Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat dan karunianya lah penulis dapat menyelesaikan modul mata kuliah Rekayasa
Lingkungan ini. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Setelah beberapa tahun mengajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
banyak pengalaman yang mendorong penulis untuk menulis sebuah modul yang dapat
meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar karena modul memiliki kejelasan bahasa
dan dengan metode yang mudah dipahami. Didalam modul terdapat bahan ajar yang
akan disempaikan dosen kepada mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai mata kuliah wajib yang akan
dipelajari mahasiswa selama satu semester.
Ilmu Rekayasa Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pengelolaan lingkungan dalam pekerjaan teknik sipil sehingga diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikan rekayasa lingkungan dalam pekerjaan teknik sipil. Dengan
aplikasi rekayasa lingkungan ini diharapkan proyek yang akan dan sedang dilaksanakan
tidak merusak lingkungan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
Penulis menyadari penyusunan modul Rekayasa Lingkungan ini masih memiliki
kekurangan dan kelemahan, akhirnya kepada bapak/ibu dosen dan para pembaca
kiranya dapat memberikan masukan dan saran untuk lebih baik kedepannya.

Medan, Oktober 2020

(Tim Teaching Mata Kuliah)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
I. IDENTITAS .................................................................................................. 1
a. Nama Mata kuliah ................................................................................ 1
b. Kode Mata kuliah ................................................................................. 1
c. Jumlah SKS ........................................................................................... 1
d. Nama Dosen/ Team Teaching ............................................................... 1
II. PENDAHULUAN .......................................................................................... 2
a. Deskripsi Mata Kuliah ........................................................................... 2
b. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ...................................................... 2
c. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ................................................ 2
III. PEMBELAJARAN ......................................................................................... 4
a. Kegiatan Pembelajaran ke 1 ................................................................. 4
1. Terminologi ................................................................................... 4
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 4
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 4
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 8
5. Evaluasi.......................................................................................... 8
b. Kegiatan Pembelajaran ke 2 ................................................................. 9
1. Kegunaan Andal ............................................................................ 9
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 9
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 13
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 13
5. Evaluasi.......................................................................................... 13
c. Kegiatan Pembelajaran ke 3 ................................................................. 14
1. Prosedur Pelaksanaan Andal ......................................................... 14
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 14
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 14
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 19
5. Evaluasi.......................................................................................... 19
d. Kegiatan Pembelajaran ke 4 ................................................................. 20
1. Rona Lingkungan ........................................................................... 20
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 20
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 20
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 24
5. Evaluasi.......................................................................................... 24
e. Kegiatan Pembelajaran ke 5 ................................................................. 25
1. Pendugaan Dampak Lingkungan .................................................... 25
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 25
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 25
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 33
5. Evaluasi.......................................................................................... 33
f. Kegiatan Pembelajaran ke 5 .................................................................. 34
1. Pendugaan Dampak Lingkungan .................................................... 34
2. Tujuan Materi Pembelajaran .......................................................... 34
3. Materi Pembelajaran ..................................................................... 34
4. Tugas/Latihan ................................................................................ 37
5. Evaluasi.......................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS MATA KULIAH

A. Nama mata kuliah : Rekayasa Lingkungan


B. Kode mata kuliah : TTS 730452
C. Jumlah sks : 2 sks
D. Nama dosen/team teaching : 1. Dra. Hj.Indrayani, M.Si
2. Erin Chaniago,ST,M.Sc

Rekayasa Lingkungan 1
II. PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mahasiswa
Mata kuliah Rekayasa Lingkungan merupakan landasan ilmu menuju ke
perencanaan sistem dan perancangan bangunan yang mendukung upaya pencegahan
dan pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan suatu proyek pembangunan
infrastruktur. Adapun tujuan mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan
pemahaman dasar konsep ilmu lingkungan dan penyusunan langkah dasar dalam
mencegah dan mengurangi dampak lingkungan akibat kegiatan suatu pembangunan
dalam bentuk sebuah inovasi hasil pemikiran baru. Inovasi ini merupakan teknologi hasil
pengembangan dari teori di dalam mata kuliah ini.
Untuk mencapai tujuan dan isi materi tersebut digunakan metode pembelajaran
Tatap muka langsung dan tidak langsung, problem solving, problem based learning,
discovery learning, small group discussion, dan simulasi, dengan teknik penyampaian
materi pembelajaran menggunakan nilai-nilai Al-Isam dan kemuhammadiyahan.
Penilaian (evaluasi) terdiri dari tiga komponen yaitu TTM 30% (Kehadiran 20%, UTS 40%
dan UAS 40%), TT 30% (MR 20%, TR 20%, JR 30%, dan MRch 30%), TM 30% (MR 60%,
dan TR 40%), dan Attitude 10%, yang semuanya bersumber dari tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Mahasiswa mampu melakukan pemahaman dasar konsep ilmu lingkungan dan
penyusunan langkah dasar dalam mencegah dan mengurangi dampak lingkungan akibat
kegiatan suatu pembangunan dalam bentuk sebuah inovasi hasil pemikiran baru,
mandiri, terukur dan bebas plagiasi dengan benar dan bertanggungjawab berdasarkan
nilai-nilai Al-Islam dan kemuhammadiyahan.

C. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


1. Mahasiswa mampu bertindak dan berperilaku timbal balik antar sesama dalam
kegiatan organisasi pada saat perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan teknik
sipil dan mampu menyatakan pendapat secara lisan dan tulisan serta
memahami aturan-aturan yang berlaku.
2. Mahasiswa mampu bekerja sama dalam suatu tim lintas bidang dan budaya.
3. Mahasiswa mampu menjadi ilmuan dan praktisi bidang teknik sipil yang
professional (kritis, kreatif, sistematis, berwawasan luas dan etis)
4. Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data serta mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan
perkembangan ilmu dan teknologi.
5. Mahasisiwa mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan
memanfaatkan konsep manajemen dalam pekerjaan teknik sipil.
6. Mahasiswa mampu merencanakan dan menganalisis masalah teknik sipil agar
didapat rancangan bangunan teknik sipil yang aman.

Rekayasa Lingkungan 2
7. Mahasiswa memahami standard/ code yang berlaku untuk bangunan teknik
sipil dengan mempertimbangkan aspek keselamatan, kesehatan kerja dan
berwawasan lingkungan.
8. Mahasiswa mampu merancang sebuah penelitian dan menunagkannya
kedalam bentuk sebual laporan secara mandiri, terukur, dan bebas plagiasi
dengan benar dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai Al-Islam dan
kemuhammadiyahan.

Rekayasa Lingkungan 3
III. PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran-1

1. Terminologi

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mengetahui istilah-istilah penting yang sering digunakan
dalam perkuliahan selanjutnya pada mata kuliah rekayasa lingkungan
b) Agar mahasiswa mampu memahami dan membedakan Andal dan Amdal
serta UKL – UPL.
c) Agar mahasiswa mampu memahami mengenai Studi Evaluasi Lingkungan
(SEL), Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) serta Penyajian Evaluasi
Lingkungan (PEL).
d) Agar mahasiswa mampu memahami mengapa diperlukan Amdal dalam
setiap proyek pembangunan.
e) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar
tentang terminologi rekayasa lingkungan secara mandiri, terukur, bebas
plagiasi dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Materi Pembelajaran
I. PENDAHULUAN
I. 1 ANDAL DAN AMDAL SERTA UKL-UPL
Menurut Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup bahwa ANDAL
( Analisa Dampak Lingkungan ) adalah Telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
AMDAL ( Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ) adalah Hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. AMDAL dirumuskan sebagai suatu
analisis mengenai dampak proyek dari bangunannya, prosesnya mauppun sistem
dari proyek terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia, yang
meliputi penyusunan PIL, TOR Andal, RKL dan RPL.
Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012 mengenai izin lingkungan dijelaskan bahwa
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan atau disebut
dengan UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau
Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
kegiatan.

Rekayasa Lingkungan 4
I. 2 DAMPAK
Impact atau Dampak diartikan sebagai adanya suatu benturan antara antara dua
kepentingan yaitu kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha
melestarikan kualitas lingkungan yang baik.
Dampak yang diartikan dari benturan dua kepentingan itupun masih kurang tepat
karena yang tercermin dari benturan tersebut hanyalah kegiatan yang akan
menimbulkan dampak negatif (merugikan).
I.3 LINGKUNGAN HIDUP
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 menyebutkan bahwa lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaaan dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilaku yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesjahteraan manusia dan lingkungan hidup.
Segala sesuatu yang berada dalam suatu lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumberdaya alam dan sistem hubungan antara sumberdaya alam tersebut.
Lingkungan alam dapat dibagi lagi menjadi :
a. Lingkungan fisik dan kimia
b. Lingkungan biologi
c. Lingkungan manusia yang meliputi bentuk sosial ekonomi dan sosial
budaya.
Analisis pada sumberdaya alam relatif masih lebih mudah dibanding melakukan
analisis pada sistem yang ada di antara komponen. Mempelajari sistem di suatu
lingkungan sering juga memerlukan banyak waktu dan biaya, disamping keahlian
peneliti yang baik. Dalam melakukan Andal tim ada keinginan untuk melakukan
penelitian sistem ini, tetapi umumnya hanya dapat melakukan analisis berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anggota tim dan pustaka terhadap
keadaan komponen. Untuk dapat melakukan pendugaan apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang sangat diperlukan pengetahuan mengenai sistem
hubungan antara komponen yang ada.
I. 4 PENDUGAAN DAMPAK
Pendugaan dampak dapat didefinisikan sebagai aktivitas untuk menduga dampak
yang akan terjadi di masa yang akan datang akibat suatu aktivitas manusia (proyek).
Dampak yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai lingkungan atau nilai
suatu sumberdaya di masa yang akan datang antara lingkungan tanpa proyek dan
lingkungan dengan proyek.
I. 5 STUDI EVALUASI LINGKUNGAN
Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) adalah analisis dampak lingkungan yang dilakukan
pada proyek atau aktivitas manusia yang sudah berjalan. Dalam analisis ini rona
lingkungan sebelum proyek berjalan sudah tidak dapat dijumpai.

Rekayasa Lingkungan 5
I. 6 PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) adalah suatu proses untuk memperkirakan
kemungkinan terjadinya dampak yang akan digunakan untuk menetapkan apakah
proyek yang diusulkan tersebut perlu Andal atau tidak. PIL ini adalah telaahan
secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, rona lingkugan
tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan
tersebut dan rencana pengendalian dampak negatifnya.
I. 7 PENYAJIAN EVALUASI LINGKUNGAN
Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) adalah suatu aktivitas penelaahan seperti PIL,
hanya bedanya PEL dilakukan pada proyek yng sudah berjalan sedang PIL dilakukan
pada proyek yang masih dalam perencanaan.
2. MENGAPA DIPERLUKAN AMDAL.
Ada dua alasan mengapa Amdal harus dilakukan yaitu :
a. Amdal harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah menghendaki demikian.Apabila pemilik atau
pemrakarsa proyek tidak melakukannya, maka akan melanggar undang-undang dan
besar kemungkingan perizinan untuk membangun proyek tersebut tidak akan
didapat atau akan menghadapi pengadilan yang dapat memberikan sangsi-sangsi
yang tidak ringan.
Jawaban ini sering merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik
proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan atau pemilik yang hanya
mementingkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan
dampak sampingnya yang timbul. Tanpa adanya undang-undang , peraturan
pemerintah, pedoman-pedoman, baku mutu-baku mutu maka dasar hukum dari
pelaksanaan Amdal ini tidak ada.
b. Amdal harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya
proyek-proyek pembangunan. Pernyataan ini merupakan pernyataan yang ideal ,
tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang
terutama para pemrakarsa proyek.
Perubahan lingkungan yang sudah terjadi sering masih dapat ditoleransi oleh
manusia karena dianggap tidak menimbulkan kerugian pada manusia secara jelas
dan berarti. Tetapi perubahan yang makin besar akhirnya akan menimbulkan
kerugian bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hudupnya, kesjahteraannya
dan bahkan keselamatan dirinya. Pada saat inilah manusia mulai berfikir dan
meninjau kembali semua aktivitasnya dan berusaha untuk menghindari aktivitas
yang menimbulkan dampak sampingn yng tidak dikehendaki atau ingin mengetahui
dampak apa yang akan merugikan dari aktivitasnya, kemudian berusaha untuk
menghindari timbulnya dampak yang tak disukai tersebut agar kesjahteraan dan
kehidupannya tidak terancam.

Rekayasa Lingkungan 6
Pembangunan
Aktivitas Kesjahteraan
ekonomi
manusia manusia
manusia

Dampak pada lingkungan


( positif dan negatif )

Gambar 1 : Skema hubungan antara tujuan aktivitas manusia dengan dampak pada
lingkungan

3. PIHAK YANG MELAKUKAN AMDAL


Dengan dasar filosofi bahwa si penyebab timbulnya pencemar yang harus
membayar maka pemrakarsa proyek haruslah membiayai atau menyelenggarakan
Amdal. Kalau dilihat bahwa Amdal merupakan bagian dari perencanaan suatu
proyek maka juga jelas bahwa harus dibiayai oleh pemilik proyek.
Tanggung jawab pemilik proyek untuk menyelenggarakan Amdal bukan berarti
bahwa pemrakarsa proyek tersebut harus melakukannya sendiri. Pemilik proyek
dapat menyerahkan pelaksanaan studi Amdalnya kepada konsultan swasta atau
pihak lain atas dasar saran dari pemerintah.
Di negara-negara berkembang yang biasanya belum memiliki konsultan swasta
yang mampu melaksanakan Amdal dengan baik, maka sering pekerjaan ini
dipercayakan kepada universitas, karena biasanya di universitaslah terkumpul ahli-
ahli berbagai bidang yang dapat melaksanakan Amdal. Dapat pula dibentuk suatu
tim gabungan dari berbagai instansi termasuk staf dari pemilik proyek.
Bagaimanapun bentuk tim Amdal, mereka melakukan Amdal untuk atau atas nama
pemilik proyek. Dan pemilik proyeklah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraann isi dari laporan dan penyebaran laporannya.
Sebenarnya apabila pemilik proyek itupun merasa mampu melaksanakannya
sendiri, maka dapat melaksanakan sendiri sepanjang persyaratan pelaksanaan
Amdal dipenuhi. Misalnya tim harus terdiri dari ahli-ahli multidisiplin yang lengkap
diperlukan. Apabila pemilik proyek tidak tahu kepada siapa harus menyerahkan
pekerjaan Amdal tersebut maka dapat menanyakannya pada instansi pemerintah
yang berwewenang. Apabila perananan konsultan Amdal swasta makin baik dan
berkembang maka peranan universitas akan makin berkurang.

Rekayasa Lingkungan 7
4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas dan
mendiskusikan perbedaan antara ANDAL dan AMDAL secara jelas dengan melihat
definisi dan pengertian yang dibahas di modul ini.
5. Evaluasi
Jelaskan perbedaan dampak penting dan dampak tidak penting dalam
menentukan apakah usaha dan/atau kegiatan proyek tersebut perlu AMDAL atau
UKL-UPL saja berdasarkan PP No. 27 Tahun 2012.
6. Jawaban
Dampak penting merupakan perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar
yang diakibatkan oleh satu usaha dan/atau kegiatan. Dengan dampak penting
yang ditimbulkannya sehingga perlu dilakukan kajian AMDAL oleh pemrakrsa
proyek. Jika tidak menimbulkan dampak penting dimana tidak terjadinya
perubahan secara mendasar pada lingkungan hidup maka hanya dilakukan kajian
UKL-UPL saja.

Rekayasa Lingkungan 8
B. Kegiatan Pembelajaran-2
1. Kegunaan Andal

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya perbedaan dampak
yang diduga dalam laporan dan dampak yang terjadi di lapangan
b) Agar mahasiswa mampu memahami fase-fase dari pengelolaan proyek
c) Agar mahasiswa mampu memahami skema urutan dalam sistem evaluasi
Andal
d) Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kegunaan Andal
bagi berbagai pihak
e) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar yang
membahas fase-fase pengelolaan proyek dan pengelolaan lingkungan
secara mandiri, terukur, bebas plagiasi dengan benar dan bertanggung
jawab.

3. Materi Pembelajaran
I. KEGUNAAN ANDAL
I.1 PERANAN ANDAL DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat
disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedang rencana pengelolaan
lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan
terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan dibangun.
Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan
dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan,
sehingga program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tak
mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.
Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan
oleh :
a. Penyusun laporan Andal kurang tepat atau kurang baik di dalam
melakukan pendugaan dan biasanya juga disebabkan pula oleh tidak
cermatnya para evaluator dari berbagai instansi pemerintah yang
terlibat, sehingga konsep atau draft laporan Andal yang tidak baik sudah
disetujui menjadi laporan akhir.
b. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang
telah tertulis di dalam laporan Andal yang telah diterima pemerintah
terutama saran-saran dan pedoman di dalam mengendalikan dampak
negatif.
Misalnya di dalam laporan Andal jelas bahwa proyek harus membangun
pengelolaaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya

Rekayasa Lingkungan 9
tidak dilakukan atau walaupun dilakukan dimana tidak bekerja dengan
baik dan kalaupun diketahui dibiarkan saja.

I.2 PERANAN ANDAL DALAM PENGELOLAAN PROYEK


Untuk dapat mengetahui dimana dan sejauh mana peranan Andal, RKL dan RPL
di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus diketahui fase-fase dri
pengelolaan proyek. Pada umumnya fase-fase dapat dibagi sebagai berikut :
a. Fase identifikasi
b. Fase studi kelayakan
c. Fase desain kerekayasaan (engineering design)
d. Fase pembangunan proyek.
e. Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi.
f. Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi
Kalau dilihat bahwa Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan
yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi kelayakan teknis dan
studi kelayakan ekonomis, seharusnya Andal dilaksanakan bersama-sama,
sehingga dari ketiga studi kelayakan tersebut dapat saling memberikan masukan
sehingga dapat dilakukan optimasi untuk mendapatkan keadaan optimum bagi
proyek tersebut, terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui
pendekatan teknis atau dapat disebut sebagai penekanan dampak negatif
dengan engineering approach, pendekatan ini biasanya akan dapat
menghasilkan biaya pengelolaan dampak yang murah.
Kenyataan yang biasanya terjadi ialah bahwa hasil studi kelayakan lingkungan
(Andal) tidak dapat mempengaruhi atau menghasilkan penyesuaian di dalam
studi kelayakan teknis maupun ekonomis. Keadaan ini dapat dikatakan usaha
pengendalian dampaknya disebut sebagai pendekatan limbah atau waste
approach dan biasanya akan tidak mudah dan mahal.

Gambar 1. Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan teknis


(engineering approach)

Rekayasa Lingkungan 10
Gambar 2. Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan limbah
(waste approach)
I.3 PERANAN ANDAL BAGI PENGAMBIL KEPUTUSAN
Salah satu tugas dari pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi
pembangunan adalah menghindarkan akibat-akibat sampingan yang merugikan
dan tidak diinginkan, yaitu terjadinya dampak negatif dari proyek pembangunan
pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam disamping menghindarkan pula
terjadinya perselisihan yang dapat timbul antara proyek dengan proyek
pembangunan lainnya.
Sejak awal perencanaan suatu proyek, pemerintah sudah menghendaki
diadakan studi Penyajian Informasi Lingkungan atau PIL. PIL merupakan suatu
alat pemerintah untuk memutuskan apakah proyek yng diusulkan ini perlu Andal
atau tidak. Dengan mempelajari laporan PIL, pemerintah sebagai pengambil
keputusan menilai apakah proyek yang diusulkan ini potensial menimbulkan
dampak yang benar atau tidak. Kalau dianggap berpotensi besar untuk
menimbulkan dampak terutama negatif, maka pengambil keputusan akan
mengharuskan pemilik proyek melakukan Andal.
Keputusan yang dapat diambil ialah :
a. Proyek tidak boleh dibangun
b. Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa persyaratan)
c. Proyek boleh dibangun tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus
diikuti pemilik proyek (dengan syarat).

Rekayasa Lingkungan 11
I.4 KEGUNAAN ANDAL BAGI BERBAGAI PIHAK.
I.4.1 Kegunaan bagi pemerintah.
a. Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebut
tidak rusak.
b. Mencegah rusaknya sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi
proyek.
c. Menghindarkan perusakan lingkungan hidup
d. Menghindarkan pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul.
e. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional ataupun
internasional.
f. Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum.
g. Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah.
I.4.2 Kegunaan bagi pemilik proyek.
a. Untuk melindungi proyek dari tuduhan melanggar Undang-Undang atau
peraturan-peraturan yang berlaku
b. Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak
negatif yang sebenarnya tidak dilakukan.
c. Untuk melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa
yang akan datang.
d. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa yang akan datang.
e. Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyek.
I.4.3 Kegunaan bagi masyarakat.
a. Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, hingga dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupan apabila diperlukan.
b. Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun.
c. Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak dari awal.
d. Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut
menghindarkan timbulnya kesalahpahaman hingga dapat menggalang
kerjasama yang saling menguntungkan.
e. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek
tersebut.

Rekayasa Lingkungan 12
Gambar 3 : Skema urutan keputusan dalam sistem evaluasi Andal

4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas dan
mendiskusikan fase-fase dalam pengelolaan proyek secara detail dan jelas
5. Evaluasi
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Laporan Andal sebagai dokumen yang
penting
6. Jawaban
Laporan Andal merupakan dokumen yang penting sebagai sumber informasi yang
cukup detail mengenai keadaaan lingkungan pada waktu penelitian, proyeknya

Rekayasa Lingkungan 13
dan gambaran keadaan lingkungan dimasa yang akan datang meliputi dampak-
dampak yang tak dapat dihindari, alternatif-alternatif aktivitas, dampak jangka
pendek dan panjang , dampak yang menyebabkan kerusakan yang tidak dapat
pulih kembali.

Rekayasa Lingkungan 14
C. Kegiatan Pembelajaran-3

1. Prosedur Pelaksanaan Andal

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah dalam melaksanakan Andal
b) Agar mahasiswa mampu memahami proses dalam tiap langkahnya
c) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar yang
membahas proses langkah penyusunan laporan Andal secara mandiri,
terukur, bebas plagiasi dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Materi Pembelajaran
I. PROSEDUR PELAKSANAAN ANDAL.
Prosedur dalam melaksanakan Andal dapat pula disebut sebagai proses
pendugaan dampak karena prosedur ini mengandung urutan kerja yang
harus diikuti untuk dapat melakukan pendugaan lingkungan secara ilmiah
yang baik. Pendugaan dampak yang baik disamping harus mengikuti kaidah-
kaidah atau sistematika ilmiah, haruslah dilakukan oleh tim yang multidisiplin
secara terpadu. Hasil pendugaan dri suatu tim yang baik akan dapat sama
hasilnya kalau diduga oleh tim yang lain,karena pendugaannya dilakukan
berdasarkan diskripsi proyek dan rona lingkungan yang sama.
Dalam penyajian hasil studi Andal dan masalah-masalah pokok yang diteliti
juga harus memenuhi peraturan perundang-undangan dan pedoman-
pedoman yang dikeluarkan pemerintah secara resmi di tingkat nasional,
sektoral ataupun propinsi, khususnya dalam penekanan komponen-
komponen tertentu yang dianggap penting.
Menurut Canter (1977) membagi langkah-langkh dalam melaksanakan
pendugaan dampak lingkungan ke dalam lima langkah dasar sebagai berikut :
a. Dasar (basics).
b. Rona lingkungan ( Description of Environmental Setting).
c. Pendugaan dampak (Impact Assessment).
d. Seleksi usulan aktivitas proyek (Selection of Proposed Action).
e. Penyusunan laporan Andal (Preparation of Environmental Impact
Statement).
Langkah-langkah atau aktivitas yang harus dilakukan di dalam langkah dasar
merupakan aktivitas yang sangat penting sebelum melangkah ke langkah
berikutnya yaitu langkah untuk menentukan diskripsi dari rona lingkungan.
Begitu pula selanjutnya dari setiap urutan langkah yang harus diikuti.
Kesalahan atau ketidakcermatan dari suatu langkah akan menyebabkan
deretan kesalahan pada langkah-langkah berikutnya.

Rekayasa Lingkungan 15
Pendugaan dampak lingkungan (langkah ketiga) merupakan pendugaan
benturan yang mungkin akan terjadi antara aktivitas-aktivitas proyek
diusulkan dengan lingkungan di sekitar tempat proyek yang akan dibangun.
Sehingga pendugaan dampak lingkungan didasarkan pada tersedianya
informasi yang lengkap dari deskripsi proyek dan rona lingkungan.
Penyusunan diskripsi proyek biasanya dilakukan di dalam langkah pertama
atau langkah dasar, sedang informasi mengenai rona lingkungan
dikumpulkan di dalam langkah kedua.
Deskripsi proyek berisi aktivitas-aktivitas yang diusulkan dalam membangun
proyek mencakup alternatif-alternatifnya. Mengingat bahwa pendugaan
dampak lingkungan dilakukan berdasarkan deskripsi proyek dan rona
lingkungan, maka kedua informasi tersebut merupakan informasi yang sangat
penting sekali.

Pendugaan Dampak Seleksi Usulan


Aktivitas Proyek

Penyusunan
Dasar Laporan Andal

Rona Lingkungan

Gambar 4 : Skema langkah-langkah dalam melakukan pendugaan dampak


lingkungan.
Langkah yang paling penting dan paling sulit ialah proses pendugaan dampak
lingkungan. Pendugaan dampak lingkungan pada suatu aspek lingkungan
akan didasarkan kepada keahlian dan pengalaman dari anggota tim yang
membidangi aspek tersebut.
Ketepatan dari pendugaan dampak lingkungan sangat tergantung pada
tingkat keahlian dan pengalaman dari anggota tim dan kerjasama di dalam
tim hingga pendugaannya merupakan pendugaan yang terpadu di dalam
multidisplin.

Rekayasa Lingkungan 16
2. PROSES DALAM TIAP LANGKAH
2.1 Langkah Dasar
Langkah dasar merupakan langkah pertama di dalam melaksanakan Andal.
Langkah dasar ini terdiri dari :
a. Penyusunan tim inti yang terdiri dari empat atau lima orang yang
mempunyai keahlian mengenai semua aspek lingkungan, paling sedikit
terdiri dari ahli fisika-kimia, biologi dan sosial ekonomi .
b. Pengetahuan atau pemahaman mengenai undang-undang dan
peraturan mengenai lingkungan, peraturan mengenai Andal yang
berlaku ditempat studi Andal akan dilakukan.
c. Pedoman-pedoman yang harus diikuti oleh tim baik yang berlaku secara
nasional, sektoral, provinsi ataupun lokal.
d. Mengumpulkan dan menyusun informasi mengenai deskripsi proyek
selengkap mungkin.
e. Mengenal keadaan secara umum dari lokasi tempat proyek yang akan
dibangun, terutama dari data sekunder, peta-peta dan evaluasi
pengenalan lapangan.
f. Melakukan studi pustaka mengenai dampak proyek terutama dari
laporan Andal, Review Andal dan hasil pemantauan dari proyek yang
sama atau sejenis.
g. Mempelajari atau menyusun bersama-sama dengan Komisi mengenai
Kerangka Acuan atau Terms of Reference (TOR)

2.2 Langkah-langkah Penyusunan Rona Lingkungan


Langkah kedua ini merupakan langkah penyusunan rencana penelitian yang
mendetail, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisis laboratorium
sampai pada penyusunan rona lingkungan. Secara urut-urutan langkah
kedua ini adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan metodologi Andal yang akan digunakan.
b. Menetapkan komponen lingkungan yang akan diteliti.
c. Menetapkan parameter dari komponen lingkungan yang akan diukur.
d. Menetapkan metode pengukuran komponen atau parameter yang akan
diukur.
e. Menetapkan metode pengolahan atau analisis data.
f. Persiapan peralatan lapangan, bahan-bahan kimia yang akan digunakan
di lapangan dan laboratorium
g. Menyelesaikan surat-surat perizinan yang diperlukan.
h. Pengumpulan data sekunder dari berbagai instansi. Usaha untuk
mengumpulkan data sekunder ini sebenarnya sudah dimulai sejak
langkah dasar dan dapat berjalan terus sampai penyusunan laporan
Andal

Rekayasa Lingkungan 17
i. Studi atau penelitian lapangan dan analisis laboratoium untuk seluruh
tim
j. Penyusunan laporan rona lingkungan secara terpadu.

2.3 Langkah Pendugaan Dampak Lingkungan


Pendugaan dampak lingkungaan merupakan langkah yang sangat penting
tetapi juga paling sulit karena keahlian dan pengalaman dari anggota tim
akan sangat menentukan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari :
a. Mempelajari rencana pembangunan daerah dan nasional di lokasi
proyek.
b. Pendugaan dampak lingkungan di masa yang akan datang (pada waktu
tertentu) tanpa proyek.
c. Pendugaan dampak lingkungan di masa yang akan datang (pada waktu
tertentu) dengan proyek.
d. Menetapkan dampak pada tiap komponen lingkungan yang diteliti dan
dampak tiap aspek lingkungan secara komprehensif termasuk tiap
alternatif yang diusulkan.
e. Setiap dampak diberikan nilai besaran dan kepentingan bagi masyarakat,
jadi tiap komponen lingkungan dapat diberikan nilai ekologis dan
ekonomis.
f. Menyusun pembahasan dan penjelasan secara detail dari tiap langkah.
g. Memberikan saran-saran cara pengelolaan lingkungan di dalam bentuk
mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.

2.4 Langkah Seleksi Alternatif


Apabila setiap aktivitas proyek yang diusulkan mempunyai alternatif maka
dapat dilakukan proses sebagai berikut :
a. Menyajikan suatu studi perbandingan dampak lingkungan dari tiap
alternatif yang diusulkan.
b. Memberikan evaluasi perbandingan dampak lingkungan tiap alternatif
dari sudut :
 Ekonomis
 Teknis
 Sikap masyarakat.
 Lingkungan
 Ration untung dan ruginya dari pemilihan alternatif.
c. Menyusun prioritas pemilihan alternatif dengan memberikan penjelasan
cara atau teknik pemilihan alternatif.
d. Apabila ada aktivitas yang tidak mengajukan alternatif harus diberikan
penjelasan mengapa tidak ada alternatif.

Rekayasa Lingkungan 18
2.4 Langkah Penyusunan Laporan
Langkah kelima ini merupakan langkah terakhir. Di dalam langkah
penyusunan laporan keterpaduan di dalam tim Andal yang sudah dimulai
sejak awal di sini akan mencapai titik puncaknya, diskusi-diskusi baik di
dalam sub tim maupun di dalam tim lengkap sangat intensif agar dapat
menghasilkan kesepakatan bersama yang bersifat terpadu dan saling kait-
mengait, karena pernyataan-pernyataan di dalam laporan merupakan
penyataan tim sehingga pernyataan-pernyataan harus ditunjang oleh data
dan informasi dari semua aspek lingkungan.
Aktivitas di dalam langkah terakhir ini dapat terdiri dari :
a. Menyusun draft laporan Andal.
b. Melayani dengar pendapat atau public hearing apabila pemerintah
menganggap perlu.
c. Memberikan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan dari yang
mengevaluasi
d. Menampung saran-saran dan pendapat-pendapat dari yang
mengevaluasi untuk penyempurnaan laporan
e. Memperbaiki atau menyempurnakan laporan Andal menjadi laporan
akhir
f. Apabila diperlukan harus menyusun Review atau bentuk Ringkasan
Amdal dan Rencana Pengelolaan Lingkungan.
g. Penyebaran laporan akhir Amdal atau Review-nya sesuai dengan
peraturan. Tugas terakhir ini biasanya dilakukan oleh pemrakarsa atau
pemilik proyek dan bukan tugas tim Andal lagi.
4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas
dan mendiskusikan langkah-langkah dalam melaksanakan Andal secara
mendetail dalam setiap proses langkahnya.
5. Evaluasi
Jelaskan apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil pendugaan dampak
dari satu tim Andal dengan tim Andal lainnya.
6. Jawaban
Adapun hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil pendugaan dampak
dari satu tim dengan tim Andal lainnya adalah karena perbedaan dalam keahlian
dan pengalaman dari anggota tim. Akan tetapi seharusnya dampak penting atau
masalah pokoknya tidak berbeda.

Rekayasa Lingkungan 19
D. Kegiatan Pembelajaran-4
1. Rona Lingkungan

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Rona Lingkungan
b) Agar mahasiswa mampu memahami proses penyusunan Rona Lingkungan
c) Agar mahasiswa mampu menyusun Rona Lingkungan dalam suatu
kegiatan proyek
d) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar yang
membahas Rona Lingkungan secara mandiri, terukur, bebas plagiasi
dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Materi Pembelajaran
I. Pengertian Rona Lingkungan
Rona lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat
proyek yang akan dibangun dan didaerah sekitarnya. Rona lingkungan alam
dan lingkungan buatan manusia (pemukiman, pertanian dan lain
sebagainya).
Rona lingkungan dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua
kegunaan utama yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan di masa yang
akan datang tanpa proyek dan keadaan lingkungan di masa yang akan
datang dengan proyek. Untuk dapat melakukan pendugaan ini diperlukan
pemahaman mengenai sifat dan dinamika dari lingkungan tersebut. Untuk
memahami sifat dan dinamika ini diperlukan pemahaman mengenai
komponen-komponen lingkungan dan hubungan timbal-balik antara
komponen tersebut. Untuk pemahaman ni diperlukan waktu dan biaya
yang banyak dan hal ini tidak dimungkinkan oleh studi Amdal.
Jain et.al (1981) menamakan komponen tersebut sebagai attributer
lingkungn, dan menyatakan bahwa dampak lingkungan dapat dinyatakan
sebagai terjadinya perubahan dari komponen lingkungan dan perubahan
yang terjadi pada hubungan antara komponen. Definisi mengenai attributes
lingkungan yang diberikan adalah sebagai berikut : Variabel atau
komponen-komponen yang menunjukkan ciri atau sifat dari lingkungan
disebut sebagai attributes, dan perubahan attributes lingkungan
menunjukkan indikator dari adanya perubahan dari lingkungan.
Sesuai dengan tujuan dari studi Amdal untuk melakukan pendugaan
lingkungan yang mungkin terjadi karena adanya suatu proyek yang akan
dibangun, maka bukan maksudnya bahwa rona lingkungan ini akan
menyajikan keadaan rona lingkungan dengan sifat dan dinamikanya secara
mendetail, tetapi mempelajari indikator-indikator perubahan lingkungan
melalui perubahan dari komponen atau attributes lingkungan.

Rekayasa Lingkungan 20
2. Pendekatan Dalam Penelitian Rona Lingkungan
Sesuai dengan pengertian rona lingkungan tersebut maka pendekatan dari
penelitiannya yaitu dengan menyusun dan menggunakan Daftar
Komponen Lingkungan. Mengingat adanya pengertian bahwa makin
banyak komponen lingkungan yang akan diteliti makin lengkaplah
pengertian yang akan didapat mengenai rona lingkungan tersebut maka
banyak tim Amdal yang menghendaki suatu studi yang luas dan sangat
mendetail. Tetapi hal ini akan memerlukan waktu yang lama dan biaya
yang mahal. Oleh karena itu studi dibatasi pada komponen-komponen
lingkungan yang mempunyai potensi cukup besar akan terkena dampak.
Dalam menentukan komponen ini banyak cara pendekatan yang ditempuh
dengan dasar keahlian dari anggota tim, diskripsi proyek, skoping,
pedoman atau Peraturan Pemerintah dan pustaka-pustaka.

2.1 Pendekatan yang Berdasarkan Kegunaan Bagi Pemakai


Penyusunan daftar komponen menurut Canter (1977) mempunyai
tiga kegunaan, yaitu kegunaan bagi pendugaan dampak, kegunaan
bagi pengambil keputusan atau instansi yang mengevaluasi dan bagi
pemrakarsa proyek, yaitu sebagai berikut :
a. Menyusun daftar komponen lingkungan yang akan digunakan
sebagai dasar pendugaan dampak lingkungan yang akan terjadi
karena adanya suatu proyek.
b. Menyusun daftar komponen lingkungan agar pengambil
keputusan dan yang mengevaluasi dapat mengetahui kebutuhan-
kebutuhan dari proyek dan memahami ciri dan sifat lingkungan di
daerah tempat akan dibangun proyek serta nilai sumberdaya
alam dan lingkungan fisik bagi masyarakat setempat.
c. Menyusun daftar komponen lingkungan berdasarkan kebutuhan
dari proyek.
Tim Amdal yang baik akan dapat menyusun komponen lingkungan
berdasarkan ketiga kegunaan tersebut, karena masing-masing
kegunaan tersebut akan saling kait-mengkait, penggunaan salah satu
kegunaan saja akan selalu mendatangkan kritik oleh salah satu pihak
yang menyatakan komponen-komponen yang diteliti masih kurang
lengkap.
Pegangan umum yang paling penting di daam menyusun komponen
lingkungan adalah :
a. Semua komponen lingkungan yang diperlukan untuk diketahui
karena akan terkena dampak tidak ada yang terlewatkan, dan
akan diteliti secara intensif.
b. Komponen lingkungan yang kurang relevansinya dengan dampak
yang akan terjadi, tetapi masih di dalam daerah dampak (impact

Rekayasa Lingkungan 21
area) perlu diteliti juga secara ekstensif, karena pada dasarnya
komponen-komponen lingkungan di dalam suatu ekosistem
saling berhubungan.

2.2 Cara Penyusunan Daftar Komponen Lingkungan


Cara yang efektif dan efisien dan relatif mudah adalah mempelajari
daftar-daftar komponen lingkungan yang telah disusun oleh tim atau
ahli lain, baik yang terdapat dalam pedoman-pedoman berbagai
instansi : daftar komponen yang terdapat dalam berbagai metode
Amdal seperti metode Leopold, metode Moore, metode Sorenson
dan lain sebagainya dan daftar komponen yang telah disusun
berbagai tim Amdal lain mengenai proyek yang sama atau sejenis.
Disamping itu digunakan pula daftar-daftar komponen lingkungan
yang telah dipelajari dari berbagai pustaka atau sumber. Dengan
jalan menggunakan berbagai daftar komponen lingkungan tersebut
diharapkan tidak ada lagi komponen lingkungan yang terlupakan
tidak dipertimbangkan. Penggunaan daftar komponen lingkungan
dari berbagai sumber ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
sangat banyaknya komponen lingkungan dan cara
pengelompokannya pun dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan pedoman umum dalam
penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Adapun daftar
komponen yang terdapat dalam pedoman penyusunan Amdal di
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Iklim
1.1 Tipe iklim, suhu, kelembaban, curah hujan, angin dan lain-
lainnya.
1.2 Data periodek bencana (angin ribut, banjir tahunan, banjir
bandang)
1.3 Stasiun meteorlogi dan geofisika
1.4 Kualitas udara
1.5 Pola iklim mikro
1.6 Sumber kebisingan dan getaran
2. Fisiografi
2.1 Topografi
2.2 Stabilitas geologis dan tanah
2.3 Keunikan, keistimewaan, kerawanan bentuk lahan dan
batuan secara geologis
3. Hidrologi
3.1 Karakteristik fisik sungai, danau, rawa
3.2 Debit rata-rata
3.3 Kadar sedimentasi

Rekayasa Lingkungan 22
4. Hidro-oseanografi
4.1 Pola hidrodinamika
4.2 Interaksi di pantai
4.3 Interaksi dengan cuaca
5. Ruang, lahan dan tanah
5.1 Inventarisasi tataguna lahan
5.2 Rencana pengembangan wilayah
5.3 Kemungkinan konflik dengan tataguna lahan yang telah ada.
6. Flora dan Fauna
6.1 Flora meliputi :
a. Peta zona biogeoklimatik
b. Komunitas tumbuhan, baik komposisi, struktur maupun
manfaatnya
c. Komunitas tumbuhan yang unik
6.2 Fauna meliputi :
a. Penyebaran migrasi dan kepadatan populasi hewan
yang dianggap penting
b. Penyebaran dan kepadatan populasi hewan
invertebtara yang dianggap penting
c. Perikehidupan hewan penting
d. Habitat hewan penting
7. Aspek sosial budaya dan sosial ekonomi
7.1 Rona lingkungan umum mengenai sosial budaya dan sosial
ekonomi.
7.2 Keperluan pemukiman bagi tenaga kerja dari proyek dan
pemukiman liar
7.3 Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap proyek.
7.4 Hubungan timbal balik antara kegiatan masyarakat masa kini
dan kegiatan masyarakat yang akan datang

2.3 Daftar komponen lingkungan berdasarkan suatu metode Andal


Tiga contoh daftar komponen lingkungan akan disajikan dalam buku
ini. Tetai ketiga contoh tersebut mempunyai cara penyajian atau cara
pembagian yang berbeda-beda.
Cara yang pertama disusun oleh Leopold (1961) dalam matriksnya
yang telah terkenal, daftar komponen lingkungan dapat berbentuk
sebagai checklist komponen lingkungan. Contoh kedua disajikan oleh
Sorenson (1951) yang menyajikan komponen lingkungannya dalam
suatu jaringan kerja atau network yang sering juga disebut juga
sebagai skema aliran atau flow chart atau aliran yang dampak atau
impact atau impact flow. Contoh ketiga dari bentuk daftar komponen
lingkungan yang dibagi-bagi berdasarkan fase pembangunan atau

Rekayasa Lingkungan 23
fase aktivitas proyek disusun oleh Battelde-Columbus (dalam Canter,
1977).
Daftar komponen lingkungan dari Leopold membagi komponen
lingkungan menjadi empat kelompok besar yaitu fisik dan kimia,
biologis, sosial dan hubungan ekologi.
Komponen lingkungan dari Sorenson disajikan dalam suatu jaringan
kerja. Cara ini kemudian banyak digunakan dengan diberi nama
skema aliran (flow chart) atau aliran dampak (Impact flow).
Komponen lingkungan yang disusun oleh tim dari Battelde-
Columbus untuk proyek pembangunan sumber air dibagi menjadi :
a. Ekologi.
b. Pencemaran lingkungan.
c. Estetika
d. Kepentingan manusia.
Setiap tim Amdal dapat menyusun pembagian kelompok-kelompok
yang dianggap paling sesuai untuk proyek dan rona lingkungan yang
sedang dikerjakan. Begitu pula dengan pembagian mendetail dari
komponen-komponen lingkungan yang penting haruslah dilakukan
secara sistematis ilmiah. Skoping komponen lingkungan yang diduga
akan terkena dampak dapat dibantu dengan metode Amdal yang
telah disusun para ahli terutama yang mempunyai fungsi identifikasi
atau perjuangan komponen lingkungan yang baik.

4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas
dan mendiskusikan rona lingkungan di proyek yang telah ditentukan
5. Evaluasi
Jelaskan komponen lingkungan apa saja yang sering dibahas dalam penyusuan
rona lingkungan.
6. Jawaban
Dalam penyusunan rona lingkungan biasanya ada 4 hal yang sering dibahas
yaitu sebagai berikut :
a. Komponen fisika kimia
b. Komponen Biologi meliputi Flora dan Fauna
c. Komponen Sosial ekonomi
d. Komponen Sosial budaya

Rekayasa Lingkungan 24
E. Kegiatan Pembelajaran-5
1. Pendugaan Dampak LIngkungan

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mengetahui dasar penetapan dampak
b) Agar mahasiswa mampu memahami dampak apa saja yang sering dibahas
dalam pendugaan dampak
c) Agar mahasiswa mampu memahami proses dalam pendugaan dampak
dalam suatu kegiatan proyek
d) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar yang
membahas pendugaan dampak suatu kegiatan proyek secara mandiri,
terukur, bebas plagiasi dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Materi Pembelajaran
1. Dasar Penetapan Dampak
Langkah pendugaan dampak lingkungan merupakan langkah yang tersulit dari
analisis mengenai dampak lingkungan, karena teknik pendugaan tergantung
pada kemajuan tiap ilmu yang akan digunakan dan penguasaan dari tiap
anggota tim dalam bidangnya. Dengan kata lain, cara atau teknik pendugaan
dampak yang akan digunakan sangat tergantung pada keahlian dari anggota
tim.
Komponen-komponen lingkungan merupakan indikator-indikator dari kualitas
lingkungan maka dampak pada komponen lingkungan merupakan dampak
pada indikator lingkungan, tetapi bukan berarti bahwa untuk mengetahui
suatu perubahan aspek lingkungan cukup dengan satu komponen sebagai
indikator. Perubahan suatu aspek lingkungan diduga dari perubahan
sekelompok atau satu perangkat (set) dari komponen tetapi juga bukan berarti
akan meneliti sebanyak mungkin komponen dari aspek tersebut. Untuk
menetapkan suatu dampak diperlukan tiga tahapan sebagai berikut :
a. Tahap pertama ialah melakukan identifikasi dampak yang terjadi pada
komponen lingkungan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
memudahkan identifikasi atau penyaringan komponen mana yang
akan terkena dampak dan mana yang tidak.
b. Tahap kedua ialah pengukuran atau perhitungan dampak yang akan
terjadi pada komponen lingkungan tersebut.
c. Tahap ketiga ialah penggabungan beberapa komponen lingkungan
yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis dan digunakan untuk
menetapkan refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai
indikator menjadi gambaran perubahan lingkungan atau dampak
lingkungan.

Rekayasa Lingkungan 25
2. Prinsip Dasar Pendugaan Dampak.
Dalam pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa yang akan
datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak
terjadi. Untuk waktu yang berbeda tentu dampaknya akan berbeda besarnya.
Disebutkan bahwa arti dari dampak lingkungan adalah selisih antara keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan proyek. Secara
sederhana pengertian tersebut dapat digambarkan dalam grafik. Dengan
demikian pendugaan sebenarnya harus dilakukan dua kali yaitu :
a. Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek
b. Pendugaan keadaan lingkungan dengan proyek

Gambaran 5. Gambaran dampak lingkungan yang merupakan selisih keadaan lingkungan


tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan proyek ( t1 : waktu proyek dibangun ),
(t2 : waktu dari dampak yang diduga)
2.1 Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek
Pendugan keadaan lingkungan tanpa proyek di masa yang akan datang
dilakukan berdasarkan keadaan lingkungan saat penelitian. Keadaan
lingkungan saat penelitian atau studi disebut sebagai Rona Lingkungan Awal
atau Environmental baseline atau Environmental setting.
Pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang ini bukan pekerjaan
mudah. Di samping memerlukan keahlian yang tinggi juga banyak faktor

Rekayasa Lingkungan 26
lingkungan yang hars diketahui karena dalam pendugaan ini harus memenuhi
dinamika dri lingkungan tempat studi. Alat yang dapat membantu
mempermudah pendugaan adalah informasi mengenai sejarah atau
kecenderungan perkembangan lingkungan di daerah tersebut, sehingga perlu
mengumpulkan data dan informasi keadaan lingkungan pada waktu-waktu
yang lalu secara lengkap (data runtunan) di semua aspek (fisika-kimia, biologi
dan sosial ekonomi). Kemudian dengan teknik yang lebih sederhana dari
sejarah perkembangan atau bentuk dari dinamika lingkungan, dilakukan
ekstrapolasi atau mengembangkan ke masa yang akan datang. Pendugaan
untuk jangka waktu makin lama atau makin panjang akan makin sulit atau
makin terbuka lebih banyak kesalahan yang lebih besar. Makin dekat atau
jangka pendek kesalahan akan makin dapat diperkecil, sedangkan peraturan
Amdal sering menuntut informasi tentang dampak jangka pendek dan jangka
panjang.
Untuk keadaaan lingkungan yang belum banyak digunakan manusia dan tidak
ada atau sedikut rencana pengubahan lingkungan di masa-masa yang akan
datang maka pendugaan relatif lebih mudah. Tetapi daerah yang sudah
berkembang dan untuk waktu dekat dan waktu lama sudah banyak rencana
pembangunan lain maka makin sulit melakukan pendugaan dampak dan makin
banyak kemungkinan membuat kesalahan. Akan tidak mudah mengharapkan
pendugaan mendetail untuk jangka panjang, kecuali kalai pendugaannya
bersufat garis besar saja.
Secara umum dan garis besar perkembangan keadaan atau kualitas lingkungan
tanpa proyek secra hipotesis dapat disajikan pada gambar berikut.

Gambar 6. Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek makin lama akan
makin meningkat kualitasnya

Rekayasa Lingkungan 27
Sebenarnya di alam tidak ada perkembangan keadaan lingkungan yang
berbentuk garis lurus tetapi lebih berbentuk gelombang. Secara hipotesis
penggunaan data dan informasi pada saat studi sebagai keadaan lingkungan di
waktu akan datang sehingga seolah-olah lingkungan tidak berubah jelas tidak
benar, kecuali kalau dinamika keadaan lingkungannya relatif stabil. Begitu pula
apabila pendugaan dampak hanya jangka pendek, misalnya tidak lebih dari 5
tahun, maka kesalahan penggunaan rona lingkungan pada saat studi sebagai
keadaan lingkungan dimasa yang akan datang tanpa proyek akan berkurang.

Gambar 7. Keadaan kualitas lingkungan yang tidak akan berubah dari waktu ke waktu
apabila tidak ada proyek dibangun.

Gambar 8. Keadaan kualitas lingkungan tidak ada proyek yang dibangun makin lama
makin buruk

Rekayasa Lingkungan 28
2.2 Pendugaan keadaan lingkungan dengan proyek
Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada lingkungan, dapat
diambil keadaan lingkungan yang relatif stabil tanpa banyak perubahan dari
waktu ke waktu sehingga secara hipotesis akan terjadi keadaan sebagai
gambar berikut.

Gambar 9. Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun proyek pada
waktu t1.

Gambar 10. Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada waktu
t1.

Rekayasa Lingkungan 29
Gambar 11. Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah setelah dibangun proyek
pada waktu t1.
Gambaran hipotesis tersebut tampak sederhana, sebenarnya dalam
kenyataannya lebih kompleks. Misalnya ada proyek yang pada jangka
pendek memberikan dampak negatif atau hampir tak berubah tetapi
dalam jangka panjang memberikan dampak positif yang besar atau
keadaan yang sebaliknya. Kenyataan ini dapat dilihat dalam proyek-
proyek rehabilitasi seperti proyek penghijauan dan proyek reboisasi,
sehingga grafiknya menjadi sebagai berikut :

Gambar 12. Dampak negatif pada jangka pendek tetapi memberikan dampak positif
untuk jangka panjang.

Rekayasa Lingkungan 30
Gambar 13. Dampak positif pada jangka pendek tetapi memberikan dampak negatif
untuk jangka panjang.
Keadaan inilah yang menyebabkan diperlukan pendugaan dampak suatu
proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lingkungan masih
dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok aspek atau komponen besar
sebagai berikut :
a. Lingkungan fisik-kimia
b. Lingkungan biologis
c. Lingkungan sosial ekonomis
Tiap kelompok lingkungan tersebut terdiri dari berbagai komponen
lingkungan yang lebih kecil, sedangkan setiap proyek biasanya memberikan dampak
positif pada suatu komponen tetapi dapat memberikan dampak negatif pada komponen
lain. Gambaran hipotesis tersebut akan berubah menjadi berikut :

Gambar 14. Proyek yang menghasilkan dampak positif pada komponen lingkungan
tertentu tetapi juga memberi dampak negatif pada komponen lingkungan lainnya.

Rekayasa Lingkungan 31
3. Langkah-langkah Pendugaan Dampak.
Secara garis besar langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan
untuk aspek fisik-kimia, biologis, sosial ekonomi dan sosial budaya adalah
sama. Tetapi detail dari tiap langkah berbeda atau ada hal-hal yang khusus
untuk tiap aspek karena adanya ciri-ciri khusus yang dimiliki tiap aspek.
Secara skematis langkah-langkah tersebut dapat disajikan dalam skema
berikut :

Gambar 15. Skema langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan

Secara garis besar langkah-langkah dalam pendugaan lingkungan adalah :

a. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang diduga akan


terkena dampak. Dalam langkah ini banyak hal-hal khusus yang
perlu diperhatikan yang dimiliki tiap kelompok komponen atau
aspek lingkungan. Dalam identifikasi komponen-komponen apa
yang akan terkena dampak dan aktivitas dari proyek yang mana
yang akan menyebabkan timbulnya proyek dengan

Rekayasa Lingkungan 32
menggunakan berbagai metodologi Amdal, misalnya matriks
interaksi atau skema aliran dampak.
b. Langkah kedua menghitung besar dari dampak yang akan terjadi
sehingga dapat disajikan secara kuantitatif. Apabila tidak mungkin
disajikan secara kuantitatif dapat pula secara kualitatif.
Perhitungan ini dapat dibantu dengan berbagai model
matematika yang banyak diciptakan orang. Tetapi untuk bidang
biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya sering belum dimiliki
bentuk model matematika sehingga sering hanya
mempercayakan kepada profesional judgement dari anggota tim
yang membidanginya.
c. Langkah ketiga adalah evaluasi atau analisis serta pembahasan
dari dampak kelompok-kelompok yang akan menjadikan bentuk
yang mendekati pendugaan dampak lingkungan. Dalam langkah
ini anggota tim menggunakan ilmu pengetahuan yang ada dan
keahlian yang dimilikinya untuk melakukan evaluasi atau dampak
komponen-komponen.
d. Langkah terakhir adalah menyususn strategi-strategi yang akan
diusulkan untuk mengendalikan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif serta rencana pemantauannya
4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas
dan mendiskusikan dalam pendugaan dampak dari aspek fisika-kimia, biologi
(flora-fauna) dan sosial-ekonomi serta sosial budaya pada suatu proyek tertentu
5. Evaluasi
Jelaskan bagaimana memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan kurun
waktu
6. Jawaban
Dampak yang terjadi dapat dipisahkan dalam kurun waktu yang berbeda yaitu :
 Dampak sementara (yang terjadi waktu fase pembangunan dan setelah fase
pembangunan selesai dan dampak tersebut berhenti)
 Dampak yang terjadi pada periode waktu yang pendek (short term impact)
 Dampak yang terjadi pada kurun waktu yang panjang (long term impact)

Rekayasa Lingkungan 33
F. Kegiatan Pembelajaran-6
1. Hal-Hal khusus dalam Pendugaan Dampak LIngkungan

2. Tujuan Materi Pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
a) Agar mahasiswa mampu memahami hal-hal apa saja yang sering dibahas
dalam pendugaan dampak lingkungan
b) Agar mahasiswa mampu membahas proses penyusunan dalam
pendugaan dampak dalam suatu kegiatan proyek
c) Agar mahasiswa mampu mengembangkan membuat laporan dasar yang
membahas pendugaan dampak suatu kegiatan proyek secara mandiri,
terukur, bebas plagiasi dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Materi Pembelajaran
A. Aspek Fisika dan Kimia
Hal-hal khusus tersebut dapat disusun sebagai berikut :
 Dalam melakukan identifikasi bahan pencemar, maka perlu
diketahui sumber dan macam pencemar dari tiap aktivitas proyek.
 Setiap macam bahan pencemar yang dikeluarkan dari proyek harus
dicari pula sumber-sumber lain di luar proyek yang telah
mengeluarkan bahan yang sama dan juga jumlahnya.
 Menentukan keadaan komponen lingkungan yang akan terkena
bahan pencemar tersebut.
 Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang
dikeluarkan proyek. Untuk dapat mengetahui hal tersebut perlu
diketahui data meteorologi, hidrologi dan hal-hal tersebut.
 Membandingkan dan membahas hasil perhitungan dampak dengan
Baku Mutu yang berlaku.
 Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai
model matematika. Untuk aspek fisik dan kimia seperti air, udara,
kebisingan sudah banyak diciptakan orang. Perhitungan dalam skala
yang luas diarahkan pada keadaaan ambien misalnya berapa persen
pencemar dari proyek ikut memperburuk keadaan dan
memperburuknya pada komponen atau parameter. Perlu
dipertimbangkan bahwa tiap unsur atau parameter di alam
mempunyai nilai akibat yang berbeda terhadap besarnya pencemar
yang diterima. Hal tersebut diantaranya tergantung pada :
1. Parameter yang keadaanya sudah sama dengan ambang
batas Baku Mutu
2. Parameter yang keadaanya sudah dekat dengan ambang
batas Baku Mutu
3. Parameter yang keadaannya masih jauh dari ambang
batas Baku Mutu.

Rekayasa Lingkungan 34
B. Aspek Biologis
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan ialah :
 Dampak pada spesies langka, spesies yang akan punah dan yang
dilindungi undang-undang
 Pada lingkungan buatan perlu diketahui pola pengelolaan yang
dilakukan dan apabila mungkin pola pengelolaan secara historis.
 Karena tiap kehidupan di alam selalu membentuk masyarakat maka
perlu diketahui bentuk ekosistem, tipe-tipe vegetasi dan suksesi-
suksesi alam yang sedang terjadi.
 Dampak pada aspek biologis banyak terjadi melalui dampak tidak
langsung dari proyek disamping dampak langsung, maka perlu
diperhatikan timbulnya dampak tidak langsung, misalnya perubahan
tataguna tanah, perubahan pemukiman, perubahan mata
pencaharian dan lain sebagainya
 Penggunaan model matematika untuk beberapa halpun telah dapat
dilakukan.
C. Aspek Sosial Ekonomi
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan adalah :
 Sering terdapat hal-hal yang merupakan masalah yang kritis dan
sensitif bagi masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan
berbeda ditempat lain. Hal-hal tersebut haruslah diketahui karena
dampak yang akan terjadi pada hal yang kritis dan sensitif akan
selalu berdampak besar.
 Komponen-komponen dalam aspek ini perlu dikategorikan
keadaanya ke dalam keadaan yang baik, marginal dan kritis.
Penilaian dampak pada komponen yang berbeda keadaanya akan
berbeda.
 Dampak tidak langsung juga dapat besar pada aspek sosial ekonomi
baik yang datang dari aspek fisik, biologi maupun sosial budaya
sehingga perlu pendugaan dampak tak langsung yang cermat.
 Dampak yang perlu diperhatikan adalah yang terjadi berurutan,
misalnya meningkatkan pendapatan akan menimbulkan
peningkatan gizi makanan, kemudian akan meningkatkan kesehatan
dan juga meningkatkan permintaan akan barang, pendidikan dan
jasa lainnya. Dampak pada satu komponen sosial ekonomi juga
dapat menimbulkan dampak pada hubungan antara manusia
sehingga dapat menimbulkan perpindahan mata pencaharian,
perpindahan tempat pemukiman, mobilitas dan lain sebagainya.
 Pada aspek sosial ekonomi belum banyak model matematika yang
dapat digunakan untuk Amdal. Apabila tidak dimungkinkan
menyajikan dalam kuantitatif, dapat dilakukan dalam bentuk
diskriptif kualitatif

Rekayasa Lingkungan 35
D. Aspek Sosial Budaya
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan pada aspek ini ialah :
 Melakukan identifikasi kebudayaan yang ada.
 Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari
sudut lokal, nasional dan internasional
 Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut arkeologi,
budaya,sejarah perjuangan,teknik dan lain sebagainya.
 Nilai-nilai yang unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan
dan lain sebagainya.
 Ancaman pada nilai-nilai peninggalan tersebut biasanya karena
dihancurkan, rusak, kebanjiran atau tenggelam
 Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak terlihat
sering terkena dampak yang pertama sebelum dampak lain terjadi,
dan karena sulit untuk melihat dan menduga sering anggota tim
melupakan, misalnya adat istiadat, kepercayaan hubungan didalam
keluarga atau masyarakat dan perlikau lainnya.
 Apabila ada saran dalam pengendalian dampak negatif pada suatu
peninggalan yang mempunyai nilai budaya sebaiknya diberikan
penilaian mengenai besarnya biaya.
4. Tugas/Latihan
Diskusikanlah ke dalam kelompok yang berjumlah 3-5 orang untuk membahas
penetapan dampak lingkungan dari aspek fisika-kimia, biologi (flora-fauna) dan
sosial-ekonomi serta sosial budaya pada suatu proyek secara detail.
5. Evaluasi
Jelaskan aspek lingkungan mana yang biasanya sangat berpengaruh dan sering
menghambat kelanjutan dari suatu proyek
6. Jawaban
Aspek lingkungan tersebut adalah aspek sosial ekonomi dan sosial budaya
karena aspek ini biasanya berdampak langsung ke masyarkat. Jika aspek ini
terganggu maka muncul adanya penolakan terhadap proyek yang akan
dilaksanakan ataupun sedang berlangsung.

Rekayasa Lingkungan 36
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. F. Gunawan Suratmo, 2004, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta

Tjondronegoro, S.M.P, 1984, Dampak pada sosial budaya, Bahan Training Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, PUSDI-PSL., IPB

Rekayasa Lingkungan 37

Anda mungkin juga menyukai