Anda di halaman 1dari 89

UPAYA MEMBACA DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN DI

MASYARAKAT KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN


BATANG HARI JAMBI

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (S.1) Ilmu Al-Qur‟an Tafsir
Fakultas Ushuluddin

Oleh :
NAMA : RUDI ARDIANSYAH
NIM : UT. 150227

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
MOTTO

۟ ُ‫ك لِّ َي َّد َّبر ُٓو ۟ا َءا َٰ َي ِت ِهۦ َولِ َي َت َذ َّك َر أ ُ ۟ول‬
‫وا‬ َ ‫نز ْل َٰ َن ُه إِلَ ْي‬
ٌ ‫ك ُم َٰ َب َر‬ َ َ‫ِك َٰ َتبٌ أ‬
‫ب‬ِ ‫ْٱْلَ ْل َٰ َب‬
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

038. Shaad {29}

َ ‫ض َعن ِذ ْك ِرى َفإِنَّ لَهُۥ َم ِعي َش ًة‬


ُ ْ‫ضن ًكا َو َنح‬
‫شرُ هُۥ‬ َ ‫َو َمنْ أَعْ َر‬
‫َي ْو َم ْٱلقِ َٰ َي َم ِة أَعْ َم َٰى‬

Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

020. Thaahaa {124}

v
ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenginan penulis untuk menggali lebih
jauh bagaimana upaya masyarakat Kecamatan Pemayung untuk dapat membaca
dan memahami Al-Qur‟an, ketertarikan penulis muncul setelah melihat beberapa
kegiatan masyarakat secara berkelompok maupun secara individu mangaji al-
Qur‟an, di samping itu juga hal penulis ingin mengetahui apa saja factor yang
meningkatkan kegemaran masyarakat untuk membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan (living Al-
Qur’an) yang berbasis pada tema sosial-budaya, dan jenis penelitian kualitatif,
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi,
untuk mendukung data selama observasi dan interview.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, dapat di bedakan secara individu
dan secara kolektif dalam lembaga. Sedangkan faktor yang melatar belakangi
lembaga-lembaga untuk menggiatkan pembacaan dan pemahaman Al-Qur‟an
yakni: pertama. faktor agama, adalah faktor keyakinan masyarakat berbentuk
dorongan keagamaan, baik sumber dari Al-Qur‟an maupun hadis. kedua, sosio-
kultural dan ketiga, faktor fsikologis berupa motivasi dalam mencari ketenangan
jiwa.

vi
PERSEMBAHAN

َّ ‫ُوا َي ْف َسح‬
‫ٱَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا‬ ِ
۟ ‫ِس َفٱ ْف َسح‬
ِ ‫ُوا فِى ْٱل َم َٰ َجل‬ َ ‫َٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم َت َف َّسح‬
َّ ‫ت ۚ َو‬
ُ ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫ِين أُو ُت‬
ٍ ‫وا ْٱلع ِْل َم د ََر َٰ َج‬ َ ‫وا مِن ُك ْم َوٱلَّذ‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن‬ َّ ‫وا َيرْ َفع‬
َ ‫ٱَّلل ُ ٱلَّذ‬ ۟ ‫ش ُز‬ ُ ‫وا َفٱن‬ ۟ ‫ش ُز‬
ُ ‫قِي َل ٱن‬
ِ
‫ون َخ ِبير‬ َ ُ‫ِب َما َتعْ َمل‬

Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara


kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan
beberapa derajat.
(Q.S Al- Mujadalah : 11)

Ya Allah.... sepercik ilmu telah engkau karuniakan


kepadaku hanya puji dan syukur yang dapat
kupersembahkan kepadamu. Hamba hanya mengetahui
sebagian kecil ilmu yang ada padamu seperti Firmanmu.
Lahirnya sebuah kesuksesan bukan karena kebetulan atau
karena keberuntungan.
Tetapi ....
Sukses itu terwujud melalui kemauan, keyakinan, kerja
keras, usaha dan do’a. Tetapi perlu diingat manusia hanya
wajib berusaha semaksimal mungkin, tetapi tidak wajib
untuk berhasil.
Dengan segenap ketulusan hati, kupersembahkan karya tulis
ini kepada yang mulia Ayahandaku Habki bin Umar dan
Ibundaku tercinta Asna Wati binti Hasan dan seluruh Paman
Bibi Kakak Abang serta Adik-adiku yang tersayang, yang
selalu memberikan dorongan dan do’a demi keberhasilanku.
Semoga semuanya selalu mendapat rahmat, Inayah, Taufiq,
Dan Hidayah Allah SWT Amin.

vii
KATA PENGANTAR

‫الرِح ْي ِم‬ َّ ‫بِ ْس ِم الل ِّه‬


ّ ‫الر ْح َم ِن‬

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan,
dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul, “Upaya Membaca Dan Memahami Al-Qur’an Di Masyarakat Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari Jambi.”
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang
senantiasa istiqamah dalam perjuangan agama Islam. Semoga kita menjadi
hamba-hamba pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal Alamin.
Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,
mendidik, menyayangi, dan senantiasa mengsupport serta mendoakan penulis
sehingga karya ini dapat diselesaikan.
Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Djunaidi, M.Pd.I selaku pembimbing I, dan Ibu Ermawati,
MA selaku pembimbing II.
2. Ibu Ermawati, MA selaku kepala Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Abd Ghaffar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Masyan M Syam, M. Ag, bapak H. Abdullah Firdaus, Lc,
MA, Ph.D, dan bapak Dr. Pirhat Abbas, M. Ag selaku wakil Dekan I, II,
III Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi
5. Bapak Dr. Hadri Hasan M.Ag selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Bapak Prof. Dr. H. Sua‟idi Asy‟ari, MA Ph.D, bapak Dr. H. Hidayat, M.
Pd, dan Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku wakil Rektor I, II, III, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jamb, semoga ilmu yang di ajarkan kepada penulis
selama ini dapat diamalkan sebagaimana mestisnya.

viii
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
TRANSLITERASI ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Batasan Masalah....................................................................................4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. .........................................................4
E. Metode Penelitian..................................................................................5
F. Kerangka Teori....................................................................................10
G. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu................................................12

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN DAN KEGIATAN


MASYARAKAT KECAMATAN PEMAYUNG DALAM UPAYA
MEMBACA DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN
A. Profil Kecamatan Pemayung ...............................................................14
B. Sejarah Masuknya Al-Qur‟an di kecamatan pemayung......................17
C. Eksistensi Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung ..................................18
D. Angka Buta Aksara Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung...................20

x
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM UPAYA MEMBACA
DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN DI KECAMATAN
PEMAYUNG
A. Bentuk Kegiatan dan Pelaksanaan Kegiatan ..................................21
B. Tujuan Kegiatan Membaca dan Memahami Al-Qur‟an.................38
C. Respon Masyarakat Terhadaf Kegiatan .........................................41

BAB IV EFEKTIP KEGIATAN DALAM MENGHANTAR


MASYARAKAT MEMAHAMI AL-QUR’AN DI
KECAMATAN PEMAYUNG
A. Efektip Kegiatan.............................................................................48
B. Faktor-faktot Yang Mempengaruhi Masyarakat ............................51
C. Dampak Kegiatan Terhadap Masyarakat .......................................55
D. Analisis Terhadaf Kegiatan ............................................................60
E. Kegiatan Alternatif .........................................................................64

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................66
B. Saran-saran .....................................................................................67
C. Kata Penutup ..................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRIKULUM VITAE

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Nama Desa Di Kematan Pemayung .................................................15


Table 2: Jumlah Guru Pengajian Antar Magrib Isya .....................................29
Table 3: Nama Ketua Beserta Anggota Pengurus Forum Da‟I ......................33
Table 4: Nama Ketua Berserta Anggota Pengurus BKMT ............................35
Tabel 5: JumlahMadrasah Ibtida‟iah ..............................................................38

xii
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
‫ا‬ „ ‫ط‬
‫ب‬ b ‫ظ‬
‫ت‬ t ‫ع‬ ‘

‫ث‬ ts ‫غ‬ gh

‫ج‬ j ‫ف‬ f

‫ح‬ ‫ق‬ q

‫خ‬ kh ‫ك‬ k

‫د‬ d ‫ل‬ l

‫ذ‬ dz ‫م‬ m

‫ر‬ r ‫ن‬ n

‫ز‬ z ‫ه‬ h

‫س‬ s ‫و‬ w

‫ش‬ sy ‫ء‬ ,

‫ص‬ ‫ي‬ y

‫ض‬

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

َ‫ا‬ A ‫ﺎ‬ Ā ‫اِى‬ ˉi

َ‫ا‬ U ‫اى‬ Á ‫او‬ Aw


ِ‫َا‬ I ‫او‬ Ū ‫اى‬ Ay

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi umat islam, Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi dasar dan
pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari
mereka umumnya telah melakukan interaksi dengan Al-Qur‟an, dalam bentuk
membaca, memahami dan mengamalkan, maupun dalam bentuk interaksi sosio-
kultural. Itu semua karena mereka mempunyai keyakinan, bahwa berinteraksi
dengan Al-Qur‟an secara maksimal akan memperoleh kebahagian dunia dan
akhirat.
Fenomena interaksi atau model “pembacaan” masyarakat muslim terhadap
Al-Qur‟an dalam sosial ternyata sangat dinamis dan variatif. Sebagai bentuk
resepsi sosio-kultural, apresiasi dan respons umat Islam terhadap Al-Qur‟an
memang sangat dipengaruhi oleh cara berpikir, kondisi sosial, dan konteks yang
mengitari kehidupan mereka. Berbagai bentuk dan model praktik resepsi dan
respon masyarakat dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan Al-Qur‟an itu
lah yang disebut living Qur‟an (Al-Qur‟an yang hidup) ditengah kehidupan
masyarakat.1
Lintasan sejarah Islam, bahkan pada era yang sangat dini, praktek
memperlakukan Al-Qur‟an atau unit-unit tertentu dari Al-Qur‟an sehingga
bermakna dalam kehidupan praktis umat pada dasar nya sudah terjadi. Ketika
Nabi Muhammad SAW. Masih hidup, sebuah masa yang paling baik bagi Islam,
masa di mana semua perilaku umat masih terbimbing wahyu lewat Nabi secara
langsung, praktek semacam ini konon sudah di lakukan oleh Nabi sendiri.2
Interaksi muslim dengan Al-Qur‟an biasanya dimulai dengan belajar
membaca Al-Qur‟an. Pada masa lalu orang belajar membaca Al-Qur‟an

1
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir,(Yogyakarta : idea press
Yogyakarta, 2015 ) hlm, 103-104
2
Muhammad Yusuf, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (depoksleman
yokyakarta2007),hlm.3

1
2

membutukan waktu bertahun-tahun.3 Membaca Al-Qur‟an di kalangan muslim


kadang kala dilakukan sendiri-sendiri, kadang kala dilakukan bersama-sama.
Pembacaan Al-Qur‟an secara reguler ayat demi ayat surat demi surat amatlah
biasa. Di antara pembaca ada yang menandai bagian-bagian ayat yang dipandang
urgen (penting) dengan alat tulis pena, baik dengan melingkari, atau menggaris
bawahi atau dengan memberi catatan di pinggir bagian tulisan Al-Qur‟an,
sehingga Al-Qur‟an itu terkesan kotor.
Tidak semua orang setuju dengan praktek pembacaan Al-Qur‟an disertai
penandaan-penandaan seperti tersebut terakhir. Mengenai hal ini dapat digali
pandangan pihak-pihak yang setuju dan yang tidak setuju. Lebih penting dari itu
adalah mengetahai maksud, tujuan perilakunya dan manfa‟at yang diperoleh nya.
Ada juga kelompok membaca Al-Qur‟an pada waktu tertentu, misal nya
membaca surah yasin pada malam jum‟at, orang-orang yang mengikuti kegiatan
itu memiliki motivasi yang beragam, baik motivasi keagamaan untuk memperoleh
fadhilah maupun motivasi sosial, sekedar untuk media pergaulan, dan sebagai
nya.4
Kecamatan Pemayung adalah salah satu Kecamatan yang berpenduduk
mayoritas beragama Islam, mayoritas penduduk meyakini bahwa Al-Qur‟an
merupakan pedoman dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Mereka
mempunyai kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an yang beragam,
begitupun beragam dalam cara penerapan nya di dalam kehidupan sehari-hari.
Sampai saat ini masyarakat Kecamatan Pamayung masih menjalankan
kegiatan-kegiatan dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an yang
diajarkan oleh nenek moyang terdahulu dan para guru-guru mereka yang telah
terlebih dahulu memahami Al-Qur‟an. Maka dari itu kegiatan membaca dan
memahami Al-Qur‟an masih dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan pemayung.
Masyarakat Kecamatan Pemayung mempunyai kegiatan-kegiatan dalam
upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di dalam kehidupan sehari-hari,
adapun waktu-waktu yang dijadikan masyarakat Kecamatan Pemayung untuk
3
Ibid, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis , hlm. 13
4
Ibid, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis , hlm. 14-15
3

memahami Al-Qur‟an, seperti, pada malam jum‟at, siang jum‟at, sore sabtu,
malam minggu, siang minggu, malam senin, dan pada hari pernikahan maupun
peringatan kematian.
Dalam upaya memahami Al-Qur‟an, masyarakat Kecamatan Pemayung
terlebih dahulu memulai dengan cara belajar membaca, kegiatan belajar membaca
ini lebih didominasi anak-anak. Sedangkan bagi para orang tua cukup membaca
Al-Qur‟an dengan apa yang sudah mereka pelajari, adapun di kalangan pemuda
desa dalam Kecamatan Pemayung terjadi penurunan minat untuk membaca dan
memahami Al-Qur‟an.
Terkait terjadinya penurunan minat membaca Al-Qur‟an ternyata tidak
hanya terjadi di kalangan remaja, Secara umum mayoritas masyarakat kecamatan
Pemayung yang beragama Islam mengetahui bahwa Al-Qur‟an merupakan
petunjuk, akan tetapi hanya sebagian masyarakat yang menginginkan untuk
memahami Al-Qur‟an, itu pun hanya dilakukan dalam kelompok pengajian yang
murni membaca al-Qur‟an tanpa ada pelajaran-pelajaran menafsirkan al-Qur‟an.
Sehingga aplikasi dari ajaran Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari mereka
belum juga bisa dilakukan, mereka belum dekat dengan budaya hidup yang
dikehendaki Al-Qur‟an yang pada akhirnya membuat al-Qur‟an belum mebawa
banyak pengaruh pada kehidupan mereka.5
Dengan melemahnya pembacaan Al-Qur‟an di masyarakat dan
pemahaman nya, yang sudah tidak bisa dibedakan mana yang benar-benar
menjalankan syari‟at islam dalam segi pembacaan Al-Qur‟an dan pemahaman
nya, patut di ketahui bahwa bagagimana bisa masyaraka yang mayoritas beragama
islam, tetapi sedit sekali yang paham dan menjalan syari‟at islam dari segi
membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Maka dari itu melihat dari latar belakang diatas penulispun tertarik sebagai
peneliti untuk meneliti bagai mana pemahaman dan cara membaca Al-Qur‟an,
yang di terapkan oleh masyarakat sehari-hari dan lebih menariknya sejauh mana
faktor masyarkat dalam memahami Al-Qur‟an.
5
Ketua Forum Da‟i kecamatan pemayung , hasil wawancara 05 0ktober 2018 peneliti
terhadap masyarakat Kecamatan. Pemayung yang sudah penelti cermati dalam beberpa tahun
belakangan, dan peneltipun lansung beriteraksi dengan masyarakat,Kecamatan Pemayung.
4

Melihat phenomena keberadaan Al-Qur‟an di tengah masyarakat


Kecamatan Pemayung tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui secara lebih
jauh bagaimana kegiatan masyarakat dalam upaya membaca dan memahami Al-
Qur‟an dan bagaimana pengaruh dari kegiatan-kegiatan tersebut terhadap
masyarakat?

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan pokok dalam
pembahasan skripsi ini adalah Bagaimanakah Pengaruh kegiatan membaca dan
memahami Al-Qur‟an di Masyarakat Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari Jambi, persoalan tersebut penulis rumuskan dalam beberapa rumusan
masalah berikut ini :
1. Bagaimana Upaya Membaca dan Memahami Al-Qur‟an Masyarakat
Kecamatan Pemayung ?
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Al-Qur‟an Di Masyarakat
Kecamatan. Pemayung Kabupaten. Batang Hari. Jambi. ?
3. Bagaimana Dampak kegiatan Membaca dan Memahami Al-Qur‟an
Terhadap masyarakat Kecamatan Pemayung. ?

C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan ini maka penelitian ini dibatasi hanya
akan membahas upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an, di Desa Teluk
Ketapang, dan Desa Ture. tanpa membahas kegiatan dalam upaya memperoleh
pemahaman agama seperti kajian fiqih, dan lain sebagainya. Begitu juga dari segi
pengambilan data dari tokoh masyarakat yang diwawancarai, penulis membatasi
pada tokoh-tokoh ketua organisasi masyarakat yanga ada di kecamatan, karena
data-data pengajian disetiap Desa sudah tersedia di ketua tingkat kecamatan
tersebut.
5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Berdasar latar belakang masalah penelitian, maka tujuan penulis yang
diinginkan tercapai adalah :
1. Untuk mengetahui kegiatan masyarakat Kecamatan Pemayung dalam
upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
masyarakat Kecamatan Pemayung dalam upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an.
3. Untuk mengetahui dampak kegiatan tersebut terhadap masyarakat
Kecamatan Pemayung.

Berdasar latar belakang di atas adapun kegunaan dari penelitian ini:


1. Secara akademis, penelitian ini merupakan satu sumbangan sederhana
bagi pengembangan studi Al-Qur‟an dan untuk kepentingan studi
lanjutan, di harapkan berguna bagi bahan acuan, refrensi dan lain nya
bagi para penulis yang ingin memperdalam living Al-Qur‟an.
2. Secara Praktis, hasil penelitian ini di harapkan mampu menjadi
tambahan pengetahuan tentang medel penelitian masyarakat yang
memiliki keragaman dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an
sebagai mana yang terjadi di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
hari Jambi.

E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Mengetahui persoalan masyarakat dalam upaya membaca dan memahami
Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, akan digunakan pendekatan metode
kualitatif. Dalam arti yang luas, metolodogi berarti proses, prinsip-prinsip dan
prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan dan usaha mencari
jawabannya. Dalam ilmu-ilmu sosial, istilah itu dipakai untuk makna bagai mana
seseorang melakukan riset, sebagai mana dalam melakukan sesuatu pekerjaan
6

kita, dan tujuan-tujuan kita banyak mempengaruhi prosedur metologi yang kita
pilah.6
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian adalah metode kualitatif,
sebagai mana disebutkan sebelum nya, metodologi kualitatif menunjukkan kepada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif : ungkapan atau catatan
orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobsesi. Pendekatan ini,
mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-individu secara utuh. Metode
kualitatif memungkinkan memahami masyarat secara personal dan memandang
mereka sebagai mana mereka sendiri mengungkap pandangan dunia nya. 7

2. Setting Penelitian
Penelitian ini memilih settingan pada Kecamatan Pemayung, Kabupaten
Batang Hari Jambi. Alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah :
(1) Kecamatan Pemayung merupakan daerah yang mayoritas berpenduduk
beragama islam.
(2) Secara pragmatis, peneliti lebih mudah mengakses informasi Karena tempat
domisili penulis yang berada ditempat Kecamatan Pemayung.

3. Sumber Data
Adapun sumber data lapangan terdiri dari :
 Manusia, yaitu ketua kantor urusan agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat.
 Peristiwa, yaitu realita kehidupan masyarakat Kecamatan Pemayung terhadap
Al-Qur‟an.
 Dokumentasi, yaitu berupa arsip, dokumen resmi, broser, profil, jurnal, buku
panduan, dan lain-lain.

4. Metode Pungumpulan Data

6
Stiven j. Taylor Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian. ( Usaha Nasional ,Surabaya
Indonesia. 1993) hlm .25
7
Ibid , Stiven j. taylor kualitatif –dasar-dasar penelitian . hlm. 30
7

Kegiatan riset atau penelitian yang pada dasarnya adalah sebagai upaya
mencari data yang akan di pergunakan untuk mengetahui sesuatu gambaran yang
sedang diamati (diteliti), dibahas atau dianalisis. Kemudian ditarik suatu
kesimpulan, dengan melakukan pengujian suatu hipotesis, dan hal lainnya adalah
untuk mencari pemecahan permasalahan tertentu.8 Prosedur pengumpulan data
dalam studi ini menggunakan tiga tehnik yang di lakukan penulis dalam
penelitian:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang, melibatkan
seseorang yang memperoleh informasi dari orang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur.9
Wawancaara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengontruksi mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, motivasi, dan
sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang amat populer, karena itu banyak digunakan diberbagai
penelitian.10
Wawancara bisa menganalisis data dengan salah satu dari dua cara pokok.
Metode yang memberi kode data yang berisi tema-tema sebagaimana telah
disebutkan. Peneliti mempertimbangkan faktor-faktor, apakah data itu di minta
atau tidak, apakah data itu diucapkan atau yang tidak diucapkan. Biasanya
peneneliti memakai pendekatan ini untuk wawancara multi subyek, khusus nya,
jika waktu nya terbatas untuk wawancara kepada subyek.11 Disini penulis
mewawancarai ketua majelis ulama Kecamatan Pemayung, toko-toko agama,
guru-guru, tempat pelajaran agama, pengajian antara magrib isya dan masyarakat.

8
Ruslan rosadi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta: Rajawali
pres, 2010.) hlm.27-28
9
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( jl, Ibu Ingit Garrnasih no 40,
Bandung cetakan kedelapan 3013.) hlm 180
10
Bandung Bungin, Metode penelitian ( Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2007)
hlm15. yang dikutif ulang oleh m Syafi‟I dalam skripsi nya. Hlm,11
11
Stiven j. Taylor Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian . hlm.190
8

b. Observasi
Observasi atau pengamatan data, alat pengumpulan data yang dilakuakan
dengan cara, mengamati dan memcatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki. Penelitian kualitatif dalam observasi penelitian lebih menggunakan
panca indra, dengan mengamati secara keseluruhan pada kebutuhan masalah yang
di butuhkan dalam penelitian teknik observasi yang lazim digunakan untuk alat
pengumpulan data.12 Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kegiatan dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalai data-data
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda ataupun jurnalyang
dapat memberikan informasi objek yang diteliti dan data dokumentasi yang
diteliti, serta bagai mana data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan obserpsi.
Ketiga tehnik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan dalam
peneltian ini, dalam arti digunaka untuk saling melengkapi antara data yang satu
dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validita dan
keabsahan yang baik untuk di jadikan sebagai sumber informasi.13

5. Analisis Data
Adapun penelitian ini menggunakan dua analisis data: pertama : data
primer, Merupakan data yang diperoleh secara lansung dari objek penelitian
perorangan seperti ketua majelis ulama‟ Kecamatan Pemayung, ketua Forum Da‟i,
dan ketua-ketua lembaga maupun kelompok. Adapun lembaga yang dimaksud dan

12
M, Syafi‟I Skrifsi Tahun 2015.hlm,11
13
Su‟aidi Asy‟ari, panduan menulisan karya ilmia, mahasiswa ushuluddin, ( simpang
sungai duren,2016) hlm 64
9

kelompok, seperti Badan Kontak Majelis Ta‟lim, Forum Da‟i, Madrasa Ibtida‟iah,
Kelompok yasinan dan Pengajian Antar Magrib Isya.14
Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh
dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitian ini, data dapat
direkam atau dicatat oleh peneliti.15 Dalam hal ini penulis akan mewawancarai
orang-orang yang bersangkutan dalam menggeluti kegiatan upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung seperti Ketua Forum Da‟I, Ketua
BKMT, dan tokoh masyarakat lainnya. Kedua : data Skunder. Yakni memperoleh
data yang sudah jadi ( tersedia ) melalui publikasi dan informasi yang di keluarkan
di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal. 16 Data skunder
iyalah yang berupa data-data yang sudah tesedia dan bisa diperoleh oleh peneliti
dengan cara, membaca, melihat, atau mendengarkan. Termasuk kategori data
tersebut ialah: data dalam bentuk teks seperti dokumen, dan surat-surat.

6. Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka
pemeriksaan keabsahan data berisi data-data yang digunakan untuk menjamin
bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid. Dengan cara-cara berikut:
Pertama: perpanjangan keikutsertaan, pelaksanaan perpanjangan
keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan penulis di lokasi secara lansung dan
cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang
mungkin keabsahan data, karena kesalahan penilaian data oleh penliti atua
responden, disengaja atau tidak sengaja.17 Yang mana dalam penelitian kegiatan
masyarakat dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung, dengan secara lansung dan cukup lama, dengan cara mendeteksi dan

14
Ruslan Rosadi Metodepenelitianpublicrelationsdankomunikasi,(Jakarta:rajawali pres,
2010 ). hlm.29
15
Abdul Mustaqim, Penenelitian Al-Qur’an Dan Metode Tafsir, (Yogyakarta : idea press
Yogyakarta, 2015 ) hlm, 128
16
Ruslan Rosadi, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi,(Jakarta: rajawali
pres, 2010.) hlm.30
17
Lexy Meleong, Metonologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)
hlm,6
10

memperhitungkan penyimpanan yang mungkin mengurangi keabsahan data, oleh


kesalahan penilayan penelitian dan data peneliti, sengaja maupun tidak sengaja.
Kedua: melakukan pengamatan, ketekunan pengamatan yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesinambungan
terhadap faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian.18 Yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung, sehingga tidak menimbulkan kesalahan ketika berlangsung nya
penelitian ini.19

F. Kerangka Teori
Beberapa definisi teori di kemukakan dan disajikan di bawah ini akan
memberikan gambaran, bahwa pandangan atau paradikma penyusun definisi
berpengaruh terhadap konsep dasar teorinya.20 Penelitian ini diikat oleh teori yang
mengasumsikan, adanya cara penerapan kegiatan masyarakat dalam upaya
membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, dengan kegiatan-
kegiatan supaya bisa mengetahui isi kandungan Al-Qur‟an.
Hubungan ini bisa dilahat diagram berikut :

membaca mendengar menerapkan 21

Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukan dari


sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti.22 Adapun teori yang
digunakan meneliti, kegiatan masyarakat dalam upaya membaca dan memahami
Al-Qur‟an ini adalah teori resepsi kegiatan.
Penelitian persepsi kegiatan pada dasarnya merupakan penyelidikan reaksi
pembaca terhadap teks. Reaksi terhadap teks tersebut dapat berupa sikap dan

18
Ibid. Lexy Meleong, Metonologi Penelitian Kualitatif. Hlm, 117
19
M, Syafi‟i Skrifsi Tahun 2015.Hlm.12
20
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jl,Ibu Ingit Garnasi,No,40,
Februari 2013)Hlm,56
21
Visio 2007
22
Teori merupakan serangkai asumsi, konsep, definisi, bentuk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan anatar
konasep. Mustofa umar, “proposal penelitian tafsir” dalam alfatih suyadilaga (ed),metodologi ilmu
tafsir (Yogyakarta:teras, 2010), hlm, 166
11

tindakan untuk memproduksi kembali, menciptakan hal yang baru, menyalin,


meringkas dan sebagainya. Meskipun demikian, respsi kegiatan sebagaimana
dimaksudkan dalam teori kontenporer tidak terbatas sebagai reaksi, tetapi sudah
disertai dengan penafsiran, dan bahkan penafsiran yang sangat rinci. Dengan
demikian, resepsi kegiatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu resepsi
estetik, resepsi kultural, dan resepsi hermenetik.23
Dalam diskursus kajian Al-Qur‟an, sebagaimana yang diuraikan Ahmad
Rafiq, Al-Qur‟an adalah uraian bagaimana orang menerima dan bereaksi terhadap
Al-Qur‟an dengan cara menerima, merespon, memanfaatkan, atau menggunakan
baik sebagai teks yang memuat susunan sintaksis atau sebagai mushaf yang
dibukukan memiliki maknanya sendiri atau sekumpulan kata-kata yang
mempunyai makna tertentu.
Diantaranya adalah perihal sejarah penafsiran Al-Qur‟an sebagai mushaf
yang berdiri sendiri kadang tidak memperdulikan makna bahasanya yang muncul
dalam Pratik seharian seorang muslim kadang tidak tersentuh secara memadai
oleh tema-tema kajian Al-Qur‟an terdahulu.24
Pemabaca merupakan suatu instansi di dalam teks yang memungkinkan
komunikasih teks dan pembacanya. Tak seorangpun yang menyangka keberadaan
pembaca dalam memberi penilaian terhadap sebuah karya. Oleh karena itu,
obsevasi terhadap respon pembaca merupakan studi yang esensial. Melalui
fenomenologi, telah mengungkap bahwa pembacaan sebuah karya tidak hanya
sekedar melibatkan teks saja, melainkan juga aksi pembaca dalam menanggapi
teks.25
Selain itu, karena dalam penelitian ini akan memfokuskan pada respon dan
perilaku masyarakat kecamatan pemayung dalam upaya membaca dan memahami
Al-Qur‟an. Sehingga diperlukan studi living Qur’an untuk melakukan kajian

23
Taufik Akbar, Tradisi Membaca Dan Memahami Al-Qur’an,(Jl. Trans Kalimantan
KM.12, Yogyakarta) Hlm,14
24
Ahmad Rafiq, “Sejarah Al-Qur‟an:Dari Pewahyuan Ke Respsi (Sebuah Pencarian Awal
Metodologis”) Salam Sahiron Syamsuddin (Ed), Ilam, Tradisi Dan Peradaban, Hlm,79-80
25
Ibid. Taufik Akbar. Hlm,16
12

terhadap upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an yang selama ini telah
dilakukan oleh masyarakat kecamatan pemayung.
Living Qur’an merupakan salah satu bentuk perkembangan kajian
terhadap studi Al-Qur‟an yang mencoba menangkap berbagai pemaknaan atau
pandangan masyarakat terhadap Al-Qur‟an. Living Qur’an bukan hanya
dimaksudkan bagaimana seseorang atau sekolompok orang memahami Al-Qur‟an,
tetapi bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi dan direspon oleh masyarakat muslim
dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut konteks budaya dan pergulatan
sosial.26
Oleh karena itu, living Qur’an adalah studi tentang Al-Qur‟an yang tidak
bertumpu pada keberadaan teks semata, tetapi studi tentang fenomena yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat yang berkaitan dengan kehadiran Al-Qur‟an. Dari
yang diungkapkan di atas akan menjadi acuan dasar dalam penelitian ini dari
pengumpulan data hingga pada tahap menyimpulkan dan analisis.

G. Kajian terhadap Penelitian Terdahulu


Sebagai mana yang pernah ditelusuri, penulis menemukan beberapa
penelitian yang bersangkutan dengan penulis teliti sekarang, seperti penelitian
Hadri Hasan, dalam penelitian nya peningkatan kualitas keagamaan masyarakat
Jambi melalui usaha pemahaman Al-Qur‟an, penelitin ini adalah bagian dari studi
untuk mengukur kualitas hidup keagamaan muslim di jambi dalam pemahaman
masyarakat terhadap Al-Qur‟an studi praktek sosial sehari-hari mereka
berdasarkan kitab suci umat islam.27
Penelitian Ermawati yang berjudul, the Qur’an is the forgotfen book the
failure of Qur’anic teaching system in providing Qur’anic undestanding to young
people in rural area of jambi province, th.2018, yang mengkaji kegagalan sistem

26
Ibid Tufiq Akbar, Hlm,17
27
Hadri Hasan Dan Fuad Rahman , Peningkatan Kualitas Keagamaan Masyarakat Jambi
(Vol.28,No 1,2013) Hlm 87,Tgl Pengambilan 07-11-2018,Pdf.
13

pengajaran Al-Qur‟an di dalam memberi pemahaman bagi generasi muda daerah


perdusunan dalam Provinsi Jambi.28
Penelitian Hasbullah Ahmad, penelitian intregrasi ayat-ayat Al-Qur‟an
dalam seloko adat jambi. Penelitian ini menganalisa dan menampilkan intregrasi
ajaran islam ke dalam adat istiadat masyarakat melayu jambi, terutama dalam
pepatah adat yang disebut seloko29.
Taufik Akbar, meneliti tradisi membaca dan menghafal Al-Qur‟an.
Berkenaan dengan resefsi masyarakat muslim terhadap Al-Qur‟an, dalam konsep
membaca dan menghafal Al-Qur‟an yan dilakukan oleh masyarakat desa bulu
pitu. Faktanya, tradsi membaca dan menghafal Al-Qur‟an yang ada didesa bulu
pitu telah menjadi bagian dari eksistensi masyarakat setempat dalam merespon
Al-Qur‟an.30
namun penulis akan meneliti sebagaimana dalam judul penulis, kegiatan
masyarakat dalam upaya membaca dan memahami Al-Qu‟an di Kecamatan
Pemayung, Kabupaten Batang Hari, Jambi. tapi penulis juga harus
membandingkan penelitian penulis dengan penelitian para penulis sebelum nya
untuk supaya tidak kesamaan dalam penelitian.

28
Ermawati, The Qur‟an Is The Forgothen Book, : Altantis Press, KQHS 2017, Terbit
Februari 2018.
29
Hasbullah Ahmad. Dan Edi Amin, Intregasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Seloko Ad At
Jambi,(Jl. Jambi Ma.Bulian, Kontekstualita,Vol,30,No1,2015) Hlm, 1 Tgl Pengambilan,07-11-
2018.Pdf.
30
Taufik Akbar, Tradisi Membaca Dan Mengahfal Al-Qur‟an, Nim,10530050,(Jl. Trans
Kalimantan KM,12,Kec, Sui, Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Depok) Tgl Pengambilan 06-
10-2018.Pdf.
BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN DAN KEGIATAN


MASYARAKAT KECAMATAN PEMAYUNG DALAM UPAYA
MEMBACA DAN MEMEHAMI AL-QUR’AN

A. Profil Kecamatan Pemayung


Berdasarkan data yang penulis ambil dari kantor pemerintahan Kecamatan
Pemayung bagian kasi pemerintahan wilayah, berikut ini penulis dapat
memaparkan beberpa data yang menyangkut Kecamatan Pemayung. Data-data
tersebut antara lain :

1. Peta Kecamatan

2. Geografis
Kecamatan Pemayung adalah salah satu Kecamatan yang berada dalam
wilayah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Yang mempunyai luas + 100.241
Ha. terdiri dari 18 Desa dan satu Kelurahan. dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
 Sebelah Selatan berbatasan dengan dengan Kecamatan Bajubang dan
Kabupaten Muaro Jambi
 Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Maro Sebo Ilir.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
Jarak Ibu Kota Kecamatan Pemayung dengan Ibu Kota Kecamatan Lain
dalam Kabupaten Batang Hari adalah:

14
15

Jembatan Mas-Muara Bulian : 28 Km


Jembatan Mas-Kampung Baru Km. 5 : 45 Km
Jembatan Mas-Bajubang : 45 Km
Jembatan Mas-Terusan : 60 Km
Jembatan Mas-Muara Jangga : 75 Km
Jembatan Mas-Kembang Paseban : 65 Km
Jembatan Mas-Simpang Sungai Rengas : 98 Km

3. Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Pemayung sampai dengan akhir bulan
Desember 2017 (Triwulan IV) sebanyak 33.303 jiwa yang terdiri dari laki-laki
17.149 jiwa dan perempuan sebanyak 16.154 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
9.104 jiwa. Penduduk Kecamatan Pemayung sangat heterogen yang terdiri dari
berbagai macam Suku, Ras, dan Agama.

4. Visi dan Misi


Visi : “Terwujudnya Pelayanan Masyarakat yang Prima Menuju
Masyarakat yang Maju, Aman, Adil dan Sejahtera Berlandaskan Ketaqwaan”.
Misi :
a) Memberikan Pelayanan prima kepada masyarakat.
b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kebijakan pembangunan
perekonomian dan pembangunan pedesaan.
c) Meningkatkan SDM dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dari
tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan.
d) Meningkatkan / menciptakan ketentraman dan ketertiban dalam
masyarakat.
e) Meningkatakan keimanan dan ketaqwaan masyarakat.31

5. Sejarah Kecamatan
31
Tranoto, Kasi Pemerintahan Kecamatan Pemayung, 19 Desember 2018, Penyalinan
Dokumen Kepada Penulis.
16

Marga Pemayung terdiri dari Marga Pemayung Ulu dan Marga Pemayung
Ilir. Dahulu, Marga Pemayung Ulu berpusat di Bajubang dan kemudian berpindah
ke Muara Bulian. Selain Muara Bulian dikenal juga nama temapat seperti Betung,
Mengkanding, Bajubang dan Sungai Baung. Istilah Pemayung didapatkan dari
cerita rakyat. Pemayung adalah “orang yang memayung, payung digunakan untuk
menyambut kedatangan raja dari Jambi ketika mendatangi dusun-dusun yang
dilewati raja. Setiap dusun kemudian mengantarkan raja dari satu dusun kedudun
yang lain.
Sebagai orang kepercayaan raja, maka “orang yang memayung”
merupakan dubalang raja. Selain untuk menjaga keselamatan raja, dubalang raja
juga bertindak untuk “memayung raja”. Sehingga keselamatan raja ditentukan
oleh “ orang kepercayaan” untuk menjaga secara fisik.
Sedangkan di dusun Bajubang Laut, Pemayung adalah “ pelayan raja”.
Dusun tuonya dikenal “ Dusun Gedang”.wilayah marga Pemayung Ulu cukup
luas. Berbatasan dengan marga mestong, marga batin 5, marga pemayung ilir,
marga musabo ilir, marga tungkal ulu dan berbatasan lansung dengan propinsi
Sumsel.
“payung” orang pemayung berasal dari marga VII koto. Dengan mengilir
sungai Batang Hari kemudian menetap di daerah wilayah marga Pemayung Ulu.
Namum sebagian meyakini berasal dari “puyung” Datuk Peduko Berhalo.
Menurut Mukti Nasruddin didalam buku nya, jambi dalam sejarah, Sultan jambi
yang kemudian di buang di pulau banda tahun 1690 adalah Sulthan Abdul Mahyi
Sri Ingalago. Sehingga yang di sebutkan oleh masyarakat dusun Bajubang Laut
“Pengeran Singodilago” adalah Sultan Abdul Mahyi Sri Ingalago.
Dusun-dusun yang termasuk kedalam Marga Pemayung Ulu adalah Dusun
Kuap, Dusun Kubu Kandang, Dusun Tebing Tinggi, Dusun Rantau Puri, Dusun
Bajubang Darat, Dusun Sungai Baung, Dusun Aro, Dusun Olek, Dusun Singoan,
Dusun Teratai, Dusun Durian Hijau, Dusun Napal Sisik, Dusun Muara Bulian,
Dusun Tenam.32

32
M.Latis, Anggota Adat. Wawancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018, Kecamatan
Pemayung, Rekaman Audio.
17

B. Sejarah masuknya Al-Qur’an di Kecamatan Pemayung


Aktivitas dakwah sesungguhnya telah di lakukan oleh Nabi Muhammad
SAW, dan dilanjutkan oleh para penerusnya dari zaman ke zaman. Dakwah terus
di lakukan ulama dan toko islam sampai sekarang. Berkembangnya agama islam
sejak pada masa Nabi sampai sekarang tidak lain karena adanya aktivitas dakwah.
Untuk melihat sejarah keberadaan masyarakat dalam upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, bisa ditelusuri dari beberapa
kegiatan masyarakat Pemayung membaca dan memahami Al-Qur‟an yang masih
dilaksankan dari genarasi kegenarasi. Dengan adanya kegiatan masyarakat
membaca dan memahami Al-Qur‟an, membuatan masyarakatpun bisa lebih
mendalami isi kandungan dari Al-Qur‟an.
Sebagai mana dalam hasil wawancara penulis dengan bapak KMS,
Hasyim. ia mengatakan:
“Untuk sejarah awal mula adanya Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, bagi
saya tidak jauh dari sejarah Al-Qur‟an hadir pertamakali dijambi, karena
dizaman dahulu sungai Batang Hari adalah tempat transpotasi yang ada,
untuk kemungkinan besar Al-Qur‟anpun diajarkan kemasyarakat dizaman itu.
Dengan itu saya rasa awal mula masyarakat Kecamatan Pemayung mengenal
Al-Qur‟an dengan cara tersebut lah masyarakat awal mula mengenal agama
islam dan Al-Qur‟an”.33

Ada juga yang bependapat lain, sebagai mana dalam hasil wawancara
penulis dengan dengan bapak A,Basiran ia mengatakan:
“Awal mula masyarakat Kecamatan Pemayung ini mengenal Al-Qur‟an,
menurut saya semenjak masyarakat Kecamatan Pemayung ini dilahirkan
sudah dikenalkan dengan Al-Qur‟an, dikarnakan di Kecamatan Pemayung ini
mayoritas adalah beragama islam, adapun dalam segi pembelajaran dan
memahaminya ada sistem jenjang waktunya, seperti madrasah, pengajian
antara magrib dan isya”.34

33
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
34
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
18

Untuk itu dapat diketahui bahwa dalam sejarah pertamakali masyarakat


kecamtan pemayung mengenal Al-Qur‟an, yakni melalui ajaran para ulama
terdahulu, yang singgah di pemungkiman masyarakat diwaktu itu untuk
menyampaikan ajaran agama isalam dan isi dalam Al-Qur‟an, dengan melalui
jalur pinggiran sungai Batang Hari, awal masuknya Al-Qur‟an di Kecamtan
Pemayung tidak jauh dari awal masuknya Al-Qur‟an di negeri Jambi. Disinilah
awal segalanya masyarakat Kecamatan Pemayung mengenal keberadaban islam
dan Al-Qur‟an dinegeri mekah dan madinah.35

C. Eksistensi Al-Qur’an di Kecamatan Pemayung


Menurut kamus besar bahasa indonesia eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Eksistensi adalah suatu proses yang
dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu
sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi
eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lenturan atau kenyal dan
mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada
kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya.36
Keberadaan Al-Qur‟an ditengah-tengah masyarakat Kecamatan Pemayung
merupakan suatu panutan yang sangat penting, bagi mereka Al-Qur‟an merupakan
petunjuk hidup dan ada juga yang beranggapan Al-Qur‟an, sebagai penjelasan
dalam kehidupan. Masyarakat Kecamatan Pemayung meyakini bahwa
keberadaan Al-Qur‟an ditengah-tengah mereka sangat besar pengaruh nya
terhadap hidup mereka, dan ditambah lagi dengan adanya kegiatan-kegiatan
dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an diperdesaan semakin mereka
berkeinginan untuk lebih dekat dengan Al-Qur‟an.
Jika melihat dari segi kegiatan masyarakat Kecamatan Pemayung dalam
upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an tidak terlepas dari sejarah masuknya
islam ke negeri jambi, dan semenjak islam masuk kedalam wilayah kabupaten
Batang Hari, dari zaman kezaman Al-Qur‟an semakin meluas di Kabupaten

35
M.Latis Anggota Adat Awancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018 Rekaman Audio.
36
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015) Hlm.183
19

Batang Hari, sehingga masuklah di wilayah Kecamatan Pemayung, semakin lama


semakin luas islam di Kecamatan Pemayung, baik itu dari segi agama maupun
dari segi Al-Qur‟an nya.37
Adapun eksistensi memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung sangat
didukung oleh program dari pemerintahan daerah, bentuk dukungan tersebut
terlihat pada dukungan pemerintahan daerah terhadap keberadaan lembaga-
lembaga yang ada pada ruang lingkup Kecamatan Pemayung, seperti kegiatan
lemabaga para porum da‟i, kegiatan lembaga badan kontak majelis ta‟lim, dan
madrasah ibtida‟iah. Lembaga-lembaga ini menjadikan suatu wadah di kecamatan
pemayung untuk memahami dan mengetahui seberapa jauh masyarakat
mendalami Al-Qur‟an dan berapa antusiasnya masyarakat rerhadap kegiatan
tersebut, lebih penting nya adalah untuk mencari dan meliahat kemampuan setiap
desa di kecamatan pemayung untuk mempelajari dan memahami Al-Qur‟an.
Keadaan masyarakat Kecamatan Pemayung dalam kegiatan membaca
maupun memahami Al-Qur‟an. Mereka amatlah senang dengan adanya kegiatan
yang mengandung unsur-unsur Al-Qur‟an, dari kegiatan yang seperti demikianlah
mereka berbondong-bondong dan berlomba-lomba dalam memperbaiki diri, akan
tetapi masyarakat Kecamatan Pemayung tidak semua mengamalkan apa yang
sudah di pelajari dan dipahami ketika mereka mengikuti kegiatan yang
menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an.
Adakalanya masyarakat Kecamatan Pemayung yang mayoritas beragama
islam, hanya sedikit yang menghadiri pengajian Al-Qur‟an di kehipan sehari-
harinya, sedangkan mereka yang sudah tau akan agama nya, tetapi mengabdi akan
kawajibannya terhadap agama yang mereka anut selama ini. Penelitipun sudah
melihat apa sajah yang di laksanakan mereka dalam upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an, sungguh sangat disayangkan karena banayk paktor-paktor
yang menjadikan masyarakat Kecamatan Pemayung lambat menerapkan isi
kandungan Al-Qur‟an kedalam kehipupan sehari-hari mereka.

37
M.Latis Anggota Adat Awancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018 Rekaman Audio
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN MASYARAKAT DALAM UPAYA


MEMBACA DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN DI KECAMATAN
PEMAYUNG

A. Bentuk Kegiatan dan Pelaksanaan Kegiatan


Perilaku manusia senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
(goal-oriented). Tetapi kemampuan kerja setiap manusia terbatas, baik fisik, daya
pikir, waktu, tempat, pendidikan dan banyak paktor lain yang membatasi kegiatan
manusia. Adanya keterbatasan ini menyebabkan manusia tidak dapat mencapai
sebagian besar tujuannya tanpa melalui kerja sama dengan orang lain. Hal-hal
tersebut merupakan dasar penting mengapa manusia selalu hidup dalam berbagai
macam lembaga.
Lembaga mempunyai banyak definisi. Hampir setiap disiplin ilmu
pengetahuan mencoba untuk mendefinisikan apa arti lembaga dari sudut pandang
masing-masing disiplin. Terjadinya ketidak stabilan definisi ini (defitonal
comfusion) menandakan bahwa permasalahan dalam lembaga adalah
permasalahan multidisipliner, kompleks, mempunyai banyak aspek, dan tidak
dapat dimonopoli oleh salah satu disiplin saja, apalagi oleh satu subdisiplin. Dari
sekian banyak definisi tidak dapat ditentukan satu definisi yag benar, dan semua
definisi lainnya salah. Semua definisi tentang kelembagaan itu benar apabila
rumusannya mempunyai dasar yang bisa diterima.
Beberapa arti dalam lembaga dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Lembaga adalah sosial yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbaga
pola interaksi yang ditetapkan.
2. lembaga dikembangakan mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu,
lembaga adalah kreasi sosial yang memerlukan aturan dan koperasi.
3. lembaga secara standar dikoordinasikan dan sengaja disusun. Kegiatan-
kegiatan dibedakan menurut berbagai pola yang logis. Koordinasi bagian-
bagian tugas yang saling tergantung ini memerlukan penugasan wewenang
dan komunikasi.

20
21

4. Lembaga adalah insrumen sosial yang mempunyai batasa-batasan yang


secara relatif dapat diindentifikasi dan keberadaannya mempunyai basis
yang relatif permanen.
Lembaga dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karena
itu lembaga dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang
bekerjasama dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan itu orang-
orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata
kerja nya. Pengertian yang demikian disebut lembaga yang “statis” karena sekedar
hanya melihat dari srukturnya. Di samping itu terdapat pengertian lembaga yang
bersipat “dinamis”. Pengertian lembaga bisa dilihat dari sudut dinamikanya,
aktivitas atau tindakan dari pada tata hubungan yang terjadi didalam lembaga itu,
baik bersipat formal maupun informal.
Sejalan dengan definisi-definisi di atas menyatakan ciri-ciri lembaga
sebagai berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.
2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling
berkaitan.
3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya ataupun
tenaganya.
4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.
5. Adanya satu tujuan.38
Ada beberapa lembaga kegiatan kemasyarakatan, yang berada di
kecamatan pemayung terlibat lansung dengan Al-Qur‟an. Dengan keadaan zaman
moderen seperti saat sekarang, pemerintahan Kecamatan Pemayung selalu
berusaha untuk menghimbau masyarakatkat nya untuk selalu mendekatkan diri
dengan ajaran-ajaran agama islam.
Lembaga adalah rencana atau rancangan kegiatan, yang akan di lakukan.
Lembaga adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan (1) realisasi

38
Pengertian Bentuk Program Dalam Organisasi, Diakses Melalui,
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=InID&Source=AndroidBrowser&Ei=Beu.Tan
ggal 16 Desember 2018
22

atau implementasi dari suatu kebijakan (2) berlansung dalam proses yang
berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam suatu lembaga yang melibatkan
sekelompok orang. Sebuah lembaga bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat tetapi merupakan kegiatan yang
berkesinambungan.39
Melihat bentuk kegiatan-kegiatan di Kecamatan Pemayung yang menjadi
pengantar untuk bisa menyampaikan ajaran Al-Qur‟an, baik dari lembaga-
lembaga, maupun yang di laksankan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari, lembaga kegiatan di Kecamatan Pemayung untuk membumikan Al-Qur‟an
di setiap desa di Kecamatan, selalu menjadi kegiatan utama dalam meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat terhadap pengetahuan Al-Qur‟an.
Pelaksanaan adalah sutu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggab siap, secara sederhana pelaksanaan
bisa diartikan penerapan. Penerapan dalam setiap kegiatan yang sudah menjadi
kegiatan baik perhari, perminggu, perbulan, dan pertahun.40
Pelaksanaan merupkan aktifitas atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
yang melaksankan, dimana tempat pelaksanaan nya mulai dan bagaimana cara
yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkayan kegiayatan tindakan lanjut
setelah kelembagaan atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri dari atas
pengembalian keputusan, langkah yang srategis maupun operasional atau

39
Havis Aravik Dampak bait Al-Qur’an ( STEBIS IGM ) Pelembang. Hlm.117
40
Nurdin Usman.2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jalrta:PT.Raja
Grafindo Persada, Hlm. 70
23

kebijakan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari suatu kegiatan yang
ditetapkan semula.41
Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan sesungguhnya dapat barhasil,
kurang berhasil, ataupun gagal sama sekali apala ditinjau dari wujud hasil yang
dicapai atau outcomes. Kerena dalam proses tersebut turut berinteraksi dan
terlihat barbagai unsur yang pengaruhnya bersifat mendukung maupun
menghambat pencapaian sasaran suatu pelaksanaan kelembagaan.
Faktor-faktor yang dapat menunjang suatu lembaga adalah sebagai
berikut:
a. Komunikasi, merupakan suatu pelembagaan yang dapat dilaksanakan
dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi
yang disampaikan.
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat kompoen yaitu
terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan
guna pengembalian keputusan atau kewenangan yang cukup guna
melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan.
c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap kegiatan
khusnya dari mereka yang menjadi implementasi kegiatan khusnya dari
mereka yang menjadi implementar pelaksana.
d. Sruktur birokrasi, yaitu SOP (standar operating proedures), yang
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan kegiatan. Jika hal ini tidak sulit
dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa
pola yang baku.

Keempat faktor diatas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu


proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi

41
Abdullah Syukur, 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang
Konsep Pendekatan Dan Relevansinya Dalam Pembangunan”, Persadi, Ujung Padang. Hlm 40
24

antara suatu faktor dengan faktor yang lain. Selain itu dalam proses implementasi
sekurang-kuruangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu.42
a. Adanya kegiatan (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari pelaksanaan
perubahan dan peningkatan.
c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan pelaksanaan dan pengawasan dari proses
implementasi tersebut.

Dari pendapat di atas dapat dikataan bahwa pelaksanaan suatu kegiatan


senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut. Berdasarkan beberapa definisi
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
pelaksanaan kegiatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok berbentuk pelaksanaan kegiatan yang didukung
kebijaksanaan, prosedur, dan sumberdaya dimaksudkan membawa suatu hasil
untuk mencaai tujuan dan sasran yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Kecamatan Pemayung
mempunyai semacam kegiatan yang lansung bersangkutan dengan Al-Qur‟an,
seperti pelaksanaan yang di lakukan oleh masyarakat dalam upaya membaca Al-
Qur‟an dan memahami Al-Qur‟an pengajian yang diselenggarakan oleh Forum
Da‟i Kecamatan Pemayung, ada juga pelaksanaan program badan kontak majelis
ta‟lim yang di laksakan bergiliran setiap desa yang ada di kecamatan pemayung,
adapun lembaga-lembaga yang dilaksanakan di Kecamatan tentu di laksanakan
juga didesa, seperti badan kontak majelis ta‟lim didesa masing-masing yang
berada di Kecamatan Pemayung, dan pelaksanaan kegiatan pembacaan ayat-ayat
Al-Qur‟an, dan pembelajaran Al-Qur‟an sesudah magrib.
Disetiap pelaksanan kegiatan yang ada di masyarakat, mereka mempunyai
cara tersendiri untuk bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an, tidak semua
masyarakat mempunyai pengetahuan mendalam terhadap Al-Qur‟an, tetapi
mereka mempunyai upaya untuk bisa membaca dan memhami Al-Qur‟an. Sering

42
Ibid. Abdillah Syukur, Hlm 398
25

kali diadakan kegiatan yang mengandung unsur-unsur Al-Qur‟an, akan tetapi


mereka masih sibuk dengan pekerjaan yang membuat mereka menjauh dan lupa
dari Al-Qur‟an.
Adakalanya pelaksanaan kegiatan masyarakat Kecamatan Pemayung,
dalam upaya membaca dan memahami Al-Qu‟an, dilaksanakan dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur-unsur Al-Qur‟an, dimana
dari kegiatan tersebut kita bisa melihat keberadaan Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung.
Menurut pengamatan penulis, Dalam beberapa tahun belakangan ini
berbagai kegiatan yang ada di masyarakat selalu berusaha memasukkan unsur-
unsur keagamaan dan unsur-unsur Al-Qur‟an ditengah-tengah masyarakat baik itu
berkelompok maupun individu. Bisa dikatakan berbagai macam bentuk
pelaksanaan kegiatan, merupakan upaya masyarakat untuk bisa belajar membaca
dan memahami Al-Qur‟an, pelaksanaannyapun bergai macam, baik itu dalam
rangka lembaga maupun dalam kegiatan masyarakat sehari-hari.
Sebagai mana telah di jelaskan oleh ketua Majelis Ulama‟ Kecamatan
Pemayung, dalam hasil wawancara penulis dengan bapak KMS. Hasyim. ia
mengatakan:
“Perlu diketahui bahwa di Kecamatan Pemayung telah pempunyai beberapa
lembaga yang berkepentingan untuk memberikan arahan dan memberi
pencerahan terhadap masyarakat, supaya masyarakat tidak lagi buta hurup Al-
Qur‟an dan memberikan suatu pengajian yang mengantarkan masyarakat
supaya lebih paham akan isi kandungan Al-Qur‟an. Dalam pelaksanaan
kegiatan, tidak luput dari pengawasan dari pihak ketua MUI kecamatan
pemayung, supaya ilmu yang diberikan kemasyarakat tidak menyesatkan dan
supaya masyarakat tidak keliru terhadap ajaran agama dan memahami Al-
Qur‟an”.43

Berdasarkan hasil observasi dilakukan penulis di lapangan, tentang


kegiatan yang berkenaan dengan Al-Qur‟an, terdapatlah beberapa unsur yang
melibatkan Al-Qur‟an di kalangan masyarakat Kecamatan Pemayung, bertujuan

43
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
26

untuk meningkat kualitas membaca dan memahami Al-Qur‟an, baik dari tingkat
anak-anak sampai tingkatan orang tua.
berikut ini adalah kegiatan-kegiatan dan lembga-lembaga yang menunjang
akan upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, ialah
sebagai berikut:

1. Kegiatan Pengajian Antar Magrib Isya


Adapun kegiatan yang dilaksanan pada waktu antara magrib dan isya ini,
adalah untuk memberikan pengajaran khususnya kepada anak-anak dan remaja,
kegitan ini dilaksanan bukan hanya untuk mempelajari cara membaca Al-Qur‟an,
tetapi ada juga mempelajari ilmu-ilmu keagamaan.
Dalam kegiatan yang menjadi rutinitas masyarakat dalam pembacaan Al-
Qur‟an ini mempunyai segala hal pokok dalam pelaksanaan nya, untuk itu
kegiatan yang biasa dibilang PAMI (pengajian antara magrib isya), ini
mempunyai kegiatan tersendiri yang mana kegiatan ini mempunyai kegiatan yang
lebih mononjol akan pembelajaran huruf-huruf Al-Qur‟an, dan pembacaan Al-
Qur‟an, dan tajwid. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam hari, namun yang
berminat ingin belajar hanya di kalangan anak-anak. Dalam kegiatan ini sebagian
besar remaja Kecamatan Pemayung, tidak lagi terlibat dengan faktor yang
bermacam-macam.
Sebagai mana dalam hasil wawancara dan observasi penulis terhadap
kegiatan ini, di mana penulis melakukan wawancara dengan bapak KMS,Hasyim.
selaku ketua MUI kecamatan pemayung. ia mengatakan yakni:
“Pada mula kegiatan pengajian antar magrib dan isya ini, dahulu dilaksanakan
pada waktu pagi siang dan sore hari, dikarenakan masalah penerangan yang
masih susah. Untuk pelaksanaan di jaman sekarang sudah ada yang namanya
pengajian antar magrib isya, oleh sebab itu pengajian untuk belajar membaca
Al-Qur‟an itu sudah dilakasanakan pada waktu sesudah magrib dan sebelum
isya. Namun dalam pemebelajaran nya masih sama dengan zaman dahulu,
dan dalam kegiatan ini tidak hanya mempelajari bacaan Al-Qur‟an ada juga
pemebelajaran yang lain, seperti bacaan do‟a, cara sholat, cara udhuk, dan ada
juga mempelajari tentang fiqih dan akhlak. Untuk tingkat usia juga berbeda
terhadap pembelajaran Al-Qur‟an, seperti tingkat SD masih mengenali huruf
Al-Qur‟an sampai mereka bisa, namun dalam tingkat MTS mereka sudah
27

memasukan pembelajaran hukum tajwid nya, dan dalam tahap ketika sudah
selesai 30 juz maka mengadakan sukuran”.44

Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran Al-Qur‟an di zaman sekarang


sudah jauh berbeda, yang mana di zaman dahulu pelaksanaan nya masih
dilakukan pada siang hari, sedangkan dizaman sekarang pelaksanaannya bisa di
siang dan malam hari, dalam wawancara diatas penulis mendapatkan suatu
penjelasan bahwa di Kecamatan Pemayung masih ada minat membaca Al-Qur‟an,
akan tetapi yang masih berminat untuk membaca dan mempelajari Al-Qur‟an,
hanya golongan usia anak-anak, manakala nya di zaman sekarang para kaum
remaja dan dewasa sudah bisa dikatakan kurang berminat mempelajarari,
membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Dalam pelaksanaannyapun masih di kategorikan anak-anak yang masih
banyak berminat untuk mempelajari Al-Qur‟an, namum dari kalangan remaja dan
dewasanya sudah di pengaruhi oleh zaman dan di pengaruhi lingkungan, bisa
dilihat dan di cermati pada waktu yang tertentu di setiap ruamah yang
mengajarkan Al-Qur‟an, (guru PAMI) lebih di dominasi oleh anak yang masih
duduk di bangu sekolah dasar.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran Al-Qur‟an, para
guru mengajar Al-Qur‟an, senantiasa memberikan ilmunya kepada anak didik
mereka, karena tidak cukup hanya di sekolah dasar dan di madrasah ibtida‟iah saja
untuk mempelajari Al-Qur‟an dan isi kandungan Al-Qur‟an, oleh karena itu
pengajian antara magrib dan isya ini memberikan juga ilmu-ilmu agama seperti
tajwit, fiqih, akhlak, sejarah dan pembelajaran ibadah lain nya.

Tabel.II
Jumlah guru dalam pengajian antar magrib dan isya

Nama Jumlah guru PAMI Nama Jumlah guru


DESA DESA PAMI
JEMBATAN MAS 36 SERASAH 9
KAMPUNG PULAU 10 TURE 19
TEBING TINGGI 20 PULAU BETUNG 23

44
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
28

SIMP,KUBUKANDANG 15 LOPAK AUR 24


KUBU KANDANG 5 SELAT 31
KUAP 6 OLAK RAMBAHAN 12
SENANING 10 TELUK 18
LUBUK RUSO 14 PULAU RAMAN 12
TELUK KETAPANG 10 KAOS 12
AWIN 10 JUMLAH 291

2. Kegiatan Pemabacaan Ayat-ayat Al-Qur‟an


Sebenarnya kegiatan ini telah pernah dilaksakan oleh baginda Nabi
Muhammad SAW, namun pelaksanaan kegiatan ini di laksanakan oleh para wali-
wali Allah yang ada di Indonesia, semenjak kegiatan ini menjadi suatu kebiasaan
untuk anak-anak, cucu, hingga sekarang. Namun kegiatan ini tidak sertamerta
mendapat respon positif dari masyarakat, karena masih minimnya pengetahuan
mereka terhadap manfa‟at membaca Al-Qur‟an.
Al-Qur‟an tidaklah memaksa siapa saja untuk membaca nya dan
memahaminya, Al-Qur‟an tidak membatasi bagaimana cara membaca dan
memehami nya, namun Al-Qur‟an menjadi kebutuhan bagi orang untuk
membacanya, demikan juga kegiatan yang dilaksakan oleh setiap generasi Islam
supaya Al-Qu‟an tidak hanya jadi pajangan atau menjadi suatu nama kitab agama
Islam saja.
Adapun pada abad ini pembacaan Al-Qur‟an sangat bermacam cara
dilaksanakan apa lagi di Indonesia sendiri beragam bentuk dan ragam cara supaya
bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an, kegiatan demi kegiatan yang ada
tidaklah lepas dari ajaran islam dan tuntunan agama, supaya pembacaan Al-
Qur‟an menjadi suatu kebiasaan, dan di setiap desa di seluruh Indonesia
mempunyai ciri has masing-masing.
Namun yang menjadi suatu rutinatas masyarakat Kecamatan Pemayung
dalam upaya membaca Al-Qur‟an, yakni dengan cara pembacaan yasin dan tahlil,
kegiatan seperti ini di Kecamatan Pemayung memberikan nuansa keagamaan.
Tidak hanya menjadi suatu kegiatan rutinisatas pembacaan Al-Qur‟an namun juga
menjadi sarana bersilatuhrahmi, baik orang tua maupun kalangan pemuda di
Kecamatan Pemayung.
29

Kegaitan ini tidak sertamerta direspon positif oleh masyarkat, dikarnakan


masih ada yang beranggapan kegiatan pembacaan yasin ini meniru ajaran agama
sebelum agama islam masuk ke Indonesia. Dan tidak sedikit pula yang merespon
positif terhadap kegiaan ini, di sebabkan mereka meyakini kegiatan ini
mempunyai fa‟edah yang berguna untuk mereka.
Dalam kegiatan yasinan dan tahlilan mampu memberikan nuansa agama
dan nuansa Al-Qur‟an di tengah-tengah kesibukan manusia sehari-hari, kegiatan
ini cukup direspon positif oleh masyarakat kecamatan pemayung, kegiatan ini
menjadi ajang bersilatuh rahmi dengan orang lain, dan menjadi suatu kebiasaan
bagi masyarakat untuk bisa membaca Al-Qur‟an walaupun hanya dengan
membaca ayat-ayat tertentu.
Perlu diketahui bahwa kegiatan-kegiatan yang berada di kecamatan
pemayung yang bernuansa agama islam, semua nya memakai unsur dari Al-
Qur‟an, kegaitan-kegiatan tersebut, baik itu dari pemerintahan maupun dari
kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat memasukan unsur Al-Qur‟an
kedalam pelaksanaannya, karena kandungan Al-Qur‟an tersebut.
Kegiatan masyarakat membaca dan memahami Al-Qur‟an dikalangan
anak-anak, sampai kalangan orang tua, dalam beragam bentuk kegiatannya,
merupakan kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun dari kakek
nenek mereka dahulu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya agar masyarakat
bisa mengaji dan memahami Al-Qur‟an.
Berikut ini adalah hasil observasi penulis terhadap pelaksanaan kegiatan
masyarakat, yakni terhadap membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dan memahami Al-
Qur‟an. Suatu upaya untuk memberikan dampak positif kepada generasi
selanjutnya, dalam kegiatan yang memberikan nuansa Al-Qur‟an ini, masyarakat
bisa mengambil hikmah dan mencari rahmat Allah. Melihat dalam pelaksanaan
yasinan baik itu bapak-bapak dan para ibu-ibu, tidak jauh berbeda dengan apa
yang dilaksankan oleh kebanyakan orang, namun kegiatan ini tidak pernah sepi
dan selalu dilaksanakan secara kontinyu.
Dalam pelaksanaan yasinan ini bermacam cara supaya masyarakat bisa
ikut andil dalam pelaksanaan rutin ini, seperti menghadiri siraman rohani sesudah
30

kegiatan, dan ada juga mengadakan sejenis arisan untuk menarik minat
masyarakat dalam kegiatan yasinan, pelaksanaan yasinan ini terkandung dibarengi
dengan niat yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk menjaga kegiatan ini masih
bernuansa islam, maka disetiap desa menganjurkan untuk tidak hanya membaca
yasin, akan tetapi juga memberikan ilmu untuk masyarakat keta. Waktu
pelaksanaan kegiatanpun berbeda-beda di setiap desa, ada yang mengadakan di
siang jum‟at, malam jum‟at, siang sabtu, malam mimggu, malam senin, dan juga
siang senin. Untuk pemabacaan yasin sendiri tidak hanya dalam kegitan ini,
namun juga dalam kegiatan-kegiatan yang lain seperti ketika hajatan, acara
pernikahan, dan ketika kematian. Dalam kegiatan-kegiatan ini, yasinan dibaca
bersamaan dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an lainnya.

3. Kegiatan Lembaga Forum Da‟i


Dari hasil penelitian penulis di lapangan, kegiatan Forum Da‟i adalah
kegiatan untuk mengahsilkan pemahaman yang tidak melenceng dari ajaran Nabi
Muhammad SAW, adapun kegiatan Forum Da‟i tidak saja di laksanakan untuk
kecamatan tetapi juga di setiap desa yang berada di kecamatan pemayung.
Kegiatan yang di laksankan oleh Forum Da‟i ini juga melaksanakan rutinas
membaca dan memberi pemahaman Al-Qur‟an.
Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dan observasi ketua Forum
Da‟i Kecamatan Pemayung, untuk memberikan pemahaman isi Al-Qur‟an di
Kecamatan Pemayung, dalam rangka mengisi kegiatan-kegiatan keagamaan yang
berlandaskan Al-Qur‟an.
Berikut penjelasan dari Bapak A. Basiran Sebagai ketua Forum Da‟i
Kecamaan Pemayung, menjelaskan :
“Kegiatan Forum Da‟i ini adalah salah satu rutinitas yang ada di kecamtan
pemayung, untuk menerangkan isi kandunga Al-Qur‟an dan pemahaman nya
kepada masyarakat, dan Alhamdulillah ketika adanya kegiatan Forum Da‟i di
Kecamtan Pemayung dalam beberapa tahun belakangan ini, masyarakatpun
mulai gemar terhadap pengajian-pengajian Al-Qu‟an, baik itu dari segi
indipidu maupun dari segi kegiatan sosial yang berlandaskan Al-Qur‟an
31

dengan berjalan efektip maka disitulah kebanyakan masyarakat bisa


mendalami ilmu Al-Qur‟an”.45

Sebagai salah satu wadah untuk menyampaikan pengajaran agama dan


kandungan Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, Forum Da‟i Kecamatan
Pemayung merupakan suatu pergerakan yang melibatkan beberpa orang yang
sudah diteliti dan diamati oleh pemerintah kabupaten Batang Hari. Orang-orang
tersebut merupakan para Da‟i-Da‟i yang diamanahkan, untuk menyampaikan
unsur-unsur keagamaan, kepada masyarkat. Kegiatan Forum Da‟i juga menjadi
salah satu penggerak dan panutan terhadap masyarakat Kecamatan Pemayung,
dikarnakan setiap Da‟i yang sudah di tunjuk dan diberikan tugas disetiap desa
merupakan seorang Da‟i yang mampu membuat masyarakat menjadi lebih baik
lagi.
Dalam pelaksanaan kegiatan Forum Da‟i di Kecamatan Pemayung, telah
mempunyai kegiatan-kegiatan yang sudah di rancang dan sudah di beri waktu,
untuk mengaetahui kegiatan-kegiatan Da‟i dalam menyampaikan ayat-ayat Al-
Qur‟an, penulis sudah menemukan lansungg ketua Forum Da‟i Kecamtan
Pemayung, adapun dalam hasil wawancara dan observasi penulis dengan bapak
Busri terhadap kegiatan Forum Da‟i ia mengatakan :
“Kegiatan Forum Da‟i ini tidak lepas dari komunikasi dengan pemerintah,
baik itu di Kecamatan maupun di desa-desa yang ada di Kecamatan
Pemayung, namun dalam kumunikasi tersebut tidaklah berjalan dengan
lancar, seperti ada yang diharapkan, namun apa yang disampaikan dai kepada
setiap desa yang ada di Kecamatan Pemayung ini, Alhamdulillah sudah di
trima oleh masyarakat, dengan apa yang di kehendaki oleh para Da‟i
Kecamatan Pemayung, seperti pengajaian di setiap desa, kegatan-kegiatan
yang tersebut sudah di tentukan waktunya, seperti sudah Sholat Jum‟at,
malam minggu, siang minggu, malam senin, dan siang senin. Kegiatan yang
dilakuka oleh Forum Da‟i bertujuan supaya masyarakat Kecamatan
Pemayung bisa memahai Al-Qur‟an”.46

45
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.

46
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
32

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa, dalam


pelaksanaan kegiatan Forum Da‟i mempunyai berbagai macam cara untuk
meyampaikan ajaran agama dan ayat-ayat Al-Qur‟an. Kegiatan Forum Da‟i yang
ada disetiap desa di Kecamatan Pemayung sudah ada petugas Da‟i yang diberi
amanah untuk menyampaikan ajara agama di desa yang sudah di tentukan, disini
lah peran Da‟i sangat di butuhkan karena setiap ada kegiatan keagamaan di setiap
desa maka Da‟i yang sudah bertugas di desa tersebut menjadi pemberi ilmu dan
megajarkan pengertian agama dan ayat-ayat Al-Qur‟an. Kegiatan yang sering
dihadiri oleh Da‟i yakni adalah kegiatan yasinan, kegiatan memperingati hari
bersejarah, dan mengisi hutbah jum‟at, dengan keberadaan Forum Da‟i ini sangat
membantu untuk mengatasi kekurangan masyarakat terhadap Al-Qur‟an di
Kecamatan Pemayung, kegiatan ini pun menjadi pendorong pemerintah supaya
masyarakat bisa belajar dan memahami Al-Qur‟an dan bisa membantu jalan nya
roda pemerintahan dalam bidang keagamaan. Untuk itu kegiatan ini harus
dijadikan motivator supaya masyarakat bisa mengenal Allah lebih dekat lagi.
Kegiatan ini memberikan suatu pondasi keagamaan di tengah-tengah masyarakat
Kecamatan Pemayung.

Tabel.III
Nama-nama Ketua Berserta Anggota Pengurus Porum Da’i 2018
A.Basiran Muslim Sargawi Kemas hasim
Pu‟adi Suprayetno Haiar Muhajirin
Edi Masdar Rono arahab Majid
H.pani Amir Mahmud Mujisalamun Sopian
Ripa‟i Busri Ishak husen

4. Kegiatan Lembaga Badan Kontak Majelis Ta‟lim


Kegiatan yang di dominan oleh para ibu-ibu ini, mempunyai dayatarik
tersendiri, dalam perannya yang bisa dikatakan sangat berpengaruh dikalangan
33

para ibu-ibu. Kegiatan ini selalu di hadiri oleh masyarakat kecamatan pemayung,
khususnya oleh ibu-ibu yang berkeinginan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
satu bulan satu kali ini Para ibu berbondong-bondong untuk menghadiri kegiatan
badan kontak majelis tak‟lim ini.

Sebagai mana dalam hasil wawancara penulis dengan ibu Asna Wati
selaku masyarakat Kecamatan Pemayung ia mengatakan:

“Kegiatan badan kontak majelis tak‟lim ini sudah lama berjalan,


tujuannyapun untuk memberikan penerangan kepada kaum hawa yang berada
di Kecamatan Pemayung ini, oleh karena itu setiap kegiatan ini selalu ramai
yang hadir, sebab itulah kegiatan ini juga menjadi sorotan bagi pemerintah
supaya memberikan suatu santunan untuk kegiatan-kegiatan ini. Oleh
disebabkan dengan kegiatan badan kontak majelis tal‟lim ini, terutama saya
sangat senang dan sangat memberi peluang untuk kami selaku para ibu-ibu
rumah tangga bisa memahami Al-Qur‟an melalui kegiatan ini”.47

Adapun hasil dalam wawancara tersebut bisa dilihat bahwa sanya kegiatan
badan kontak majelis ta‟lim, yang ada di Kecamatan Pemayung, sudah lama
dilaksanakan, dari kegiatan ini muncul menjadi suatu kegaitan yang
berkesinambungan yang bisa dijadikan suatu pokok dan suatu landasan bagi
terpeliharanya silaturahmi anggota masyarakat dengan masyarakat yang lain, dan
bisa belajar memahami Al-Qur‟an dengan cara mendengar ceramah bersama-sama
dalam kegiatan tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini selain di isi dengan kegiatan-kegiatan


mempelajari Al-Qur‟an, juga di isi dengan ceramah atau dakwah yang di jadikan
suatu pendekatan untuk menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat.
Kegiatan tidak hanya memberikan sekedar dakwah namun juga memberikan
nuansa sosial yang terkait dengan agenda para ibu-ibu majelis ta‟lim, berupa
penyampaian pelatihan dan pemberdayaan ekonomi dan ilmu sosial lainnya.

47
Asna wati. Salah satu kepala madrasa ibtida‟ia. Wawancara dengan penulis, 15
desember 2018, kecamatan pemayung. Rekaman audio
34

Kegiatan ini juga lebih mendahulukan kegiatan siraman rohani kepada


masyarakat yang hadir, dan kegiatan ini juga dilaksanakan pada tanggal-tanggal
yang sudah di tentukan oleh pengelola kegiatan, dalam pelaksanaannya
dikecamatan pemayung dilakukan di setiap desa yang mendapat giliran untuk
menjadi tuan rumah pada kegiatan ini, namun kegaitan ini hanya dilaksanakan
satu bulan sekali, untuk itu kegiatan badan kontak majelis a‟lim ini selalu di hadiri
oleh perserta dari setiap desa yang ada di Kecamatan Pemayung lebih hususnya
para ibu-ibu.
Untuk kegiatan rutinitas yang dilaksanakan oleh pengurus di Kecamatan
Pemayung sendiri masih memerlukan catatan-catatan penting untuk kedepannya
supaya kegitan seperti ini memberikan perubahan kepada masyarakat kecamatan
pemayung, adapun yang biasa dilaksanakan pada kegiatan badan kontak majelis
ta‟lim di kecamatan pemayung yakni, seperti membaca surah yasin, ayat-ayat
pendek, ceramah dakwah keagamaan, dan do‟a. Adapun setelah kegiatan
mendengarkan penyampaian pesan dari ketua lembaga badan kontak majelis
ta‟lim Kecamatan Pemayung.

Tabel IV
Nama-nama Ketua Berserta Anggota Pengurus
Badan Kontak Majelis Ta’lim 2018

Febrianti Hj.amih Yani mukti Yulizar Rahmani


Evi liani Wardani Nurmaneti Hayati Nurmalinda
Sustiawati Merniza Cut Marpuah Armilawati
Hondaswati Zaitu Misnawati Melati Nursaini
Yuni Khoimah Sudarwati Robiah Sri suwarni

5. Kegiatan Lembaga Madrasah Ibtida‟iah


Masa awal perkenalan manusia sudah diberi pengetahuan supaya
mengenal sesuatu yang pertamakali untuk hal yang dikenal. Begitu jugalah
dengan pengenalan ajaran agama dan mengenali Al-Qur‟an kepada anak-anak,
adapun kegiatan ini untuk memberi pelajaran kepada anak-anak supaya mereka
35

bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an, kegiatan ini sunggu memberi dampak
positif, supaya generasi selanjutnya bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Kegiatan ini telah diakui oleh kementrian agama republic Indonesia,
sebagai prasarana untuk pembelajaran dan mengajarkan unsur agama dan unsur
Al-Qur‟an kepada anak-anak, untuk landasan kegiatan madrasah ibtida‟iah ini
tergantung pada setiap pengurus yang ada pada madrasah tersebut, untuk bisa
memberikan suatu pengajaran yang berstandar nasiaonal.
Memberikan pendidikan dan pembekalan agama untuk anak-anak dari usia
dini adalah tugas yang sangat penting, karena anak-anak adalah obat penenang
jiwa dan penenang hati. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan
pendidikan agama anak-anak mereka karena perkembangan agama di masa kecil,
terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, baik dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat lingkungannya. Semakin banyak pengalaman yang baik dari
agama akan menjadi pengalaman baik pula dalam pribadi anak, sikap dan perilaku
tindakan dan cara anak dalam menghadapi hidup sesuai dengan ajaran agama.
Pembelajaran untuk anak usia dini seperti memberikan pembelajaran
terhadap agama dan Al-Qur‟an seharus nya dari sejak dini, untuk itu madrasah
ibtida‟iah adalah salah satu tempat untuk anak menuntut ilmu agama dan
memahami Al-Qur‟an, supaya mengetahui apa saja yang dipelajari oleh madrasah
ibtida‟iah, penulis akan mengemukakan beberapa pembelajaran nya, yakni
mengenali huruf-huruf Al-Qur‟an, membaca Al-Qur‟an, tajwid, fiqih, akhlak,
sejarah, dan praktek sholat. Dalam waktu pelaksanaannya beberapa desa di
kecamatan pemayung mempunyai waktu-waktu yang telah di tentukan oleh
kesepakatan para guru-guru yang ada di setiap desa, ada yang melaksanakan nya
dari hari senin hingga hari sabtu, dan ada hanya sampai hari jum‟at.
Untuk awal yang baik maka di akhir nanti akan baik pula, begitu jugalah
kegiatan ini memberikan pengaruh terhadap anak-anak untuk menjadi awal
pembelajaran memahami Al-Qur‟an dan disini jugalah berawal untuk belajar
membaca Al-Qur‟an, kegiatan ini membuat masayarakat kecamatan pemayung
senantiasa setiap tahunnya memasukkan dan menyerahkan anak-anaknya untuk
belajar dimadrasah ibtida‟iah, kegiatan ini memang di khususkan untuk para anak-
36

anak, supaya anak-anak dikecamatan pemayung bisa belajar membaca dan belajar
untuk mengenal isi Al-Qur‟an.
Sebagai mana juga hasil wawancara penulis dengan ibu Asaroh Sebagai
salah satu guru madrasah ibtida‟iah di kecamatan pemayung, yakni ia
mengatakan:

“pembelajaran agama dan Al-Qur‟an terhadap anak-anak sekarang bisa


dikatakan sudah banyak salah satunya dasar awal untuk anak-anak bisa
mengaenal Al-Qur‟an dan agama nya yakni dengan memasuki pendidikan
madrasah ibtida‟iah, bagi saya memasukan anak kepada pendidikan agama
dan supaya anak-anak bisa mengenal isi kandungan Al-Qur‟an, sangat di
anjurkan karena disini lah anak-anak akan mempelajari hal-hal yang
mencakup agama dan Al-Qur‟an. Oleh karena itu pendidikan madrasah ini
sungguh sangat berguna bagi masyarakat hususnya Kecamatan Pemayung
untuk mengenali anak-anak kepada ajaran agama dan Al-Qur‟an”.48

Dari hasil wawancara di atas bisa dicermati, bahawa pendidikan madrasah


ibtida‟iah adalah salah satu pondasi masyarakat kecamatan pemayung untuk
mengenali agama dan memehami Al-Qur‟an, dari segi kegiatan hanya berlaku
untuk anak-anak. Kerena awal manusia mengenal segalah sesuatu itu yakni dari
sejak anak-anak, maka masyarakat kecamatan pemayung rata-rata menyerahkan
anak-anak nya untuk belajar di madrasah ibtida‟iah, akan tetapi sebagian
masyarakat belum mau memasukan anaknya ke madrasah ibtida‟iah dengan
kendala yang bermacam-macam dan alasan yang tidak masuk akal.

Tabal. V
Jumlah DTA Yang Ada di Kecamatan Pemayung
Tahun 2017/2018
Nama Jumlah Nama Jumlah
DESA DTA DESA DTA
JEMBATAN MAS 3 SERASAH 5
KAMPUNG PULAU 1 TURE 8
TEBING TINGGI 2 PULAU BETUNG 15
SIMP,KUBUKANDANG 1 LOPAK AUR 16

48
Asaro. Salah Satu Kepala Madrasa Ibtida‟ia. Wawancara Dengan Penulis, 15 Desember
2018, Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
37

KUBU KANDANG 1 SELAT 16


KUAP 1 OLAK RAMBAHAN 11
SENANING 1 TELUK 8
LUBUK RUSO 1 PULAU RAMAN 9
TELUK KETAPANG 1 KAOS 5
AWIN 1 JUMLAH 163

B. Tujuan Kegiatan Membaca dan Memahami Al-Qur’an


Tujuan kelembagaan sosial mencakup beberapa fungsi, di antaranya
memberikan pengarahan dengan dara menggambarkan keadaan masa akan datang
yang senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh kelembagaan. Dengan
demikian, tujuan tersebut menciptakan pula sejumlah pedoman bagi landasan
kegiatan kelembagaan. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi yang
membenarkan setiap kegiatan kelembagaan, serta bagi eksistensi lembaga itu
sendiri. Selain itu, tujuan juga berfungsi sebagai patokan yang dapat dipergunakan
oleh anggota organisasi maupun kalagan luar untuk menilai keberhasilan suatu
lembaga, misalnya mengenai segi efektivitas maupun efesiensi. Menurut cara ini
pula tujuan lembaga berfungsi sebagai tolak ukur bagi para ilmuwan di bidang
lembaga untuk berusaha mengetahui seberapa jauh suatu lembaga trsebut berjalan
secara baik.49
Al-Qur‟an merupakan kitab umat islam, yang dari informasinya sendiri
menyebutkan dirinya dengan berbagai nama. Dari nama-nama tersebut paling
tidak kita dapat mengindentifikasi fungsi dan paradikma dasar yang dibawahnya
bagi umat islam khusnya dan umat manusia umumnya.

Berikut ini akan di jalaskan tujuan-tujuan kegiatan dalam upaya membaca


dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, setiap kegiatan dengan tujuan
yang berbeda-beda, oleh karena itu maka akan di jelaskan dibahwa ini apa-apa
saja yang menjadi tujuan dalam setiapa kegiatan yang melibatkan Al-Qur‟an.

49
Program Tradisi “Membaca Dan Memahami Al-Qur‟an”. Diakses Melalui Alamat
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=In-ID&Source=Android-Browser&Ei=Tuu.
Tanggal 16 Desember 2018
38

1. Tujuan kegiatan pengajian antar magrib dan isya

Al-Qur‟an sebagai kalam Allah yang sacral, maka diperlukan usaha untuk
bisa membacanya, salah satu usaha untuk bisa membacanya yakni dengan
mempelajari setiap huruf yang ada dalam Al-Qur‟an, untuk itu dibentuk suatu
kegiatan yang bisa mengenali huruf-huruf Al-Qur‟an, yakni kegiatan
pembelajaran antar bagrib dan isya, sebenarnya kegiatan ini sudah ada sejak pada
zaman Nabi terdahulu, namun dengan waktu yang berbeda-beda.

Dalam tujuan yang sama pada umumnya, kegiatan ini untuk mengenali
huruf-huruf Al-Qur‟an, tetapi dalam kegiatan ini di laksanakan pada bagrib dan
isya, yang di ajarkanpun masih tergolong untuk pendasaran dalam Al-Qur‟an
dengan tehnik dan cara yang berbeda-beda, ada yang memakai cara dasar
mengenal huruf Al-Qur‟an dengan metode juz‟ama dan dengan cara metode iQra‟.

Dengan tujuan yang sama supaya umat islam bisa belajar dan menganel
huruf-huruf Al-Qur‟an, namun dengan tujuan dibentuk nya kegiatan ini tidak
semerta-mera di resfon banyak oleh masyarakat, tetapi tujuan dijadikannya
kegiatan pengajian antar magrib isya ini semerta-merta untuk supaya mereka umat
isalam yang ada pada kecamatan pemayung, agar suapaya bisa membaca Al-
Qur‟an.

2. Tujuan kegiatan dari membaca ayat-ayat Al-Qur‟an


Cara yang paling baik saat ini untuk bisa membaca Al-Qur‟an adalah
dengan melakukan pembacaan secara tematik, menghubungkan berbagai ayat
yang terpisah-pisah di berbagai tempat dalam Al-Qur‟an, dengan cara demikian
bisa memberikan suatu solusi supaya umat islam bisa membaca Al-Qur‟an.

Dengan tujuan yang sangat dikatakan berguna bagi umat islam hususnya
di kalangan masyarakat kecamatan pemayung, dengan adanya kegiatan-kegiatan
pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an, demikian juga mereka bisa menyempatkan
waktu untuk bisa membaca ayat-ayat Al-Qur‟an, walau dengan cara
menggabungkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur‟an, namun manfa‟at dari
kegiatan ini sangat bergurna dikalangan umat islam di zaman sekarang.
39

Kegiatan-kegiatan yang memberi dampak positif dalam bidang membaca


Al-Qur‟an, untuk itu diadakan nya kegiatan pemacaan yasin dan tahlil, dengan
cara seperti itu tampa di sadari sudah mengajak umat islam untuk membaca Al-
Qur‟an, walaupun kegiatan seperti ini masih ada dikalangan ulama‟ masih tidak
membolehkan pembacaan Al-Qur‟an dengan cara demikian.

3. Tujuan Kegiatan Da‟i


Keadaan masa moderen seperti sekarang ini, memberikan pengaruh
pemahaman dan penjelasan terhadap segala jenis hukum dan landasan berpikir
yang sangat bermacam-macam. Maka memerlukan suatu gagasan yang bisa
meluruskan apa yang di anggab tidak sesuai dengan norma-norma agama islam,
untuk itu harus ada yang bisa memberikan pemahaman dan pengerian yang lurus
terhadap umat islam.

Untuk bisa menyampai suatu pemahaman yang benar maka memerlukan


suatu landasan untuk bisa menyampaikan ajaran yang benar bagi umat islam,
hususnya di kalangan masyarakat Kecamata Pemayung, maka kebijakan yang
berlaku saat ini yakni di bentuk nya suatu lembaga kemasyarakatan supaya
memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap Al-Qur‟an.

Makah terbentuklah suatu lembaga porum da‟i, yang bertujuan suapaya


memberikan penjelasan dan pemahaman yang sesuai dengan sari‟at islam, dengan
di bentuknya kegiatan ini agar masyarakat kecamatan pemayung bisa bertanya
dan bisa memahami maksud dari ajaran islam dan penyampaian isi Al-Qur‟an.

4. Tujuan Kegiatan Badan Kontak Majelis Ta‟lim


Al-Qur‟an memberikan pemahaman dan penjelasan yang sangat luas, baik
itu dari segih dunia maupun di akhirat, maka dalam lembaga ibu-ibu ini
memberikan kesempatan untuk bisa medengarkan dan memahami Al-Qur‟an,
supaya dalam kesibukan duniawi ini ada waktu dan kesempatan untuk
mendengarkan pemahaman yang di jelaskan oleh para Da‟i dan guru-guru yang
ada pada Kecamatan Pemayung.
40

Dalam lembaga ini hampir serupa dengan lembaga-lembaga lainnya,


namun dalam lembaga ini lebih menghusus kepada pemahaman terhadap kaum
wanita, supaya kaum wanita dizaman yang sudah moderen dan canggih seperti
saat sekarang, tidak terjerumus kedalam pemahama yang diluar dari pemahaman
islam dan ajaran Al-Qur‟an.

5. Tujuan Kegiatan Dari Madrasah Ibtida‟iah


Pembelajaran untuk anak usia dini seperti memberikan pembelajaran
terhadap agama dan Al-Qur‟an, untuk itu madarasah ibtida‟ah adalah salah satu
tempat untuk anak menuntut ilmu agama dan memahami Al-Qur‟an, dalam tujuan
kegiatan ini adalah supaya memberikan pendidikan agama untuk masa awal, agar
ketika dimasa yang selanjutnya mereka tidak lagi buta akan pengetahuan
agamanya.
Dalam kegiatan ini suapaya anak bisa mempelajari dari segai agama
maupun dari segai Al-Qur‟an, seperti kegiatan mengeli anak kepada landasan
beragama islam dan ada juga mempelajari hukum-hukum islam, namun tidak
hanya memberikan pengetahuan terhadap agama mereka, adajuga untuk
mengenali kepada kitap-kitap mereka, seperti mengenali huruf-huruf Al-Qur‟an,
dan hukum-hukum tajwid dalam kitab suci Al-Qur‟an.

C. Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan


Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau
tanggapan (reaction). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, respon berarti
tanggapan, reaksi dan jawaban. Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan
bahwa, “respon adalah reaksi pisikologis-metabolik terhadap tibanya suatu
ransangan, ada yang bersifat otomatis seperti refelsi dan reaksi emosional lansung,
adapula yang bersipat terkendali”.
Dalam kamus lengkap pisokologi disebutkan bahwa, “response (respon)
adalah sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh suatu peransang,
atau berarti satu jawaban, khususnya jawaban dari pertanyaan tes atau kuesioner,
41

atau berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah
maupun yang tersembunyi atau yang samar”.50
Respon secara pemahaman luas dapat diartikan pula ketika seseorang
memberikan reaksinya melalui pemikiran, sikap, dan perilaku. Sikap yang ada
pada diri seseorang akan memberikan warna pada perilaku atau perbuatan
seseorang. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau
kesan yang didapat dari sebuah pengamatan.
Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggapan ialah pengamatan
tentang subjek, peristiwa-peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan penafsirkan pesan. Segala sesuatu yag pernah kita alami akan selalu
meningalkan jejak atau kesan dalam pikiran kita. Kesan atau jejak itulah yang
dapat timbul kembali dan berperan sebagai sebuah tanggapan atau bisa disebut
respon.51
Setiap perbuatan tentu ada respon dari orang yang melihat nya, baik itu
respon fositif maupun bersifat negatif. Dan ketika kita tidak bisa menyikapi kritik
dengan baik, tentu kita akan termasuk orang-orang yang bodoh, sama dengan
orang yang memberi kritik secara negative. Selagi perbuatan kita itu benar maka
lanjutkanlah, dan harus yakin bahwa perbuatan itu akan mengahasilkan sesuatu
yang baik nantinya.
Begitu juga dengan adanya upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an,
melalui kegiatan demi kegiatan untuk melestarikan Al-Qur‟an, masyarakat juga
berlomba-lomba supaya mendapatkan suatu ilmu dalam proses membaca dan
memahami Al-Qur‟an, namun, untuk sebuah respon masih di katakana jauh dari
yang diharapkan, baik dari membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Ini juga sesuai dengan wawancara bersama bapak A.Basiran ia megatakan:
“Untuk suatu respon dalam kegiatan baik itu membaca dan memahami Al-
Qur‟an, husus masyarakat kecamatan pemayung masih bisa dikataka
minimnya kemauan untuk lebih mendalami Al-Qur‟an kedalam kehidupan
sehari-hari, adapun faktor tersebut ialah elektronik jaman sekarang, namun

50
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, Cet.Ke-2, (Jakarta: Bulan Bintang,1982),Hlm.50
51
Alisuf Sabri, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:Pedoman
Jaya,2004),Hlm.60
42

untuk merespon baik dalam membacapun masih ada, walau itu hanya
segelintir masyarakat yang masih mau untuk membaca dan memahami Al-
Qur‟an. Sayapun selaku ketua forum da‟i juga memberikan suatu arahan
kepada masyarakat supaya mereka membaca dan memahami Al-Qur‟an di
dalam kehidupan sehari-hari mereka”.52

Selaras dengan hasil wawancara dengan bapak ketua MUI kecamatan


pemayung yakni bapak Kemas Hasyim, ia mengatakan:
“Berbicara tentang masalah respon memang tidak semua masyarakat
merespon kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an ini dengan baik,
namun ada juga yang menilai sebaliknya. Oleh karena itu saya sebagai
pemerintah sekaligus ketua MUI kecamatan, menyampaikan setiap ada acara
dan perkumpulan-perkumpulan, saya selalu memberikan saran untuk bisa
meluangkan waktunya supaya bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an”.53

Berdasarkan penjelasan diatas memang kegiatan membaca dan memahami


Al-Qur‟an dari respon masyarakat ada segi positif dan negatif, begitu juga
kehidupan yang kita jalani dan perbuatan yang kita lakukan, penilaian orang
sudah tentu kita hadapi meski banyak yang menilai positif namun ada juga yang
menilai negatif. Respon orang berbeda-beda terhadap apa yang mereka lihat dan
mereka dengar, terkadang sangat jauh dari apa yang orang lain mengerti.
Menurut pengamatan penulis respon masyarakat terhadap kegiatan
membaca dan memahami Al-Qur‟an, memang ada yang merespon positif dan ada
yang merespon negatif. adapun yang merespon positif yaitu mereka yang menilai
perbuatan itu baik dilakukan dan ia hadir didalamnya. Adapun mereka yang
menilai negatif yaitu mereka yang kurang pengetahuannya akan manfa‟at kegiatan
itu kepada dirinya dan juga mereka sibuk dengan kegiatan meraka sendiri dari
pada untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang sudah jelas baik dampak nya
kepada kehidupan mereka.

1) Resfon Positif Terhadap Masyarakat

52
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober
2018,Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
53
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
43

Upaya masyarakat dalam membaca dan memahami Al-Qur‟an adalah


suatu kegiatan yang mengajak supaya bisa membaca dan memahami isi
kandungan Al-Qur‟an. Untuk masyarakt yang diberi petunjuk dari Allah, tentu ia
akan merespon positif tentang kegiatan kegiatan membaca dan memahami Al-
Qur‟an. Sedangkan mereka yang belum di buka pintu hatinya sudah tentu tidak
mau menerima kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an, namun adakalanya
mereka yang merespon negatif karena merasa tersaingi atau ada mempunyai sipat
iri, dengki dan segala macam nya.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh bapak H. KMS, Karim. Sebagai ketua
adat kecamatan pemayung ia menyatakan yakni :
“Untuk keadaan masyarakat hususnya di kecamatan pemayung ini semejak
adanya kegiatan-kegiatan yang memebangun masyarat untuk mempelajari Al-
Qur‟an, Alhamdulillah sudah lumayan banyak ada perubahan yang terjadi,
walaupun tidak semua masyarakat memahami apa yang di pelajari dan di
dengar ketika mereka berada dalam pengajian, namun antusias masyarakat
sudah bisa dikatan cukup banyak perubahan, untuk merespon dalam
membudayakan membaca dan memehami Al-Qur‟an masyarakat kecamatan
pemayung sangat merespon positif dalam kegaitan yang menunjang dalam hal
keagamaan dan memahami isi Al-Qur‟an”.54

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam hal yang memberikan dampak


positif terhadap pribadi maupun perkelompok, perubahan yang ada pada
masyarakat sebenarnya tidak bisa di ukur dengan keberadaan seberapa banyak
mereka membaca dan memahami, namun bisa dilihat ketika mereka menerapkan
apa yang telah di baca dan telah di pahami. Tentu dengan keadaan yang mereka
terapkan di kehidupan, demikian juga bisa memberi dampak positif kepada
pergaulan dan kondisi dalam masyarakat, baik itu dari segi pribadi maupun
keluarga mereka.
Berdasarkan pengamatan penulis bahwa respon positif oleh masyarakat
kecamatan pemayung, terhadap upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an,
mereka merespon fositif dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an,
karena memberikan nilai positif dan memberikan motivasi untuk bisa membaca
54
H.Kms,Karim. Ketua Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis, 02 Januari
2019, Rekaman Audio.
44

Al-Qur‟an dan memehami isi Al-Qur‟an, untuk lebih membenah diri dalam
kehidupan dunia seimbang dengan kehidupan di akhirat

2) Respon Negatif Terhadap Masyarakat


Di dunia memang ada timbal baliknya Allah SWT ciptakan dalam bentuk
apapun itu, zat, sifat ataupun dalam kehidupan bermasyarakat. Segala sesuatu ada
segi positif nya, namun adapula segi negatifnya. Meskipun kita yang menilai
positip namun ada juga sebagian kecil yang menilai negatif. Kegiatan dalam
upaya membaca dan memehami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung merupakan
kegiatan yang bernuansa positif, namun yang merespon positif bisa dikatakan
seimbang dengan yang merespon negatif.
Sebenarnya kegiatan membaca dan memehami Al-Qur‟an ini tujuan nya
mengajak masyarakat supaya lebih mendalami Al-Qur‟an dan meminta keridhoan
allah SWT, namun ada juga yang menilainya negatif, dan yang masih menilai
kegiatan ini negatif kemungkinan mereka belum paham dan belum di beri hidayah
dari allah SWT. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan masyarakat, yakni
bapak Busri ia mengatakan :
“Dizaman globalisasi ini penuh tantangan dan rintangan untuk anak-anak
pada umum nya, beda dengan zaman saya dulu, untuk sekarang susah
mendidik anak, bagi saya untuk satu kecamatan di zaman sekarang sudah
susah untuk menuntut ilmu Al-Qur‟an, waktu di zaman saya dahulu menuntut
untuk belajar membaca Al-Qur‟an jika salah itu di pukul dengan rotan,
namun dizaman sekarang sudah banyak pengaruh bagi kalangan anak-anak
dan remaja kita, dan bagi orang tua zaman sekarangpun banayak kendalanya
terhadap waktu untuk mendekatkan diri mereka kepada Al-Qur‟an dengan
berbagai macam kendala yang mereka katakan, tetapi jika mereka emang
berkeinginan membaca ataupun memahami Al-Qur‟an, peluang waktu selain
masalah dunia sebenarnya mereka bisa menyempatkan diri untuk membaca
ataupun memahami Al-Qur‟an”.55

Hasil wawancara berikut ini adalah dengan salah satu pemuda kecamatan
pemayung, yang bernama sandi gusti prawira, ia mengatakan :

55
A.Busri, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018, Kecamatan
Pemayung. Rekaman Audio.
45

“Keadaan Al-Qur‟an di zaman sekarang masih bisa dikatan minim akan


keinginan masyarakat terhadap ke gemaran membaca Al-Qur‟an, baik itu dari
anak-anak, remaja, dewasa, dan bahkan orang tua sekalipun. Mereka tahu
akan kebenaran Al-Qur‟an dan akan keberadaan Al-Qur‟an di kehidupan,
namun untuk bisa membaca Al-Qur‟an saja mereka masih terkendala dengan
masalah dunia mereka, keberadaan Al-Qur‟an di kecamatan pemayung
sungguh sangat luas, di setiap desa ada tempat pengajian dan tempat
pembelajaran Al-Qur‟an, namun kemauan mereka masih kurang, baik itu
anak-anak sampai orang tua di karenakan faktor awam nya mereka di
terhadap pengetahuan Al-Qur‟an”.56

Melihat dari hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa respon


negatif terhadap kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an, sebenarnya tidak
adanya merespon negatif, tetapi masih ada yang terkendala dengan kesibukan
duniawi mereka masing-masing, untuk itu terjadilah yang namanya kelemahan di
masyarakat untuk minat membaca dan dan memahami Al-Qur‟an, mereka telah di
hasut oleh dunia mereka, dikarnakan itu mereka enggan akan mendekatkan diri
dan mengingin kan akan membaca dan memahami Al-Qur‟an di kehidupan
mereka.
Berdasarkan pengamatan penulis, meskipun masyarakat yang merespon
positif lebih banyak, namun ada jugayang merespon negatif, keadaan ini benar
adanya, mungkin karena memang belum di berikan hidayah, atau kebenciannya
akan seseorang yang berada dalam suatu kegiatan, namun lebih jelasnya penulis
akan memasukan beberapa kemungkinan terhadap respon dalam kehidupan
sehari-hari kita.
Berdasarkan teori yang dikemukan oleh stiven M. chaffe respon dapat
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan
keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini
timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami oleh
khalayak.

56
Sandi Gusti Prawira, Pemuda Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis, 11
Desember 2018, Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
46

b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan


menilai seseorang terhadap sesuatu.
c. Behavioral, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata
meliputi tindakan atau kebiasaan.
Jadi antara respon, tanggapan, jawaban dapat muncul disebabkan oleh
adanya suatu gejala peristiwa yang mendahuluinya. Respon merupakan timbal
balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap khalayak yang terlibat dalam
proses kumunikasi. Proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan
efesien apabila terdapat unsur-unsur komunikasi didalamnya.
Semejak manusia dilahirkan, sejak itulah manusia lansung menerima
stimulus, sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh.
Manusia dalam pertumbuahan selanjutnya terus menerus merasakan akibat
pengaruh dari dirinya. Untuk mengembangkan fungsi alat indra sesuai dengan
pungsinya, terus memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya. Allah
SWT, telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat
indranya dengan mengenali lingkungan sekitar serta aspek aksternal (yang
mempengaruhi dari diri luar manusia), seperti yang dikatakan bimo walgito “alat
indra itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.57

57
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Ilmu, (Yogyakarta :UGM, 1996), Hlm,53
BAB IV

EFEKTIF KEGIATAN DALAM MENGHANTARKAN MASYARAKAT


MEMAHAMI AL-QUR’AN DI KECAMATAN PEMAYUNG

A. Tingkat Efektif Kegiatan


Secara singkat efektivitas dapat diartikan dengan “berhasil guna”,”tepat
sasaran”, ketepatgunaan atau menunjang tujuan. Di dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), Efektivitas sendiri diambil dari kata dasar efektif yang bereti
mempunyai arti, pengaruh atau akibat, manjur, berhasil guna atau dapat membawa
hasil.58
Setiap kegiatan atau lembaga di dalam kegiatannya menginginkan adanya
mencapaian tujuan. Tujuan dari suatu lembaga akan tercapai segala kegiatannya
dengan berjalan efektip akan dapat dilaksanakan apabila didukung oleh faktor-
faktor pendukung efektivitas. Suatu kegiatan dikatakan efesien apabila dikerjakan
dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
Mengukur efektivitas kelembagaan bukanlah suatu hal yang sangat
sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang
dari sudut produktivitas, seorang menajer produksi memberikan pemahaman
bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa.
Tingkata efektivitas juga dapat diukur dengan memandingkan antara
rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namum,
jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak dapat sehingga
menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu
dikatakan tidak efektif.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau
tidak, sebagaimana dikemukakan sebagai berikut yaitu;

58
Abdul Razak Kalimat Efektif (PT Gremedia, Jakarta ) Hlm.25

47
48

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya


karyawan dala pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan
tujuan lembaga dapat tercapai.
b) Kejelasan srategi pencapian tujuan, telah diketahui bahwa srategi adalah
“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan barbagai upaya dalam
mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak
tersesat dalam pencapaian tujuan lembaga
c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan
tujuan yang hendak dicapai dan srategi yang telah ditetapkan artinya
kebijakan harus mampu memjembatani tujuan-tujuan dengan usah-usaha
pelaksanaan kegiatan operasional.
d) Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang
apa yang dikerjakan oleh lembaga dimasa depan.
e) Penyusunan lembaga yang tepat suaturencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan yang tepat sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan
bekerja.
f) Tersedianya sarana dan prasana kerja, salah satu indikator efektivitas
kegiatn adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan
prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh suatu lembaga.
g) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu
kegiatan apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efesien maka
kegiatan tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan
pelaksanaan kegiatan semakin didekatkan pada tujuannya.
h) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat
sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas kelembagaan
menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.

Dimensi efektivitas lembaga diuraikan menjadi indokator


1. kejelasan tujuan suatu lembaga
2. kejelasan startegi pencapaian tujuan lembaga
49

3. perumusan kebijakan lembgaga yang mantap


4. penyusunan lembaga yang tepat
5. penyediaan sarana dan prasana
6. efektivitas operasional lembaga
7. efektivitas fugsional lembaga
8. efektivitas tujuan lembaga
9. efektivitas sasaran lembaga
10. efektivitas individu dalam pelaksanaan kebijakan lembaga dan
11. efektivitas unit kerja dalam pelaksanaankebijakan lembaga.59
Setelah memperhatikan pemaparan di atas bahwa tingkat efektivitas dalam
suatu kegiatan memerlukan nya, sederhana apapun kegiatan yang di lakukan
hendak di lihat kembali bagai mana keadaan yang sudah dilakukan dan menilai
nya sendiri. Untuk itu penulis telah bisa memberikan suatu pandangan terhadap
kegiatan-kegiatan yang ada di kecamatan peamyung, yakni melihat bagai mana
yang terjadi dalam suatu kegiatan dan memberi dampak dalam kegiatan tersebut
untuk masyarakat, baik itu indifidu maupun berkelompok.
Dalam suatu tujuan suatu lembaga menginginkan satu keberhasilan, untuk
melihat keberhasilan itu harus mepunyai tekat dan kemauan yang tinggi,
keberadaa kelembagaan yang melibatkan landasan Al-Qur‟an yang berada di
kecamatan pemayung dalam beberapa tahun belakngan ini sangat antusias untuk
mengajarkan dan mengajak umat islam kepada jalan yang lebih baik, untuk
melihat lebih jauh akan keberadaan efektivitas kegiatan kelembagaan yang
didalamnya ada upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Perlu dilihat dan dicermati akan keberadaan Al-Qur‟an di tengah
masyarakat kecamatan pemayung, untuk itu harus melihat perubahan yang ada
pada bentuk kegiatan dan tingkat respon masyarakat terhadap memahami Al-
Qur‟an, jika kegiatan-kegiatan yang membuat masyarakat menjadi lebih baik itu
hanya menjadi satu landasan mereka untuk lebih memahami Al-Qur‟an. Maka
keberadaan kegiatan yang selama ini menjadi suatu pandangan untuk memahami

59
Ibid 121-127
50

Al-Qur‟an, sangat menjadi kegiatan utama, supaya keberadaan antara kegiatan


membaca dan memahami Al-Qur‟an harus dilakukan untuk memudahkan suatu
pergerakan melihat cela-cela yang ada ditengah masyarakat.
Melihat kegiatan masyarakat terhadap pengaruh nya ilmu pengetahuan
akan keagama dan landasa beragama yakni Al-Qur‟an, bagi penulis masih perlu
mengembangakan kegiatan ini lebih detil lagi atau lebih mendekati masyarakat,
dengan kegiatan ini di kembangkan akan muncul suatu gagasan yang
menimbulkan dampak yang berpengaruh demasyarakat, sebab dari itu perlu
evaluasi untuk kedepan nya supaya kegiatan ini mendaji acuan di masyarakat
untuk memahami dan mepelajari Al-Qur‟an ditengah maraknya berubahan zaman
yang moderen ini.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat


Setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah lembaga
seseorang atau lainnya sudah ada alasan dan faktor bagi meraka, sehingga mereka
mau melaksanaan kegiatan tersebut, begitu juga dengan kegiatan dalam upaya
membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, tentu kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan dan faktor-faktor
tertentupula. Adapu berbicara tentang faktor-faktor, maka adapun faktor adanya
kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung.
Merupakan suatu yang penting harus di cermati untuk lebih melihat,
apakah yang membuat seseorang itu memang memulai dengan rasa yang di
dorong dari kemauan nya atau hanya ikut-ikutan, maka harus meliahat bagai mana
mayarakat kecamatan pemayung terhadap adanya kegiatan membaca dan
memahami Al-Qur‟an.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang membuat dayatarik masyarakat untuk
mengikuti kegiatan membaca dan memhami Al-Qur‟an, dalam rangkayan-
rangkayan kegitan yang telah menjadi suatu tradsi membca dan memahami Al-
Qur‟an, baik itu lansung dari gurunya dan adapun dari yang mereka dengar.
a) Motivasi
51

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang terjadi
begitu saja, melainkan faktor yang selalu untuk mendorong yang akan dituju.
Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujunnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya. Motivasi adalah suatu
usaha yang disadari untuk menggerak dan mengerahkan, serta menjaga tingkah
laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Dari uraian pendapat diatas dapat
disimpulakan bahwa motivasi adalah sesuatu usaha atau kekuatan yang timbul
dari dalam dan mendorog seseorang untuk melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan tertentu.60
Untuk melihat bagai mana tingkat keikut sertaan masyarakat dalam
kegiatan yang ada dan sebab apa saja mereka bisa menghadiri kegiatan-kegiatan
yang bernuansa ke agamaan, untuk itu harus diketahui bagai mana masyarakat
menerima dan mau berkontribusi dengan kegiatan-kegiatan yang telah ada di
kecamatan pemayung, yakni salah satu penyebab seseorang bisa menghadiri dan
ikut serta dalam kegiatan yang bernuansa agama dan menjelaskan isi kandungan
Al-Qur‟an, adapun yang membuat masyarakat tersebut bisa hadir dalam kegaitan
yang demikian, adalah termotivasinya mereka akan kegiatan-kegiatan tersebut dan
membuat damapak positif terhadap diri mereka sendiri, adajuga yang termotivasi
dengan kegiatan ini dikarnakan seseorang itu berkeinginan mendekatkan diri
dengan sekeliling mereka dan adajuga hanya ingin ikut-ikut saja.
Sebagai mana yang dipaparkan diatas, maka untuk melihat motivasi dari
masyarkat supaya mereka membaca Al-Qur‟an, bermacam cara, ada yang dari diri
mereka sendiri ada juga yang termotivasi oleh sekeliling mereka, ada juga yang
termotivasi dikarnakan ingin banyak pengetahuan dan ada juga mengininkan
rahamat dari allah dengan melalui kegiatan tertentu. Namun bagai manapun dan
dari segi apapun bentuk motivasi mereka harus dihargai, karna mereka sudah
berkeinginan mengahadiri dan mendatangi kegiatan-kegiatan yang berlandaskan
Al-Qur‟an.
60
Pengaruh Pemberian Belajar Dari Orang Tua (Surakarta:Karya Abidi, 2010),Hlm,13
52

Motivasi yang berada di masyarakat kebanyakan termotivasi oleh orang


sekeliling, sehingga membuat mereka berkeinginan untuk terisvirasi oleh orang
lain untuk keberhasilan mereka, mereka harus termotipasih dahulu untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan. sebab apapun kegiatan nya mereka melihat orang
yang menghadiri kegiatan-kegiatan tersebut, seperti pemelajaran Al-Qur‟an, di
zaman sekarang anak-anak sudah mulai susah di berikan pengetajuan terhadap Al-
Qur‟an, yakni dengan pengaruh yang bermacam-macam sehingga motivasi
mereka terhadap pembelajaran Al-Qur‟an harus ada yang di tuntun atua harus ada
yang memberikan motivasi supaya mereka yakin denga keberhasilan yang mereka
lihat dengan orang yang memberikan mereka untuk termotipasi, oleh Karen itu
jika motivasi mereka lemah maka akan berkurang akan pembelajaran dan
pemahaman Al-Qur‟an di masyarakat.
b) Minat
Dalam perkembangan kewajiban, minat merupakan suatu faktor yang
berperan sebagai motor atau penggerak yang mendorong individu melakukan
sesuatu atau tertarik kepada objek. Minat timbul bila individu tertarik kepada
sesuatu yang dipelajari mempunyai arti baginya. Dilihat dari segi bahasa, minat
dapat diartikan sebagai “kecendrungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu, gairah
atau keinginan”.
Secara umum, penertian minat adalah perhatian yang mengandung unsur-
unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang
pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olehraga, atau hobi.
Minat bersipat pribadi. Artinya, sesorang memiliki minat yang bisa saja berbeda
dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu
yang dipelajari. Serta dapat berubah-ubah terkantung pada kebutuhan,
pengalaman, dan mede yang sedang trend, bukan bahwa seajak lahir. Faktor yang
mempengaruhi munculnya minat sesorang tergantung pada kebutuhan fisik,
sosial, dan pengalaman. Minat di awali oleh perasaan senangdan positif.61
1) Ciri-ciri minat

61
Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahsa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Cet. Ke-10,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), Hlm,656
53

1) Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental: minat


juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya
perubahan minat karena perubahan usia.
2) Minat merupaka suatu pada persiapan belajar: kesiapan belajar
merupakan salah satu faktor penyebab meningkat nya minat.
Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik maupun mental.
3) Minat bergantung pada kesempatan: belajar anak-anak maupun dewasa
bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sehingga anak kecil
lingkungan nya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di
rumah dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi
tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas: hal ini disebabkan oleh
keadaan fisik yang tidak memungkin kan seseorang yang cacat fisik
tidak memiliki minat yang sama pada olahraga seperti teman
sebayanya yang normal. Perkemabngan minat juga dibatasi oleh
pengalaman sosial yang terbatas.
5) Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya: kemungkinan minat akan
lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang
dianggab tidak sesuai oleh kelompok buadaya mereka.
6) Minat berbobot emosional: minat berhubungan dengan perasaan, bila
suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka
timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosinal
menetukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang
menyenangkan melemahkan miant dan sebaliknya, bobot emosional
yang menyenangkan menguatkan minat.
54

7) Minat dan egosentris: minat berbobot egosentris jika seseorang


terhadap seuatu baik manusia maupun barang mempunyai
kecendrungan untuk memilikinya.62
Setelah pemaparan diatas maka dapat diketahui bahwa minat adalah
keinginan seseorang tersebut dengan apa yang ia kehendaki, oleh karena itu dalam
masyarakat kecamatan pemayung juga bermacam-macam niat untuk mengikuti
kegiatan-kegaitan yang ada, maka dari itu minat yang cendrung ada pada
masyarakat yakni untuk bisa silatuhrahmi dengan masyarakat yang lain, ada juga
menghadiri kegaiatan tersebut untuk supaya bisa mendapatkan ilmu yang ada
pada kegaita-kegaitan tersebut, adapula yang meniatkan hanya untuk mencari
teman dan mencari pengalaman.
Demikian juga penulis dapat menyimpulkan bahwasanya dalam
perkumpulan kegiatan-kegaitan yang di adakan dikecamatan pemayung, bisa
dikatakan bermacam bentuk dan rupa dalam motivasi dan niat masyarakat akan
mengahadiri kegaitan yang bernuansa agama dan Al-Qur‟an yang berada di
kecamatan pemayung. motivasi merekapun beragam, ada yang dari diri mereka
sendiri ada juga termotivasi oleh orang lain, dan minat merekapun bermacam-
macam, ada yang berminat untuk mencari sensasi ada juga minatnya untuk supaya
bisa belajar dan mendalami pemahaman terhadap Al-Qur‟an, ada juga minat nya
mendapatkan rahmat allah swt.

C. Dampak Kegiatan Terhadap Masyarakat


Pengertian dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengearuh adalah
suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

62
Febrian, Pengertian Minat, Apa itu Minat, Internet, Diakses melalui Alamat
http://www.Pengertianahli.com/2018/11/penertian-mint-itu-minathtm# , diakses pada tanggal 21
Desember 2108
55

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.


Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai
dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga
bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.63

1. Para Anak-anak
Minat merupakan hasil dari hasil pengalaman belajar, baik minat dalam
aspek kognitif muapun dalam aspek afektif. Pengalaman diproleh anak dari
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media masa. Dari
lingkungan-ligkungan tersebut anak belajar tetang lingkungan mana yang dapat
memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan.
Yang memuaskan akan berkembang menjadi minat, sedangkan yang tidak
memuaskan, akan menghambat perkembangan menajdi minat. Aspek efektif dari
minat atau bobot perasaan dan emosional dari minat adalah sikap. Aspek afektif
dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada
dua alasan yang dikemukakan oleh Harlock, yaitu pertama, aspek efektif lebih
motivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek efektif dari minat
cendrung lebih bertahan lama dari pada aspek kognitif. Menurut Harlock, minat
dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui belajar ralat, belajar
melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan pengarahan.64
Dalam kalangan anak-anak untuk bisa termotipasi supaya memberika
dampak yang bisa menuntun mereka kepada hal yang bisa saja membuat mereka
lebih baik atau malah sebaliknya, tergeraknya sipat perbuatan, dan kemauan
mereka terhadap pembacaan Al-Qur‟an, cendrung masih berdampak dari
lingkungan sekitar mereka, apakah lingkungan sehari-hari mereka memberikan
pengaruh terhadap motivasi sianak untuk mebaca Al-Qur‟an.
Ketika lingkungan sekeliling mereka memberikan dampak motivasi
suapaya berkeinginan membaca Al-Qur‟an, untuk itu peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam hal ini, untuk supaya membimbing dan memberikan pengajaran
63
Havis Aravik Dampak Bait Al-Qur’an ( STEBIS IGM ) Pelembang. Hlm.231
64
Siti Rahayu Haditono Psikologi Perkembangan ( Gajah Mada Universitas Press)
Hlm31
56

terhadap sianak supaya mereka berkeinginan membaca Al-Qur‟an. Namun yang


membuat anak tidak termotivasi akan membaca Al-Qur‟an, kembali lagi paktor
dari sekelilingnya dan paktor orang tua sianak itu sendiri.
Berikut ini hasil penulis mewawancarai dan observasi terhadap ketua
forum da‟i kecamatan pemayung, untuk melihat lebih jauh minat dan kemauan
anak-anak membaca Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, sebagai mana di
jelaskan oleh bapak A.Basiran yakni sebagai berikut:
“Terkadang juga membantu dan berguna sebagai mana mestinya, untuk upaya
membacapun sudah bisa dikata sangat besar dampak nya kepada anak-anak,
yakni membiasakan para anak-anak untuk membaca tampa di sadari telah ada
yang nama nya pemahaman yang tidak kasat mata, seperti pembelajaran Al-
Qur‟an setelah magrib, pembelajaran madarasah sanawiya, tempat-tempat
tersebutlah yang sangat memberidampak terhadap menimbulkan anak-anak
yang bisa baca tilis Al-Qur‟an. Dari kegiatan membaca yang sudah bertahun-
tahun dijadikan wadah sebagai pengenalan Al-Qur‟an kepada anak-anak,
maka dampak dari adanya upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an sagat
berguna bagi generasi zaman sekarang”.65

Sebagai mana juga hasil wawancara dan obsevasi penilis dengan bapak
Kemas Hasim, sebagai ketua MUI kecamatan pemayung, yang mana dalam hasil
wawancara tersebut ialah:
“Ketika melihat dampak pembelajaran membaca dan memahami Al-Qur‟an
terhadap anak-anak jaman sekarang, kemungkinan sangatjauh dengan zaman
dahulu, sebab yang terjadi dizaman sekarang sungguh sangat kecil
kemungkinan bagi anak-anak untuk bisa lebih jauh membaca dan memahami
Al-Qur‟an, dikarnakan temapat-tempat yang telah dijadikan untuk membaca
dan memahami Al-Qur‟an sudah di bilang semakin sedikit minat yang mau
membaca, oleh karena itu yang namanya upaya memebca Al-Qur‟an sudah
tidak berdamapak lagi kepada anak-anak sekarang”.66

Dapat penulis simpulkan dari hasil wawancara tersebut, bahwa dengan


adanya kegiatan upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an terhadap anak-anak,
ada kemungkinan besar akan memberi dampak yang berarti penting untuk
kalangan anak-anak, dan kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an juga tidak

65
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
66
Kms Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis,
02 Januari 2019, Rekaman Audio
57

memberi pengeruh sebagai mestinya, maka dari itu dampak terhadap anak-anak
bisa dikatankan baik, sebab dari upaya membaca bisa menghasilkan generasi yang
bisa membaca Al-Qur‟an.

2. Para Remaja
Kegemaran seorang remaja terhadap sesuatu yang dilarang seperti halnya
narkoba,mabuk-mabukan dan lainnya, tentunya sangat susah mengajak meraka
dalam berbuat kebaikan. Terkadang hanya terlihatbeberapa orang remaja yang
hadir, namum kadang pula tidak sama sekali remaja-remaja yang hadir, ini juga
menjadi suatu faktor yang mebuat para remaja enggan untuk mengikuti pengajian
membaca dan memahami Al-Qur‟an. Melihat dari pada tingkah laku remaja yang
begitu brutal dan sudah melampaui batas kewajaran, ternyata jika di biarkan
kedepannya menjadi tambah buruk. Masa remaja adalah dimana masa yang ketika
itu dibutuhkan sekali motivasi, karena apabi masa remaja sudah di cemari oleh
pengaruh yang negtif, maka para remaja akan rusak kedepan nya. Namun apa bila
kita melihat remaja yang sudah terpengaruh dengan perbuatan-perbuatan yang
negatif sudah barang tentu kewajiban bersama untuk bisa mencegahnya.
Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Busri ia mengatakan:
“Dikecamatan pemayung ini ada beberapa desa yang pemudanya sudah
mempunyai kegaitan keagamaannya, namun masih ada juga yang belum
merealisasikankegaitan semacam kegiatan keagamaan tersebut, dalam
kegaitan yang bersipat keagamaan mereka juga ikut andil dalam kegaitan
yang demikian itu, seperti memperingati hari-hari besar islam, acara maulid
nabi, dan acara musabaqoh tilawtil qur‟am. Desa yang sudah mepunyai
kegiatan yang bernuansa keagamaan dan melibatkan Al-Qur‟an, mereka
mempunyai agenda kegaitan, seperti yasianan dan ayat-ayat Al-Qur‟an,
adapun dalam pelaksanaannya mereka memberikan waktu dan hari yang telah
disepakati bersama, dengan adanya kegaitan-kegiatan yang demikian itu,
pemudapun tidak hanya menonjol dengan kegiatan hiburan atau kegiatan
olahraga saja”.67

67
Busri, Anggota Forum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 18 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
58

Adapun dari hasil wawancara diatas, yakni sesungguhnya dari kalangan


pemuda yang ada di kecamatan pemayung masih ada yang berkontribusi dan
masih ada yang mau membikin suatu kegiatan yang besipat keagamaan dan
berlandaskan Al-Qur‟an, dalam segi damapak yang diketahui bisa dikatakan
sudah banyak perubhan yang ada pada pemuda/ pemudi di kecamatan pemayung,
salah satunya adalah berkurang nya kegiatan dimalam hari, kurang nya
berkelakuan yang bertentangan dengan Al-Qur‟an.
Walaupun hanya sebahagian yang sudah bisa berinteraksi dan ikut
kegiatan yang menunjung tinggi nilai keagamaan, namun masih ada yang belum
bisa hadir dalam kegiatan ini, dalam berbagai macam kendala dan berbagai
macam alasan yang tidak masuk akal, akan tetapi dengan ketidak ikut sertaan
mereka dalam kegaitan, tidaklah mereka membuat onar dalam suatu kegaitan,
tetapi masih banyak yang belum sadar keinginan berubah kepada ajaran islam dan
jalan yang sudah di tunjukan oleh para guru-guru terdahulu.

3. Orang Tua
Kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an yang ada pada kecamatan
pemayung, memberikan suatu damapak yang positif terhadap kalangan orang tua,
kegiatan-kegaitan tersebut menut mereka bisa jadikan saran untuk lebih
mendekatkan diri kepada allah, dan membuat mereka bisa membiasakan diri
untuk membaca Al-Qur‟an di tengah sempitnya waktu dalam beraktivitas
sehari-hari, dampak yang sangat terasa di tengah masyarakat yakni dampak dari
kegiatan perkumpulan untuk membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dan dampak dari
kegiatan yang membangun keagamaan di tengah-tengah masyarakat.
Adapun motivasi mayarakat kecamatan pemayung terhadap kegiatan
membaca dan memahami Al-Qur‟an khususnya bagi para orang tua yakni,
mereka merasa sudah saatnya mendekatkan diri kepada yang pencipta melalui
kegiatan-kegiata yang bernuansa keagamaan dan Al-Qur‟an maka dikesempatan
inilah mereka bisa mendekatkan diri supaya lebih baik lagi dan memberikan
contoh kepada generasi yang akan datang.
59

Dalam hasil observasi penulis, maka bisa melihat dan mencermati


keadaan kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an yang ada dikecamatan
pemayung, kegiatan-kegitan tersebut bisa dikatan sudah memberikan dampak
yang positif di kalangan masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan juga sudah
memberikan yang terbaik untuk masyarakat kecamatan pemayung supaya
mereka bisa belajar membaca dan bisa memahami isi Al-Qur‟an.
Untuk hasil yang telah dilakukan pada setiap kegaitan, baik itu pribadi
maupu kegiatan umum, maka itu tergantung pada seberapa konsistennya
masyarakat akan mempelajari dan memahami Al-Qur‟an, maka tidak bisa
melihat apakah kegiatan itu sudah berhasil atau gagal, akan tetapi bentuk
kegiatan-kegiatan tersebut masih berjalan seperti biasanya, namun melihat
seberapa jauh masyarakat bisa mempelajari Al-Qur‟an dan mempelajari isi Al-
Qur‟an, bisa dikatakan masih belum berubah untuk sehari-hari mereka, demikian
itu bisa dikatakan juga belum mendapatkan rahmat dari Allah swt, dan masih
banyak paktor dari sekeliling mereka yang membuat mereka lambat dalam
menerima ilmu-ilmu yang sudah di dengarkan.

D. Analisis Terhadap Kegiatan


Setelah data-data terkumpul, selanjutnya penulis akan melakukan
penganalisisan terhadap data-data tersebut. Mengingat bahwa data-data yang
terkumpul kebanyakan bersipat kualitatif. Untuk itu pada pembahasan ini, penulis
akan mencoba menganalisis sejauh mana pengoptimalisasian kegiatan dalam
uapaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, sehingga di
harapkan akan dapat mengambil banyak manfaat dari adanya penelitian skripsi
ini.
Dalam upaya membaca dalam pengaplikasiannya ialah kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan pemayung yang menjadikan suatu
kegiatan membaca Al-Qur‟an, untuk di kenalkan kepada anak, cucu mereka.
Namun kegiatan ini telah dilaksanakan semenjak dahulu. Untuk menjaga kegiatan
membaca Al-Qur‟an ini masyarakat kecamatan pemayung mempunyai kegiatan-
kegiatan bernuansa penerapan memebaca Al-Qur‟an, adapun yang di utamakan
60

kepada anak-anak, selanjutnya kepada remaja, dan kepada orang tua untuk belajar
membaca. Contoh dalam kegiatan upaya memebaca ini yakni : pertama.
pembelajaran Al-Qur‟an baik dari segi membaca maupun dari segi mengenal
huruf Al-Qur‟an, demikian itu adalah kegiatan pengajain antara magrib dan isya
(PAMI). Kedua. Pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an atau sering di katakan tahklilan,
dalam kegiatan ini lebih di dominan para orang tua dan para remaja yang
berkeinginan mengikuti membaca Al-Qur‟an.
Namun untuk memahami Al-Qur‟an di wilayah kecamatan pemayung,
sudah bermacam kegiatan. Adapun contoh kegiatan ialah : pertama. prorum Da‟i,
kegiatan ini di kecamatan pemayung bisa dikatan sangat berpengaruh di
masyarakat, sebab kegiatan ini di laksanakan dalam satu minggu satu kali. Kedua.
Badan kontak majelis ta‟lim (BKMT), kegiatan ini adalah kegiatan para ibu-ibu
yang berpengaruh di kecamatan pemayung, kegiatan ini dilakukan di kecamatan
dalam satu bulan satu kali, namun dilaksanakan juga disetiap desa di kecamatan
pemayung. Ketiga. Madarasa ibtida‟iah, untuk kegiatan ini awal masyarakat
kecamatan pemayung untuk memahami Al-Qur‟an, kegaitan ini di dominan oleh
para anak-anak yang masih duduk di bangku SD, di harapkan dengan kegiatan ini
bisa menimbulkan pemahaman Al-Qur‟an dari sejak dini.
Observasi tersebut sesui dengan hasil wawancara dengan bapak Busri yang
mana ia mengatakan :
“Kegiatan membaca maupun kegiatan memahaminya, intinya sama saja untuk
meningkatkan minat baca masyarakat terhadap Al-Qur‟an, yakni untuk selalu
membaca dan memahami apa yang telah Al-Qur‟an ajarkan kepada manusia
dimuka bumi ini. Dalam pelaksanaannya itu bermacam-macam dilakukan
oleh masyarakat, kegiatan nya sendiri dilakukan dalam hari-hari tertentu yang
telah di kesepakatan oleh masyarakat. Baik itu kegiatan yang memberikan
nuansa pemahaman dan nuansa pembelajaran hurup Al-Qur‟an”.68

Dikuat juga dengan wawancara dengan bapak KMS,Hasyim sebagai ketua


MUI kecamatan pemayung, yang mana ia mengatakan :
“Dalam kegaiatan membaca Al-Qur‟an, di zaman dahulu itu waktunya
tidaklah seperti sekarang, jika sekarang ada yang namanya PAMI, untuk di

68
Busri, Anggota Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 18 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
61

zaman dahulu itu ada yang pagi ada yang siang dan ada juga sore, sebab
kendalanya dalam penerangan yang masih seada nya. dalam sistem
membacanya masih seperti sekarang, dan juga dalam sistem pemahaman
yang di ajarankapun banyak ragam yang bisa dilakukan untuk supaya
masyarakat bisa memahami bacaan dan kandungan isi Al-Qur‟an”.69

Dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an ini memang mengarah


kepada tatacara dan pendapat masyarakat akan adanya pemebelajaran memebaca
dan membaca, oleh karena itu membaca Al-Qur‟an harus di awali dengan
pembelajaran hurup Al-Qur‟an yang berguana untuk kelancaran membaca Al-
Qur‟an, tentu saja dengan lancarnya membaca akan tergugah hati untuk
memahami lebih dalam akan kandungan isi Al-Qur‟an. Keadaan membaca
yang dilakukan oleh masyarakat sa‟at ini juga bermacam, ada namanya yasinan,
pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an di kala hari-hari tertentu, ketika membaca Al-
Qur‟an keadaan yang berada dalam kehidupan sehari-hari, keadaan kegiatan
membaca sungguh masih di pegang teguh oleh masyarakat, supaya tidak hilang di
telan zaman maka masyarakat membentuk suatu pengajian-pengajian yang bisa
menunjang kemampuan mereka membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Sebagai mana dalam hasil wawancara penulis dengan bapak M.Azis ia
mengatakan:
“Sebenarnya keiatan membaca ini telah lama ada dari nenek moyang kita
dahulu, dengan adanya kegiatan ini banyak sekali yang berdamapak positif
kepada kelompok maupun pribadi-pribadi masing-masing, untuk memahami
Al-Qur‟an juga saya rasa sudah menjadi suatu tempat wadah masyarakat
kecamatan pemayung supaya bisa memahami Al-Qur‟an. Dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang mengantarkan kepada ajaran Al-Qur‟an maka saya
rasa masyarakat kecamatan pemayung ini akan senatiasa mendapatkan hidaya
dari Allah SWT”.70

Dari wawancara diatas dapat di simpulkan bahwasanya, kegiatan membaca


dan memahami Al-Qur‟an ini adalah landasan dan awal mula masyarakat
kecamatan pemayung, dalam rangka untuk mempelajari bacaan Al-Qur‟an,

69
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara
Denganpenulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
70
M.Azis, Staf Kesos, Bidang Agama, Wawancara Dengan Penulis, 10 Desember 2018,
Kecamtan Pemayung, Rekaman Audio.
62

membenarkan bacaan Al-Qur‟an, dan memahami akan maksud isi Al-Qur‟an


dengan kegiatan-kegiatan yang telah ada, kegaitan demi kegiatan telah berjalan
sebagai mana mestinya, adapun kegiatan masyarakat untuk membaca Al-Qur‟an
itu sendiri ada yang berbentuk perkelompok dan ada yang bersipat pribadi, dalam
hal ini baik dari segi membaca dan memahami Al-Qur‟an, masyarakat kecamatan
pemayung sagat antusias terhadap kegaitan-kegiatan ke agamaan dan kegiatan
membaca Al-Qur‟an di hari-hari tertentu saja.
Sebagian dari masyarakat kecamatan pemayung masih meresfon positif,
tetapi masih ada juga yang belum ada kemauan untuk membaca dan memahami
Al-Qur‟an, orang-orang ini sudah masuk kategori yang acuh akan ajaran agama
dan hususnya masih jauh akan hidayah allah swt akan niat mau membaca Al-
Qur‟an, dengan faktor bermacam-macam. Dari apa yang penulis lihat dan cermati
di lapangan, kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan pemayung,
memang benar adanya, sebagaimana dengan hasil wawancara yang penulis
dapatkan, penulis menemukan ada alternatif kemungkinan dalam hal melestarikan
kegiatan-kegiatan yang telah penulis teliti di kecamatan pemayung. pertama.
masyarakat kecamatan pemayung masih menjaga kegiatan dalam upaya membaca
Al-Qur‟an dan mempelajari Al-Qur‟an, untuk kepentingan supaya generasi yang
akan datang tidak hilang dan tidak mengetahui akan membaca dan memahami Al-
Qur‟an. Kedua. Dengan keadan membaca dan memahami kemungkinan akan
berpegaruh besar terhadap lingkungan masyarakat. Dan berdampak positif, seperti
dekatnya seseorang dengan ajaran Al-Qur‟an maka dekatnya mereka kepada allah
dengan melalui membaca dan memahami Al-Qur‟an.

E. Kegiatan Alternatif
Setiap kegiatan meskipun sudah stabil namun perlu peningkatan kinerja,
agar nanti kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu yang pantastis. Begitu juga
dengan kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung.
tentunya juga supaya ada peningkatan dalam sistem membaca dan memahami Al-
Qur‟an, yang berpaktor terhadap generasi yang selanjutnya. Untuk menambah
63

kualitas membaca dan memahami Al-Qur‟an melalu alternatif-alternatif yang bisa


merubah kegiatan tersebut menjadi berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil.
Adapun solusi yang harus di lakukan untuk peningkatkan kualitas dan
mutu terhadap kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an, harus ada dukungan
dari semua pihak suapaya kegiatan ini bisa di selengarakan. Untuk itu haruslah
ada campurtangan dari berbagai pihak, baik itu pihak pemerintah maupun pihak
dari masyarakat sendiri, oleh karena adanya kerja sama maka akan timbul suatu
kegiatan yang benuansa Al-Qur‟an di tengah-tengah masyarakat.
Dalam melestarikan membaca dan memahami Al-Qur‟an, harus lah ada
penunjang agar semua elmen masyarakat bisa mengetahui bahwasanya di
kecamatan pemayung masih ada kegiatan dalam upaya melestarikan membaca Al-
Qur‟an, apalagi peningkatan ini di tujukan kepada kalangan pemuda, untuk
membudi dayakan membaca Al-Qur‟an, di tengah-tengah derasnya arus
globalisasi seperti sekarang ini, dari kalangan pemuda harus lah lebih
mendekatkan diri mereka kepada Al-Qur‟an.
Meningkatkan kualiatas terhadap membaca dan memahami Al-Qur‟an,
terutama pada orang tua sebaik nya untuk lebih bisa memberikan waktu sejanak
pada setiap hari nya suapaya bisa membaca Al-Qur‟an. Dan dalam golongan
anak-anak hususnya untuk lebih di perhatikan supaya mereka bisa membaca Al-
Qur‟an, karena dengan perubahan zaman yang sudah sangat jauh dan moderen ini
jangan biarkan generasi yang akan datang hilang akan minat terhadap pembacaan
Al-Qur‟an.
Sebagai mana kita ketahui bahwa di zaman sekarang sudah banyak yang
bisa merusak iman dan keyakian kita terhadap ajaran Al-Qur‟an, untuk itu mari
kita bersama-sama bisa menintin kerabat, saudara, orang sekeliling kita supaya
mereka bisa memahami Al-Qur‟an dan menerapkan nya. Kualitas merupakan hal
yang sangat penting bagi seseorang yang merupakan seorang proklamator dalam
sebauh perkumpulan atau perorganisasian. Karena dengan meningkatkan mutu
kualitas dalam kegiatan maka orang akan semakin menerima apa yang dilakukan
oleh suatu kalangan yang ingin meningkatkan kualitas yang ia emban dan ia
laksanakan. Sehubungan dengan kualitas, kecamatan pemayung telah memenuhi
64

standar kualitas dari segi kegiatan memahami Al-Qur‟an maupun meningkatakan


kualitas pembacaan Al-Qur‟an.
Adapun untuk meningkatkan kualitas akan membaca Al-Qur‟an
dikalangan masyarkat pemerintahan kecamatan pemayung mendirikan beberapa
madrasa dan memberikan mutukualias pemebelajaran Al-Qur‟an di kalangan
masyarkat. Untuk itu dari pahak pemerintahan kecamatan pemayung
meningkatkan kegiatan porum-porum da‟i, dan mengadakan mtq tingkat
kecamatan, supaya bisa melihat akan sejauh mana kualitas membaca dan
memahami Al-Qur‟an di setiap desa yang ada di kecamatan pemayung. dan
mendatangkan pencerama dari luar kecamatan untuk memberikan pemahaman
terhadap Al-Qur‟an seperti di kegiatan ibu-ibu yakni badan kontak majelis ta‟lim
kecamatan pemayung.71

71
Hasil Demikian Itu Penulis Ambil Dan Penulis Cermati Selama Penulis Menyusun
Skripsi, Dan Penilis Menganalisa Apa Yang Penulis Wawancara Dengan Realita Di Lapangan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dengan ini
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kegiatan dalam rangka upaya membaca dan memehami Al-Qur‟an yang


dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan pemayung, dapat dilihat dari
lima hal, yaitu : pertama, pengajian antar magrib isya, suatu kegiatan
belajar membaca Al-Qur‟an. Kedua, pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an,
seperti pembacaan yasin dan tahlil. Ketiga, Forum Da‟i. yaitu suatu
lembaga dakwa yang memberikan pengetahuan tentang agama. Keempat,
lembaga badan kontak majelis ta‟lim. Yaitu. Suatu lembaga pengajian
untuk ibu-ibu. Kelima, madrasah ibtida‟iah. Suatu lembaga untuk para
anak-anak menuntut ilmu agama islam.
2. Faktor-faktor yang mepengaruhi kegiatan dalam upaya Membaca dan
Memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, setidaknya penulis
menemukan tiga hal, yaitu pertama,faktor agama dalam konteks ini adalah
keyakinan-keyakinan masyarakat kecamatan pemayung dalam upaya
berinteraksi dengan Al-Qur‟an, baik membaca maupun memahaminya,
merupakan bentuk dorongan agama yang termuat dalam banyak teks, baik
yang bersumber dari Al-Qur‟an. kedua, faktor sosio-kultural. Faktor sosio-
kultural tersebut dipengaruhi oleh beberapa lembaga Al-Qur‟an, yaitu
pengajian antar magrib isya, pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an, porum da‟i,
badan kontak majelis ta‟lim, dan madrasah ibtida‟iah. Secara spesipfik dan
konsisten, berjuang memasyarakatkan Al-Qur‟an. ketiga, faktor
psikologis, faktor ini berwujud melalui dua hal: yaitu dalam bentuk
motivasi sebagai sebuah bentuk dorongan, baik dorongan tersebut
bersumber dari kehidupan sekelilingnya yang mayoritas beragama islam

65
66

dan dalam bentuk mencari ketenangan jiwa sebagai hasil dari upaya
membaca dan memahami Al-Qur‟an.
3. Dampak kegiatan dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an
terhadap masyarakat yaitu: Terhadap anak-anak bisa mempelajari tatacara
membaca Al-Qur‟an dan membuat suatu dampak yang direspon cukup
baik dari kalangan anak-anak, dan membuat dari kalangan anak-anak bisa
membaca Al-Qur‟an. Terhadap para remaja sudah ada yang bisa membaca
Al-Qur‟an dengan termotivasi dan tertarik untuk supaya bisa membaca dan
bahkan membuat berkurangnya angka buta huruf Al-Qur‟an. Terhadap
para orang tua antusias akan menghadiri lembagakegiatan pembacaan dan
pemahaman Al-Qur‟an, dan memperoleh ilmu-ilmu yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari. Dalam skripsi ini tampak bahwa upaya masyarakat
kecamatan pemayung terhadap Al-Qur‟an dipengaruhi oleh latar belakang
masing-masing pembaca dan pemaham, baik latar belakang tersebut
memiliki relasi yang kental dengan teks yang telah melebur dalam
keseharian masyarakat, maupun latar belakang individu yang terdorong
oleh hasrat tertentu: hasrat sosial, kultural, psikologis, ekonomis, dan lain
sebagainya.

B. Saran-saran
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan sejauh mana fenomena kegiatan
dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an, tentunya masih banyak
terdapat kekurangan dalam penelitian ini, sehingga penulis mengharapkan
rekomendasi kepada pihak akademisi untuk melakukan penelitian tindak lanjut
terkait dengan masalah yang diteliti terurutama di daerah-daerah lain yang
permasalahannya mendekati kesamaan permasalahan, supaya penelitian ini benar
adanya dan benar dalam bentuk lokasi dan data penulis masukan, demikian juga
jika ada kesalahan dalam penulisan atau pendataan maka penulis siap untuk
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
67

C. Kata Penutup
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan baik, meskipun
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis menyadari akan masih banyak
kekurangan, kekeliruan, kesalahan dan kelemahan baik dari metonologi,
pengetikan ataupun yang lainnya, untuk itu penulis mengharapkan kepada semua
pihak untuk memberikan saran-saran dan kritik yang konstruktif pada skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat sebagai masukan bagi kita semua, semoga
Allah SWT akan senantiasa memberikan ganjaran dan imbalan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis, Amin yarobbal‟alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Daftar Pustaka
A. Karya Ilmiah.

Ahmad, Hasbullah Dan Amin Edi, Intregasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Seloko
Adat Jambi,(Jl. Jambi Ma.Bulian, Kontekstualita,Vol,30,No1,2015) Tgl
Pengambilan,07-11-2018.Pdf.
Akbar, Taufik, Tradisi Membaca Dan Memahami Al-Qur’an,(Jl. Trans Kalimantan
Km.12, Yogyakarta).
Alan Haw, The Habermas-Gadamaer: Dabate And The Nature Of The Social
(Avebury: Aldershot, 1995).
Asy‟ari Su‟aidi, Panduan Menulisan Karya Ilmia, Mahasiswa Ushuluddin,(
Simpang Sungai Duren,2016).
Bagus Lorens, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015).
Ermawati, The Qur‟an Is The Forgothen Book, : Altantis Press, Kqhs 2017, Terbit
Februari 2018.
Farmawi, Al Abd Al-Hayy, Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Mawdu’i ( Kairo: Al-
„Arabiyah, 1977).
Hasan Hadri, Dan Rahman Fuad, Peningkatan Kualitas Keagamaan Masyarakat
Jambi( Vol.28,No 1,2013) Tgl Pengambilan 07-11-2018,Pdf.
Mustaqim Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir,(Yogyakarta : Idea
Press
Yogyakarta, 2015 ).
Moleong Lexy J, M.A Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jl,Ibu Ingit
Garnasi,No,40, Februari 2013).
Mulyana Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jl, Ibu Ingit Garrnasih No 40,
Bandung Cetakan Kedelapan 3013.).
Rusdy M. -Bacaan Dan Pemabaan Al-Qur‟an, (Jurnal Mutawatir, Vol.2,Juli-
Desember 2012).
Pengaruh Pemberian Belajar Dari Orang Tua (Surakarta:Karya Abidi,
2010)
Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Cet, Ke 3, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2004).
Rosadi Ruslan. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi,(Jakarta:
Rajawali Pres, 2010.)
Syafi‟i M, Skrifsi Tahun 2015
Subandi Ahmad, Psikologi Sosial, Cet.Ke-2, (Jakarta: Bulan Bintang,1982).
Sabri Alisuf, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:Pedoman Jaya,2004)
Taylor Stiven J. Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian. ( Usaha Nasional ,Surabaya
Indonesia.1993).
Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahsa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Cet. Ke-10,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999).
Wadud Amin Inside The Gender Jibab (Oxford: Oneworld,2006).
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Ilmu, (Yogyakarta :Ugm, 1996).
Yusuf Muhammad, Metode Penelitian Living Qur’an Dan Hadis, ( Depok
Slemanyokyakarta. 2007).

B. Wawancara dan Data


Asaro. Salah Satu Kepala Madrasa Ibtida‟ia. Wawancara Dengan Penulis, 15
Desember 2018, Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
Azis M, Staf Kesos, Bidang Agama, Wawancara Dengan Penulis, 10 Desember
2018, Kecamtan Pemayung, Rekaman Audio.
Basiran A. Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
Busri, Anggota Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 18 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
Hasim Kemas, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
Karim H.Kms. Ketua Adat, Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis,
02 Januari 2019, Rekaman Audio.
Latis,M. Anggota Adat. Wawancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
Prawira Gusti Sandi, Pemuda Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis,
11 Desember 2018, Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
Tranoto, Kasi Pemerintahan Kecamatan Pemayung, 19 Desember 2018,
Penyalinan Dokumen Kepada Penulis.
Wati Asna. Salah Satu Kepala Madrasa Ibtida‟ia. Wawancara Dengan Penulis, 15
Desember 2018, Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.

C. Internet
Candikia. “Pemahaman Tingkat Efektivitas Program” Diakses Melalui Alamat,
GoogleCandikia.Https://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Q=Pemahaman+Ti
ngkat+Efektivitas+Proam&Hl=. Tanggal 15 Desember 2018
Dahlan Syuhada Purba, “Menurut Para Ahli”, Diakses Melalui Internet, Dan
MelaluiAlamat,Http://Dahlansyuhada25.Blogspot.Com/2013/12/Pengertia
n-Minat-Menurutpara-Ahli.Html. Diakses Pada 21 Desember 2018
Program Tradisi “Membaca Dan Memahami Al-Qur‟an”. Diakses Melalui Alamat
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=Inid&Source=Androi
dbrowser&Ei=Tuu. Tanggal 16 Desember 2018
INSTUMEN PENGUMPULAN DATA

’’Upayan Membaca Dan Memahami Al-Qur’an Di Masyarakat Kecamatan


Pemayung Kabupaten Batang Hari Jambi”

no Jenis data Metode Sumber data


1 Propil kecamatan pemayung. Dokumentasi. Kasi pemerintahan
kecamatan
pemayung
dokumen
kependudukan

2 Visi dan misi kecamatan Dokumentasi.


pemayung. Kasi pemerintahan
kecamatan
pemayung.
Dokumen visi dan
misi pemerintahan
kecamatan
pemayung
3 Wawancara
Keadaan tradisi membaca dan Dokumentasi
memahami Al-Qur‟an di Obesvasi. Pemerintahan,
kecamtan pemayung. pengurus,
masyarakat.
Dokumentasi
dilapangan.
4 Wawancara
Pandangan tentang tradisi Observasi.
membaca dan memahami Al- Pengurus lembaga,
Qur‟an. masyarakat. Situasi
dilapangan.
1. Panduan Observasi

no Jenis Data Objek Observasi


1 Bentuk-bentuk Program Situasi kegiatan membaca dan memahami
membaca dan memahami Al-Qur‟an, cara membaca dan memhami
Al-Qur‟an. terhadap masyarakat.

2 Dampak kegiatan membaca Masyarakat kecamatan pemayung.


dan memahami Al-Qur‟an.

3 Respon masyarakat terhadap Orang tua, remaja, anak-anak dan


kegiatan membaca dan Masyarakat kecamatan pemayung.
memahami Al-Qur‟an.

2. Panduan Dokumentasi

no Jenis Data Data Dokumentasi


1 Sejarah masuknya islam dikecamatan Dokumen Sejarah
pemayung
2 Dokumentasi visi dan
Visi dan misi kecamatan pemayung. misi
3
Bentuk-bentuk kegiatan dalam melaksanakan Dokumentasi nama
kegiatan tradisi membaca dan memahami Al- geiatan dan nama
Qur‟an. pelaksana.
3. Butir-butir wawancara

no Jenis Data Sumber Data dan Subtansi Wawancara


1 Pemerintah, pengurus Pemerintahan Pengurus dan Para Guru
lembaga. _ Apa asal nama pemayung
_ Bagai mana sejarah Al-Qur‟an masuk di
kecamatan pemayung.
_ Bagaimana sejaran awal masyarakat
membaca Al-Qur‟an.

2 Bentuk-bentuk tradisi Kepala Lembaga-lembaga dan Masyarakat


membaca dan Kecamatan Pemayung.
memahami Al-Qur‟an. _ Bagai mana bentuk kegiatan membaca
_ Bagai mana bentuk kegiatan memahami
_ Apamaksud dari tradisi membaca
_ Bentuk-bentuk pembelajaran membaca

3 Dampak kegiatan tradisi Pengurus Lembaga dan Masyarakat.


membaca dan _ Apakah dampak dari kegiatan tradisi
memahami membaca.
_ apakah kegiatan ini member dampak pada
anak pemudah
_ apakah dengan adanya tradisi membaca
dan memahami Al-Qur‟an, menumbulkan
4 perubahan.
Respo masyarakat
terhadap kegiatan Pengurus, masyarakat, dan remaja.
tradisi membaca dan _ bagaimana respon masyarakat terhadap
memahami Al-Qur‟an. kegiatan trades membaca dan memahami Al-
Qur‟an.
_ adakah respon positif atau negative
terhadap kegiatan tradisi membaca dan
memahami
_ apakah respon positif masyarakat
5 terhadap kegiatan
Factor-faktor yang _ apakah repon negative dari masyarakat
mempengaruhi kegiatan terhadap tradisi membaca dan memahami Al-
membaca dan Qur‟an
6 memahami.
Pengurus dan masyarakat
Kendala-kendala dalam _ apakah faktor- faktor masyarakat bisa
pelaksanaan kegiatan tercipnya tradisi membaca dan memahami Al-
membaca dan Qur‟an.
memahami Al-Qur‟an.
Pengurus dan Masyarakat
_ apa saja kendala-kendala dalam
pelaksanaan kegiatan tradisi membaca dan
memahami Al-Qur‟an.
CURRICULUM VITAE

A. Ifomormasi diri
Nama : Rudi Ardiansyah
Tempat & Tgl. Lahir : Teluk Ketapang / 16-11-1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Jambi Muara Bulian, Teluk Ketapang Rt 03,
Pemayung, Batang Hari, Jambi

B. Riwayat Pendidikan
S1 : UIN STS Jambi, Indonesia 2019
MAN : Nurul Ikhsan N 3 Batang Hari 2015
MTsN : PP. Sa‟adatuddaren, Kota Seberang Jambi 2012
SDN : 78/1 Teluk Ketapang Rt, 03 2009

C. Karya tulis : Kegitan Masyarakat Dalam Upaya Membaca dan


Memahami Al-Qur‟an Di Kecamatan
Pemayung, Kabupaten Batang Hari,
Jambi

D. Riwayar Organisasi/Pekerjaan :
1. Anggota HMI Jambi, Komisyariat Ushuluddin 2017
2. Anggota Dema Ushuluddin 2016-2017
3. Guru PAMI ( Pengajian Antara Magrib Isya)

Anda mungkin juga menyukai