Anda di halaman 1dari 10

VOLUME 1, NOMOR 1, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Peran Pendamping Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Distrik Numfor


Barat Kabupaten Biak Numfor

M. Saleh Laha1, Ronaldi Dorohungi2


1Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, IISIP Yapis Biak, Indonesia
*e-mail: salehisip@gmail.com
2Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, IISIP Yapis Biak, Indonesia

Abstrak
Pendamping Desa merupakan sebuah jabatan dibawah Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Indonesia yang pembentukannya
berdasarkan Undang-Undang Desa dan bertugas untuk meningkatkan keberdayaan
masyarakat di sebuah Desa. Pemberdayaan masyarakat sebagai proses pembangunan
sumber daya manusia dalam menggali potensi pribadi masyarakat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif. Hasil dalam penelitian ini
menyimpulkan bahwa proses pendampingan desa melalui (1) pembinaan aparatur
pemerintahan desa dalam bidang teknologi. (2) pendampingan dalam penyusunan
RPJMDes, RKPDes, dan APBDes. (3) Mengadakan diskusi kelompok tani dan nelayan,
serta peran pemuda dalam pembangunan desa.
Kata kunci: Pendamping Desa, Pemberdayaan Masyarakat.

Abstract
Village Assistant is a position under the Ministry of Villages, Disadvantaged Areas and
Transmigration of Indonesia, which was formed based on the Village Law and is tasked with
increasing community empowerment in a village. Community empowerment as a process of
human resource development in exploring the personal potential of the community. The method
used in this research is qualitative. The results in this study concluded that the process of village
assistance was through (1) fostering village government officials in the field of technology. (2)
assistance in the preparation of RPJMDes, RKPDes, and APBDes. (3) Hold discussion groups of
farmers and fishermen, as well as the role of youth in village development.
Keywords: Village Facilitators, Community Empowerment

PENDAHULUAN Pendamping Desa adalah sebuah


Berlakunya Undang-Undang No. 6 jabatan dibawah Kementerian Desa,
Tahun 2014 tentang desa menjadi awal dari Pembangunan Daerah Tertinggal Dan
sebuah desa untuk menentukan peran dan Transmigrasi Indonesia yang
kewenangannya. Dengan adanya undang- pembentukannya berdasarkan Undang-
undang tersebut diharapkan pemerintahan Undang Desa dan bertugas untuk
desa dapat membangun perekonomian meningkatkan keberdayaan masyarakat di
masyarakat desa menuju desa yang sebuah Desa. Pendamping Desa
mandiri. sebagaimana disebutkan dalam
Permendesa Nomor 3 Tahun 2015 tentang

27
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

Pendampingan Desa. Didalam pasal 4 kelompok-kelompok kecil yang ada


sampai 10 menyebutkan bahwa dalam masyarakat tersebut.
pendampingan Desa dilaksanakan oleh c. meningkatkan sinergi program
pendamping yang terdiri dari: Tenaga pembangunan Desa antarsektor.
Pendamping Profesional, Kader Dengan meningkatnya partisipasi
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dan masyarakat Desa dalam pembangunan
Pihak Ketiga. Desa untuk mencapai kesejahteraan
Untuk membantu kerja bersama, diperlukan program-program
Pendamping Desa yang berkedudukan di yang saling bersinergi, memiliki
tingkat Kecamatan, maka dianggap perlu pengaruh timbal balik antar program
adanya Pendamping Lokal Desa (PLD) satu sama lain.
yang berkedudukan langsung di Desa. d. mengoptimalkan aset lokal Desa secara
Maka diterbitkanlah payung hukum yang emansipatoris.Dengan memanfaatkan
lebih tinggi dari Permendesa Nomor 3 sember daya yang ada di Desa sendiri,
Tahun 2015. Tujuan pemberdayaan dalam serta membangun dan mengembangkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Badan Usaha Milik Desa, merupakan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi salah satu langkah untuk
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 megoptimalkan pengelolaan aset lokal
meliputi: Desa untuk dikelola sendiri demi
a. meningkatkan kapasitas, efektivitas dan terciptanya kesejahteraan bersama.
akuntabilitas pemerintahan Desa dan
Pada Peraturan Pemerintah Nomor
pembangunan Desa.Dapat diwujutkan
47 tahun 2015 tentang perubahan atas
Dengan pendampingan yang intensip
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
terhadap pemerintah Desa muali dari
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
tahap perencanaan, pelaksanaan dan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
evaluasi kegiatan.
tentang Desa pasal 129 PP 47 tahun 2015
b. meningkatkan prakarsa, kesadaran dan
telah menambahkan pendamping.
partisipasi masyarakat Desa dalam
pembangunan Desa yang Terbentuknya Pendampingan Desa

partisipatif.Dapat dicapai dengan memiliki tujuan untuk mempercepat

melaksanakan pemberdayaan secara pembangunan desa supaya dapat

sunguh-sungguh terhadap masyarakat, mensejahterakan masyarakat pedesaan

mengorganizir dan mengembangkan dapat terwujud. Perlunya pembinaan


masyarakat untuk meningkatan kesadaran

28
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

dan partisipasi masyarakat dalam untuk mengelola sumberdaya alam dalam


pembangunan desa yang partisipatif untuk rangka melaksanakan pembangunan
kemajuan desa. Adanya pendampingan (Andriyani, Martono, & Muhamad, 2014).
desa diharapkan dapat tercipta
pembangunan yang partisipatif dari METODE
pemerintah desa dan masyarakat Penelitian ini dilakukan pada Kantor
(Triyanto, 2018).
Distrik Numfor Barat, Kabupaten Biak

Pemberdayaan masyarakat adalah Numfor. Jenis penelitian yang digunakan


proses pembangunan sumber daya
dalam penelitian ini adalah jenis Kualitatif.
manusia atau masyarakat itu sendiri dalam
bentuk penggalian kemampuan pribadi, Penelitian kualitatif adalah aturan

kreatifitas, kompetensi dan daya pikir serta penelitian yang menghasilkan data
tindakan yang lebih baik dari waktu
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
sebelumnya, baik melalui penyuluhan,
pelatihan-pelatihan dan lain-lainnya. lisan dari orang-orang dan perilaku yang

Pemberdayaan sebagai upaya memberikan dapat diamati. Sumber data penelitian ini
kekuatan dan kemampuan kepada
terdiri dari data primer atau data utama
pendamping desa melalui proses
pemberdayaan. adalah data yang diperoleh langsung dari

Menurut (Hadi, 2015) bahwa responden melalui observasi

paradigma pembangunan nasional ke arah (pengamatan), dan interview (wawancara),


demokratisasi dan desentralisasi,
kepada responden. Data sekunder adalah
menumbuhkan kesadaran yang luas
tentang perlunya peran serta masyarakat data yang diperoleh secara tidak langsung

dalam keseluruhan proses dan program dari objek penelitian. Adapun teknik
pembangunan. Pemberdayaan dan
pengumpuan data yang digunakan dalam
partisipasi muncul sebagai dua kata yang
banyak diungkapkan ketika berbicara penelitian ini adalah Observasi,

tentang pembangunan. Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik

Kebijakan otonomi daerah analisis data yang digunakan dalam


melahirkan paradigma pemberdayaan
penelitian ini adalah menggunakan
masyarakat. Melalui paradigma ini
masyarakat memiliki hak dan kesempatan langkah-langkah seperti yang

29
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003), sesuai dengan status dan kedudukan dari
pendamping desa itu sendiri, sehingga
yaitu pengumpulan data, reduksi data,
peran yang dilaksanannya sesuai dengan
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
yang diharapkan. Pemberdayaan ditujukan
untuk meretas kemiskinan yang melanda
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat, meningkatkan kesejahteraan
Pelaksanaan pemberdayaan adalah dan berkehidupan yang layak. Dengan
Implementasi atau penerapan dari suatu adanya pendampingan terhadap
perencanaan, keputusan atau kebijakan masyarakat yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh seseorang atau pemerintah diyakini mampu mendorong
sekelompok orang dalam melakukan suatu kemampuan dan kreatifitas masyarakat
perubahan. untuk hidup mandiri.
Kesenjangan antara kota dan desa Pemberdayaan dalam hal ini
merupakan salah satu faktor pendorong merupakan usaha yang memungkinkan
ditetapkannya kebijakan dalam masyarakat bisa ambil bagian, baik dalam
pembangunan desa dan pemberdayaan mengaktualisasikan aspirasi dan
masyarakat sesuai dengan yang telah kepentinganya secara bebas dan
diatur dalam perundang undangan Negara dilindungi, juga untuk ambil bagian dalam
Republik Indonesia dan pendamping desa proses perumusan kebijakan-kebijakan
adalah yang bertugas untuk melaksanakan yang menentukan nasip mereka. Dengan
kegiatan tersebut. Sesuai dengan Peraturan demikian, pekerjaan pemberdayaan
Pemerintah Republik Indonesia No 47 senantiasa akan menyentuh dua aspek
Tahun 2015 perubahan atas peraturan sekaligus, yakni mengusahakan
pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pembukaan ruang bagi gerak bebas
peraturan pelaksanaan undang-undang masyarakat, dan mengusahakan agar
nomor 6 tahun 2014 tentang Desa telah masyarakat menjadi lebih mampu dalam
dijelaskan bahwa pendamping desa itu mengaktualisasikan diri guna
terdiri dari tenaga Pendamping Lokal Desa menciptakan masyarakat desa yang
(PLD) yang berkedudukan di desa, tenaga mandiri.
Pendamping Desa yang bertugas di Tujuan dari pemberdayaan
kecamatan, Tenaga Ahli yang bertugas di masyarakat adalah memberikan kekuatan
tingkat kabupaten. atau daya dari masyarakat itu sendiri agar
Peran Pendamping Desa dalam mampu hidup dan bertahan dalam segala
plaksaan pemberdayaan masyarakat desa kondisi. Secara tegas tugas pendamping

30
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

desa telah diatur didalam Undang-Undang melaksanakan permusyawaratan Desa


No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang bersama masyarakat Desa, kepala Desa
aturan pelaksanaannya dijelaskan dalam beserta aparatur Desa yang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia bersangkutan, dan di pimpin oleh
No 47 Tahun 2015 perubahan atas Badan Permusyawaratan Desa,
Peraturan pemerintah No 43 Tahun 2014 membuat rancangan pembangunan dan
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang pemberdayaan secara demokratis,
Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa menciptakan pembangunan partisipatif,
disertai dengan Peraturan Menteri Desa, dan melakukan pengawasan secara
Pembangunan Daerah Tertinggal dan langsung terhadap proses berjalannya
Transmigrasi Republik Indonesia No 3 pembangunan dan pemberdayaan
Tahun 2015 Tentang Pendamping Desa. masyarakat Desa.
Dalam hal ini Pendamping Desa ditunjuk b. mendampingi Desa dalam
untuk mendaping Desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan
pembanguan dan melaksanakan sosial dasar, pengembangan usaha
pemberdayaan kepada masyarakat berupa ekonomi Desa, pendayagunaan sumber
tanggung jawab dalam bentuk tugas yang daya alam dan teknologi tepat guna,
harus dilaksanakan yaitu : Tugas pembangunan sarana prasarana Desa,
pendamping Desa ialah mendampingi dan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
memberdayakan masyarakat Desa dalam Pendamping Desa, membantu
rangka menjalankan pembangunan sesui pemerintah dalam meningkatkan
dengan peraturan kemetrian Desa untuk pelayanan umum, keaktifan dan
melaksanakan amanat Undang-Undang ketanggapan pemerintah terhadap
Nomor 6 Tahun 2014. permasalahan lingkungan,
Dalam peraturan Kementerian Desa mengembangkan Badan Usaha Milik
dijelaskan bahwa pendamping Desa Desa (BUM Desa), mengenalkan
mempunyai tujuh tugas pokok yang harus teknologi kepada masyarakat,
dilaksanakan yaitu: memberdayakan masyarakat untuk
a. mendampingi Desa dalam perencanaan, meningkatkan kualitas sumberdaya
pelaksanaan dan pemantauan terhadap manusia, pembangunan infrastruktur
pembangunan Desa dan pemberdayaan sesuai kebutuhan Desa, seperti Kantor
masyarakat Desa. Pendamping Desa Desa, Puskesmas, Balai Desa dan lain-
ditugaskan mendampingi pemerintah lain.
Desa mulai dari tahap perencanaan,

31
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

c. melakukan peningkatan kapasitas bagi pembangunan kawasan perDesaan yang


Pemerintahan Desa, lembaga partisifatif. Keaktifan masyarakat meluli
kemasyarakatan Desa dalam hal golongan atau kelompokyang
pembangunan dan pemberdayaan terorganisir diharapkan mampu
masyarakat Desa. Pendamping Desa meningkatkan keikutsertaan
membantu pemerintah Desa dalam masyarakat dalam membangun
melaksanakan tugas kepemerintahan, Desanya sendiri.
memberikan ide-ide inofatif untuk g. melakukan koordinasi pendampingan
menciptakan terobosan-terobosan baru di tingkat kecamatan dan memfasilitasi
dalam pemerintahan, memberdayakan laporan pelaksanaan pendampingan
dan menggali potensi masyarakat serta oleh Camat kepada Pemerintah Daerah
meningkatkan kreatifitas masyarakat. Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan
d. melakukan pengorganisasian di dalam tugas tersebut Pendamping Lokal Desa
kelompok-kelompok masyarakat Desa. (PLD) di Distrik Numfor Barat
Pendamping Desa dalam Kabupaten Biak Numfor melakukan
memberdayakan masyarakat di tuntut pendekatan terlebih dahulu terutama
untuk mengorganizir masyarakat Desa, dengan masyarakat Numfor Barat
membina kelompok-kelompok untuk mengetahui permasalahan-
masyarakat seperti, kelompok tani, permasalahan yang tentunya
lembaga swadaya masyarakat, BUM merupakan kebutuhan yang harus
Desa dan Lain-lain. ditanggulangi dengan cara
e. melakukan peningkatan kapasitas bagi berkomunikasi secara intens dengan
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa kelompok-kelompok masyarakat baik
dan mendorong terciptanya kader-kader secara langsung ataupun melalui media
pembangunan Desa yang baru. sosial serta forum-forum musyawarah
Melakukan pembinaan, pendidikan dan sebagai langkah awal untuk memulai
pengembangan kader-kader tugasnya melakukan pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat Desa baik terhadap masyarakat tersebut.
melalu pelatihan, seminar, dan lain-lain. h. meningkatkan pelayanan sosial
f. mendampingi Desa dalam masyarakat pengembangan usaha
pembangunan kawasan perDesaan ekonomi Desa dan pendayagunaan
secara partisipatif. Dengan sumber daya alam, pendamping desa
meningkatnya kreatifitas aparatur Desa, mendampingi pemerintah desa untuk
dan masyarakat Desa akan menunjang membangun balai desa sebagai sarana

32
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

pelayanan terhadap masyarakat kesekretariatan dan semacamnya


memberikan wadah atau tempat untuk menggunakan komputer. Untuk
masyarakat berkumpul, mendapatkan penyusunan RPJMDes, RKPDes,
informasi dan merupakan tempat APBDes dan laporan Desa lainya tidak
pelayan administrasi di Distrik Numfor lagi menggunakan mesin ketik
Barat ini. melainkan menggunakan komputer
Sesuai dengan peran dari dengan aplikasi microsoft Woard, Excel,
Pendamping Desa itu sendiri yaitu power point dan lainya. Masyarakat
mengawal pembangunan didesa mulai dari Desa harus faham dan mampu
tahap perencanaan, pelaksanaan dan mengikuti perkembangan teknologi.
pengawasan, untuk menjalankan itu semua b. Pendampingan dalam penyusunan
harus didukung oleh sumberdaya manusia RPJMDes, RKPDes dan APBDes, mulai
yang berkualitas baik dari aparat dari tahap musyawarah hingga
pemerintah Distrik maupun penyusunan. Agar pembangunan yang
masryarakatnya sendiri dikarenakan dilaksanakan sesuai dengan apa yang
sesunggunya pendamping desa sifatnya dinginkan oleh masyarakat maka dalam
hanya mendampingi dan membantu dan poses perencanaan pembangunan
bersifat sementara. masyarakat harus dilibatkan dalam
Untuk meningkatkan kualitas dari musyawarah rencana pembangunan
aparatur pemerintahan dan daya kritis tersebut. RPJMDes, RKPDes dan
masyarakat, Pendamping Desa APBDes harus disusun langsung oleh
memberikan beberapa pelatihan dan masyarakat Desa setempat yang
pembekalan kepada aparatur pemerintah dilaksanakan oleh Kepala Desa bersama
di Distrik Numfor Barat dan masyarakat dengan Sekretaris Desa, Bendahara dan
dalam kegiatan kelompok-kelompok lainya.
masyarakat di Distrik. Pelatihan-pelatihan c. Bersama-sama dengan kepala Desa
yang diberikan dalam pendampingan berbaur dan berkordinasi dengan
diantaranya: kelompok-kelompok masyarakat,
a. Membina aparatur pemerintahan Desa terutama kelompok nelayan dan
dalam bidang teknologi (pengaplikasian kelompok tani. Usaha untuk
Komputer). Usaha untuk meningkatkan menggalakkan pembangunan Desa,
pengetahuan pemerintah Desa tentang meningkatkan taraf hidup serta kondisi
komputer sangatlah penting, karena sosial masyarakat Desa yang
pada zaman moderen ini untuk urusan merupakan bagian terbesar dari

33
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

masyarakat indonesia. Dengan adanya turun langsung untuk mengawal dan


kesadaran masyrarakat untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan
berkembang dan ikut serta dalam untuk melihat kebutuhan-kebutuhan,
pembangunan akan mempercepat kekurangan-kekungan yang dibutuhkan
upaya pencapaiaan kesejahteraan dalam pembangunan tersebut dan hasilnya
masyarakat. Berbagai teori mengatakan, dilaporkan kepada pemerintah daerah
bahwa kesadaran dan partisipasi warga sebagai hasil kerja pengawasan.
Desa menjadi kunci keberhasilan Untuk menilai pemberdayaan yang
pembangunan Desa. dilakuan berhasil atau tidak tentu ada
d. Mengadakan diskusi dengan kelompok- indikator-indiktor yang harus di penuhi,
kelompok masyarakat, seperti adapun indikator pemberdayaan sebagai
kelompok tani, kelompok nelayan dan berikut:
pemuda di Distrik NumfoR Barat. a. Terbentuknya para motivator yang
Dalam rangka pemberdayaan memahami, mempunyai afeksi dan
masyarakat, pendamping Desa terampil dalam pemberdayaan
melaksanakan pertemuan-pertemuan masyarakat lokal.
yang didalamnya pendamping Desa b. Transformasinya kesadaran, komitmen,
berbincang bincang (berdiskusi) dengan kemauan, pengetahuan, keterampilan
masyarakat untuk membantu dan afeksi motivator terhadap para
mengembangkan dan menggali potensi pejabat pemerintahan di
untuk menemukan peluang yang bisa di kecamatan/Desa/kelurahan maupun
manfaatkan untuk meningkatkan para tokoh pembangunan masyarakat
pendapatan dan pembangunan di sekitar.
Distrik Numfor Barat. c. Tergerakkannya komunitas lokal untuk
Selain dari pada melakukan berpartisipasi dalam pembangunan
pelatiahan dan pembinan terhadap masyarakat luas sesuai dengan data,
pemerintah Distrik dan juga kelompok fakta lapangan dan analisis kebutuhan
masyarakat yang disiapkan sebagai kader lokal di lapangan.
pemeberdayaan tugas dari pendamping Usaha- usaha yang dilakukan oleh
desa adalah melakukan pengawasan atau Pendamping Desa dapat diukur dari
controrling terhadap pembangunan yang beberapa indikator tersebut. Yang
dilaksanakan di Distrik Numfor Barat. dimaksud para motivator adalah para
Dalam pembangunan yang berjalan di kader pemberdayaan yang ada di Desa,
Distrik Numfor Barat pendamping desa mereka harus mampu menjadi motivator

34
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

yang kreatif dan terampil dalam proses b. Pendampingan dalam penyusunan


pemberdayaan masyarakat. Dengan RPJMDes, RKPDes dan APBDes, mulai
adanya kader pemberdayaan masyarakat dari tahap musyawarah hingga
ini yang merupakan masyarakat setempat penyusunan.
diyakini sangat efektif untuk dijadikan c. Bersama-sama dengan kepala desa
motivator dalam pemberdayaan berbaur dan berkordinasi dengan
dilingkungannya. kelompok-kelompok masyarakat,
terutama kelompok nelayan dan
PENUTUP
kelompok tani.
Kebijakan pemerintah dalam
d. Mengadakan diskusi dengan kelompok-
pemberdayaan masyarakat yang diamanat
kelompok masyarakat, seperti
kan didalam Undang-Undang No 6 tahun
kelompok tani, kelompok nelayan dan
2014 tentang desa serta Peraturan
pemuda di Distrik Numfor Barat.
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik DAFTAR PUSTAKA
Indonesia No 3 Tahun 2015 Tentang Andriyani, A. A. I., Martono, E., &
Pendamping Desa melalui peran Muhamad. (2014). Pemberdayaan
Masyarakat melalui Pengembangan
Pendamping Desa di Distrik Numfor Barat Desa Wisata dan Implikasinya
Kabupaten Buak Numfor telah terealisasi terhadap Ketahanan Sosial Budaya.
Jurnal Ketahanan Nasional.
yaitu, dalam bentuk pendampingan dan
Hadi, A. P. (2015). Konsep pemberdayaan,
pemberdayaan masyarakat. partisipasi dan kelembagaan dalam
Meskipun proses pendampingan pembangunn. Pusat Pengembangan
Masyarakat Agrikarya.
dan pemberdayaan telah dilaksanakan,
Triyanto, D. (2018). ANALISIS KINERJA
berdasarkan hasil pembahasan PENDAMPING DESA DALAM
menunjukkan bahwa pemberdayaan yang UPAYA MEMBANGUN
KEMANDIRIAN DESA. MIMBAR :
dilaksanakan pada Distrik Numfor Barat Jurnal Penelitian Sosial Dan Politik.
Kabupaten Biak Numfor belum maksimal. https://doi.org/10.32663/jpsp.v7i2.66
9
Hal ini dapat dilihat dari beberapa
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
program yang dilaksanakan oleh Penelitian Kualitatif “Pemahaman
Pendamping Desa yaitu: Filosofis dan Metodologis ke Arah
Penguasaan Model Aplikasi”. Jakarta :
a. Membina aparatur pemerintahan desa Raja Grafindo Persada
dalam bidang teknologi (pengaplikasian UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN
Komputer). 2014 TENTANG DESA
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH

35
Jurnal Governance and Politics (JGP)
Vol. 1, No. 1, Tahun 2021, E-ISSN: 2776-3471

TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI NOMOR 3 TAHUN
2015 TENTANG PENDAMPINGAN
DESA
PERATURAN PEMERINTAH RI. NOMOR
43 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 6
TAHUN 2014 TENTANG DESA
PERATURAN PEMERINTAH RI. NOMOR
47 TAHUN 2015 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN
2014 TENTANG PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

36

Anda mungkin juga menyukai