Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 020118011
Semester : VII A
Mata Kuliah : Konservasi Tanah dan Air
Prodi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Tanah Inceptisol
Tanah Inceptisol memiliki total populasi bakteri dan jamur tertinggi pada
tipe penggunaan lahan kebun campuran (TiLc), yaitu 6,62 x 108 spk g-1 tanah
dan 17,00 x 105 spk g-1, hal ini disebabkan karena tanah Inceptisol dengan tipe
penggunaan lahan kebun campuran (TiLc) mempunyai C-organik tertinggi, yaitu
3,44% dan memiliki N-total tertinggi, yaitu 0.20%. Uji korelasi juga menunjukkan
adanya pengaruh yang sangat nyata antara total populasi bakteri dengan C-organik
(r = 0,89), dan berpengaruh sangat nyata pula pada uji korelasi antara total
populasi jamur dengan C-organik (r = 0,87). C-organik tertinggi pada tipe
penggunaan lahan kebun campuran (TiLc) juga disebabkan karena pengelolaan
yang tidak intensif (hasil wawancara petani) dan beragamnya eksudat akar yang
dihasilkan pada kebun campuran. Mikroorganisme dalam tanah biasanya
terkonsentrasi pada daerah sekitar perakaran karena akar mengeluarkan berbagai
sekresi yaitu berupa asam amino, karbohidrat, vitamin, nukleotidadan enzim, oleh
karena itu, eksudat akar merupakan sumber nutrisi bagi mikroorganisme tanah
(Soemarno, 2010).
Tanah Inceptisol dengan tipe penggunaan lahan kebun campuran (TiLc)
memiliki nilai respirasi tertiggi yaitu 7,43 mg C-CO2 kg-1 tanah hari-1, hal ini
disebabkan karena tanah Inceptisol memiliki total populasi bakteri dan jamur
tertinggi pada tipe penggunaan lahan kebun campuran (TiLc), yaitu 6,62 x 108
spk g-1 tanah dan 17,00 x 105 spk g-1. Hal ini juga didukung dengan uji korelasi
yang berpengaruh yang sangat nyata antara respirasi dengan total populasi bakteri
(r = 0,96) dan berpengaruh sangat nyata pula pada uji korelasi antara respirasi
dengan total populasi jamur (r = 0,91), karena respirasi di dalam tanah
dipengaruhi oleh tingginya aktivitas mikroorganisme, produksi CO2 yang tinggi
berarti aktivitas mikroorganisme tanah juga tinggi (Sumariasih, 2003).
Tanah Inceptisol dengan tipe penggunaan lahan sawah irigasi dengan
tanaman padi (TiLs) memiliki total populasi bakteri, total populasi jamur dan
respirasi terendah dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan lainnya,
kemungkinan hal ini disebabkan karena pada tipe penggunaan lahan sawah irigasi
dengan tanaman padi pengelolaan tanahnya sangat intensif dengan memakai
pupuk urea dan phonska (8hari), phonska (25 hari) dan npk (1bulan), dan pada
saat panen jeraminya dipakai untuk pakan ternak kemudian sisa-sisa dari tanaman
padi tersebut di bakar (hasil wawancara petani).
Jenis tanah lithic ustropepts, typic ustropepts, dan vertic eutropepts berasal
dari satu ordo yang sama yaitu inceptisols. Hasil analisis erodibilitas tanah baik
menggunakan persamaan Wischmeier-Smith ataupun dengan nomograf
menunjukkan adanya variasi tingkat erodibilitas tanah. Jenis tanah inceptisols
memiliki rentang nilai erodibilitas 0,15 hingga 0,58. Pada tanah typic ustropepts
dijumpai variasi pada rentang 0,15 hingga 0,58; pada tanah lithic ustropepts
dijumpai nilai erodibilitas 0,17, 0,18, dan 0,30; pada tanah vertic eutropepts
dijumpai nilai erodibilitas 0,34, 0,36, dan 0,58.
Variasi nilai erodibilitas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lahan antara
lain kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Jenis tanah yang berkembang pada
kondisi lahan yang bervariasi cenderung memiliki tingkat erodibilitas yang
bervariasi pula. Tingkat erodibilitas tanah terdiri dari tingkat rendah, sedang, agak
tinggi, tinggi, hingga sangat tinggi. Pada jenis tanah typic ustropepts tingkat
erodibilitas rendah dijumpai pada daerah lereng miring dengan penggunaan lahan
sawah dan tegalan; tingkat erodibilitas sedang dijumpai pada lereng agak curam
hingga curam dengan penggunaan lahan tegalan, semak belukar, dan kebun
campuran; tingkat erodibilitas agak tinggi dijumpai pada lereng agak curam dan
curam dengan penggunaan lahan permukiman; serta tingkat erodibilitas sangat
tinggi pada lereng curam dan penggunaan lahan sawah.
Pada jenis tanah lithic ustropepts tingkat erodibilitas rendah dijumpai pada
lereng curam dengan penggunaan lahan permukiman dan tegalan, semak belukar,
atau kebun campuran; tingkat erodibilitas agak tinggi pada lereng curam
penggunaan lahan sawah; serta tingkat erodibilitas tinggi pada lereng miring
penggunaan lahan sawah. Pada jenis tanah typic haplustalfs dijumpai tingkat
erodibilitas rendah pada lereng miring dengan penggunaan lahan tegalan, kebun
campuran, semak belukar serta tingkat erodibilitas tinggi pada lereng miring
penggunaan lahan sawah. Jenis tanah vertic eutropepts tingkat erodibilitas agak
tinggi pada lereng miring penggunaan lahan sawah dan tegalan, serta tingkat
erodibilitas sangat tinggi pada lereng miring penggunaan lahan permukiman.
DAFTAR PUSTAKA
Apulina, Sri., Sumono., Rohanah, Ainun. (2019). Kajian sifat fisika dan kimia
tanah inceptisol pada lahan karet telah menghasilkan dengan beberapa jenis
vegetasi yang tumbuh di kebun ptpn iii sarang giting. Jurnal rekayasa
pangan dan pert., Vol.7 No. 2
Ashari, Arif. (2013). Kajian tingkat erodibilitas beberapa jenis tanah di
pegunungan baturagung desa putat dan nglanggeran kecamatan patuk
kabupaten gunungkidul. Jurnal Informasi, No. 12. 3-25 hal.
Ayu, Gusti., Saridevi, Ratih., Atmaja, I Wayan. (2013). Perbedaan Sifat Biologi
Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol,
dan Vertisol. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2, No. 4. 219-220.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. 288 hal.
Soil Survey Staff. 2011. Soil Taxonomy a Basic System of Soil Classification for
Making and Interpreting Soil Surveys Eleventh Edition. United States
Department of Agriculture. Washington DC. 754 hal.