SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Stara Satu (S.1) Ilmu Al-Qur‟an Tafsir
Fakultas Ushuluddin
Oleh :
NAMA : RUDI ARDIANSYAH
NIM : UT. 150227
۟ ُك لِّ َي َّد َّبر ُٓو ۟ا َءا َٰ َي ِت ِهۦ َولِ َي َت َذ َّك َر أ ُ ۟ول
وا َ نز ْل َٰ َن ُه إِلَ ْي
ٌ ك ُم َٰ َب َر َ َِك َٰ َتبٌ أ
بِ ْٱْلَ ْل َٰ َب
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".
v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenginan penulis untuk menggali lebih
jauh bagaimana upaya masyarakat Kecamatan Pemayung untuk dapat membaca
dan memahami Al-Qur‟an, ketertarikan penulis muncul setelah melihat beberapa
kegiatan masyarakat secara berkelompok maupun secara individu mangaji al-
Qur‟an, di samping itu juga hal penulis ingin mengetahui apa saja factor yang
meningkatkan kegemaran masyarakat untuk membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan (living Al-
Qur’an) yang berbasis pada tema sosial-budaya, dan jenis penelitian kualitatif,
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi,
untuk mendukung data selama observasi dan interview.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, dapat di bedakan secara individu
dan secara kolektif dalam lembaga. Sedangkan faktor yang melatar belakangi
lembaga-lembaga untuk menggiatkan pembacaan dan pemahaman Al-Qur‟an
yakni: pertama. faktor agama, adalah faktor keyakinan masyarakat berbentuk
dorongan keagamaan, baik sumber dari Al-Qur‟an maupun hadis. kedua, sosio-
kultural dan ketiga, faktor fsikologis berupa motivasi dalam mencari ketenangan
jiwa.
vi
PERSEMBAHAN
َّ ُوا َي ْف َسح
ٱَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا ِ
۟ ِس َفٱ ْف َسح
ِ ُوا فِى ْٱل َم َٰ َجل َ َٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ
۟ ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم َت َف َّسح
َّ ت ۚ َو
ُ ٱَّلل ۟ ِين أُو ُت
ٍ وا ْٱلع ِْل َم د ََر َٰ َج َ وا مِن ُك ْم َوٱلَّذ ۟ ِين َءا َم ُن َّ وا َيرْ َفع
َ ٱَّلل ُ ٱلَّذ ۟ ش ُز ُ وا َفٱن ۟ ش ُز
ُ قِي َل ٱن
ِ
ون َخ ِبير َ ُِب َما َتعْ َمل
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan,
dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul, “Upaya Membaca Dan Memahami Al-Qur’an Di Masyarakat Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari Jambi.”
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang
senantiasa istiqamah dalam perjuangan agama Islam. Semoga kita menjadi
hamba-hamba pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal Alamin.
Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,
mendidik, menyayangi, dan senantiasa mengsupport serta mendoakan penulis
sehingga karya ini dapat diselesaikan.
Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Djunaidi, M.Pd.I selaku pembimbing I, dan Ibu Ermawati,
MA selaku pembimbing II.
2. Ibu Ermawati, MA selaku kepala Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Abd Ghaffar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Masyan M Syam, M. Ag, bapak H. Abdullah Firdaus, Lc,
MA, Ph.D, dan bapak Dr. Pirhat Abbas, M. Ag selaku wakil Dekan I, II,
III Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi
5. Bapak Dr. Hadri Hasan M.Ag selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Bapak Prof. Dr. H. Sua‟idi Asy‟ari, MA Ph.D, bapak Dr. H. Hidayat, M.
Pd, dan Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku wakil Rektor I, II, III, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jamb, semoga ilmu yang di ajarkan kepada penulis
selama ini dapat diamalkan sebagaimana mestisnya.
viii
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Batasan Masalah....................................................................................4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. .........................................................4
E. Metode Penelitian..................................................................................5
F. Kerangka Teori....................................................................................10
G. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu................................................12
x
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM UPAYA MEMBACA
DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN DI KECAMATAN
PEMAYUNG
A. Bentuk Kegiatan dan Pelaksanaan Kegiatan ..................................21
B. Tujuan Kegiatan Membaca dan Memahami Al-Qur‟an.................38
C. Respon Masyarakat Terhadaf Kegiatan .........................................41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................66
B. Saran-saran .....................................................................................67
C. Kata Penutup ..................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRIKULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ا „ ط
ب b ظ
ت t ع ‘
ث ts غ gh
ج j ف f
ح ق q
خ kh ك k
د d ل l
ذ dz م m
ر r ن n
ز z ه h
س s و w
ش sy ء ,
ص ي y
ض
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat islam, Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi dasar dan
pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari
mereka umumnya telah melakukan interaksi dengan Al-Qur‟an, dalam bentuk
membaca, memahami dan mengamalkan, maupun dalam bentuk interaksi sosio-
kultural. Itu semua karena mereka mempunyai keyakinan, bahwa berinteraksi
dengan Al-Qur‟an secara maksimal akan memperoleh kebahagian dunia dan
akhirat.
Fenomena interaksi atau model “pembacaan” masyarakat muslim terhadap
Al-Qur‟an dalam sosial ternyata sangat dinamis dan variatif. Sebagai bentuk
resepsi sosio-kultural, apresiasi dan respons umat Islam terhadap Al-Qur‟an
memang sangat dipengaruhi oleh cara berpikir, kondisi sosial, dan konteks yang
mengitari kehidupan mereka. Berbagai bentuk dan model praktik resepsi dan
respon masyarakat dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan Al-Qur‟an itu
lah yang disebut living Qur‟an (Al-Qur‟an yang hidup) ditengah kehidupan
masyarakat.1
Lintasan sejarah Islam, bahkan pada era yang sangat dini, praktek
memperlakukan Al-Qur‟an atau unit-unit tertentu dari Al-Qur‟an sehingga
bermakna dalam kehidupan praktis umat pada dasar nya sudah terjadi. Ketika
Nabi Muhammad SAW. Masih hidup, sebuah masa yang paling baik bagi Islam,
masa di mana semua perilaku umat masih terbimbing wahyu lewat Nabi secara
langsung, praktek semacam ini konon sudah di lakukan oleh Nabi sendiri.2
Interaksi muslim dengan Al-Qur‟an biasanya dimulai dengan belajar
membaca Al-Qur‟an. Pada masa lalu orang belajar membaca Al-Qur‟an
1
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir,(Yogyakarta : idea press
Yogyakarta, 2015 ) hlm, 103-104
2
Muhammad Yusuf, Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (depoksleman
yokyakarta2007),hlm.3
1
2
memahami Al-Qur‟an, seperti, pada malam jum‟at, siang jum‟at, sore sabtu,
malam minggu, siang minggu, malam senin, dan pada hari pernikahan maupun
peringatan kematian.
Dalam upaya memahami Al-Qur‟an, masyarakat Kecamatan Pemayung
terlebih dahulu memulai dengan cara belajar membaca, kegiatan belajar membaca
ini lebih didominasi anak-anak. Sedangkan bagi para orang tua cukup membaca
Al-Qur‟an dengan apa yang sudah mereka pelajari, adapun di kalangan pemuda
desa dalam Kecamatan Pemayung terjadi penurunan minat untuk membaca dan
memahami Al-Qur‟an.
Terkait terjadinya penurunan minat membaca Al-Qur‟an ternyata tidak
hanya terjadi di kalangan remaja, Secara umum mayoritas masyarakat kecamatan
Pemayung yang beragama Islam mengetahui bahwa Al-Qur‟an merupakan
petunjuk, akan tetapi hanya sebagian masyarakat yang menginginkan untuk
memahami Al-Qur‟an, itu pun hanya dilakukan dalam kelompok pengajian yang
murni membaca al-Qur‟an tanpa ada pelajaran-pelajaran menafsirkan al-Qur‟an.
Sehingga aplikasi dari ajaran Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari mereka
belum juga bisa dilakukan, mereka belum dekat dengan budaya hidup yang
dikehendaki Al-Qur‟an yang pada akhirnya membuat al-Qur‟an belum mebawa
banyak pengaruh pada kehidupan mereka.5
Dengan melemahnya pembacaan Al-Qur‟an di masyarakat dan
pemahaman nya, yang sudah tidak bisa dibedakan mana yang benar-benar
menjalankan syari‟at islam dalam segi pembacaan Al-Qur‟an dan pemahaman
nya, patut di ketahui bahwa bagagimana bisa masyaraka yang mayoritas beragama
islam, tetapi sedit sekali yang paham dan menjalan syari‟at islam dari segi
membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Maka dari itu melihat dari latar belakang diatas penulispun tertarik sebagai
peneliti untuk meneliti bagai mana pemahaman dan cara membaca Al-Qur‟an,
yang di terapkan oleh masyarakat sehari-hari dan lebih menariknya sejauh mana
faktor masyarkat dalam memahami Al-Qur‟an.
5
Ketua Forum Da‟i kecamatan pemayung , hasil wawancara 05 0ktober 2018 peneliti
terhadap masyarakat Kecamatan. Pemayung yang sudah penelti cermati dalam beberpa tahun
belakangan, dan peneltipun lansung beriteraksi dengan masyarakat,Kecamatan Pemayung.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan pokok dalam
pembahasan skripsi ini adalah Bagaimanakah Pengaruh kegiatan membaca dan
memahami Al-Qur‟an di Masyarakat Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari Jambi, persoalan tersebut penulis rumuskan dalam beberapa rumusan
masalah berikut ini :
1. Bagaimana Upaya Membaca dan Memahami Al-Qur‟an Masyarakat
Kecamatan Pemayung ?
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Al-Qur‟an Di Masyarakat
Kecamatan. Pemayung Kabupaten. Batang Hari. Jambi. ?
3. Bagaimana Dampak kegiatan Membaca dan Memahami Al-Qur‟an
Terhadap masyarakat Kecamatan Pemayung. ?
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan ini maka penelitian ini dibatasi hanya
akan membahas upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an, di Desa Teluk
Ketapang, dan Desa Ture. tanpa membahas kegiatan dalam upaya memperoleh
pemahaman agama seperti kajian fiqih, dan lain sebagainya. Begitu juga dari segi
pengambilan data dari tokoh masyarakat yang diwawancarai, penulis membatasi
pada tokoh-tokoh ketua organisasi masyarakat yanga ada di kecamatan, karena
data-data pengajian disetiap Desa sudah tersedia di ketua tingkat kecamatan
tersebut.
5
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Mengetahui persoalan masyarakat dalam upaya membaca dan memahami
Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, akan digunakan pendekatan metode
kualitatif. Dalam arti yang luas, metolodogi berarti proses, prinsip-prinsip dan
prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan dan usaha mencari
jawabannya. Dalam ilmu-ilmu sosial, istilah itu dipakai untuk makna bagai mana
seseorang melakukan riset, sebagai mana dalam melakukan sesuatu pekerjaan
6
kita, dan tujuan-tujuan kita banyak mempengaruhi prosedur metologi yang kita
pilah.6
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian adalah metode kualitatif,
sebagai mana disebutkan sebelum nya, metodologi kualitatif menunjukkan kepada
prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif : ungkapan atau catatan
orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobsesi. Pendekatan ini,
mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-individu secara utuh. Metode
kualitatif memungkinkan memahami masyarat secara personal dan memandang
mereka sebagai mana mereka sendiri mengungkap pandangan dunia nya. 7
2. Setting Penelitian
Penelitian ini memilih settingan pada Kecamatan Pemayung, Kabupaten
Batang Hari Jambi. Alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah :
(1) Kecamatan Pemayung merupakan daerah yang mayoritas berpenduduk
beragama islam.
(2) Secara pragmatis, peneliti lebih mudah mengakses informasi Karena tempat
domisili penulis yang berada ditempat Kecamatan Pemayung.
3. Sumber Data
Adapun sumber data lapangan terdiri dari :
Manusia, yaitu ketua kantor urusan agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat.
Peristiwa, yaitu realita kehidupan masyarakat Kecamatan Pemayung terhadap
Al-Qur‟an.
Dokumentasi, yaitu berupa arsip, dokumen resmi, broser, profil, jurnal, buku
panduan, dan lain-lain.
6
Stiven j. Taylor Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian. ( Usaha Nasional ,Surabaya
Indonesia. 1993) hlm .25
7
Ibid , Stiven j. taylor kualitatif –dasar-dasar penelitian . hlm. 30
7
Kegiatan riset atau penelitian yang pada dasarnya adalah sebagai upaya
mencari data yang akan di pergunakan untuk mengetahui sesuatu gambaran yang
sedang diamati (diteliti), dibahas atau dianalisis. Kemudian ditarik suatu
kesimpulan, dengan melakukan pengujian suatu hipotesis, dan hal lainnya adalah
untuk mencari pemecahan permasalahan tertentu.8 Prosedur pengumpulan data
dalam studi ini menggunakan tiga tehnik yang di lakukan penulis dalam
penelitian:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang, melibatkan
seseorang yang memperoleh informasi dari orang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur.9
Wawancaara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengontruksi mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, motivasi, dan
sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang amat populer, karena itu banyak digunakan diberbagai
penelitian.10
Wawancara bisa menganalisis data dengan salah satu dari dua cara pokok.
Metode yang memberi kode data yang berisi tema-tema sebagaimana telah
disebutkan. Peneliti mempertimbangkan faktor-faktor, apakah data itu di minta
atau tidak, apakah data itu diucapkan atau yang tidak diucapkan. Biasanya
peneneliti memakai pendekatan ini untuk wawancara multi subyek, khusus nya,
jika waktu nya terbatas untuk wawancara kepada subyek.11 Disini penulis
mewawancarai ketua majelis ulama Kecamatan Pemayung, toko-toko agama,
guru-guru, tempat pelajaran agama, pengajian antara magrib isya dan masyarakat.
8
Ruslan rosadi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta: Rajawali
pres, 2010.) hlm.27-28
9
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( jl, Ibu Ingit Garrnasih no 40,
Bandung cetakan kedelapan 3013.) hlm 180
10
Bandung Bungin, Metode penelitian ( Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2007)
hlm15. yang dikutif ulang oleh m Syafi‟I dalam skripsi nya. Hlm,11
11
Stiven j. Taylor Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian . hlm.190
8
b. Observasi
Observasi atau pengamatan data, alat pengumpulan data yang dilakuakan
dengan cara, mengamati dan memcatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki. Penelitian kualitatif dalam observasi penelitian lebih menggunakan
panca indra, dengan mengamati secara keseluruhan pada kebutuhan masalah yang
di butuhkan dalam penelitian teknik observasi yang lazim digunakan untuk alat
pengumpulan data.12 Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kegiatan dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalai data-data
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda ataupun jurnalyang
dapat memberikan informasi objek yang diteliti dan data dokumentasi yang
diteliti, serta bagai mana data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan obserpsi.
Ketiga tehnik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan dalam
peneltian ini, dalam arti digunaka untuk saling melengkapi antara data yang satu
dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validita dan
keabsahan yang baik untuk di jadikan sebagai sumber informasi.13
5. Analisis Data
Adapun penelitian ini menggunakan dua analisis data: pertama : data
primer, Merupakan data yang diperoleh secara lansung dari objek penelitian
perorangan seperti ketua majelis ulama‟ Kecamatan Pemayung, ketua Forum Da‟i,
dan ketua-ketua lembaga maupun kelompok. Adapun lembaga yang dimaksud dan
12
M, Syafi‟I Skrifsi Tahun 2015.hlm,11
13
Su‟aidi Asy‟ari, panduan menulisan karya ilmia, mahasiswa ushuluddin, ( simpang
sungai duren,2016) hlm 64
9
kelompok, seperti Badan Kontak Majelis Ta‟lim, Forum Da‟i, Madrasa Ibtida‟iah,
Kelompok yasinan dan Pengajian Antar Magrib Isya.14
Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh
dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitian ini, data dapat
direkam atau dicatat oleh peneliti.15 Dalam hal ini penulis akan mewawancarai
orang-orang yang bersangkutan dalam menggeluti kegiatan upaya membaca dan
memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung seperti Ketua Forum Da‟I, Ketua
BKMT, dan tokoh masyarakat lainnya. Kedua : data Skunder. Yakni memperoleh
data yang sudah jadi ( tersedia ) melalui publikasi dan informasi yang di keluarkan
di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal. 16 Data skunder
iyalah yang berupa data-data yang sudah tesedia dan bisa diperoleh oleh peneliti
dengan cara, membaca, melihat, atau mendengarkan. Termasuk kategori data
tersebut ialah: data dalam bentuk teks seperti dokumen, dan surat-surat.
6. Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka
pemeriksaan keabsahan data berisi data-data yang digunakan untuk menjamin
bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid. Dengan cara-cara berikut:
Pertama: perpanjangan keikutsertaan, pelaksanaan perpanjangan
keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan penulis di lokasi secara lansung dan
cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang
mungkin keabsahan data, karena kesalahan penilaian data oleh penliti atua
responden, disengaja atau tidak sengaja.17 Yang mana dalam penelitian kegiatan
masyarakat dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan
Pemayung, dengan secara lansung dan cukup lama, dengan cara mendeteksi dan
14
Ruslan Rosadi Metodepenelitianpublicrelationsdankomunikasi,(Jakarta:rajawali pres,
2010 ). hlm.29
15
Abdul Mustaqim, Penenelitian Al-Qur’an Dan Metode Tafsir, (Yogyakarta : idea press
Yogyakarta, 2015 ) hlm, 128
16
Ruslan Rosadi, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi,(Jakarta: rajawali
pres, 2010.) hlm.30
17
Lexy Meleong, Metonologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)
hlm,6
10
F. Kerangka Teori
Beberapa definisi teori di kemukakan dan disajikan di bawah ini akan
memberikan gambaran, bahwa pandangan atau paradikma penyusun definisi
berpengaruh terhadap konsep dasar teorinya.20 Penelitian ini diikat oleh teori yang
mengasumsikan, adanya cara penerapan kegiatan masyarakat dalam upaya
membaca dan memahami Al-Qur‟an di Kecamatan Pemayung, dengan kegiatan-
kegiatan supaya bisa mengetahui isi kandungan Al-Qur‟an.
Hubungan ini bisa dilahat diagram berikut :
18
Ibid. Lexy Meleong, Metonologi Penelitian Kualitatif. Hlm, 117
19
M, Syafi‟i Skrifsi Tahun 2015.Hlm.12
20
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jl,Ibu Ingit Garnasi,No,40,
Februari 2013)Hlm,56
21
Visio 2007
22
Teori merupakan serangkai asumsi, konsep, definisi, bentuk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan anatar
konasep. Mustofa umar, “proposal penelitian tafsir” dalam alfatih suyadilaga (ed),metodologi ilmu
tafsir (Yogyakarta:teras, 2010), hlm, 166
11
23
Taufik Akbar, Tradisi Membaca Dan Memahami Al-Qur’an,(Jl. Trans Kalimantan
KM.12, Yogyakarta) Hlm,14
24
Ahmad Rafiq, “Sejarah Al-Qur‟an:Dari Pewahyuan Ke Respsi (Sebuah Pencarian Awal
Metodologis”) Salam Sahiron Syamsuddin (Ed), Ilam, Tradisi Dan Peradaban, Hlm,79-80
25
Ibid. Taufik Akbar. Hlm,16
12
terhadap upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an yang selama ini telah
dilakukan oleh masyarakat kecamatan pemayung.
Living Qur’an merupakan salah satu bentuk perkembangan kajian
terhadap studi Al-Qur‟an yang mencoba menangkap berbagai pemaknaan atau
pandangan masyarakat terhadap Al-Qur‟an. Living Qur’an bukan hanya
dimaksudkan bagaimana seseorang atau sekolompok orang memahami Al-Qur‟an,
tetapi bagaimana Al-Qur‟an itu disikapi dan direspon oleh masyarakat muslim
dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut konteks budaya dan pergulatan
sosial.26
Oleh karena itu, living Qur’an adalah studi tentang Al-Qur‟an yang tidak
bertumpu pada keberadaan teks semata, tetapi studi tentang fenomena yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat yang berkaitan dengan kehadiran Al-Qur‟an. Dari
yang diungkapkan di atas akan menjadi acuan dasar dalam penelitian ini dari
pengumpulan data hingga pada tahap menyimpulkan dan analisis.
26
Ibid Tufiq Akbar, Hlm,17
27
Hadri Hasan Dan Fuad Rahman , Peningkatan Kualitas Keagamaan Masyarakat Jambi
(Vol.28,No 1,2013) Hlm 87,Tgl Pengambilan 07-11-2018,Pdf.
13
28
Ermawati, The Qur‟an Is The Forgothen Book, : Altantis Press, KQHS 2017, Terbit
Februari 2018.
29
Hasbullah Ahmad. Dan Edi Amin, Intregasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Seloko Ad At
Jambi,(Jl. Jambi Ma.Bulian, Kontekstualita,Vol,30,No1,2015) Hlm, 1 Tgl Pengambilan,07-11-
2018.Pdf.
30
Taufik Akbar, Tradisi Membaca Dan Mengahfal Al-Qur‟an, Nim,10530050,(Jl. Trans
Kalimantan KM,12,Kec, Sui, Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Depok) Tgl Pengambilan 06-
10-2018.Pdf.
BAB II
1. Peta Kecamatan
2. Geografis
Kecamatan Pemayung adalah salah satu Kecamatan yang berada dalam
wilayah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Yang mempunyai luas + 100.241
Ha. terdiri dari 18 Desa dan satu Kelurahan. dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
Sebelah Selatan berbatasan dengan dengan Kecamatan Bajubang dan
Kabupaten Muaro Jambi
Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Maro Sebo Ilir.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
Jarak Ibu Kota Kecamatan Pemayung dengan Ibu Kota Kecamatan Lain
dalam Kabupaten Batang Hari adalah:
14
15
3. Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Pemayung sampai dengan akhir bulan
Desember 2017 (Triwulan IV) sebanyak 33.303 jiwa yang terdiri dari laki-laki
17.149 jiwa dan perempuan sebanyak 16.154 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
9.104 jiwa. Penduduk Kecamatan Pemayung sangat heterogen yang terdiri dari
berbagai macam Suku, Ras, dan Agama.
5. Sejarah Kecamatan
31
Tranoto, Kasi Pemerintahan Kecamatan Pemayung, 19 Desember 2018, Penyalinan
Dokumen Kepada Penulis.
16
Marga Pemayung terdiri dari Marga Pemayung Ulu dan Marga Pemayung
Ilir. Dahulu, Marga Pemayung Ulu berpusat di Bajubang dan kemudian berpindah
ke Muara Bulian. Selain Muara Bulian dikenal juga nama temapat seperti Betung,
Mengkanding, Bajubang dan Sungai Baung. Istilah Pemayung didapatkan dari
cerita rakyat. Pemayung adalah “orang yang memayung, payung digunakan untuk
menyambut kedatangan raja dari Jambi ketika mendatangi dusun-dusun yang
dilewati raja. Setiap dusun kemudian mengantarkan raja dari satu dusun kedudun
yang lain.
Sebagai orang kepercayaan raja, maka “orang yang memayung”
merupakan dubalang raja. Selain untuk menjaga keselamatan raja, dubalang raja
juga bertindak untuk “memayung raja”. Sehingga keselamatan raja ditentukan
oleh “ orang kepercayaan” untuk menjaga secara fisik.
Sedangkan di dusun Bajubang Laut, Pemayung adalah “ pelayan raja”.
Dusun tuonya dikenal “ Dusun Gedang”.wilayah marga Pemayung Ulu cukup
luas. Berbatasan dengan marga mestong, marga batin 5, marga pemayung ilir,
marga musabo ilir, marga tungkal ulu dan berbatasan lansung dengan propinsi
Sumsel.
“payung” orang pemayung berasal dari marga VII koto. Dengan mengilir
sungai Batang Hari kemudian menetap di daerah wilayah marga Pemayung Ulu.
Namum sebagian meyakini berasal dari “puyung” Datuk Peduko Berhalo.
Menurut Mukti Nasruddin didalam buku nya, jambi dalam sejarah, Sultan jambi
yang kemudian di buang di pulau banda tahun 1690 adalah Sulthan Abdul Mahyi
Sri Ingalago. Sehingga yang di sebutkan oleh masyarakat dusun Bajubang Laut
“Pengeran Singodilago” adalah Sultan Abdul Mahyi Sri Ingalago.
Dusun-dusun yang termasuk kedalam Marga Pemayung Ulu adalah Dusun
Kuap, Dusun Kubu Kandang, Dusun Tebing Tinggi, Dusun Rantau Puri, Dusun
Bajubang Darat, Dusun Sungai Baung, Dusun Aro, Dusun Olek, Dusun Singoan,
Dusun Teratai, Dusun Durian Hijau, Dusun Napal Sisik, Dusun Muara Bulian,
Dusun Tenam.32
32
M.Latis, Anggota Adat. Wawancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018, Kecamatan
Pemayung, Rekaman Audio.
17
Ada juga yang bependapat lain, sebagai mana dalam hasil wawancara
penulis dengan dengan bapak A,Basiran ia mengatakan:
“Awal mula masyarakat Kecamatan Pemayung ini mengenal Al-Qur‟an,
menurut saya semenjak masyarakat Kecamatan Pemayung ini dilahirkan
sudah dikenalkan dengan Al-Qur‟an, dikarnakan di Kecamatan Pemayung ini
mayoritas adalah beragama islam, adapun dalam segi pembelajaran dan
memahaminya ada sistem jenjang waktunya, seperti madrasah, pengajian
antara magrib dan isya”.34
33
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
34
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
18
35
M.Latis Anggota Adat Awancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018 Rekaman Audio.
36
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015) Hlm.183
19
37
M.Latis Anggota Adat Awancara Dengan Penulis, 12 Desember 2018 Rekaman Audio
BAB III
20
21
38
Pengertian Bentuk Program Dalam Organisasi, Diakses Melalui,
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=InID&Source=AndroidBrowser&Ei=Beu.Tan
ggal 16 Desember 2018
22
atau implementasi dari suatu kebijakan (2) berlansung dalam proses yang
berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam suatu lembaga yang melibatkan
sekelompok orang. Sebuah lembaga bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat tetapi merupakan kegiatan yang
berkesinambungan.39
Melihat bentuk kegiatan-kegiatan di Kecamatan Pemayung yang menjadi
pengantar untuk bisa menyampaikan ajaran Al-Qur‟an, baik dari lembaga-
lembaga, maupun yang di laksankan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari, lembaga kegiatan di Kecamatan Pemayung untuk membumikan Al-Qur‟an
di setiap desa di Kecamatan, selalu menjadi kegiatan utama dalam meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat terhadap pengetahuan Al-Qur‟an.
Pelaksanaan adalah sutu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggab siap, secara sederhana pelaksanaan
bisa diartikan penerapan. Penerapan dalam setiap kegiatan yang sudah menjadi
kegiatan baik perhari, perminggu, perbulan, dan pertahun.40
Pelaksanaan merupkan aktifitas atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
yang melaksankan, dimana tempat pelaksanaan nya mulai dan bagaimana cara
yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkayan kegiayatan tindakan lanjut
setelah kelembagaan atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri dari atas
pengembalian keputusan, langkah yang srategis maupun operasional atau
39
Havis Aravik Dampak bait Al-Qur’an ( STEBIS IGM ) Pelembang. Hlm.117
40
Nurdin Usman.2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jalrta:PT.Raja
Grafindo Persada, Hlm. 70
23
kebijakan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari suatu kegiatan yang
ditetapkan semula.41
Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan sesungguhnya dapat barhasil,
kurang berhasil, ataupun gagal sama sekali apala ditinjau dari wujud hasil yang
dicapai atau outcomes. Kerena dalam proses tersebut turut berinteraksi dan
terlihat barbagai unsur yang pengaruhnya bersifat mendukung maupun
menghambat pencapaian sasaran suatu pelaksanaan kelembagaan.
Faktor-faktor yang dapat menunjang suatu lembaga adalah sebagai
berikut:
a. Komunikasi, merupakan suatu pelembagaan yang dapat dilaksanakan
dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi
yang disampaikan.
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat kompoen yaitu
terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan
guna pengembalian keputusan atau kewenangan yang cukup guna
melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan.
c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap kegiatan
khusnya dari mereka yang menjadi implementasi kegiatan khusnya dari
mereka yang menjadi implementar pelaksana.
d. Sruktur birokrasi, yaitu SOP (standar operating proedures), yang
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan kegiatan. Jika hal ini tidak sulit
dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa
pola yang baku.
41
Abdullah Syukur, 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang
Konsep Pendekatan Dan Relevansinya Dalam Pembangunan”, Persadi, Ujung Padang. Hlm 40
24
antara suatu faktor dengan faktor yang lain. Selain itu dalam proses implementasi
sekurang-kuruangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu.42
a. Adanya kegiatan (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari pelaksanaan
perubahan dan peningkatan.
c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan pelaksanaan dan pengawasan dari proses
implementasi tersebut.
42
Ibid. Abdillah Syukur, Hlm 398
25
43
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
26
untuk meningkat kualitas membaca dan memahami Al-Qur‟an, baik dari tingkat
anak-anak sampai tingkatan orang tua.
berikut ini adalah kegiatan-kegiatan dan lembga-lembaga yang menunjang
akan upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung, ialah
sebagai berikut:
memasukan pembelajaran hukum tajwid nya, dan dalam tahap ketika sudah
selesai 30 juz maka mengadakan sukuran”.44
Tabel.II
Jumlah guru dalam pengajian antar magrib dan isya
44
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
28
kegiatan, dan ada juga mengadakan sejenis arisan untuk menarik minat
masyarakat dalam kegiatan yasinan, pelaksanaan yasinan ini terkandung dibarengi
dengan niat yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk menjaga kegiatan ini masih
bernuansa islam, maka disetiap desa menganjurkan untuk tidak hanya membaca
yasin, akan tetapi juga memberikan ilmu untuk masyarakat keta. Waktu
pelaksanaan kegiatanpun berbeda-beda di setiap desa, ada yang mengadakan di
siang jum‟at, malam jum‟at, siang sabtu, malam mimggu, malam senin, dan juga
siang senin. Untuk pemabacaan yasin sendiri tidak hanya dalam kegitan ini,
namun juga dalam kegiatan-kegiatan yang lain seperti ketika hajatan, acara
pernikahan, dan ketika kematian. Dalam kegiatan-kegiatan ini, yasinan dibaca
bersamaan dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an lainnya.
45
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
46
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
32
Tabel.III
Nama-nama Ketua Berserta Anggota Pengurus Porum Da’i 2018
A.Basiran Muslim Sargawi Kemas hasim
Pu‟adi Suprayetno Haiar Muhajirin
Edi Masdar Rono arahab Majid
H.pani Amir Mahmud Mujisalamun Sopian
Ripa‟i Busri Ishak husen
para ibu-ibu. Kegiatan ini selalu di hadiri oleh masyarakat kecamatan pemayung,
khususnya oleh ibu-ibu yang berkeinginan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan
satu bulan satu kali ini Para ibu berbondong-bondong untuk menghadiri kegiatan
badan kontak majelis tak‟lim ini.
Sebagai mana dalam hasil wawancara penulis dengan ibu Asna Wati
selaku masyarakat Kecamatan Pemayung ia mengatakan:
Adapun hasil dalam wawancara tersebut bisa dilihat bahwa sanya kegiatan
badan kontak majelis ta‟lim, yang ada di Kecamatan Pemayung, sudah lama
dilaksanakan, dari kegiatan ini muncul menjadi suatu kegaitan yang
berkesinambungan yang bisa dijadikan suatu pokok dan suatu landasan bagi
terpeliharanya silaturahmi anggota masyarakat dengan masyarakat yang lain, dan
bisa belajar memahami Al-Qur‟an dengan cara mendengar ceramah bersama-sama
dalam kegiatan tersebut.
47
Asna wati. Salah satu kepala madrasa ibtida‟ia. Wawancara dengan penulis, 15
desember 2018, kecamatan pemayung. Rekaman audio
34
Tabel IV
Nama-nama Ketua Berserta Anggota Pengurus
Badan Kontak Majelis Ta’lim 2018
bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an, kegiatan ini sunggu memberi dampak
positif, supaya generasi selanjutnya bisa membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Kegiatan ini telah diakui oleh kementrian agama republic Indonesia,
sebagai prasarana untuk pembelajaran dan mengajarkan unsur agama dan unsur
Al-Qur‟an kepada anak-anak, untuk landasan kegiatan madrasah ibtida‟iah ini
tergantung pada setiap pengurus yang ada pada madrasah tersebut, untuk bisa
memberikan suatu pengajaran yang berstandar nasiaonal.
Memberikan pendidikan dan pembekalan agama untuk anak-anak dari usia
dini adalah tugas yang sangat penting, karena anak-anak adalah obat penenang
jiwa dan penenang hati. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan
pendidikan agama anak-anak mereka karena perkembangan agama di masa kecil,
terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, baik dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat lingkungannya. Semakin banyak pengalaman yang baik dari
agama akan menjadi pengalaman baik pula dalam pribadi anak, sikap dan perilaku
tindakan dan cara anak dalam menghadapi hidup sesuai dengan ajaran agama.
Pembelajaran untuk anak usia dini seperti memberikan pembelajaran
terhadap agama dan Al-Qur‟an seharus nya dari sejak dini, untuk itu madrasah
ibtida‟iah adalah salah satu tempat untuk anak menuntut ilmu agama dan
memahami Al-Qur‟an, supaya mengetahui apa saja yang dipelajari oleh madrasah
ibtida‟iah, penulis akan mengemukakan beberapa pembelajaran nya, yakni
mengenali huruf-huruf Al-Qur‟an, membaca Al-Qur‟an, tajwid, fiqih, akhlak,
sejarah, dan praktek sholat. Dalam waktu pelaksanaannya beberapa desa di
kecamatan pemayung mempunyai waktu-waktu yang telah di tentukan oleh
kesepakatan para guru-guru yang ada di setiap desa, ada yang melaksanakan nya
dari hari senin hingga hari sabtu, dan ada hanya sampai hari jum‟at.
Untuk awal yang baik maka di akhir nanti akan baik pula, begitu jugalah
kegiatan ini memberikan pengaruh terhadap anak-anak untuk menjadi awal
pembelajaran memahami Al-Qur‟an dan disini jugalah berawal untuk belajar
membaca Al-Qur‟an, kegiatan ini membuat masayarakat kecamatan pemayung
senantiasa setiap tahunnya memasukkan dan menyerahkan anak-anaknya untuk
belajar dimadrasah ibtida‟iah, kegiatan ini memang di khususkan untuk para anak-
36
anak, supaya anak-anak dikecamatan pemayung bisa belajar membaca dan belajar
untuk mengenal isi Al-Qur‟an.
Sebagai mana juga hasil wawancara penulis dengan ibu Asaroh Sebagai
salah satu guru madrasah ibtida‟iah di kecamatan pemayung, yakni ia
mengatakan:
Tabal. V
Jumlah DTA Yang Ada di Kecamatan Pemayung
Tahun 2017/2018
Nama Jumlah Nama Jumlah
DESA DTA DESA DTA
JEMBATAN MAS 3 SERASAH 5
KAMPUNG PULAU 1 TURE 8
TEBING TINGGI 2 PULAU BETUNG 15
SIMP,KUBUKANDANG 1 LOPAK AUR 16
48
Asaro. Salah Satu Kepala Madrasa Ibtida‟ia. Wawancara Dengan Penulis, 15 Desember
2018, Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
37
49
Program Tradisi “Membaca Dan Memahami Al-Qur‟an”. Diakses Melalui Alamat
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=In-ID&Source=Android-Browser&Ei=Tuu.
Tanggal 16 Desember 2018
38
Al-Qur‟an sebagai kalam Allah yang sacral, maka diperlukan usaha untuk
bisa membacanya, salah satu usaha untuk bisa membacanya yakni dengan
mempelajari setiap huruf yang ada dalam Al-Qur‟an, untuk itu dibentuk suatu
kegiatan yang bisa mengenali huruf-huruf Al-Qur‟an, yakni kegiatan
pembelajaran antar bagrib dan isya, sebenarnya kegiatan ini sudah ada sejak pada
zaman Nabi terdahulu, namun dengan waktu yang berbeda-beda.
Dalam tujuan yang sama pada umumnya, kegiatan ini untuk mengenali
huruf-huruf Al-Qur‟an, tetapi dalam kegiatan ini di laksanakan pada bagrib dan
isya, yang di ajarkanpun masih tergolong untuk pendasaran dalam Al-Qur‟an
dengan tehnik dan cara yang berbeda-beda, ada yang memakai cara dasar
mengenal huruf Al-Qur‟an dengan metode juz‟ama dan dengan cara metode iQra‟.
Dengan tujuan yang sama supaya umat islam bisa belajar dan menganel
huruf-huruf Al-Qur‟an, namun dengan tujuan dibentuk nya kegiatan ini tidak
semerta-mera di resfon banyak oleh masyarakat, tetapi tujuan dijadikannya
kegiatan pengajian antar magrib isya ini semerta-merta untuk supaya mereka umat
isalam yang ada pada kecamatan pemayung, agar suapaya bisa membaca Al-
Qur‟an.
Dengan tujuan yang sangat dikatakan berguna bagi umat islam hususnya
di kalangan masyarakat kecamatan pemayung, dengan adanya kegiatan-kegiatan
pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an, demikian juga mereka bisa menyempatkan
waktu untuk bisa membaca ayat-ayat Al-Qur‟an, walau dengan cara
menggabungkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur‟an, namun manfa‟at dari
kegiatan ini sangat bergurna dikalangan umat islam di zaman sekarang.
39
atau berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah
maupun yang tersembunyi atau yang samar”.50
Respon secara pemahaman luas dapat diartikan pula ketika seseorang
memberikan reaksinya melalui pemikiran, sikap, dan perilaku. Sikap yang ada
pada diri seseorang akan memberikan warna pada perilaku atau perbuatan
seseorang. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau
kesan yang didapat dari sebuah pengamatan.
Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggapan ialah pengamatan
tentang subjek, peristiwa-peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan penafsirkan pesan. Segala sesuatu yag pernah kita alami akan selalu
meningalkan jejak atau kesan dalam pikiran kita. Kesan atau jejak itulah yang
dapat timbul kembali dan berperan sebagai sebuah tanggapan atau bisa disebut
respon.51
Setiap perbuatan tentu ada respon dari orang yang melihat nya, baik itu
respon fositif maupun bersifat negatif. Dan ketika kita tidak bisa menyikapi kritik
dengan baik, tentu kita akan termasuk orang-orang yang bodoh, sama dengan
orang yang memberi kritik secara negative. Selagi perbuatan kita itu benar maka
lanjutkanlah, dan harus yakin bahwa perbuatan itu akan mengahasilkan sesuatu
yang baik nantinya.
Begitu juga dengan adanya upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an,
melalui kegiatan demi kegiatan untuk melestarikan Al-Qur‟an, masyarakat juga
berlomba-lomba supaya mendapatkan suatu ilmu dalam proses membaca dan
memahami Al-Qur‟an, namun, untuk sebuah respon masih di katakana jauh dari
yang diharapkan, baik dari membaca dan memahami Al-Qur‟an.
Ini juga sesuai dengan wawancara bersama bapak A.Basiran ia megatakan:
“Untuk suatu respon dalam kegiatan baik itu membaca dan memahami Al-
Qur‟an, husus masyarakat kecamatan pemayung masih bisa dikataka
minimnya kemauan untuk lebih mendalami Al-Qur‟an kedalam kehidupan
sehari-hari, adapun faktor tersebut ialah elektronik jaman sekarang, namun
50
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, Cet.Ke-2, (Jakarta: Bulan Bintang,1982),Hlm.50
51
Alisuf Sabri, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:Pedoman
Jaya,2004),Hlm.60
42
untuk merespon baik dalam membacapun masih ada, walau itu hanya
segelintir masyarakat yang masih mau untuk membaca dan memahami Al-
Qur‟an. Sayapun selaku ketua forum da‟i juga memberikan suatu arahan
kepada masyarakat supaya mereka membaca dan memahami Al-Qur‟an di
dalam kehidupan sehari-hari mereka”.52
52
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober
2018,Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio.
53
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan
Penulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
43
Al-Qur‟an dan memehami isi Al-Qur‟an, untuk lebih membenah diri dalam
kehidupan dunia seimbang dengan kehidupan di akhirat
Hasil wawancara berikut ini adalah dengan salah satu pemuda kecamatan
pemayung, yang bernama sandi gusti prawira, ia mengatakan :
55
A.Busri, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018, Kecamatan
Pemayung. Rekaman Audio.
45
56
Sandi Gusti Prawira, Pemuda Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis, 11
Desember 2018, Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
46
57
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Ilmu, (Yogyakarta :UGM, 1996), Hlm,53
BAB IV
58
Abdul Razak Kalimat Efektif (PT Gremedia, Jakarta ) Hlm.25
47
48
59
Ibid 121-127
50
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang terjadi
begitu saja, melainkan faktor yang selalu untuk mendorong yang akan dituju.
Faktor pendorong itu adalah motivasi, yang tujunnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mempertahankan keberadaannya. Motivasi adalah suatu
usaha yang disadari untuk menggerak dan mengerahkan, serta menjaga tingkah
laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Dari uraian pendapat diatas dapat
disimpulakan bahwa motivasi adalah sesuatu usaha atau kekuatan yang timbul
dari dalam dan mendorog seseorang untuk melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan tertentu.60
Untuk melihat bagai mana tingkat keikut sertaan masyarakat dalam
kegiatan yang ada dan sebab apa saja mereka bisa menghadiri kegiatan-kegiatan
yang bernuansa ke agamaan, untuk itu harus diketahui bagai mana masyarakat
menerima dan mau berkontribusi dengan kegiatan-kegiatan yang telah ada di
kecamatan pemayung, yakni salah satu penyebab seseorang bisa menghadiri dan
ikut serta dalam kegiatan yang bernuansa agama dan menjelaskan isi kandungan
Al-Qur‟an, adapun yang membuat masyarakat tersebut bisa hadir dalam kegaitan
yang demikian, adalah termotivasinya mereka akan kegiatan-kegiatan tersebut dan
membuat damapak positif terhadap diri mereka sendiri, adajuga yang termotivasi
dengan kegiatan ini dikarnakan seseorang itu berkeinginan mendekatkan diri
dengan sekeliling mereka dan adajuga hanya ingin ikut-ikut saja.
Sebagai mana yang dipaparkan diatas, maka untuk melihat motivasi dari
masyarkat supaya mereka membaca Al-Qur‟an, bermacam cara, ada yang dari diri
mereka sendiri ada juga yang termotivasi oleh sekeliling mereka, ada juga yang
termotivasi dikarnakan ingin banyak pengetahuan dan ada juga mengininkan
rahamat dari allah dengan melalui kegiatan tertentu. Namun bagai manapun dan
dari segi apapun bentuk motivasi mereka harus dihargai, karna mereka sudah
berkeinginan mengahadiri dan mendatangi kegiatan-kegiatan yang berlandaskan
Al-Qur‟an.
60
Pengaruh Pemberian Belajar Dari Orang Tua (Surakarta:Karya Abidi, 2010),Hlm,13
52
61
Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahsa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Cet. Ke-10,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999), Hlm,656
53
62
Febrian, Pengertian Minat, Apa itu Minat, Internet, Diakses melalui Alamat
http://www.Pengertianahli.com/2018/11/penertian-mint-itu-minathtm# , diakses pada tanggal 21
Desember 2108
55
1. Para Anak-anak
Minat merupakan hasil dari hasil pengalaman belajar, baik minat dalam
aspek kognitif muapun dalam aspek afektif. Pengalaman diproleh anak dari
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media masa. Dari
lingkungan-ligkungan tersebut anak belajar tetang lingkungan mana yang dapat
memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan.
Yang memuaskan akan berkembang menjadi minat, sedangkan yang tidak
memuaskan, akan menghambat perkembangan menajdi minat. Aspek efektif dari
minat atau bobot perasaan dan emosional dari minat adalah sikap. Aspek afektif
dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada
dua alasan yang dikemukakan oleh Harlock, yaitu pertama, aspek efektif lebih
motivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek efektif dari minat
cendrung lebih bertahan lama dari pada aspek kognitif. Menurut Harlock, minat
dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui belajar ralat, belajar
melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan pengarahan.64
Dalam kalangan anak-anak untuk bisa termotipasi supaya memberika
dampak yang bisa menuntun mereka kepada hal yang bisa saja membuat mereka
lebih baik atau malah sebaliknya, tergeraknya sipat perbuatan, dan kemauan
mereka terhadap pembacaan Al-Qur‟an, cendrung masih berdampak dari
lingkungan sekitar mereka, apakah lingkungan sehari-hari mereka memberikan
pengaruh terhadap motivasi sianak untuk mebaca Al-Qur‟an.
Ketika lingkungan sekeliling mereka memberikan dampak motivasi
suapaya berkeinginan membaca Al-Qur‟an, untuk itu peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam hal ini, untuk supaya membimbing dan memberikan pengajaran
63
Havis Aravik Dampak Bait Al-Qur’an ( STEBIS IGM ) Pelembang. Hlm.231
64
Siti Rahayu Haditono Psikologi Perkembangan ( Gajah Mada Universitas Press)
Hlm31
56
Sebagai mana juga hasil wawancara dan obsevasi penilis dengan bapak
Kemas Hasim, sebagai ketua MUI kecamatan pemayung, yang mana dalam hasil
wawancara tersebut ialah:
“Ketika melihat dampak pembelajaran membaca dan memahami Al-Qur‟an
terhadap anak-anak jaman sekarang, kemungkinan sangatjauh dengan zaman
dahulu, sebab yang terjadi dizaman sekarang sungguh sangat kecil
kemungkinan bagi anak-anak untuk bisa lebih jauh membaca dan memahami
Al-Qur‟an, dikarnakan temapat-tempat yang telah dijadikan untuk membaca
dan memahami Al-Qur‟an sudah di bilang semakin sedikit minat yang mau
membaca, oleh karena itu yang namanya upaya memebca Al-Qur‟an sudah
tidak berdamapak lagi kepada anak-anak sekarang”.66
65
A.Basiran, Ketua Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 05 Oktober 2018,
Kecamatan Pemayung. Rekaman Audio
66
Kms Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara Dengan Penulis,
02 Januari 2019, Rekaman Audio
57
memberi pengeruh sebagai mestinya, maka dari itu dampak terhadap anak-anak
bisa dikatankan baik, sebab dari upaya membaca bisa menghasilkan generasi yang
bisa membaca Al-Qur‟an.
2. Para Remaja
Kegemaran seorang remaja terhadap sesuatu yang dilarang seperti halnya
narkoba,mabuk-mabukan dan lainnya, tentunya sangat susah mengajak meraka
dalam berbuat kebaikan. Terkadang hanya terlihatbeberapa orang remaja yang
hadir, namum kadang pula tidak sama sekali remaja-remaja yang hadir, ini juga
menjadi suatu faktor yang mebuat para remaja enggan untuk mengikuti pengajian
membaca dan memahami Al-Qur‟an. Melihat dari pada tingkah laku remaja yang
begitu brutal dan sudah melampaui batas kewajaran, ternyata jika di biarkan
kedepannya menjadi tambah buruk. Masa remaja adalah dimana masa yang ketika
itu dibutuhkan sekali motivasi, karena apabi masa remaja sudah di cemari oleh
pengaruh yang negtif, maka para remaja akan rusak kedepan nya. Namun apa bila
kita melihat remaja yang sudah terpengaruh dengan perbuatan-perbuatan yang
negatif sudah barang tentu kewajiban bersama untuk bisa mencegahnya.
Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Busri ia mengatakan:
“Dikecamatan pemayung ini ada beberapa desa yang pemudanya sudah
mempunyai kegaitan keagamaannya, namun masih ada juga yang belum
merealisasikankegaitan semacam kegiatan keagamaan tersebut, dalam
kegaitan yang bersipat keagamaan mereka juga ikut andil dalam kegaitan
yang demikian itu, seperti memperingati hari-hari besar islam, acara maulid
nabi, dan acara musabaqoh tilawtil qur‟am. Desa yang sudah mepunyai
kegiatan yang bernuansa keagamaan dan melibatkan Al-Qur‟an, mereka
mempunyai agenda kegaitan, seperti yasianan dan ayat-ayat Al-Qur‟an,
adapun dalam pelaksanaannya mereka memberikan waktu dan hari yang telah
disepakati bersama, dengan adanya kegaitan-kegiatan yang demikian itu,
pemudapun tidak hanya menonjol dengan kegiatan hiburan atau kegiatan
olahraga saja”.67
67
Busri, Anggota Forum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 18 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
58
3. Orang Tua
Kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an yang ada pada kecamatan
pemayung, memberikan suatu damapak yang positif terhadap kalangan orang tua,
kegiatan-kegaitan tersebut menut mereka bisa jadikan saran untuk lebih
mendekatkan diri kepada allah, dan membuat mereka bisa membiasakan diri
untuk membaca Al-Qur‟an di tengah sempitnya waktu dalam beraktivitas
sehari-hari, dampak yang sangat terasa di tengah masyarakat yakni dampak dari
kegiatan perkumpulan untuk membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dan dampak dari
kegiatan yang membangun keagamaan di tengah-tengah masyarakat.
Adapun motivasi mayarakat kecamatan pemayung terhadap kegiatan
membaca dan memahami Al-Qur‟an khususnya bagi para orang tua yakni,
mereka merasa sudah saatnya mendekatkan diri kepada yang pencipta melalui
kegiatan-kegiata yang bernuansa keagamaan dan Al-Qur‟an maka dikesempatan
inilah mereka bisa mendekatkan diri supaya lebih baik lagi dan memberikan
contoh kepada generasi yang akan datang.
59
kepada anak-anak, selanjutnya kepada remaja, dan kepada orang tua untuk belajar
membaca. Contoh dalam kegiatan upaya memebaca ini yakni : pertama.
pembelajaran Al-Qur‟an baik dari segi membaca maupun dari segi mengenal
huruf Al-Qur‟an, demikian itu adalah kegiatan pengajain antara magrib dan isya
(PAMI). Kedua. Pembacaan ayat-ayat Al-Qur‟an atau sering di katakan tahklilan,
dalam kegiatan ini lebih di dominan para orang tua dan para remaja yang
berkeinginan mengikuti membaca Al-Qur‟an.
Namun untuk memahami Al-Qur‟an di wilayah kecamatan pemayung,
sudah bermacam kegiatan. Adapun contoh kegiatan ialah : pertama. prorum Da‟i,
kegiatan ini di kecamatan pemayung bisa dikatan sangat berpengaruh di
masyarakat, sebab kegiatan ini di laksanakan dalam satu minggu satu kali. Kedua.
Badan kontak majelis ta‟lim (BKMT), kegiatan ini adalah kegiatan para ibu-ibu
yang berpengaruh di kecamatan pemayung, kegiatan ini dilakukan di kecamatan
dalam satu bulan satu kali, namun dilaksanakan juga disetiap desa di kecamatan
pemayung. Ketiga. Madarasa ibtida‟iah, untuk kegiatan ini awal masyarakat
kecamatan pemayung untuk memahami Al-Qur‟an, kegaitan ini di dominan oleh
para anak-anak yang masih duduk di bangku SD, di harapkan dengan kegiatan ini
bisa menimbulkan pemahaman Al-Qur‟an dari sejak dini.
Observasi tersebut sesui dengan hasil wawancara dengan bapak Busri yang
mana ia mengatakan :
“Kegiatan membaca maupun kegiatan memahaminya, intinya sama saja untuk
meningkatkan minat baca masyarakat terhadap Al-Qur‟an, yakni untuk selalu
membaca dan memahami apa yang telah Al-Qur‟an ajarkan kepada manusia
dimuka bumi ini. Dalam pelaksanaannya itu bermacam-macam dilakukan
oleh masyarakat, kegiatan nya sendiri dilakukan dalam hari-hari tertentu yang
telah di kesepakatan oleh masyarakat. Baik itu kegiatan yang memberikan
nuansa pemahaman dan nuansa pembelajaran hurup Al-Qur‟an”.68
68
Busri, Anggota Porum Da‟i, Wawancara Dengan Penulis, 18 Desember 2018,
Kecamatan Pemayung, Rekaman Audio.
61
zaman dahulu itu ada yang pagi ada yang siang dan ada juga sore, sebab
kendalanya dalam penerangan yang masih seada nya. dalam sistem
membacanya masih seperti sekarang, dan juga dalam sistem pemahaman
yang di ajarankapun banyak ragam yang bisa dilakukan untuk supaya
masyarakat bisa memahami bacaan dan kandungan isi Al-Qur‟an”.69
69
Kemas Hasim, Ketua Majelis Ulama Kecamatan Pemayung, Wawancara
Denganpenulis, 02 Januari 2019, Rekaman Audio.
70
M.Azis, Staf Kesos, Bidang Agama, Wawancara Dengan Penulis, 10 Desember 2018,
Kecamtan Pemayung, Rekaman Audio.
62
E. Kegiatan Alternatif
Setiap kegiatan meskipun sudah stabil namun perlu peningkatan kinerja,
agar nanti kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu yang pantastis. Begitu juga
dengan kegiatan membaca dan memahami Al-Qur‟an di kecamatan pemayung.
tentunya juga supaya ada peningkatan dalam sistem membaca dan memahami Al-
Qur‟an, yang berpaktor terhadap generasi yang selanjutnya. Untuk menambah
63
71
Hasil Demikian Itu Penulis Ambil Dan Penulis Cermati Selama Penulis Menyusun
Skripsi, Dan Penilis Menganalisa Apa Yang Penulis Wawancara Dengan Realita Di Lapangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dengan ini
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
65
66
dan dalam bentuk mencari ketenangan jiwa sebagai hasil dari upaya
membaca dan memahami Al-Qur‟an.
3. Dampak kegiatan dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an
terhadap masyarakat yaitu: Terhadap anak-anak bisa mempelajari tatacara
membaca Al-Qur‟an dan membuat suatu dampak yang direspon cukup
baik dari kalangan anak-anak, dan membuat dari kalangan anak-anak bisa
membaca Al-Qur‟an. Terhadap para remaja sudah ada yang bisa membaca
Al-Qur‟an dengan termotivasi dan tertarik untuk supaya bisa membaca dan
bahkan membuat berkurangnya angka buta huruf Al-Qur‟an. Terhadap
para orang tua antusias akan menghadiri lembagakegiatan pembacaan dan
pemahaman Al-Qur‟an, dan memperoleh ilmu-ilmu yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari. Dalam skripsi ini tampak bahwa upaya masyarakat
kecamatan pemayung terhadap Al-Qur‟an dipengaruhi oleh latar belakang
masing-masing pembaca dan pemaham, baik latar belakang tersebut
memiliki relasi yang kental dengan teks yang telah melebur dalam
keseharian masyarakat, maupun latar belakang individu yang terdorong
oleh hasrat tertentu: hasrat sosial, kultural, psikologis, ekonomis, dan lain
sebagainya.
B. Saran-saran
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan sejauh mana fenomena kegiatan
dalam upaya membaca dan memahami Al-Qur‟an, tentunya masih banyak
terdapat kekurangan dalam penelitian ini, sehingga penulis mengharapkan
rekomendasi kepada pihak akademisi untuk melakukan penelitian tindak lanjut
terkait dengan masalah yang diteliti terurutama di daerah-daerah lain yang
permasalahannya mendekati kesamaan permasalahan, supaya penelitian ini benar
adanya dan benar dalam bentuk lokasi dan data penulis masukan, demikian juga
jika ada kesalahan dalam penulisan atau pendataan maka penulis siap untuk
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
67
C. Kata Penutup
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini dengan baik, meskipun
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis menyadari akan masih banyak
kekurangan, kekeliruan, kesalahan dan kelemahan baik dari metonologi,
pengetikan ataupun yang lainnya, untuk itu penulis mengharapkan kepada semua
pihak untuk memberikan saran-saran dan kritik yang konstruktif pada skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat sebagai masukan bagi kita semua, semoga
Allah SWT akan senantiasa memberikan ganjaran dan imbalan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis, Amin yarobbal‟alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Daftar Pustaka
A. Karya Ilmiah.
Ahmad, Hasbullah Dan Amin Edi, Intregasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Seloko
Adat Jambi,(Jl. Jambi Ma.Bulian, Kontekstualita,Vol,30,No1,2015) Tgl
Pengambilan,07-11-2018.Pdf.
Akbar, Taufik, Tradisi Membaca Dan Memahami Al-Qur’an,(Jl. Trans Kalimantan
Km.12, Yogyakarta).
Alan Haw, The Habermas-Gadamaer: Dabate And The Nature Of The Social
(Avebury: Aldershot, 1995).
Asy‟ari Su‟aidi, Panduan Menulisan Karya Ilmia, Mahasiswa Ushuluddin,(
Simpang Sungai Duren,2016).
Bagus Lorens, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015).
Ermawati, The Qur‟an Is The Forgothen Book, : Altantis Press, Kqhs 2017, Terbit
Februari 2018.
Farmawi, Al Abd Al-Hayy, Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Mawdu’i ( Kairo: Al-
„Arabiyah, 1977).
Hasan Hadri, Dan Rahman Fuad, Peningkatan Kualitas Keagamaan Masyarakat
Jambi( Vol.28,No 1,2013) Tgl Pengambilan 07-11-2018,Pdf.
Mustaqim Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir,(Yogyakarta : Idea
Press
Yogyakarta, 2015 ).
Moleong Lexy J, M.A Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jl,Ibu Ingit
Garnasi,No,40, Februari 2013).
Mulyana Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jl, Ibu Ingit Garrnasih No 40,
Bandung Cetakan Kedelapan 3013.).
Rusdy M. -Bacaan Dan Pemabaan Al-Qur‟an, (Jurnal Mutawatir, Vol.2,Juli-
Desember 2012).
Pengaruh Pemberian Belajar Dari Orang Tua (Surakarta:Karya Abidi,
2010)
Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Cet, Ke 3, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2004).
Rosadi Ruslan. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi,(Jakarta:
Rajawali Pres, 2010.)
Syafi‟i M, Skrifsi Tahun 2015
Subandi Ahmad, Psikologi Sosial, Cet.Ke-2, (Jakarta: Bulan Bintang,1982).
Sabri Alisuf, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:Pedoman Jaya,2004)
Taylor Stiven J. Kualitatif –Dasar-Dasar Penelitian. ( Usaha Nasional ,Surabaya
Indonesia.1993).
Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahsa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Cet. Ke-10,(Jakarta:Balai Pustaka, 1999).
Wadud Amin Inside The Gender Jibab (Oxford: Oneworld,2006).
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Ilmu, (Yogyakarta :Ugm, 1996).
Yusuf Muhammad, Metode Penelitian Living Qur’an Dan Hadis, ( Depok
Slemanyokyakarta. 2007).
C. Internet
Candikia. “Pemahaman Tingkat Efektivitas Program” Diakses Melalui Alamat,
GoogleCandikia.Https://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Q=Pemahaman+Ti
ngkat+Efektivitas+Proam&Hl=. Tanggal 15 Desember 2018
Dahlan Syuhada Purba, “Menurut Para Ahli”, Diakses Melalui Internet, Dan
MelaluiAlamat,Http://Dahlansyuhada25.Blogspot.Com/2013/12/Pengertia
n-Minat-Menurutpara-Ahli.Html. Diakses Pada 21 Desember 2018
Program Tradisi “Membaca Dan Memahami Al-Qur‟an”. Diakses Melalui Alamat
Https://Www.Google.Com/Search?Safe=Strict&Hl=Inid&Source=Androi
dbrowser&Ei=Tuu. Tanggal 16 Desember 2018
INSTUMEN PENGUMPULAN DATA
2. Panduan Dokumentasi
A. Ifomormasi diri
Nama : Rudi Ardiansyah
Tempat & Tgl. Lahir : Teluk Ketapang / 16-11-1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Jambi Muara Bulian, Teluk Ketapang Rt 03,
Pemayung, Batang Hari, Jambi
B. Riwayat Pendidikan
S1 : UIN STS Jambi, Indonesia 2019
MAN : Nurul Ikhsan N 3 Batang Hari 2015
MTsN : PP. Sa‟adatuddaren, Kota Seberang Jambi 2012
SDN : 78/1 Teluk Ketapang Rt, 03 2009
D. Riwayar Organisasi/Pekerjaan :
1. Anggota HMI Jambi, Komisyariat Ushuluddin 2017
2. Anggota Dema Ushuluddin 2016-2017
3. Guru PAMI ( Pengajian Antara Magrib Isya)