Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU


NOMOR 5 TAHUN 2007

TENTANG

PELAYANAN AIR MINUM


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada


masyarakat secara maksimal sehingga kebutuhan air minum pada
masyarakat tercukupi ;
b. bahwa pelayanan air minum selama ini belum ditangani secara
maksimal dan profesional, maka perlu diatur lebih detail mengenai
pelayanan Air Minum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Pelayanan Air Minum ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387 ) ;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) ;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Propinsi
Kalimantan Selatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4265 ) ;
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377 ) ;
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389 ) ;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) ;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pemakaian
Nama Perseroan Terbatas ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3740 ) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 ) ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4490);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 9 Tahun 2004
tentang Pembentukan BUMD Pemerintah Kabupaten Tanah
Bumbu (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2004
Nomor 09 seri E) ;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 11 Tahun 2005
tentang Kewenangan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai Daerah
Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2005
Nomor 11 seri E).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN TANAH BUMBU
dan
BUPATI TANAH BUMBU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TENTANG


PELAYANAN AIR MINUM.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Tanah Bumbu ;
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;
3. Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu ;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah DPRD Kabupaten Tanah Bumbu ;
5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Tanah
6. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Tanah Bumbu ;

7. Air adalah semua air yang terdapat pada diatas. Ataupun dibawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan dan air laut yang berda didarat;
8. Sumber air adalah tempat atau wadah alami/ atau buatan yang
terdapat pada, diatas ataupun dibawah permukaan;
9. Air Minum adalah air yang mempunyai syarat – syarat kualitas untuk
diminum;
10. Pipa distribusi adalah pipa pembawa air minum dari penampung
sampai dengan penampungan distribusi dan atau pipa – pipa untuk
pelayanan penyediaan air minum;
11. Pipa dinas adalah pipa yang menghubungkan antara pipa distribusi
dengan pipa persil sampai dengan meter air;
12. Pipa persil adalah pipa beserta peralatan dan perlengkapan
penyediaan air minum yang terletak didalam persil sesudah meter
air;
13. Persil adalah suatu bidang tanah dengan atau tampa bangunan yang
akan atau telah menggunakan fasilitas dari perusahaan daerah air
minum;
14. Meter air adalah suatu alat untuk mengukur pemakaian air;
15. Pelanggan adalah pemakai air minum setiap orang atau badan
hukum yang menggunakan air minum dari perusahaan daerah air
minum;
16. Instalatur adalah suatu badan usaha atau perorangan yang bergerak
dalam pekerjaan instalasi perairminuman;
17. Kran umum adalah sarana pelayanan untuk daerah – daerah
pemukiman tertentu yang dinilai penduduk cukup padat dan tingkat
kemampuan ekonomisnya masih rendah atau belum terjangkau oleh
sambungan langganan;
18.Hidran umum adalah tempat pengambilan air minum yang khusus
disediakan untuk penanggulangan kebakaran;
19. Mobil tangki adalah kendaraan roda empat atau pengangkut air
minum untuk melayanan langganan tertentu.

BAB II
PELAYANAN AIR MINUM
Pasal 2
(1) Pelayanan air minum kepada para pelanggan dilakukan dengan
cara:
a. Sambungan rumah;
b. Kran umum dan sarana lainnya;
(2) Pelayanan khusus yaitu melalui mobil tangki.
(3) Dalam keadaan tertentu atas pertimbangan Perusahaan Daerah
dapat menggunakan hidran kebakaran dengan memperhatikan
ketentuan – ketentuan dan persyaratan teknis.

BAB III
TATA CARA PEMASANGAN
(1) Pemasangan saluran pipa dinas dilakukan oleh dan atas biaya
Perusahaan Daerah atau dengan biaya pihak lain dan selanjutnya
menjadi milik Perusahaan Daerah.

(2) Pemasangan saluran pipa persil dilakukan atas biaya pemilik persil,
dilakukan oleh Perusahaan Daerah atau instalatur yang telah diakui
dan disyahkan oleh Perusahaan Daerah.
(3) Pemilik persil atau orang yang dikuasakan olehnya bertanggung
jawab penuh atas beban biaya yang ditimbulkan oleh pemeliharaan
pipa persil tersebut.
(4) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan baik saluran
pipa dinas maupun saluran pipa persil diatur oleh Perusahaan
Daerah.
(5) Meter air dipasang dan disegel oleh Perusahaan Daerah.
(6) Meter air yang mengalami kerusakan maka perbaikannya dilakukan
oleh dan atas biaya Perusahaan Daerah.
(7) Jika kerusakan itu ditimbulkan karena kesalahan/ kelalaian
langganan maka biaya perbaikannya merupakan tanggungjawab
langganan.
(8) Lokasi meter air harus dapat dicapai oleh petugas pencatat meter
maka penempatan meter air ditentukan oleh Perusahaan Daerah dan
dalam menjalankan tugas petugas Perusahaan Daerah boleh
memasuki semua tempat yang ada instalasi air minumnya dengan
sepengetahuan penghuni.

Pasal 4
(1) Calon pelanggan mengajukan permohonan pemansangan saluran air
minum dengan mengisi formulir yang disediakan dan dapat diperoleh
dikantor Perusahaan Daerah dengan terlebih dahulu memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
(2) Pemasangan saluran pipa dinas dan pipa persil serta pengaliran air
minum dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
(3) Pelanggan air minum dibagi dalam golongan yang terdiri dari :
a. Golongan sosial umum dan golongan sosial khusus;
b. Golongan rumah tangga A1, A2, A3 ;
c. Golongan instansi ;
d. Golongan niaga kecil dan niaga besar ;
e. Golongan industri kecil dan besar ;
f. Golongan khusus .
(4) Pengaturan mengenai golongan pelanggan diatur lebih lanjut dengan
peraturan Bupati.

Pasal 5
(1) Pelanggan air minum diberikan atas nama kepala keluarga atau
pemakai persil yang bersangkutan.
(2) Apabila pelayanan air minum tidak dapat dilakukan maka
Perusahaan Daerah dapat menolak permohonan yang diajukan
dengan menyebutkan alasan – alasannya.
(3) Apabila pelanggan meninggalkan persil atau sementara tidak
memerlukan pelayanan air minum diwajibkan melapor ke Kantor
Perusahaan Daerah.
(4) Apabila pelanggan tidak melaksankan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) maka segala kerugian yang timbul dibebankan kepada
pelanggan.

Pasal 6
Perusahaan daerah air minum tidak diwajibkan membayar gati rugi
apabila pelayanan air minum terganggu atau terhenti.

Pasal 7
Setiap orang atau badan hukum dilarang :
a. Mencuci atau mandi didekat alat – alat penyaluran air minum kecuali
yang diperuntukan untuk keperluan tersebut;
b. Mengubah peruntukan, mempergunakan untuk suatu perusahaan,
memakai dengan sangat boros terhadap air minum atau mobil unit
tangki air;
c. Mengubah keadaan tutup dan atau merusak segel hidran kebakaran
yang dipasang pada pipa distribusi;
d. Membuka segel pada meter, merusak meter air dan atau
memindahkan meter air;
e. Menjual atau memberikan dengan cara lain air minum yang didapat
dari pipa persil dengan tidak mempunyai izin tertulis dari Perusahaan
Daerah:
f. Mengalirkan air minum dari kran umum langsung kepersil pelanggan
lain;
g. Mempergunakan pompa isap langsung dari pipa dan atau cara lain
yang nenyimpan yang dapat mempengaruhi terhadap pemakian
sendiri atau orang lain maupun terhadap meter airnya;

BAB IV
PERHITUNGAN REKENING AIR MINUM
Pasal 8
(1) Rekening air minum dalam satu bulan dihitung berdasarkan
pemakaian air hasil pencatatan meter air dikalikan tarif air, ditambah
biaya pemeliharaan meter air.
(2) Jumlah yang harus dibayar seperti yang tercantum dalam rekening
air minum harus dilunasi sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukukan oleh Perusahaan Daerah.
(3) Dalam hal meter air tidak berjalan baik atau tidak terbaca jumlah
pencatat meter maka perhitungan pemakaian didasarkan pada
pertimbangan catatan pemakaian rata – rata dalam tiga bulan bulan
terahir.

Pasal 9
(1) Atas pemakaian air oleh pelanggan diterbitkan kwitasi (rekening)
yang harus dibayar oleh setiap pelanggan baik melaui petugas
penagih atau langsung pada tempat pembayaran yang telah
ditentukan tepat pada waktunya.
(2) Apabila pelanggan terlambat membayar akan dikenakan denda yang
akan tetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB V
KETENTUAN TARIF
Pasal 10
(1) Setiap pemasangan, perubahan pipa dinas dan atau pipa persil, balik
nama pelanggan, pembukaan kembali sambungan dikenakan tariff
pelayanan yang besarnya ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(2) Pengaturan mengenai tariff air minum ditetapkan dengan keputusan
Bupati berdasarkan usulan Direktur setelah disetujui Badan
Pengawas.
Pasal 11
(1) Untuk setiap pemasangan sambungan air minum baru dikenakan
biaya dasar biaya nyata meliputi biaya material, ongkos kerja dan
administrasi yang besarnya ditetapkan oleh PDAM.
(2) Tarif pemasangan sambungan air minum baru untuk setiap golongan
ditetapkan berdasarkan indeks golongan tariff dengan struktur.
(3) Tarif pemasangan sambungan air minum baru ditentukan oleh
diameter pipa yang dipakai didasarkan pada indeks.

Pasal 12
(1) Untuk pemeriksaan instalasi persil (instalasi dalam)pada setiap
pemasangan sambungan air minum dikenakan tariff.
(2) Uang pendaftaran tidak bisa dikembalikan apabila pelanggan
berhenti menjadi pelanggan Perusahaan Daerah.

Pasal 13
Pembayaran biaya pemasangan baru (BP) dihitung berdasarkan pada
biaya dasar(BD) dikalikan indeks golongan tariff (IGT) dikalikan indeks
diameter pipa (IDP) ditambah biaya pemeriksaan instalasi dalam (BPID)
ditambah uang jaminan langganan(UJL) sebagaimana dimaksud dalam
pasal dengan rumus BP=(BDXIGTXJDP) + BPID+UJL+UP.

Pasal 14
Pemutusan/ penutupan air minum dikenakan kepada setiap pelanggan
dalam hal :
a. Rekening air minum dikenakan tidak dibayar dalam waktu 2(dua)
bulan sejak jatuh tempo pembayaran;
b. Pengambilan air tampa melaui meter air yang dipasang Perusahaan
Daerah;
c. Segel pada meter air terdapat rusak atau terbuka;
d. pelanggan yang bersangkutan menjual atau memperdagangkan air
minum tamapa mendapat izin dari perusahaan Daerah;
e. pelanggan yang bersangkutan ternyata menggunakan pompa atau
alat sejenis secara langsung;
f. Saluran pipadinas atau saluran pipa persil ternyata diubah
sedemikian rupa sehingga tidak memenuhi syarat – syarat yang
Pasal 15
Pembayaran tambahan dikenakan pada setiap pelanggan dalam hal :
a. Keterlambatan pembayaran rekening air minum dari waktu yang
telah ditentukan ;

b. Penyambungan kembali saluran air minum karena terkena tindakan


penutupan/ pencabutan/ pemutusan sementara;
c. Terjadi kerusakan pada meter air dan perlengkapannya;
d. Meter air dipindahkan tanpa seizin Perusahaan Daerah.

Pasal 16
(1) Seluruh biaya pemasangan sambungan air minum harus dibayarkan
pada kas Perusahaan Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh
Perusahaan Daerah setelah surat pemberitahuan pembayaran
disampaikan kepada pemohon.
(2) Apabila calon pelanggan sudah memenuhi persyaratan maka
Perusahaan Daerah berkewajiban untuk melakukan pemasangan
sesuai dengan yang ditentukan.

BAB VI
PEMERIKSAAN METER AIR
Pasal 17
(1) Untuk pengujian meter air dilakukan dibengkel Perusahaan Daerah
atas permintaan pelanggan.
(2) Dalam hal pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka
kepada pelanggan dikenakan biaya apabila dalam pengujian ada
penyimpangan yang melebihi 5% dari keadaan normal dan kelebihan
pemakian air minum akan dihitung pada bulan berikutnya.
(3) Penggantian atas meter air yang hilang atau rusak karena kesalahan
atau kelalaian pelanggan sendiri akan dikenakan penggantian biaya
sesuai dengan harga perolehan terahir dan ditambah biaya
pemasangan.

Pasal 18
(1) Hidran kebakaran yang dipasang dan disediakan oleh Perusahaan
Daerah setiap saat dapat dipergunakan untuk kepentingan pemadam
kebakaran dan segel meter air dapat diputus setelah melaporkan ke
Perusahaan Daerah dan pengelola pemadam kebakaran.
(2) Atas pemakaian air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemeritah
Daerah diwajibkan membayar kepada Perusahaan Daerah dengan
tarif social berdasarkan jumlah pemakaian air yang tercatat pada
meter air hidran kebakaran.

BAB VII
PELAYANAN MOBIL TANGKI DAN KRAN UMUM
Pasal 19
(1) Pelayanan mobil tangki dipergunakan untuk daerah – daerah
pemukiman tertentu yang belum dapat dipasang kran umum melaui
pipa distribusi atau melalui terminal air.
(2) Untuk tariff pelayanan mobil tangki didasarkan pada harga air dan
biaya transport.
(3) Pelayanan kran umum diperuntukan bagi daerah – daerah
tingkat kemampuan ekonominya masih rendah atau yang belum ada
sambungan pelanggan.
(4) Pengelolaan pelayanan mobil tangki dan kran umum dilakukan oleh
Perusahaan Daerah.

BAB VIII
PENYAMBUNGAN KEMBALI
Pasal 20
(1) Bagi pelanggan yang telah diberhentikan oleh Perusahaan Daerah
dapat mengajukan kembali dalam waktu enam bulan sejak tanggal
pemberhentian dan harus membayar kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15.
(2) Bagi pelanggan yang tidak mengajukan permohonan sebagimana
dimaksud pada ayat (1) maka pelanggan akan diberlakukan sebagai
pelanggan baru ditambah dengan membayar kewajiban sesuai
dengan keputusan direktur.

BAB IX
SANKSI
Pasal 21
(1) Bagi pelanggan air minum yang mengambil air sebelum meter air
terpasang yang akibat karena sengaja merusak/ mengubah meter
air dan perlengkapanya diwajibkan membayar ganti rugi sebesar 15
kali pemakian air tertinggi bulan rekening yang pernah terpakai.
(2) Bagi calon pelanggan yang sudah terdaftar maupun yang belum jika
yag bersangkutan telah mengalirkan air dari Perusahaan Daerah
baik untuk dirinya sendiri atau orang lain maka diwajibkan membayar
ganti rugi sebesar biaya pemasangan sambungan baru.
(3) Bagi pelanggan atau calon pelanggan yang melaggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), maka akan dikenakan
denda.

BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 22
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ( Lima Puluh Juta
Rupiah ).
(2) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetorkan ke Kas Daerah.
(3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 23
(1) Selain Pejabat Penyidik umum yang bertugas menyidik tindak
pidana, penyidik atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh penyidik Pegawai
Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yang mengangkatnya
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi
daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap
dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai


orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah
tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi
daerah;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
e. melakukan penggeledahahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
tindak pidana di bidang retribusi daerah;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
retribusi daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan
k. melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara sebagai


tindakan tentang :
a. Pemeriksaan tersangka ;
b. Pemasukan rumah ;
c. Penyitaan benda ;
d. Pemeriksaan Surat ;
e. Pemeriksaan Sanksi ;
f. Pemeriksaan ditempat kejadian.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati Tanah Bumbu.

Pasal 25
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua Peraturan yang
mengatur tentang Pelayanan Air minum di Kabupaten Tanah Bumbu
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 26
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Tanah Bumbu.

Ditetapkan di Batulicin
pada tanggal
BUPATI TANAH BUMBU,

TTD

H. ZAIRULLAH AZHAR

Diundangkan di Batulicin
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU,

TTD

H. ZULFADLI GAZALI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU


TAHUN 2007 NOMOR 29.

Anda mungkin juga menyukai