Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................

C. Tujuan Penulisan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A.Pengembangan Pofesi Guru...............................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A.Kesimpulan..................................................................................................................

B.Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Latar Belakang Masalah Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks
kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan, sehingga
kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan
tugasnya di masyarakat. Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk
terus mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu
bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas pendidikan
baik proses maupun hasilnya. Proses pendidikan merupakan suatu proses yang snagat profesional
artinya dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang profesional. Karena guru sebagai salah satu pelaku
pendidikan, maka guru di dalam masyarakat adalah seorang profesional. Sama halnya dengan
profesi-profesi lainnya, profesi guru di dalam masyarakat adalah suatu profesi yang kompetitif. Ini
memberi pemahaman bahwa profesi guru haruslah betul-betul memiliki karakteristik yang
profesional karena sifat pekerjaannya, tetapi juga profesional guru harus berhadapan dan
bersaingan dengan profesi-profesi lainnya di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan di dalam
masyarakat hanya menerima para profesional, artinya barang siapa yang tidak profesional tidaka
akan survive. Karena mereka tidak mampu berkompetisi dengan orang lain yang lebih profesional
atau juga profesi ainnya yang lebih kompetitif. Jika profesi gur tidak kompetitif dan tidak profesional,
maka dengan sendirinya akan berakibat kepada mati atau hilangnya profesi tersebut dari
masyarakat. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan masyarakat abad 21 (merupakan satu
kesatuan dari masyarakat teknologi, masyarakat terbuka, dan masyarakat madani) yang menuntut
adanya perkembangan manusia, dan itu tidak mungkin tanpa adanya guru yang profesional.

B. Rumusan Masalah

  1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan profesi kependidikan

2. Apa saja upaya pengembangan profesi kependidikan

3.Bagaimana teknik pengembangan profesi kependidikan

4.. Bagaimana sosialisasi pengembangan profesi kependidikan

1.3 Tujuan Tujuan utama penulisan makalah ini adalah “Untuk mengetahui konsep
pengembangan profesi kependidikan di Indonesia

a. Untuk mengetahui pengertian profesi pendidik

b. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang termasuk pengembangan profesi


kependidikan

c. Untuk mengetahui teknik pengembangan profesi kependidikan

d. Untuk mengetahui sosialisasi pengembangan profesi kependidikan 1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dengan berbagai literatur yang
berasal dari referensi blog, website, dan sumber faktual lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengembangan Profesi Guru 4

1. 5. Guru-guru yang profesional diharapkan dapat membawa atau mengantar peserta didiknya
mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memasuki masyarakat abad 21
yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sangat kompetitif. Jika guru tidak
mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin mereka dapat membantu dan
membimbing peserta didiknya mengarungi dunia pengetahuan dan teknologi tersebut.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh guru yang profesional bukanlah
pengetahuan yang setengah-tengah tetapi merupakan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tuntas, karena ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang
dengan cepat. Guru yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan
setengah-setengah akan tercecer dan tidak mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ia akan berada jauh di belakang, dan akhirnya akan tertinggal
dari profesinya. Jadi profesi guru adalah suatu profesi yang harus terus-menerus
berkembang karena praktis pendidikan akan terus menerus terjadi dan unik bagi setiap
individu dan masyarkaat di dalam situasi dan waktu yang berbeda sesuai dengan
perkembanga ilmu pengetahuan dan teknologi. Sinyalemen ini memberikan makna bahwa
guru sebagai pelaku proses pendidikan harus terus menerus mengubah diri, sehingga
mereka memiliki ilmu pengeratahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah
sebagai profesional kependidikan. Selain itu, karena profesi guru merupakan suatu profesi
untuk membantu dan membimbing perkembangan anak didik (manusia), maka hubungan
antara manusia dengan manusia menjadi penting untk diperhatikan dalam rangka
pengembangan profesionalisme guru. Dengan kata lain, pengembangan diri guru sebagai
profesional kependidikan harus dapat membantu guru bukan hanya sekedar memiliki ilmu
pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah tetapi tidak kalah pentingnya
untuk membantu mereka memiliki kepribadian yang matang dan terus berkembang.
Termasuk di dalam kepribadian ini ialah sifat-sifat fisiknya yang memungkinkan ia dapat
membimbing peserta didik yang sedang dalam tahap perkembangannya, mempunyai ciri-ciri
kepribadian yang kuat dan seimbang, mempunyai visi tentang etik tingkah laku manusia
sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Kepribadian diri seorang guru profesional
adalah kepribadian yang prima yang secar ektrim dikatakan oleh Maister dalam buku True
Professionalism bahwa “professionalism is predominantly an attitude, not a set of
competencies”. 5
1. 6. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak
setengah-setengah, serta didukung dengan kepemilikan kepribadian yang prima, maka
diharapkan guru akan terampil membangkitkanminat peserta didik kepada ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dan akhirnya melalui proses pendidikan yang profesional yang dilaksanakan
oleh pelaku-pelaku (khususnya guru yang profesional dengan karakteristiknya tersebut di
atas), maka peserta didik dapat dibantu dean dibimbing untuk mampu berkompetitif di
masyarakat abad 21 yang ditandai dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara cepat. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka disadari ata tidak pengembangan
profesi guru secara berkesinambungan mutlak dilakukand alam kondisi formal maupun tidak
di dalam perencanaan pengembangan profesional. Berbagai strategi pengembangan perlu
dikembangkan secara komprehensif, sehingga guru benar-benar menjadi tenaga profesional
yang dapat memenuhi berbagai tantangna dan menyelesaikan berbagai persoalan di dalma
melaksanakan tugas rutinnya maupun hal-hal lain yang tak terduga yang dihadapinya
sehari-hari di dalam proses pendidikan yang profesional. Mereka harus didorong, diberi
kesempatan, dan difasilitasi secara optimal untuk melakukanberbagai kegiatan
pengembangan. Dengan demikian guru akanmemiliki kesempatan berbagai kegiatan
pengembangan. 2.2 Upaya-upaya yang Termasuk Pengembangan Profesi Kependidikan
Pengembangan profesi guru mencakup tiga aspek mendasar yang saling mempengaruhi
dan kait-mengkait, yaitu: kualifikasi akademik, kompetensi, dan sistem remunerasi yang
mencakup pemberian penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan profesi.
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal minimum adalah diploma
empat (D IV) atau sarjana (S1) (Mulyadi, 2007: 3). Sedangkan kompetensi merupakan
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak (Dit Tendik, 2003 dalam Mulyadi, 2007:5). Kualifikasi,
kompetensi, dan remunerasi merupakan aspek-aspek determinan dalam pembentukan
profesionalisme guru. Jika salah satu bahkan aspek di antaranya tidak terpenuhi diyakini
kurang mendukung peningkatan-peningkatan kinerja sebagai seorang yang kompeten,
terstandar dan professional. Peningkatan kinerja dapat terjadi apabila kualifikasi dan
kompetensi dalam jabatan/pekerjaannya diberikan remunerasi yang proporsional (Mulyadi,
2007: 6). 6
2. 7. a. Program pre-service education Program ini merupakan upaya pemerintah untuk
perbaikan mutu guru. Oleh karena itu sejak Pelita III, dimulai tahun 1979/1980 diadakan
pembaharuan pendidikan guru, sehingga ditetapkan suatu pola pembaharuan sistem
pendidikan tenaga kependidikan. Pembaharuan itu menetapkan satu pola pengembangan
pada IKIP atau FKIP/FIP yang disebut Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan mempunyai empat macam program pendidikan
guru, yaitu: 1) Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (SI) dengan lama studi 4 - 7
tahun. 2) Program Pascasarjana dengan lama studi 6 - 9 tahun (S2). 3) Program Doktor
dengan lama studi 8 - 11 tahun (S3) 4) Program non-Gelar (program diploma) dengan
rincian sebagai berikut: (1) Program Diploma (D1) dengan lama studi 1 - 2 tahun. (2)
Program Diploma (D-2) dengan lama studi 2 - 3 tahun (3) Program Diploma (D-3) dengan
lama studi 3 - 5 tahun b. Program In- service Education Bagi mereka yang sudah memiliki
jabatan guru dapat berusaha meningkatkan profesinya melalui pendidikan lanjutan. Guru
yang berijasah diploma dapat melanjutkan ke S-1, dari S1 dapat melanjutkan ke S-2 dan
dari S-2 ke S-3. sudah tentu untuk itu harus melalui seleksi dan melalui kriteria penerimaan
yang ditentukan oleh LPTK yang bersangkutan. Dikatakan in-service education bila mereka
sudah menjabat dan kemudian mengikuti kuliah lagi. Dari sisi ini LPTK mempunyai fungsi in-
service. c. Program In-service Training Pada umumnya yang paling banyak dilakukan ialah
melalui penataran. Ada tiga macam penataran: 1. Penataran penyegaran, yaitu usaha
peningkatan kemampuan guru agar sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memantapkan kemampuan tenaga kependidikan tersebut agar dapat
melakukan tugas sehari-harinya dengan lebih baik. Sifat penataran ialah memberi
kesegaran sesuai dengan perubahan yang terjadi. 2. Penataran peningkatan kualifikasi,
yaitu usaha peningkatan kemampuan guru sehingga mereka memperoleh kualifikasi formal
tertentu sesuai dengan standart yang ditentukan. 7
1. 8. 3. Penataran penjenjangan adalah suatu usaha meningkatkan kemampuan guru sehingga
dipenuhi persyaratan suatu pangkat atau jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. 2.3 Teknik-Teknik Pengembangan Profesi Tentang macam-macam teknik
pengembangan profesi guru menurut Neagley Dean Evans (dalam Piet A. Sahertian, 1994:
82) membedakan dua macam teknik, yaitu: 1. Teknik yang bersifat individual 2. Teknik yang
bersifat kelompok Teknik pengembangan tersebut diarahkan pada jenis-jenis kegiatan
sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan karya tulis ilmiah bidang pendidikan b.
Menemukan teknologi tepat guna c. Membuat alat peraga pembelajaran d. Menciptakan
karya seni e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum 2.4 Sosialisasi Pengembangan
Profesi Guru Pengembangan profesi guru perlu disosialisasikan kepada masyarakat
pengajar, yangmeliputi: 1. Guru tidak merasa terbebani dan diharuskan menyusun karya tulis ilmiah.
2. Guru memahami bahwa kewajiban mengumpulkan 12 Angka Kredit dari unsur pengembangan
profesi semata-mata untuk peningkatan kualitas profesional guru. 3. Guru memahami bahwa yang bisa
dapat memilih jenis pengembangan profesi yang paling dikuasai (tidak harus semua jenis). Paling
tidak guru harus dapat menyusun karya tulis ilmiah. Berkaitan dengan kegiatan karya tulis ilmiah
masih terdapat kelemahan guru dalam menyusun karya ilmiah, yaitu: a. Tidak jelas jenis karya tulis
ilmiah yang ditulis guru; b. Tidak memenuhi persyaratan minimal sebuah karya ilmiah; c. Guru tidak
terbiasa menulis. 8
2. 9. Karya Tulis disebut karya tulis ilmiah bila mempermasalahkan pengetahuan ilmiah, dijiwai oleh
metode (berfikir) ilmiah. dan memenuhi persyaratan tata cara tulisan ke ilmu. Ilmiah artinya bersifat
dan berada pada kawasan ilmu. Sedangkan ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki
ciri khas, di antaranya diperoleh dengan menggunakan metode dan kegiatan ilmiah. Jenis-jenis karya
tulis ilmiah yang menunjang pengembangan profesi guru, antara lain: 1) Karya tulis ilmiah hasil
penelitian, pengembangan, evaluasi; 2) Karya tulis ilmiah hasil ulasan, gagasan, tinjauan sendiri; 3)
Tulisan ilmiah popular; 4) Prasaran hasil ulasan, gagasan, tinjauan sendiri: 5) Buku pelajaran atau
Modul; 6) Diktat pelajaran; 7) Karya terjemahan bermanfaat bagi pendidik. BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Profesionalisme pendidik merupakan hal penting dalam rangka membangun masa depan
bangsa. Profesi kependidikan memerlukan proses dan penerapan sistematis. Untuk itu diperlukan
suatu pengembangan yang juga berkelanjutan demi tercapainya profesionalisme tenaga pendidik.
Dalam proses pengembangan profesi kependidikan itu sendiri membutuhkan kerjasama antara guru,
pemerintah, beserta masyarakat untuk bersama-sama membangun masyarakat yang dicita-citakan oleh
bangsa Indonesia. 3.2 Saran Untuk melakukan pengembangan profesi kependidikan membutuhkan
kerjasama seluruh masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebaiknya
kita mulai menyadari pentingnya peran diri kita di tengah rapuhnya pendidikan di 9
3. 10. Indonesia. Tindakan-tindakan dalam perwujudan pengembangan profesi kependidikan ini pun
mestinya difasilitasi secara maksimal oleh pemerintah baik dari sarana dan prasarana maupun
pelayanan dalam system yang jelas dan transparan. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Pengembangan Profesi Keguruan. (online)
(http://www.sarjanaku.com/2010/11/pengembangan-profesi-keguruan.html, diakses pada tanggal 2
April 2014) Luthfiyah, Ufi. 2010. Perkembangan Profesi Guru (online)
(http://ufitahir.wordpress.com/2010/12/18/perkembangan-profesi-guru/, diakses pada tanggal 2 April
2014) Missa, Hielda. 2012. Upaya Pengembangan Profesi Guru (online).
(http://hildemissa606.blogspot.com/2012/12/upaya-pengembangan-profesi-guru.html, diakses pada
tanggal 2 April 2014) Prayitno,2012. Pengembangan Profesi Guru. (online) (http://prayitno-
ut.blogspot.com/2012/09/pengembangan-profesi-guru.html, diakses pada tanggal 2 April 2014) 10
4. 11. Suharsaputra, Uhar. 2012. Pengembangan Profesi Pendidik (Guru) (online)
(http://uharsputra.wordpress.com/pkb-guru/pengembangan-profesi-pendidik-guru/, diakses pada
tanggal 2 April 2014) 11

Anda mungkin juga menyukai