Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN JUMLAH KOLONI KAPANG

DI SUSUN OLEH:

AULIA RAYHANY AZ-ZAHRA

(20008)

Kelas : XI

Jurusan : Farmasi

SMK CARAKA NUSANTARA

DKI Jakarta

2020/2021

i
Prakata
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan nikmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis juga
menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kepala sekolah SMK Caraka Nusantara Bapak Drs. Hendra Nanto W, Apt yang telah
memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis.

2. Pak Miming Perdana selaku guru mikrobiologi.

3. Orang tua yang senantiasa mendampingi dan menyemangati

4. Teman-teman kelas XI Farmasi,terima kasih telah memberi semangat dan motivasi


kepada penulis.

5. Saudara,sepupu,dan adik yang telah memberikan semangat

Penulis menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
harap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun, guna menyempurnakan makalah
ini.

Jakarta, 7 oktober 2021

Penulis

Aulia Rayhany

ii
Daftar Isi

Prakata.......................................................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................................iii
Bab 1...........................................................................................................................................................7
Pengertian kapang.....................................................................................................................................7
Bab 2...........................................................................................................................................................8
Jenis-Jenis Kapang....................................................................................................................................8
2.1 Kapang Yang Biasa Untuk Pangan..............................................................................................8
Bab 3.........................................................................................................................................................10
Prosedur Uji.............................................................................................................................................10
Bab 4.........................................................................................................................................................12
Ketentuan Perhitungan...........................................................................................................................12

iii
Bab 1

Pengertian kapang
Kapang adalah cendawan yang bersifat multiseluler dan tumbuh membentuk filamen
bercabang yang disebut hifa. Tiap sel memiliki inti / nuklei yang identik dan tumbuh dalam
koloni sebagai satu organisme.Warnanya mula-mula putih tetapi jika tumbuh spora maka akan
mengikuti warna sesuai jenis nya. Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian
yaitu miselium dan spora (sel resisten,istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan
beberapa filamen yang dinamakan hifa.i

Kapang cenderung untuk tumbuh di daerah yang gelap dan lembab, Kapang bereproduksi
secara aseksual ataupun seksual melalui spora, Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spura
seksual dan spora aseksual Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1- 10
µm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.
Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan
gangguan kesehatan.  

Beberapa kapang menghasilkan mikotoksin yang mampu menyebabkan keracunan tingkat


akut atau kronis.Mikotoksin adalah metabolit sekunder dari kapang yang dapat menyebabkan
efek toksis pada manusia yang disebut mikotoksik.

Apabila makanan terkontaminasi oleh kapang, maka dapat menyebabkan kerusakan yang
ditandai dengan ciri-ciri antara lain perubahan tekstur, terbentuk aroma yang tidak sedap, terjadi
perubahan rasa. Selain itu, dapat terjadi kontaminasi mikotoksin (racun fungi) yang dihasilkan
oleh spesies-spesies kapang kontaminan sehingga menyebabkan makanan tidak layak untuk
dikonsumsi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan isolasi dan identifikasi terhadap spesiesspesies
kapang kontaminan pada makanan yang dinamakan angka kapang khamir

4
Bab 2

Jenis-Jenis Kapang
2.1 Kapang Yang Biasa Untuk Pangan

a) Aspergillus
Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam. tinggi.
Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan
kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hiju, atau mungkin
membentuk sklerotia.
b) Penicillum
Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran buah-buahan, dan serelia. Selain itu
digunakan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic penisilin yang diproduksi oleh
Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum. Kegunaan lain untuk pematangan keju,
misalnya keju camembert oleh Penicillium camemberti yang konidianya berwarna abu.
c) Rhizopus
Rhizopus sering diebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti.
Selain itu kapang ini juga tumbuh pada sayuran, dan buah-buahan. Spesies rhizopus yang umum
ditemukan pada roti yaitu rhizopus stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan
sebagian Rhizopus diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti. Rhizopus
oligosporus dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan
oncom hitam.
d) Neurospora
Neurospora (Monila) sitophila dan N. crassa merupakan spesies yang umum dijumpai pada
makanan dan disebut kapang roti merah atau kapang nasi merah karena pertumbuhannya
yang cepat pada roti atau nasi dengan membentuk warna merah-oranye. N. sitophila juga

5
digunakan dalam pembuatan oncom merah. Pembentukan askospora yang terdapat didalam
perithesia jarang terlihat pada kapang ini.
Berikut jenis produk sesuai jenis kapangnya :

6
Bab 3

Prosedur Uji
Dapat dilakukan dengan uji AKK (angka kapang khamir)
3.1 Tujuan
Untuk mengetahui jumlah jamur yang tumbuh dalam suatu sempel
3.2 Prinsip
Jamur berasal dari media agar lempeng kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai
sehingga dapat dihitung
3.3 Alat yang digunakan
cawanpetri,oven,autoclave,tabung reaksi,LAF,inkubator
3.4 Bahan yang diguanakan

Media PAD,sempel ,aquadest,air pepton


3.5 Cara kerja
a. Pembuatan Bahan
1.timbang media yang ingin digunakan
2.larutkan dengamn aquadest sesuai perhitungan
3.panaskan diatas hote plate
4.lalu sterilkan
5.timbang pepton water
6.larutkan dengan aquadest,lalu pipet 9ml ke dalam tabung reaksi
7.lalu sterilkan
8.siapkan sempelnya
b. Pengenceran

1.buat air pepton dan masukan ke tabung reaksi sebanyak 9 ml


2.beri nama tabung reaksi dari 10 pangkat -1 sampai 10 pangkat -5
3.pipet sempel 1 ml ke tabung reaksi 10 pangkat -1
4.pipet cairan yang berada di 10 pangkat -1(campuran pepton dan sempel) sebanyak 1
ml masukan ke tabung reaksi 10 pangkat -2
5.lakukan seperti itu sampai tabung reaksi 10 pangkat -5

7
c. Media cawan
1.buat media PDA menggunakan cawan petri
2.pilih pangkat ganjil dari pengenceran tadi (10 pangkat -1,-3,dan-5)
3.tuang pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo(2x)
4.tuang kloramfenicol sebanyak 1 ml dan tuang juga media PDA ke cawan petri berisi
pengenceran tadi
5.tunggu mengeras
6.bungkus
7.inkubasi suhu 22-25 derajat

8
Bab 4

Ketentuan Perhitungan
(1) Jika anda mendapatkan cawan yang mengandung jumlah koloni sebanyak 10-150 koloni,
maka rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada seri pengenceran 10 didapatkan jumlah
koloni sebanyak 132 koloni (di cawan 1) dan 144 koloni (di cawan 2).Sementara pada
seri pengenceran 10 didapatkan jumlah koloni sebanyak 23 koloni dan 18 koloni.Dari
data tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus perhitungan. koloni sebagai berikut:

9
(2) Jika jumlah koloni per cawan lebih dari 150 pada seluruh pengenceran, maka laporkan
hasilnya sebagai terlalu banyak untuk dihitung (TBUD), tetapi jika salah satu
pengenceran mempunyai jumlah koloni mendekati 150, maka laporkan sebagai perkiraan
jumlah kapang.

Contoh :

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa pada pengenceran 10, 10, dan 10 m jumlah koloni
jauh melebihi 150 koloni sehingga dinyatakan sebagai terlalu banyak untuk dihitng
(TBUD) Sementara pada pengenceran 10, terdapat 155 koloni. Maka perkiraan kapang
pada 1 gram tempe adalah 155 koloni.

10

Anda mungkin juga menyukai