk mengelola ledakan kemarahan, bantu klien mengidentifikasi sumber
emosi. Membantu klien dalam mendapatkan kembali kontrol.
- Bantu klien dalam menggunakan perpindahan setiap kali dia marah
dengan menyediakan benda-benda yang dimanipulasi atau dihancurkan
seperti tanah liat.
- Setelah setiap ledakan, diskusikan dengan klien bagaimana kemarahannya
meningkat.
- Desensitisasi klien terhadap ingatannya tentang peristiwa traumatis.
- Berikan obat yang diresepkan sesuai kebutuhan.
- Ingatkan pasien bahwa kemunduran dalam proses pengobatan bukanlah
kegagalan tetapi
- Dorong klien untuk menerima pengampunan dari dirinya sendiri dan orang
lain.
- Tekankan dengan klien tentang pentingnya kepatuhan yang ketat terhadap
pengobatannya.
- Rujuk klien ke sumber dukungan lain seperti organisasi komunitas dan
dukungan
kelompok.
- Dorong klien untuk mengungkapkan kemarahannya secara verbal daripada
fisik.

Intervensi psikologis untuk pencegahan dan pengobatan PTSD

 Terapi individu
 Terapi keluarga
 Terapi kelompok

Kesimpulan :

- Upaya pemulihan berkelanjutan dan multidisiplin perlu dilakukan melalui


keterlibatan pekerja umum, pekerja sosial, dan petugas kesehatan seperti
perawat untuk menyelidiki prevalensi PTSD, dan untuk mencegah gejala
PTSD dengan menyaring populasi risiko dan memberikan intervensi dini
dan tepat waktu.
- Perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan melakukan
tindak lanjut pada individu yang membutuhkan perawatan kesehatan
mental untuk mencegah efek berbahaya lebih lanjut.
- Strategi untuk mengobati PTSD bervariasi dari orang ke orang, dan
menentukan strategi intervensi yang optimal untuk pasien tertentu
memerlukan penilaian yang cermat. Pelatihan dalam psikofarmakologi dan
psikoterapi sangat penting, tetapi keterampilan komunikasi tingkat lanjut
juga penting.

Materi 5 : Intervensi dini pada psikosis : memberikan fase spesifik, perawatan


intensif di komunitas

Pemateri : Dr. Laoise Renwick dari The University of Manchester

Psikosis adalah gangguan persepsi yang ditandai dengan hilangnya kontak


dengan realitas dan termasuk gangguan persepsi dan kognitif seperti delusi dan
halusinasi.

Dimensi gejala :

 Gejala positif
 Gejala negatif
Keterlambatan rata – rata dari gejala pertama psikosis yang muncul hingga
pengobatan yang efektif diberikan adalah 124 minggu.

Layanan Intervensi Dini (EIP) adalah tim multi-disiplin yang dibentuk


untuk mencari, mengidentifikasi, dan mengurangi penundaan pengobatan pada
awal psikosisdan mendorong pemulihan dengan mengurangi kemungkinan
kambuh setelah episode pertama psikosis.

Kesimpulan :

- Layanan EIP memberikan layanan yang sesuai dengan perkembangan


khususnya pada saat dibutuhkan untuk mengurangi konsekuensi negatif
dari penundaan pengobatan.
- EIP ini berkembang diseluruh dunia tetapi lebih lambat untuk berkembang
di LMICs yang kemungkinan dipengaruhi oleh sumber daya infrastruktur
dan persepsi masyarakat tentang penyakit mental.
- Beberapa intervensi dapat bekerja dengan sangat baik dalam pengaturan
ini dan intervensi keluarga terdiri dari satu intervensi yang berhasil.
- Keterampilan perawat dalam peran EIP dapat ditransfer ke yang lain
pengaturan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai