Anda di halaman 1dari 2

SEBUAH MASALAH PASTI ADA

Hai namaku Reva, aku sekolah di AT – Takwir jarnauziah dan aku duduk di kelas 8

Di sebuah pesantren ada seorang santri yang selalu bermusuhan karena ada masalah
dengan temannya sampai - sampai ia ingin keluar dari pesantrennya. Akan tetapi, dimana - mana
juga pasti ada masalah.

Pada suatu hari Reva sedang mebaca al qur’an dan ada temannya yang canda kepada
Reva. Kemudian Reva pun pindah tempat karena ia sakit hati. Setelah itu, Reva pun bermusuhan
dengan mereka, mereka pun menjauhi Reva dan Reva pun akhirnya pergi ke atas sendirian, Reva
menangis dan teriak sambil berbicara “ih….pengen keluar dari pesantren ini”.

Setelah itu, datang ustadzah lalu memeluk Reva dan Ustadzah pun bertanya “Reva
kenapa ? Udah jangan nangis “ ucap Ustadzah dan Reva pun menjawab”ini barusan Sabil, Fuza,
dan Gesit bercanda yang berlebihan dan aku pun marah kepada mereka dan akhirnya aku pun ke
atas”ucap Reva sambil menangis.

Setelah itu, ustadzah pun menasihatinya “ya udah sekarang yuk maaf - maafan dan
jangan di ulang lagi “ucap Ustadzah kemudian Reva mencari Sabil, Fuza dan Gesit untuk
meminta maaf.

Keesokan harinya Reva pun muroja’ah bersama temen - temennya dengan baik baik dan
mereka pun tidak saling canda lagi. Dan ketika mereka muroja’ah ada kakaknya Reva
memanggil reva untuk pulang ke rumah. Tetapi, Reva belum dikasih tau ada apa apanya jadi
Reva dijalan menuju pulang ia berisik menanyakan “kak ada apa pulang ke rumah ? tanya Reva
sambil teriak. Kemudian, sesampai di depan rumah dia gak mau masuk karena takut ada apa apa.

Setelah itu, kakak Reva pun memaksa Reva untuk masuk ke rumahnya karena Ibunya
memanggil Reva. Kemudian Revapun menangis setelah itu, ia bertanya “Ibu, sakit apa ?” ucap
Reva sambil menangis “Ibu, sakit maag parah de”ucap kakaknya. Dan Revapun lari ke kamar
sambal menangis.

Ke esokkan harinya, hilmi pun pergi sendirian ke pasar dan Reva pun masih ziadah di
depan ibunya sambal berkaca – kaca. Kemudian ibunya bertanya “de ke pesantren aja sambal
mendo’akan ibu disana” Reva pun menangis “de jangan menangis,udah aja kamu pokusnya ke
ziadah jangan mikirkan ibu terus di sinih juga ada kak Hilmi” ucap ibu“pokoknya aku gak mau
ke pesantren dulu sebelum ibu sehat” ucap Reva sambil cegukan.

Kemudian, Hilmi pun datang ke rumah sambil membawa sayuran dan ikan emas “Ibu
kalau ini sayuran sama ikan emas mau digimanain?” tanya kak Hilmi “kalau sayuran di sayur
kalau ikan terserah de Reva”jawab Ibu “de kalau ikan mau di gimanain?”tanya kak Hilmi “di
bakar aja kak. Mau dibantu gak kak?” ucap Reva “udah gak papa hm… kalau kamu tungguin Ibu
aja’ ucap kak Hilmi “kak kalau Ayah kemana?” tanya Reva “oh… iya Ayah ke Bandung karena
cari uang buat Ibu kamu jadi sehat.”

Setelah kak Hilmi masak Reva pun membawa piring dan sendok ke dapur “de suapin ibu
ya”ucap kak Hilmi “iya kak”ucap Reva.beberapa hari kemudian Ayahnya pun transtper uang
buat Ibunya di oprasi “Ibu ini Ayah udah transper uang 1juta.Yuk Ibu di oprasi” ucap kak Hilmi
“naik apa ke sanahnya” ucap Reva “itu ada mobil Paman di depan ikut anterin aja nanti dikasih
upahnya”ucap kak Hilmi “ya udah yuk kita berangkat ke rumah sakit”ucap Reva

Setelah sampai di rumah sakit kak Hilmi pun memanggil suster untuk menbawa Ibunya.
Dua bulan kemudian Ibunya pun sehat dan langsung pulang ke rumah naik beca. Sesampai di
rumah “de mau kapan ke pesantren lagi?” tanya kak Hilmi “besok aja kak”jawab Reva “de sinih
kamu setor dulu ke Ibu sebelum kamu ke pesantren lagi”ucap Ibu “iya bu bentar mau ambil al-
qur’an dulu” ucap Reva. Dan dia pun mengsetorkan hafalannya. Sesudah setor Ibunya pun
bahagia karena udah banyak hafalannya yang ia hafalkan.

Keesokan harinya Revapun berpamitan kepada Ibunya untuk pergi ke pesantren. Sesaat
di pesantren “kak maaf ya jaga Ibu dengan baik jangan sampai Ibu sakit lagi”ucap Reva “iya
insya allah de”ucap kak Hilmi. Dan Reva pun melambaikan tangannya dan tersenyum manis.

Kemudian Revapun bahagia disana karena Ibunya telah sehat seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai