Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH AGAMA

”MENJADI ORANG YANG TAAT KEPADA ALLAH DAN FIRMAN-NYA”

OLEH

NAMA: WENDELINA KALABAEL

NIM : P1813029

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas beerkat
dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul ”MENJADI ORANG KRISTEN YANG TAAT KEPADA ALLAH DAN
FIRMANNYA”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kulia Pendidikan Agam Kristen Protestan dan mengajak orang kristen yang belum
mengenal kasih Allah dan taat kepada firmanNya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak S. Siregar selaku Dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan yang telah membibing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini, serta rekan-rekan yang turut serta membantu dan bekerja
sama dalam menyusun buku ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatsan pengetahuan, pengalaman, dan
waktu yang dimiliki. Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja keras supaya
buku ini bermanfaat bagi penulis, dan bagi pembaca sekalian untuk menjadi orang
kristen yang taat kepada Allah dan FirmanNya Tuhan

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan peradaban dan banyaknya kejadian besar yang terjadi
pada bangsa ini, maka akan semakin banyak pula tantangan yang muncul seiring
dengan perkembangan zaman dan kemunculan kejadian besar tersebut.
Demonstrasi, konflik antara masyarakat, suku maupun etnis, dan kerusuhan senantiasa
mewarnai zaman yang terus berkembang ini. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
jika dalam kehidupan masing-masing pribadi terjadi cobaan-cobaan yang tidak tersadari
dan sebagai generasi muda, pengikut Kristus dituntut untuk “Menjadi Orang Kristen
yang Taat Kepada Allah dan Firman-Nya” dan mengandalkan Tuhan dalam segala
aktivitas atau setiap kegiatan. Karena, seberat apapun masalah atau sebesar apapun
ganjalan dalam hati, jika manusia mengajak serta Tuhan Allah, percayalah, Dia akan
hadir dan senantiasa membantu serta memberikan berkat dan rahmatNya.
Dalam karya tulis ini, pengikut Kristus dipanggil untuk taat kepada Allah yang telah
menciptakan dirinya sehingga menjadi hamba layak di mataNya. Dan dalam segala
problema dan rencana yang ada dalam kehidupan orang Kristen, Tuhan Allah akan
selalu menyertai. Oleh karena itu sebagai orang Kristen yang taat harus selalu
mengandalkan dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai penuntun jalan hidupnya.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas dalam karya tulis “Menjadi Orang Kristen yang Taat
Kepada Allah dan FirmanNya” adalah :
Bagaimana menjadi orang Kristen yang taat kepada Allah dan firmanNya?

1.3. Metode Penulisan


Penulisan karya tulis ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Metode
penulisan kualitatif adalah metode penulisan karya tulis dengan cara mengumpulkan
data dari sumber-sumber yang ada seperti sumber dari internet.

3
1.4. Tujuan Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang telah ada dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mayor Pendidikan Agama Kristen Protestan yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing dan pengajar mata kuliah Pendidikan Agama
Kristen Protestan Bapak Drs. Sohuturon Siregar, M.A, M.T.
2. Sebagai bahan pembelajaran dan pedoman bagi mahasiswa-mahasiswi Kristen di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) agar dapat menjadi orang Kristen yang taat
kepada Allah dan firmanNya.
3. Sebagai ilmu pengetahuan bagi seluruh masyarakat dalam kehidupan mereka agar
mendapat hidup yang layak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus

4
BAB II
MENJADI ORANG KRISTEN YANG TAAT KEPADA ALLAH DAN FIMAN-NYA

1.1  Siapakah Orang Kristen Itu


Apakah hal yang paling penting di dunia bagi setiap orang Kristen? Hal yang
paling penting bagim orang Kristen selama berada di dalam dunia ialah bertumbuh
dalam pengenalan akan Allah. Pengenalan akan Allah adalah pusat dari keselamatan
kita dan dari semua pengalaman kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan untuk
mengenal Allah. Dalam Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan
keselamatan itu sendiri. Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau
keselamatan berarti pengenalan akan Allah, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus" (Yoh. 17:3). Menjadi seorang Kristen bukanlah
pengalaman yang tanpa otak, tetapi mencakup pula hikmat dan pengertian. Menjadi
seorang Kristen berarti sebuah hubungan yang begitu dekat dan intim dengan Allah
Pencipta Langit dan Bumi. Yang melatarbelakangi perkataan Yesus di atas ialah janji
yang sudah diberikan oleh Allah beberapa abad sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari
Yeremia 24:7 yang berbunyi, "Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal
Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN." Dan penggenapan dari apa yang sebenarnya
dimaksudkan oleh janji itu dapat kita lihat pada bagian selanjutnya dari kitab Yeremia,
"Tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudara-saudaranya
dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua besar kecil, akan
mengenal Aku" (Yer. 31:34). Nabi Yesaya juga berkata kepada kita bahwa pengenalan
akan Allah akan menkitai pemerintahan Sang Penebus yang dijanjikan, Yesus Kristus.
"Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang
menutupi dasarnya" (Yes. 11:9). Alangkah indahnya! Ini semua meringkaskan apa yang
Alkitab mau katakan mengenai maksud kedatangan Yesus: Memungkinkan kita untuk
mengenal Allah.
1 Kebenaran  dan perubahan.
Jika ingin menjadi seorang dokter, saudara harus mengikuti kuliah lengkap di
fakultas kedokteran. Bila berhasil, maka saudara akan diberi ijazah, setelah mengikuti

5
latihan-praktek. Nah, hanya dengan jalan itu - asal lulus dalam segala ujian yang sukar
dan rumit - baru saudara boleh berpraktek sebagai dokter. Jika ingin membuka
rekening pada sebuah Bank, saudara perlu memberikan segala keterangan pribadi. Hal
itu termasuk, alamat,tanggal lahir,pekerjaan, besar gaji setiap bulan, jumlah anggota
keluarga, siapa menjamin watak saudara, dan sebagainya. Meskipun demikian,
saudara mungkin juga masih ditolak. Jika ingin membeli sebidang tanah untuk
pertanian, saudara harus lebih dahulu menyelidiki apakah tanah itu tersedia. Kemudian
saudara perlu mengetahui siapa pemiliknya dan menanyakan apakah ia mau menjual
atau menyewakan tanah itu kepada saudara. Haruslah saudara memenuhi segala
syarat yang diajukannya, agar dapat mengusahakan tanah itu.
Sebenarnya untuk menjadi pengikut Kristus, saudara tidak memerlukan surat-
surat keterangan atau surat-kepercayaan. Tak soal: apakah saudara seorang hakim
atau pencuri, jutawan atau pengemis, buta huruf atau professor, apapun warna kulit
saudara! Yang penting ialah saudara seorang manusia. Orang Kristen tentu saja
merupakan manusia. Tak mungkin bagi hewan, apalagi sebuah gedung menjadi
Kristen. Seperangkat tata-cara agama bukanlah orang Kristen. Demikian juga jika
saudara ingin menjadi orang Kristen, orang lain tak dapat mewakili. Hal penting
selanjutnya ialah Karya Allah; bukan karya saudara.Yang diperbuat Allah umumnya
kita sebut sebagai pembenaran. Janganlah saudara bingung. Ini bukan teori yang
berbelit-belit, ataupun ajaran agama yang samar-samar.
Istilah pembenaran pada dasarnya mengandung tiga pengertian. Pertama 
membebaskan. Kedua, menyatakan bahwa seseorang benar. Ketiga, memperlakukan
orang itu  orang benar. Nah, marilah kita lihat pengertian-pengertian ini dari segi
praktisnya. Dibenarkan berarti bahwa Allah membebaskan saudara dari kesalahan
karena dosa. Namun saudara harus hati-hati. Janganlah dikacaukan antara arti kata
"dibenarkan" dengan "tak bersalah"; yang satu berbeda dengan yang lain.
Perhatikanlah contoh ini. Misalnya saya mencuri sekarung beras dari sebuah toko.
Saya tertangkap dan ditahan. Ketika diadili, hakim bertanya mengapa saya senekad itu.
Kepadanya saya jelaskan: ibu saya sakit dan ada lima orang adik yang harus diberi
makan. Hanya saya yang dapat mencari nafkah, tetapi saya masih menganggur. Kami
sekeluarga tidak makan seharian dan saya tak tahu ke mana harus mencari sesuap

6
nasi. Hakim itu mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia menatap wajah saya,
dilihatnya air mata bercucuran. Apakah ini pertama kalinya mencuri? "Ya, bapak
hakim", jawab saya. Setelah membenahi lembaran kertas yang terletak di mejanya, ia
mengatakan bahwa saya dibebaskan dari hukuman. Saya bebas. Saya keluar dari
tahanan dan pulang. Tetapi apakah saya tak bersalah dalam pencurian itu? Tetap
bersalah, tetapi karena kasihan, hakim itu membebaskan saya.
Dalam menempuh "Jalan Menuju Hidup Bahagia", telah kita pelajari cara
menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Haruslah kita ingat hal penting ini:
kita bertobat dan diselamatkan, bukan karena karya atau jasa kita. Kesediaan kita untuk
menerima karya-Allah itulah yang mengakibatkan perubahan yang menyolok. Pada
saat saudara mengakui dosa dan menerima keampunan dari Allah melalui Yesus
Kristus, ketika itulah Allah membebaskan saudara dari kesalahan dosa. Perubahan
besar terjadi. ltu disebut pembenaran. Apakah perubahan itu?
Pada hakekatnya perubahan timbul dari segi Allah. Menjelang perubahan itu
terjadi, Allah memkitang saudara sebagaimana adanya: orang berdosa yang menuju
neraka. Namun pada saat dibenarkan, saudara dibebaskan dari segala dosa oleb
karena kasih Allah. Ia menyebut saudara sebagai anakNya. Dahulu saudara berjalan ke
arah kebinasaan, tetapi kini menuju ke sorga. Waktu perubahan itu sangat singkat, lain
halnya kurun-kerja yang panjang serta meletihkan. Yang perlu diperhatikan ialah
bagaimana menghapus/menghilangkan dosa. Marilah kita camkan apa yang Allah
katakan tentang hal ini. Bukalah Alkitab saudara.
Roma 3:23 (Bacalah dengan nyaring) - "Karena semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah". Apa artinya? inilah artinya; dan ingat, isi Fiman
Allah: Setiap pria, setiap wanita, setiap anak laki-laki atau perempuan, setiap orang:
adalah orang berdosa, tanpa kecuali. Dan, orang semacam itu tak tahan berdiri di
hadapan Allah, Penciptanya. Dosanya selalu ketahuan. Selanjutnya Alkitab berkata:
(Galatia 3:22) " Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan
dosa....." Sudahkah saudara baca dengan nyaring? Kitab Suci ialah Fiman Allah. Fiman
Tuhan Allah menyimpulkan "semua", berarti setiap orang, terbelenggu oleh dosa. Ini
berarti hahwa setiap orang sudah bersalah. Apabila saudara bersalah dalam sesuatu
hal, saudara tak dapat berbuat apa-apa. Orang lain akan berbuat sesuatu terhadap

7
saudara, atau terhadap wakil saudara. Sekitainya dipersalahkan di pengadilan, maka
perlu ada seorang pengacara yang membela saudara. Dan vonnis dijatuhkan oleh
pengadilan atau hakim.
Dalam hal menjadi orang Kristen, pembela saudara adalah Tuhan Yesus Kristus;
yang bertindak sebagai hakim adalah Allah dan persidangannya adalah kasih.
Pembenaran berarti bahwa saudara bukan hanya dibebaskan dari dosa, tetapi juga
dinyatakan benar. Dengan perkataan lain, Allah membenarkan saudara. Dapatkah
saudara mengerti makna itu secara mendalam? Pakailah beberapa menit untuk
memikirkannya. Kemudian kita meneruskan membaca Fiman Tuhan. Berhentilah
sejenak.
2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang". Jika saudara belum
membacanya dengan nyaring, ulangilah dengan bersuara. Gagasan yang penting di
sini ialah "bersatu dengan Kristus". Bila saudara berada di dalam atau bersatu dengan
Kristus, maka saudara menjadi "manusia baru". Tidak soal siapa nama, dari mana asal
maupun kesukuan saudara pada waktu saudara "dalam Kristus", Allah memaklumkan
bahwa saudara samasekali menjadi manusia baru.
Bukti yang paling jelas mengenai hal ini dapat kita temukan dalam peristiwa
menjelang kematian Kristus di kayu salib. (saudara ingat tentang hal ini dalam kursus
"Jalan Menuju Hidup Bahagia"). Ada dua penjahat yang disalibkan di kanan dan di kiri
Yesus (Lukas 23:39-43). Salah seorang penjahat itu mencemoohkan Yesus. Penjahat
lain memarahi kawannya dan ia minta Yesus "mengingat"nya. Kemudian datanglah
maklumat Allah: Lukas 23:43 (bacalah dengan nyaring)  "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus". Pokok terpenting di sini ialah "bersama dengan Aku", yaitu "di dalam Kristus".
Tiadalah usaha apa pun diperlukan; tiada upacara agama apa pun yang harus
dilaksanakan. Penjahat itu sebentar lagi akan mati. Menjawab permintaan itu, Kristus
dengan perkataan lain mengatakan: Aku mengampuni dosamu dan Kumaklumkan
bahwa kamu telah Kujadikan benar! Bukan kelak dikemudian hari; bukan setelah
penjahat itu membukukan perkataan Kristus, tetapi sesungguhnya "hari ini"! ltulah
pembenaran!! Memang hukuman-jasmani si penjahat tadi tak berubah, ia harus mati di

8
salib itu. Tetapi, dosanya telah diampuni Allah dan ia mati sebagai orang yang
dibenarkan ("bersama-sama dengan Aku di Firdaus"). Bersatu atau di dalam Kristus
merupakan dasar bagi pembenaran. Roma 3:24 " Dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." Pembenaran
bukanlah hasil usaha saudara. Bukan juga suatu penghargaan atas amal saleh atau
sopan santun dan tingkah laku susila yang baik. Perhatikanlah kata "cuma-cuma".
Camkan juga kata "rahmat". Rahmat atau anugerah pada hakekatnya adalah tindakan
yang didorong oleh belas kasihan dan kasih. ltu tidak bersyarat dan sama sekali gratis
dari Tuhan Allah dan oleh Tuhan Allah.
Pembenaran berarti suatu perubahan, bahkan barangkali satu-satunya
perubahan. Namun bukan saudara yang berubah dalam sekejap karena telah
dibebaskan dari dosa dan dinyatakan benar. Kedudukan saudaralah yang berubah di
hadapan Allah. Dahulu saudara orang berdosa, tak berpengharapan, tak tertolong dan
sedang menuju kebinasaan. Kemudian Allah mencapai dan menyentuh Skitara. Ia
maklumkan Skitara sebagai orang benar: disebut orang suci, disucikan, ditebus,
dipulihkan dan diterima lahir kembali. Alangkah hebatnya perubahan ini!
Apakah arti lebih lanjut mengenai perubahan besar atau pembenaran ini? Allah
bukan hanya mengumumkan bahwa saudara dibenarkan, tetapi juga: Ia
memperlakukan saudara sebagai orang benar! Ada sebuah kisah nyata yang terjadi
pada tahun 1961. Melalui kebaktian penginjilan yang saya pimpin di Inchon (Korea),
seorang bandit kelas kakap diselamatkan. Pertobatannya murni dan kini ia menjadi
hamba Tuhan. Setelah bertobat, ia saya perkenalkan kepada keluarga saya. Mereka
merasa was-was. Ia sering datang ke kantor atau ke rumah saya untuk belajar dan
berdoa bersama-sama. Komplotannya memecat dia, sehingga ia menjadi penganggur.
Saya mencoba mencarikan pekerjaan baginya dengan menghubungi diakon dan
penatua gereja yang menjalankan perusahaan. Tetapi dengan sopan mereka menolak;
"mungkin ia akan mengacau", atau " kita belum mengenal wataknya dengan terlalu
baik." Maksud mereka: dahulu ia bandit dan kami tidak ingin kerjasama dengannya.
Jadi, mereka menerima dia sebagai sahabat-seiman, tetapi perlakuan mereka
terhadapnya masih sama seperti terhadap penjahat. ltu bukan cara Allah.  Petrus
menyangkali Yesus tiga kali. Tetapi Allah bukan saja memaklumkan Petrus sebagai

9
orang yang telah dibenarkan, tetapi Ia juga memperlakukan Petrus sebagai orang
benar. Tuhan mempercayakan sidangNya kepada nelayan kasar itu. Bagaimanakah
Saul, orang Tarsus itu sampai menjadi rasul? Ia dilimpahi dengan perlakuan Allah yang
penuh kasih. Sebenarnya mudah saja bagi Allah untuk memilih orang lain, bukan
Paulus. Tetapi Allah tidak berbuat begitu. Ia memilih Paulus menjadi rasul penting untuk
para bangsa yang belum mengenalNya. Allah memaklumkan "musuh-gereja" ini
menjadi orang benar dan Ia memperlakukannya sebagai orang benar. Inilah
pembenaran!
Dengarkanlah Roma 8:1-2 "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup telah 
memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut". Efesus 2:19
(bacalah perlahan-lahan) "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah". Bagaimana perlakuan Allah terhadap saudara? Sebagai teman sewarga dengan
Petrus, Paulus, Yohanes, Mat, Stefanus, Timotius, Markus dan sejumlah besar orang
yang kini berada di Sorga bersama Tuhan. saudara menjadi anggota keluarga Allah.
Yang dahulu orang-berdosa-celaka, kini menjadi anak dalam "keluarga Allah". Sering
orang Kristen lain tak berlaku benar terhadap saudara; kadang-kadang orang beriman
tak saudara perlakukan sebagai teman sewarga. Allah tak pernah demikian.
PerlakuanNya selalu baik. Itulah yang disebut pembenaran.
Kita akan mengakhiri pelajaran tentang perubahan agung ini. Marilah kita inqat
bahwa dalam pembenaran: Efesus 2:8 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamalkan
oleh iman: itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah". Apakah saudara telah
membacanya dengan nyaring? Pembenaran - perubahan - adalah karunia Allah. Nah,
ini baru suatu permulaan. Permulaan yang mulia, menggetarkan dan menakjubkan. Kita
harus berjalan terus, menuju “Penyucian”.

2. Penyucian dan pertumbuhan.


Kehidupan Orang Percaya tak akan pernah menjadi "barang jadi". Jika saudara
pikir bahwa sesudah menerima Kristus sebagai Juruselamat, maka semuanya sudah

10
sempurna, saudara keliru. Seperti bentuk hidup lain, kehidupan Kristen merupakan
suatu rangkaian proses.
Dalam rangkaian proses, selalu ada kemajuan dan pertumbuhan. Bahan-bahan
apakah yang diperlukan untuk maju dan bertumbuh dalam kehidupan Kristen? ltu
ditunjukkan dengan satu istilah: penyucian. Pembenaran lebih cenderung kepada karya
Allah, sedangkan penyucian lebih bertitik berat pada cara saudara menanggapi karya
itu. Pembenaran merupakan perubahan yang terjadi di dalam hati-sendiri, sedangkan
penyucian berhubungan erat dengan persekutuan yang baru saudara alami dengan
Allah.
Pembenaran terjadi hanya satu kali, sedangkan penyucian terjadi terus menerus
dalam rangkaian proses. Pembenaran itu adalah tanggapan saudara atas karunia Allah:
ini hanya sekali terjadi untuk seterusnya. Penyucian termasuk sikap timbal-balik
saudara dengan Allah.
Penyucian dapat dimengerti dari tiga pkitangan yang berlainan, namun ketiga-tiganya
saling menjalin. Pertama, dikerat atau dipisahkan.  Kedua, dikerat dan dipisahkan untuk
apa? Ketiga, peranan Roh Kudus.
Bilamana saudara kedinginan dan ingin berdiang dekat api sambil memanggang
daging, pastilah kayu api diperlukan. Kayu itu berasal dari hutan. Ketika diambil dari
sana, kayu itu harus dipisahkan dari pohon yang lain. Jika saudara memasang api pada
pohon (membakar pohon itu tanpa memotongnya sebagai kayu api), kemungkinan
besar hutan kayu itu seluruhnya terbakar. Akibatnya, tak akan ada lagi kayu api untuk
dipakai berdiang maupun memasak makanan.
Jika saudara akan mendirikan rumah, tentunya saudara tidak akan menumpuk
seluruh bahan bangunan agar menggunung. Pastilah segala batu bata, semen, paku,
lempengan besi, kaca, kabel tistrik, kapur, kayu dan sebagainya, tidak akan saudara
timbun bertumpang-tindih begitu saja. Untuk membuat jendela, kaca harus dipotong
dengan ukuran yang tepat dan dipisahkan dari kawat listrik. Paku tak dicor dalam
semen, demikian juga kapur melulu tidak dijadikan fondasi. Saudara tak akan mengatur
perabot rumahtangga di dalam "rumah" itu bila tembok, langit-langit dan lantai belum
dipasang. Setiap kayu atau balok perlu dipotong sesuai dengan ukuran yang diperlukan
untuk menyokong segala bentuk rumah itu. Meskipun segala bahan telah diukur dan

11
dipisahkan sesuai dengan bagian masing-masing, kita belum dapat membangun apa-
apa bila tidak ada bahan yang paling penting. Apakah itu? Gambar rencana bangunan!
Apakah rencana Allah bagi kita?. Orang yang paling berwenang menjelaskan ini ialah
Rasul Paulus. Tiada penafsir Fiman Yesus yang lebih unggul dari pada Rasul itu. Ia
jugalah yang termampu mengartikan kehendak Allah bagi setiap orang beriman. Ia
berkata:
Roma 1:1 "Dari Paulus", hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan
dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah".
lnilah pernyataan Paulus kepada segenap orang Kristen di seluruh dunia, bukan
hanya bagi mereka yang berada di Roma saat itu.  I Korintus 1:30 "Tetapi oleh Dia
kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia
membenarkan dan menguduskan serta menebus kita". Di sini lagi disebutkan "berada
dalam Kristus Yesus" Pertama, dari keadaan apakah kita dipisahkan? Lihatlah Alkitab
untuk menjawab pertanyaan ini. 2 Korintus 6:17 "Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara
mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, Fiman Tuhan, dan janganlah menjamah
apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu". Kata "mereka" dalam ayat ini berarti
cara hidup masyarakat pada umumnya dan beberapa orang percaya di Korintus, yaitu:
menyembah berhala, bermabuk-mabuk, tak bersusila, menipu, homoseksual, korupsi.
Tuhan berkata bahwa setiap orang percaya harus terpisah dari semua keadaan ini.
Dengan kata lain, sebagai orang Kristen saudara harus samasekali terputus dari masa
lalu yang penuh dosa. Sebagai orang percaya saudara harus memisahkan diri dari
perbuatan, perkataan dan pikiran yang lama pada waktu saudara masih seorang
berdosa.
Nah, untuk menjadi terputus atau terpisah dari sesuatu atau seseorang,
diperlukan tindakan pasif. Tanpa menjadi orang Kristen, saudara tahu bahwa
membunuh orang adalah dosa. Tak usah saudara dibenarkan karena tak berzinah
dengan orang lain. Saudara tidak perlu disucikan terlebih dahulu untuk dapat mengerti
bahwa dunia ini penuh dosa, jahat, dingin dan penuh dengan ketamakan dan
kekerasan.
Haruslah kita pertimbangkan: terpisah untuk perbuatan apa? Apakah tujuan penyucian
itu? Jika menjadi militer, saudara tentu terpisah dari keluarga. Namun gambaran untuk

12
penyucian dengan demikian belum jelas. Saudara terpisah dari keluarga untuk
melayani dalam bidang ketentaraan guna mempertahankan bangsa dan negara. Hanya
dengan cara demikianlah perpisahan dengan keluarga dapat bermakna.
Bila memisahkan diri dari kebiasaan bermabuk-mabukan, menipu atau apa saja
yang memperbudak saudara dahulu, kemudian memakai seluruh waktu saudara untuk
menjauhi kebiasaan-kehiasaan yang buruk itu, itu bukanlah pemisahan yang benar.
Jika demikian, saudara hanya melarikan diri dari padanya; kemudian sekali waktu akan
jatuh ke dalam kebiasaan lama lagi. Ini bukan penyucian
Marilah kita lihat apa yang dikalakan Allah. (Bacalah ayat-ayat ini dengan
nyaring). Efesus 4:13 "Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang henar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus".
Filipi 4:8 "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."
(Bacalah kata demi kata berulang kali).
Galatia 2:19-20 "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat,
supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleb iman dalam
Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku".
Roma 6:6 "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan,
supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa".
I Tesalonika 5:23 "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak
bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita".
Ada dua rangkaian proses penyucian pertama: berpikir; kedua: bertindak. Ketika
lahir-kembali, memang terjadi; perubahan; tetapi tak berarti segala sesuatunya
dimurnikan dengan secepat kilat. Ingatlah bahwa dalam kursus "Menuju Hidup
Bahagia", kita pelajari bahwa sifat duniawi selalu muncul bilamana ada kesempatan.

13
Setiap hari dalam hidup kita, selalu ada hal-hal, kata-kata peristiwa maupun orang yang
menodai pikiran kita. Dengan sekejap mata saudara dapat bercerita bohong
(berlawanan dengan "semua yang benar") , Mata dan telinga kita dengan mudah
menimbulkan pikiran yang jijik (berlawanan dengan "yang murni"). Dengan sangat
mudah perasaan kita yang tak terkuasai dapat mencerca dan kasak kusuk memburuk-
nurukkan orang lain. Ini berlawanan dengan yang patut dipuji". Saudara harus
memelihara dan memperkembangkan pikiran lebih dahulu ("mengisi pikiran dengan hal-
hal yang bernilai"), sebelum buah-buah penyucian dihasilkan;
Tujuan penyucian ialah agar kita terpisah dari "hal-hal yang tidak murni" demi
pelayanan kepada Allah. Saudara disucikan bukan hanya untuk terpisah sehingga
dapat berkata "saya lebih baik dari kamu" ataupun "sejak kita berpisah saya sudah jauh
lebih rohani". Meskipun saudara disucikan masih juga bercacat. Saudara disucikan
bukan untuk pamer atau menonjolkan diri sebagai orang yang lebih baik dari pada
orang lain, apalagi lebih " rohani". Saudara disucikan untuk melayani Allah. Pelayanan
kepada Allah bermula dari pengenalan terhadapNya. Untuk mengenalNya, kita
mempelajari FimanNya. Manakah yang lebih penting, mempelajari FimanNya atau pergi
menjadi utusan injil untuk melayani orang diperkampungan miskin? Kepentingannya
sama! Banyak orang beriman enggan belajar Fiman Allah (yakni Alkitab), sesudah
mereka mengalami kelahiran baru. Ini keliru. Itulah sebabnya pengertian mereka
tentang Fiman Tuhan sepanjang hidupnya hanya setingkat dengan pengetahuan anak
Sekolah Minggu. Ini sangat menyedihkan. Pelayanan kepada Allah yang paling
istimewa ialah menjadi seperti Yesus; "makin bertambah sempurna seperti Kristus".
kata Paulus.
Ada juga segi usaha manusia dalam pelayanan kepada Allah. Memberi uang
untuk membangun rumah sakit dan panti asuhan; meninggalkan tempat sendiri untuk
pergi ke tempat lain menyebarkan Injil, seorang dokter meninggalkan penghasilan tinggi
untuk bekerja dan mengobati orang sakit dan miskin di tempat lain: ini sekedar
beberapa contoh.
Penyucian adalah karya Roh Kudus. (lngatlah kembali pelajaran tentang Roh
Kudus dalam "Jalan Menuju Hidup Bahagia"). Roh itulah yang menggugah kesadaran
saudara. Ia memurnikan dan menguatkan. Bahkan Roh itulah yang meyakinkan

14
saudara untuk mengalahkan dan mengatasi sifat duniawi. Tanggapan saudara terhadap
peyakinan Roh Kudus menyebabkan saudara menyatakan kasih, bukannya kebencian;
pengharapan sebagai ganti ketakutan; damai sejahtera bukannya kebingungan.
Saudara menyatakan kepercayaan bukannya kecurigaan, dan saudara dapat unggul
melawan dosa.
Sebelum dapat pergi ke ujung bumi melayani Allah, haruslah saudara lebih dahulu
dipenuhi oleh Roh Kudus. Tepat sebelum Yesus kembali ke Sorga, Ia berkata kepada
muridNya: Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi".
Kita disucikan bukan karena adanya keinginan untuk menjadi suci. Roh Kudus
itu sendirilah secara bebas dan penuh rahmat menguduskan. Penyucian itu terjadi
bukan karena kehendak seseorang untuk memperbaiki diri. Hanya Roh Suci yang
berprakarsa untuk memperbaharui dan menguatkan orang beriman setiap hari, dengan
cara yang lemah lembut dan mantap. Roh Tuhan sendirilah yang memampukan
saudara untuk mewujudkan pikiran yang murni dan benar, menjadi amal yang penuh
kasih dan terpuji. Roh itu memberi pertumbuhan menuju kedewasaan dalam kehidupan
kekristenan.
Bagian saudara dalam proses penyucian adalah memikirkan, merenungkan dan
menanggapi kuasa Allah yang maha hadir dan penuh kasih. Kemudian saudara perlu
menghayatinya untuk melayani Allah.
Namun penyucian dalam hidup Kristen bukanlah suatu akhir. Itu merupakan sarana
menuju tujuan akhir kehidupan Kristen, yakni mempermuliakan Allah. Kita akan
membahasnya dalam pasal berikut.

3  Kemuliaan dan tujuan.


Ada suatu ungkapan terkenal, namun menyesatkan: pada saat saudara menjadi
orang Kristen maka segala beban dan kekuatiran pasti lenyap. Tidaklah Aikitabiah jika
orang berkata bahwa bila saudara menerima Yesus menjadi Juruselamat pribadi, maka
segala kesulitan keuangan menjadi beres.

15
Sangatlah bertentangan dengan pengajaran Yesus bila ada gagasan yang mungkin
ditekankan oleh pengkhothah, penginjil ataupun pengarang) bahwa keuangan saudara
menjadi aman jika saudara menjadi orang percaya.
Jangan kita meremehkan rahmat Allah dengan berpikir demikian: "pokoknya saya
percaya kepada Allah dan saya melakukan apa saja yang saya sukai; bukankah Allah
itu kasih?"
Masa kini merupakan zaman serba-cepat. Ada pembuatan kopi secara cepat,
telekomunikasi secepat-kilat dan ada orang berkata bahwa Injil juga pemecah-segala-
soal maha-cepat di jagat raya ini. Pastilah ini keliru.
Kita telah melihat manusia berjalan di bulan dan mengitari angkasa luar. Loncatan
teknologi ini memberi keberhasilan. Bila kita menjadi orang Kristen tidak berarti sukses
dalam segala sesuatu. Jika mendengar bahwa setelah menjadi orang Kristen, saudara
dengan otomatis akan sukses dalam segala usaha, sekolah, pernikahan atau dalam
upaya lain, haruslah saudara berhati-hati. Orang yang berkata demikian biasanva lebih
cenderung mempunyai dorongan hati yang salah. Hampir selalu mementingkan diri
sendiri.
Ketika bersama merenungkan tentang pembenaran. Kita melihat apa yang Allah
perbuat. Pada saat belajar mengenai penyucian, kita menyelidiki bagaimana cara
bertumbuh. Nah, dalam pasal yang sedang dibahas ini, kita akan memusatkan
perhatian dan pikiran pada tujuan-akhir setiap orang Kristen.
Istilah "pemuliaan" tidak terdapat dalam Alkitab. Barangkali ini istilah saya sendiri
dan berbeda dari pengertian atau ungkapan doktrin lain. Permuliaan berarti hal
memuliakan Allah; dan memuliakan Allah merupakan tujuan akhir dalam hidup setiap
orang beriman.
Marilah kita baca lebih dahulu beberapa ayat Alkitab yang memuat kata kemuliaan.
Lukas 2:13-14, 20, 32 "Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat ltu
sejumlah besar bala tentara Sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah
dl tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang
berkenan kepadaNya… Maka kembalilah gembala-gembala ltu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat,

16
semuanya sesual dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka… yaitu terang yang
menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umatMu".
Semua catatan tersebut di atas berhubungan dengan kelahiran Yesus. Siapakah
yang memuliakan Allah? "Sejumlah besar bala tentara sorga", "para gembala" dan
seorang bernama Simeon di Bait Allah di Yerusalem. "Sejumlah bala tentara sorga"
berarti para orang-suci dan malaikat yang kini bersama-sama dengan Allah. Kita akan
menjumpai mereka pada saat dunia ini berakhir. Mereka mengerti mengapa Allah
mengutus Anak-Nya ke dunia ini dan mereka memuliakan Dia. "Para gembala" adalah
penjaga ternak di ladang, yang kepada merekalah malaikat-malaikat telah
menyampaikan tujuan kedatangan Yesus, dan setelah mereka mendengar bahwa
Yesus telah lahir, mereka memuliakan Allah.
Orang yang bernama Simeon ini adalah orang yang taat, benar dan suci, serta
menanti kedatangan Juruselamat dengan penuh pengharapan. Ketika kepadanya
diberitakan bahwa Penyelamat itu lahir, Ia berkata: "Sebab mataku telah melihat
keselamatan yang dari padaMu" (Lukas 2:30). Mereka semuanya memuliakan Allah.
Apakah sebabnya? Karena Allah menjanjikan kekayaan? Bukan. Sebab Allah
mengirim militer untuk membela Israel? Tidak. Tuhan menjanjikan pengurangan
kemiskinan dan wabah? Jadi, mengapa? Karena Yesus datang. Mengapa Ia datang?
Mat 1:21, 23 (bacalah dengan nyaring) - "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau
akan menamakan Dia Yesus, karena Dia lah yang akan menyelamatkan umatNya dari
dosa mereka…anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki,
dan mereka akan menamakan Dia Imanuel yang berarti Allah menyertai kita"
Karya istimewa Allah ketika mengutus Yesus ke dalam dunia ada rangkap dua.
Pertama, menyelamatkan saudara dan saya dari segala dosa kita dan kedua, untuk
bersama-sama dengan kita. Janganlah kita menambah maupun mengurangi kebenaran
yang agung ini. Jadi, menjadi orang Kristen berarti: pertama dan utama, menghayati
hidup rohani dan bukannya mengalami perubahan jasmani maupun perolehan bendawi.
Pemuliaan, yang menjadi tujuan akhir setiap orang Kristen mengandung tiga
sikap hidup yang mendasar. Pertama, mempermuliakan Nama Allah. Kedua, memuji
dan membesarkan Allah karena memang keberadaanNya demikian. Dan yang ketiga
ialah menghayati kehidupan yang penuh syukur.

17
Kita tak pernah berjumpa. Namun jika saudara mengenal saya, atau kenal
sediklt, bagaimana caranya? Yang paling umum adalah ada orang menceriterakan
tentang saya kepada saudara. Atau karena saudara membaca tulisan, karangan atau
buku saya. Barangkali juga saudara melihat foto saya. Telah bertemukah saudara
dengan Idi Amin? Hampir pasti belum. Namun, mengapa saudara pikir ia jahat atau
sinting?
Saudara suka jeruk manis, bukan? Tak soal betapa pintar orang menjelaskan
alangkah enaknya buah itu, saudara tak dapat merasakannya, jika saudara sendiri tidak
mencoba mencicipi sebuah. Pernahkah saudara bersua dengan Mahatma Gandhi,
tokoh India itu? Pasti belum, kecuali saudara berumur 80 tahun lebih dan tinggal di
India. Kebanyakan orang di dunia tidak pernah berjumpa dengannya. Namun
mengapakah berjuta-juta orang di dunia, termasuk saya, menghormati dan
menghargainya?
Bagaimana mungkin orang-orang di dunia yang tak mengenal Allah dapat
mengenal Dia? Alkitab berkata bahwa tak seorang pun pernah melihat Allah itu. Nah,
bagaimana mereka mengenalNya? Kuncinya adalah saudara. Saudaralah saluran yang
dapat memperkenalkan Allah kepada dunia. Saudara "mewakili" Allah dalam dunia
saudara. Rasul Paulus, yang paling banyak mewakili Allah di dunia ini pernah
memaklumkan: 2 Korintus 5:20 "jadi, kami ini adalah utusan-utusan Kristus…". Suadara
adalah seorang utusan Kristus, mewakiliNya di dunia ini.
Salah satu kewajiban seorang duta atau utusan ialah menjunjung tinggi martabat
bangsa dan negara yang diwakilinya. Orang Kristen juga harus menjunjung tinggi Nama
Allah. Bagaimana cara kita menjunjung tinggi dan mempermuliakan Nama Allah?
Dengan dua macam tindakan: melalui kata-kata dan amal perbuatan. Setiap berbicara,
apakah saudara telah memilih kata-kata yang cocok sebagai wakil Allah? Apakah
lawan-bicara saudara terhibur dan memperoleh dorongan mendengar kata-kata itu?
Apakah perkataan saudara menjadi sumber inspirasi, ilham dan pengharapan bagi
orang lain? Adakah kata-kata saudara menyebalkan dan berbohong? Kata-kata
saudara menyindir dan menyakiti orang lain? Apakah kebanyakan bahasa dan kata
yang saudara ucapkan hanya kasak-kusuk, fitnah, kabar angin, untuk menjatuhkan
serta mencemoohkan orang lain? Apakah kata-kata saudara keluar dari mulut dengan

18
lidah bercabang dan bagaikan panah berbisa? Apakah orang lain berusaha menghindar
supaya jangan berbicara dengan saudara? Lukas 4:22 "Dan semua orang itu
membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya..."
Yohanes 6:63 (Sabda Yesus) "....Perkataan-perkataan yang Kukatakan
kepadamu adalah roh dan hidup". Yohanes 17:8 (Di sini Yesus memberi laporan akhir
kepada Bapa mengenai tugas-Nya di dunia) "Sebab segala Fiman (kata-kata) yang
Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah
menerimanya..."
Selanjutnya, Allah kita permuliakan melalui amal-perbuatan kita. Jika kita
mengaku orang Kristen tetapi perbuatan kita tidak cocok dengan iman Kristen, maka
kita pembohong. Apakah perbuatan kita sesuai dengan iman Kristen? Apakah orang
lain dapat melihat "gambar Allah" di dalam atau melalui kehidupan kita? "jika kita
mengatakan Saya ingin mempercayai Allah yang dipercayainya", apakah orang lain
berkata demikian setelah melihat perbuatan kita? Apakah perbuatan kita mewakili Allah
yang kita wakili? Atau berlawanankah perbuatan dengan perkataan kita? Hanya
sebagai cermin yang pecah-buyarkah amal saleh kita? Apakah orang lain akan melihat
Allah atau iblis melalui perbuatan kita? Apakah perbuatan kita hanyalah suatu
kepalsuan belaka?. Matius 7:16 "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?"
Akhirnya kita mempermuliakan Allah dengan mengucap syukur, yaitu pujian,
ucapan terima kasih dengan penuh sukacita dan pengharapan. Bukanlah maksud saya
ucapan terima kasih-bersyarat, jika gaji saudara dinaikkan. Bukan juga kegirangan yang
saudara rasakan ketika menerima hadiah. Sikap berterimakasih yang orang Kristen
harus tunjukkan, harus lebih mendasar dan harus lebih tetap daripada sekedar
ungkapan terima kasih yang bersifat basa-basi dan hampa. Janganlah meniru orang
dunia ini. Sebenarnya, pengucapan syukur merupakan dasar kehidupan Kristen,
pancaran bahagia dan sumber kekuatan. Ketika menggambarkan kebenaran itu,
pernah Rasul Paulus mengatakan demikian: Efesus 5:20 "Ucaplah syukur senantiasa
atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa
kita". Filipi 4:6 "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi

19
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur".
Kata-kata yang dihubungkan dengan pengucapan terimakasih di sini ialah:
"dalam segala sesuatu"; "selalu"; "mengenal apapun"; dan "dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus".
Pengucapan syukur bukanlah sesuatu yang sering saudara perbuat bila saudara
berpikir ada alasan untuk bersyukur. Sebaliknya, itu harus selalu dilakukan. Hal
pengucapan syukur tidak hanya diadakan bila segala sesuatu berjalan sesuai dengan
keinginan saudara, tetapi haruslah itu dilaksanakan dalam keadaan apapun juga.
Pengucapan terimakasih tak hanya diperbuat sesudah Allah mendengar dan
mengabulkan permintaan saudara. Namun malahan pada saat permintaan itu
disampaikan kepada Allah, ucapan syukur itu harus disampaikan. Pengucapan syukur
kita tidak didasarkan pada perasaan atau usaha, melainkan harus "di dalam nama
Tuhan kita Yesus Kristus".
Dalam buku terakhir dari Alkitab, Tuhan menggambarkan bagaimana
seharusnya sikap hidup kita(Wahyu 7:12) "Sambil berkat"Amin! puji-pujian dan
kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah
kita sampai selama-lamanya! Amin!"Mewujudkan hal-hal in dalam hidup sehari-hari
adalah tujuan kita yang paling tinggi sebagai orang Kristen: yakni pemuliaan Allah.
Apakah kita orang Kristen? Masalah kedagingan adalah salah satu hal yang masih
sangat sulit ditanggulangi oleh banyak orang percaya, bahkan sampai pada hari ini.
Tapi hari ini saya deklarasikan, “Seluruh kuasa kedagingan telah dipatahkan dari hidup
orang-orang percaya! Penjara kedagingan telah terbuka, dan setiap orang percaya bisa
keluar dan hidup dalam kebebasan untuk berjalan dalam kebenaran dan menyukakan
hati Tuhan!”
Ketika kedagingan telah dikalahkan, akan jauh lebih mudah bagi orang-orang
percaya untuk dapat mulai berjalan dan hidup dalam ketaatan. Dan ketika kita terus
hidup dalam ketaatan, kita pasti akan alami otoritas pemerintahan surga sungguh-
sungguh termanifestasi secara nyata dalam hidup kita. Pada waktu ketaatan kita telah
menjadi sempurna, itulah saatnya kita siap untuk menghukum segala kedurhakaan.

20
Apakah yang menjadi tolok ukur ketaatan kita, sehingga kita dapat mengetahui
sampai sejauh mana kita sudah berjalan dalam ketaatan mutlak?

1. Hidup dalam ketaatan mutlak, artinya kita sedang terus menghidupi apapun yang
pernahTuhan sampaikan secara pribadi kepada kita.
Dimensi ketaatan yang harus kita tunjukkan di hadapan Tuhan memang berbeda antara
satu orang percaya dengan orang percaya lainnya, karena ketaatan selalu bersifat
pribadi. Pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri kita sendiri adalah: Dari sekian
banyak perintah yang secara pribadi Tuhan sampaikan kepada kita, apakah sampai
hari ini kita masih terus menghidupinya?
Satu hal yang harus kita pahami adalah: sekali Tuhan memberi perintah kepada
kita, perintah itu berlaku untuk sepanjang hidup kita. Jika Tuhan pernah memerintahkan
kita untuk mengendalikan lidah kita dalam hal bergosip, itu berarti mulai saat itu dan
sampai seterusnya Tuhan menghendaki kita tetap berjalan dalam ketaatan.
Semakin kita berjalan dalam ketaatan, semakin kita bisa merasakan kesadaran
akan hadirat Tuhan meliputi kita, dan kesadaran akan kelemahan dan kemanusiawian
kita akan semakin tersingkir. Di sisi lain, ketaatan juga akan membuat ketertarikan kita
kepada apa yang selama ini ditawarkan oleh dunia juga akan mulai semakin memudar.
Alasan mengapa banyak orang percaya masih terus memilih untuk hidup di
dalam dosa adalah karena di dalam dosa ada kenikmatan. Demikian pula alasan
mengapa ada orang-orang yang rela mengorbankan apapun juga untuk dapat hidup
dalam kekudusan adalah karena di dalam kekudusan juga ada kenikmatan. Alkitab
berkata, “Penderitaan jaman sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang
Tuhan sudah sediakan bagi kita”, dan itu berarti kita harus memiliki kemampuan untuk
mulai membandingkan.
Selama kita hanya mendengar khotbah tentang penyangkalan diri, kematian
daging dan memikul salib, tanpa kita sungguh-sungguh bisa melihat kemuliaan yang
tersedia di baliknya, kita tidak akan bisa membandingkannya dengan apa yang
disediakan oleh dunia. Sebagai akibatnya, kita akan lebih memilih untuk tetap tinggal di
dalam dosa yang sudah kita cicipi dan rasakan kenikmatannya.

21
Ketika kita terus melangkah dalam ketaatan dan dengan tekun membenahi setiap area
hidup kita yang masih belum selaras dengan Fiman-Nya, kesadaran akan hadirat
Tuhanpun akan mulai semakin kuat mencengkeram hidup kita. Dan ketika itulah kita
akan dapat sungguh-sungguh menyadari bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak
sebanding dengan kemuliaan yang tersedia bagi kita.

2.Hidup dalam ketaatan mutlak, artinya kita memiliki kerelaan untuk mengorbankan
apapun yang kita ingini/sayangi, demi dapat tetap taat kepada Dia.
Jika Tuhan memerintahkan kita untuk mengorbankan sesuatu yang selama ini
kita ingini/sayangi agar kita bisa terus melangkah dengan Dia, namun kita merasa
keberatan dengan apa yang Dia minta tersebut, itu berarti sesuatu itu telah menjadi
faktor yang membuat kita tidak taat. Mengapa Abraham dikatakan sebagai orang yang
selalu taat? Karena bahkan ketika Tuhan meminta Ishak, Abraham rela menyerahkan
Ishak.
Pertanyaannya saat ini: Adakah sesuatu dalam hidupmu yang pernah Tuhan
minta, namun belum engkau serahkan? Adakah sesuatu atau seseorang yang sampai
sejauh ini membuat engkau sering melanggar apa yang Tuhan perintahkan? Yakobus
4:4-5 berkata, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. Jika kita masih
menyimpan sesuatu atau seseorang yang selama ini justru membuat kita tidak taat,
artinya kita sedang menjadi musuh Tuhan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Ia menaruh Roh
Kudus-Nya dalam hidup kita. Itu sebabnya ayat 5 berkata, “Janganlah kamu
menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di
dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"”. Maksudnya adalah, Tuhan
menghendaki agar kita memperlakukan Roh Kudus yang Ia taruh dalam hidup kita,
dengan cara yang sama seperti Ia sendiri memperlakukan Roh Kudus. Kita tidak akan
pernah mendapat konflik batin dalam diri Tuhan; apa yang Bapa ingin lakukan, Roh-
Nya selalu bekerja sesuai dengan kehendak Bapa tersebut – selalu ada keselarasan
dalam ketritunggalan Tuhan. Karena itu, ketika Ia memberikan Roh kepada kita, Ia juga

22
menghendaki agar apapun yang Roh-Nya lakukan, kita dapat meresponinya dengan
benar; itulah yang disebut sebagai sahabat Allah.

3.Hidup dalam ketaatan mutlak, artinya kita melakukan semua yang Tuhan
perintahkan secara akurat.
Keakuratan dalam melakukan perintah Tuhan akan menjagai kita dari berbagai
masalah dan kejaTuhan yang mungkin dialami oleh orang-orang lain. Sadarilah hal ini,
semakin Tuhan membawa kita naik memasuki level dan otoritas rohani yang baru,
semakin Tuhan menuntut keakuratan dari ketaatan kita dalam melakukan perintah-Nya.
Ketika kita masih “di bawah”, kesalahan yang kita buat mungkin tidak akan
menghasilkan dampak yang terlalu besar, tetapi di level yang baru, satu kesalahan
yang sama seperti yang pernah kita buat akan memiliki efek yang jauh berbeda. Karena
itu, ini waktunya kita terus melatih keakuratan dari pendengaran rohani dan ketaatan
kita, karena pada waktu kita memutuskan untuk taat, Tuhan menghendaki ketaatan
tersebut 100% akurat.

4.Hidup dalam ketaatan mutlak, artinya kita tetap mengambil keputusan berdasarkan
ketaatan terhadap Fiman, meskipun sedang ada di tengah tekanan atau masalah yang
berat. Tuhan menghendaki agar bahkan di tengah tekanan, kita dapat terus berjalan
dalam ketaatan. Jangan ijinkan tekanan apapun membuat hatimu berubah.

9.2 Iman Yang Bertumbuh Dan Ketaatan Kepada Kristus Yesus 


Prestasi seorang Kristen tidak dilihat dari beberapa hebatnya pelayanan/ jabatan
/ posisinya, tetapi dilihat dari sebenarnya seberapa jauhnya dia taat kepada Fiman
Tuhan. Pertumbuhan rohani kita dapat digambarkan sebagai sebuah roda yang
berputar. Supaya dapat terus berputar, roda tersebut harus memiliki bagian yang
lengkap:
Yesus Kristus merupakan pusat kehidupan kita digambarkan sebagai poros pada roda
kendaraan.
Doa, Fiman Tuhan, kesaksian dan persekutuan dengan orang percaya digambarkan
sebagai jari jari ketaatan dapat digambarkan sebagai lingkaran roda di bagian luar.

23
1. Bertumbuh Dalam Pengenalan akan Allah
Apakah hal yang paling penting di dunia bagi setiap orang Kristen? Hal yang
paling penting bagim orang Kristen selama berada di dalam dunia ialah bertumbuh
dalam pengenalan akan Allah. Pengenalan akan Allah adalah pusat dari keselamatan
kita dan dari semua pengalaman kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan untuk
mengenal Allah. Dalam Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan
keselamatan itu sendiri. Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau
keselamatan berarti pengenalan akan Allah, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus" (Yoh. 17:3). Menjadi seorang Kristen bukanlah
pengalaman yang tanpa otak, tetapi mencakup pula hikmat dan pengertian. Menjadi
seorang Kristen berarti sebuah hubungan yang begitu dekat dan intim dengan Allah
Pencipta Langit dan Bumi. Yang melatarbelakangi perkataan Yesus di atas ialah janji
yang sudah diberikan oleh Allah beberapa abad sebelumnya.
Hal ini dapat kita lihat dari Yeremia 24:7 yang berbunyi, "Aku akan memberi
mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN." Dan
penggenapan dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh janji itu dapat kita lihat pada
bagian selanjutnya dari kitab Yeremia, "Tidak usah lagi orang mengajar sesamanya
atau mengajar saudara-saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab
mereka semua besar kecil, akan mengenal Aku" (Yer. 31:34). Nabi Yesaya juga berkata
kepada kita bahwa pengenalan akan Allah akan menkitai pemerintahan Sang Penebus
yang dijanjikan, Yesus Kristus. "Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan
TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya" (Yes. 11:9). Alangkah indahnya! Ini
semua meringkaskan apa yang Alkitab mau katakan mengenai maksud kedatangan
Yesus: Memungkinkan kita untuk mengenal Allah.
Pengenalan akan Allah merupakan pusat bagi semua pengertian yang benar
dalam hidup Kekristenan kita. Seseorang mungkin dapat menjadi Kristen dan tetap
tidak mengerti akan banyak hal di dunia ini. Tetapi adalah mustahil bagi seseorang
untuk menjadi Kristen tanpa mengetahui apa-apa tentang Allah. Pada puncaknya,
Amsal 9:10 mengatakan, "Mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." Meski hari

24
ini kita telah berhasil membuat terobosan ilmu pengetahuan, akan tetapi pengalaman
kita akan Allah mungkin begitu sedikit hari ini. Itulah sebabnya masa kita ini begitu
diwarnai oleh kelangkaan pengertian, apresiasi, dan pengertian yang sangat sempit
akan waktu. Alkitab berulang kali mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah
merupakan pencegahan yang ampuh terhadap dosa. Yesaya membagikan hal ini ketika
ia meratapi bangsa Israel dan pemberontakannya. Ia mengatakan, "Lembu mengenal
pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya,
tetapi umat-Ku tidak memahaminya" (Yes. 1:3). Akar penyebab dari kemerosotan
rohaniah mereka ialah kurangnya pengenalan akan Allah. Ketika seseorang mengenal
Allah dan bertumbuh dalam hubungan yang akrab dengan-Nya, maka hidupnya akan
ditkitai dengan integritas dan ia akan dapat dipercaya. Apa yang ada di bibirnya akan
sama dengan apa yang ada di hatinya. Singkatnya, hidupnya akan kudus. Tetapi
zaman ini terlalu takut terhadap kekudusan. Bahkan gereja pun mulai takut terhadap
kekudusan. Dan hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan kita. Mengapa? Karena
"kadar" pengenalan kita akan-Nya begitu kurang dari yang semestinya. Bila kita
sungguh mengenal Dia, maka itu akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan kita.
Pengenalan akan Allah penting pula bagi pertumbuhan kita. Di bagian pembukaan
suratnya yang kedua, Rasul Petrus membicarakan hal yang sangat menentukan ini. Dia
mendesak rekan-rekannya supaya bertumbuh secara rohani dan berharap agar mereka
dilimpahi kasih karunia dan damai sejahtera "melalui pengenalan akan Allah." Dia
berkata kepada mereka bahwa kuasa Allah telah menganugerahkan kepada kita segala
sesuatu yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini sebagai orang Kristen, yaitu
melalui pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang
mulia dan ajaib (2Ptr. 1:2-3). Rasul Paulus juga mengemukakan hal yang sama ketika
ia menulis surat kepada jemaat Kolose. Bertumbuh, mempunyai kaitan khusus dengan
"bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah" (Kol. 1:10). Kesalahan kita
ialah kita sering menetapkan aturan main sendiri tentang bagaimana seharusnya
kehidupan Kristen itu. Betapa beraninya kita! Padahal Allah sudah berkata bahwa jika
kita mau bertumbuh sebagai orang Kristen, maka pertama-tama kita harus bertumbuh
dalam pengenalan akan Allah.

25
Pengenalan akan Allah merupakan hak istimewa kita yang terbesar. Coba
dengarkan lagi apa yang Yeremia katakan, "Beginilah Fiman TUHAN: 'Janganlah orang
bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena
kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang
mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan
kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah Fiman TUHAN'" (Yer.
9:23-24). Pernyataan ini keluar dari orang yang sama yang sebelumnya berkata,
"Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata ..." (Yer. 9:1).
Yeremia bukanlah teolog atau penulis menara gading! Di sini kita melihat seorang yang
begitu berduka oleh karena pemberontakan bangsanya, yang melihat segala sesuatu
melalui mata seorang yang terasing dari segala macam pergaulan, kecuali dalam
pergaulan dengan Allah. Ia tidak berhenti di permukaan, tetapi terus menuju pada
pokok permasalahannya. Tak ada gunanya kita memiliki segala bijaksana dunia, atau
keperkasaan seorang pria, Hati Yang Dipersembahkan Kepada Allah - Sinclair B.
Ferguson atau kekayaan, atau ketenaran atau apa pun juga, jika semua itu tidak
disertai dengan pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yeremia menurunkan segala hal
yang oleh kebanyakan kita "diimpikan siangmalam" itu, pada posisi yang seharusnya
(pada tempat yang benar-benar bawah). Hidup hanya benar - benar layak untuk
dibanggakan jika pusatnya adalah pengenalan akan Allah, yang mengontrol segenap
aspirasi kita. Inilah hal yang layak untuk dimegahkan. Apakah yang Kita dan saya
bangga-banggakan?
Apakah yang selalu menjadi topik pembicaraan kita dan yang memenuhi hati dan
pikiran. Pernahkah kita sadar bahwa pengenalan akan Allah merupakan harta
terpendam yang paling berharga dan merupakan hak istimewa terbesar yang bisa kita 
miliki? Jika belum, maka kita begitu picik dalam hal rohani. Kita telah menjual hak asasi
kita sebagai orang Kristen demi "semangkuk sup kacang merah," dan pengalaman
sejati yang seharusnya kita nikmati sebagai orang Kristen akan menjadi begitu dangkal,
"aneh-aneh" dan keluar dari "rel" yang telah ditetapkan bagi kita. Malangnya, banyak
aspek dari kehidupan Kristen kita benar-benar sudah terjangkit "rabun" rohani yang
kronis. Hal ini tempak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam hubungan kita

26
dengan sesama, dalam begitu minimnya dampak yang dapat kita berikan pada dunia,
dan mungkin yang paling nyata; dalam penyembahan kita. Inilah yang Yeremia lihat
pada masa itu! Tidak heran ia begitu deras mencucurkan air mata, tidak heran ia harus
bertarung melawan depresi, karena ia begitu terbeban dengan bangsanya. Ia tidak
pernah mampu mengecam mereka tanpa ia sendiri menjadi begitu "hancur hati."
Seberapa sensitifnya Kita terhadap hal ini? Mengenal Allah adalah satu-satunya hak
istimewa Kita sebagai orang Kristen dan yang akan menuntun Kita ke hal-hal penting
lainnya. Akan tetapi, apakah hal pengenalan akan Allah sudah mengambil tempat
utama di dalam hati dan pikiran  Kita? Di saat kita melihat kembali apa yang tertulis oleh
Yeremia, maka kita sulit memungkiri bahwa kita   sudah menjadi korban dari kelicikan
zaman di mana kita hidup sekarang ini. Selama beberapa tahun Gereja sudah dipenuhi
dengan berbagai "topik hangat" dan terlibat di dalam kebuTuhan-kebuTuhan mendesak
lain yang seharusnya tidak boleh ditempatkan sebagai prioritas utama. Berbagai
konferensi dan seminar yang diadakan serta buku-buku yang ditulis berkenaan dengan
"kebuTuhan vital" itu, telah mengambil tempat utama dan mengatur agenda gereja dan
orang Kristen. Dan yang dilalaikan justru ialah perhatian terhadap Allah sendiri. Dan di
saat-saat langka bilamana kelalaian itu tidak terjadi, kita menyikapinya seolah-olah
sesuatu yang tidak pada tempatnya sedang terjadi. Akibatnya, kita mendefinisikan
ulang arti kehidupan Kristen dan hidup yang kekal seturut dengan "isu-isu yang ada."
Kita tidak lagi mendengar seruan Tuhan Yesus ketika Ia berkata bahwa kehidupan
Kristen dan hidup yang kekal berarti pengenalan akan Allah. Apakah yang terkandung
di dalam "Pengenalan akan Allah"? Ungkapan ini muncul di dalam surat Rasul Paulus
kepada jemaat Kolose. Isi dari doa Paulus ini memberikan kepada kita dasar tentang
bagaimana bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Sebab itu sejak waktu kami
mendengarnya, kami tiada berhenti -henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya
kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak
Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan
kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang
baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu
dengan tekun dan sabar. Kolose 1:9-11 Page 3 of 7 Hati Yang Dipersembahkan

27
Kepada Allah - Sinclair B. Ferguson Dalam bagian ini Paulus memberikan "Empat
Hukum Fundamental" yang membuat kita bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
Hukum pertama Hanya Allah yang merupakan penulis dari pengenalan kita akan diri
-Nya. Salah seorang penulis besar di awal Kekristenan yang bernama Hilary of Poitiers
(315-368 M) menggemakan kebenaran ini, "Satu-satunya saksi yang sah untuk
menyatakan siapakah Allah itu sebenarnya ialah Allah sendiri." Hanya Allah yang dapat
memberikan kepada kita pengenalan akan Allah yang benar dan dapat dipercaya. Allah
harus mengenalkan diri-Nya sendiri. Inilah alasannya mengapa Paulus tidak
memberikan kiat-kiat praktis kepada jemaat Kolose agar mereka beroleh pengenalan
yang benar akan Allah.
Yang dilakukan Paulus ialah berdoa bagi mereka dan meminta Allah sendiri
untuk mengajar mereka. Inilah kebenaran yang membuat kita merendahkan diri. Inilah
saya, dengan semua pengetahuan dan pendidikan yang saya miliki, saya mengetahui
begitu banyak hal! Tetapi, di hadapan Allah saya hanyalah seorang pemula yang
bergantung penuh pada ajaran dan tuntunan Roh Kudus. Di tempat lain Paulus
mengatakan bahwa hanya Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-
hal yang tersembunyi dalam diri Allah (1Kor. 2:10-11). Hal yang mengagumkan dari
kesaksian dan pelayanan- Nya di dalam kita ialah menyingkapkan hati Bapa kepada
kita. "Kita tidak menerima roh dunia  yang tidak memiliki kemungkinan untuk mengenal
dan mengasihi Allah]," tulis Paulus, "tetapi Roh yang berasal dari Allah, supaya kita
tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita" (1Kor. 2:12). Pekerjaan.
Roh Kudus juga dikonfirmasikan dalam permohonan Paulus yang lain. Dia
berdoa untuk jemaat Efesus (dan karena surat Efesus merupakan surat edaran, maka
sah jika kita mengasumsikan bahwa di dalamnya Paulus juga berdoa bagi semua anak
Allah), "[Aku] meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia
itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia
dengan benar" (Ef. 1:17). Pengenalan yang benar akan Allah tidak didapat dari buku
(walaupun itu mungkin membantu kita) dan bukanlah dipelajari dari bangku seminari
(walaupun seminari dapat mendorong kita). Pengenalan akan Allah juga bukan sekadar
menambah informasi akan Allah (walaupun itu mungkin dapat mestimulasi kita). Inti
sebenarnya bukan itu! Pengenalan akan Allah adalah pengenalan secara pribadi,

28
karena yang akan kita kenal ialah Allah yang berpribadi. Hal ini hanya bisa ditemukan
oleh mereka yang memiliki kerinduan untuk mengenal Allah dengan bergantung
sepenuhnya kepada-Nya, dan yang memohon agar Roh Kudus memimpin pada
kebenaran yang sejati. Dalam Yeremia 29:13 Allah berjanji, "Apabila kamu mencari
Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap
hati." Jika kita meminta, kita akan menerima; jika kita mencari, kita akan mendapati; jika
kita mengetuk, pintu pengenalan akan Allah akan dibukakan bagi kita. page 4 of 7 Hati
Yang Dipersembahkan Kepada Allah - Sinclair B. Ferguson. hukum kedua Pengenalan
akan Allah mencakup hikmat dan pengertian rohani. Kebenaran kedua ini tampak pada
doa Paulus bagi jemaat Kolose. Paulus menyatakan bahwa hikmat dan pengertian
merupakan karakter dari Mesias (Yes. 11:2), yaitu sebagai Pribadi yang dipenuhi oleh
Roh Allah. Sebenarnya, dalam tingkat yang lebih rendah, kualitas ini merupakan tkita
bagi setiap orang yang "diurapi oleh Roh Kudus" (yang sebenarnya merupakan
padanan kata dari mesias). Contohnya Daniel, yang seluruh hidupnya mencerminkan
pengenalan akan Allah, digambarkan sebagai seorang yang penuh dengan hikmat dan
pengertian (Bacalah Dan. 2:14-30 dan 5:12). Akan tetapi, bagaimana kita bisa memiliki
hikmat dan kebijaksanaan seperti itu? Dengan sarana apa (kalau ada) Roh Kudus
menghasilkannya? Jawabannya begitu sederhana: Ia memakai Fiman Allah, yang juga
adalah Fiman-Nya yang hidup! Ilustrasi dalam kitab Yesaya begitu indah tetapi begitu
sering terlewatkan. Ilustrasi ini menggambarkan dengan jelas hidup, penderitaan, dan
kesaksian Hamba Allah. Apakah yang menjadi rahasia kehidupan-Nya? Inilah
kesaksiannya: Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya
dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke
belakang.
Yesaya (50:4-5) Sungguh-sungguh mendengarkan suara Allah akan
menghasilkan pengenalan akan Allah dan memperlengkapi kita untuk mengajar orang
lain dan memberi mereka makanan rohani. Lalu, di manakah kita dapat mendengar
suara itu? Suara itu dapat kita dengar di dalam Alkitab, dan melalui ketekunan kita
menyelidiki isi pikiran Allah yang dinyatakan di dalamnya. Di dalam Alkitablah kita

29
mengerti apa yang Allah mau katakan tentang diri-Nya sendiri, tentang kita, tentang
alam semesta ini, dan apa yang Allah ingin kita ketahui untuk melayani Dia. Alkitab
dapat diumpamakan sebagai museum dengan Roh Kudus sebagai Kepala Museum
yang membawa kita berkeliling untuk melihat hikmat yang luar biasa dari Sang Pencipta
langit dan bumi. Untuk dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, tidak ada bahan
pengganti bagi disiplin pribadi kita di dalam menyelidiki, membaca, dan merenungkan
Alkitab. Kita tidak mungkin mengabaikan Buku Pegangan yang Allah sudah berikan
bagi kita dan kemudian berharap bahwa kita dapat mengenal-Nya melalui cara kita
sendiri. Satu-satunya allah yang dapat kita kenal dengan jalan kita sendiri ialah allah
hasil imajinasi kita sendiri. Fakta bahwa kita  memelihara Fiman Allah dan tinggal di
dalamnya (Yoh 15:7), menggarisbawahi pentingnya hukum ketiga yang kita temukan
dalam surat Paulus kepada jemaat Kolose. Page 5 of 7 Hati Yang Dipersembahkan
Kepada Allah - Sinclair B. Ferguson Hukum ketiga Pengenalan akan Allah menuntut
kesabaran dan ketekunan, mengakui bahwa barangsiapa yang ingin bertumbuh di
dalam pengenalan akan Allah, mereka butuh "dikuatkan dengan segala kekuatan oleh
kuasa kemuliaan-Nya" sehingga mereka dimungkinkan untuk "menanggung segala
sesuatu dengan tekan dan sabar" (Kol. 1:11). Mengapa kualitas ini begitu penting?
Karena Allah adalah Allah yang hidup dan berpribadi. Ia berjanji untuk
mentransformasikan kehidupan kita agar kita dapat beroleh persekutuan dengan Dia, di
mana di dalamnya tercakup pengenalan akan Dia. Dari sudut tentang Paulus,
pengenalan berarti hubungan yang bersifat pribadi dengan-Nya dan dengan jalan-Nya.
Di dalam pengembaraan kita, kita terkadang tidak mengetahui atau mengerti apa yang
sedang Allah kerjakan di saat Ia memimpin kita untuk lebih mengenal-Nya. Pada saat
itulah kita perlu mempercayai-Nya sekalipun kita tidak bisa memahami-Nya. Yakobus
mencoba menerangkan kepada kita tentang apa yang dimaksud dengan percaya (Baca
Yak. 5:10-11). Ia mengingatkan kita akan kesabaran, atau mungkin lebih tepat
ketekunan Ayub (Karena sesekali Ayub kurang sabar). Mengapa Ayub perlu bertekun?
Jawaban Yakobus adalah meski kita yang sudah membaca pasal terakhir kitab Ayub
tahu apa yang pada akhirnya disediakan Allah baginya, tetapi Ayub tidak
mengetahuinya. Ia harus belajar untuk menunggu kesudahannya, sebelum ia pada
akhirnya dapat mengerti maksud dan tujuan Tuhan. Apa yang Allah kerjakan dalam

30
kehidupan Ayub? Banyak hal! Akan tetapi, Ia terutama telah membawa Ayub untuk
semakin mengenal-Nya, sehingga Ayub berkata: Hanya dari kata orang saja aku
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memkitang Engkau. Oleh
sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku dudul dalam debu dan
abu.
Ayub 42:5-6 Pada mulanya Ayub menyangka bahwa ia sudah cukup mengenal
Allah, tetapi sekarang ia sadar bahwa ia telah diberi suatu pengenalan akan Allah
dalam suatu dimensi yang benar-benar baru. Pelajaran penting apa yang seharusnya
kita petik dari kisah Ayub di atas? Apa yang telah ditulis dalam hidup Ayub
mengandung prinsip-prinsip yang masih berlaku bagi kita hingga saat ini. Siapa yang
rindu untuk mengenal Tuhannya akan berjalan baik dalam terang maupun dalam gelap.
Ada bukit yang harus didaki dan lembah yang harus dituruni! Maksud Allah tidak selalu
dapat langsung dimengerti. Untuk belajar mengenal-Nya kita harus belajar untuk
menunggu-Nya (Lihat Hab. 2:3). Dan untuk itu dibutuhkan kesabaran dan ketekunan!
Hati Yang Dipersembahkan Kepada Allah - Sinclair B. Ferguson Hukum keempat
Pengenalan akan Allah tidak akan pernah dapat dipisahkan dari hidup yang penuh
kekudusan. Maksud Paulus berdoa supaya jemaat Kolose bertumbuh dalam
pengenalan mereka akan Allah ialah supaya hidup mereka layak dihadapan Allah.
Apakah yang menkitai suatu hidup yang layak di hadapan Allah? Agar kita dapat
dikatakan senilai dengan "sesuatu" berarti harus ada kesesuaian antara kita dengan
"sesuatu" itu. Oleh karena itu, Paulus berdoa agar hidup kita berpadanan dengan sifat-
sifat Allah. Praktisnya, kesesuaian itu berarti bahwa semua yang telah kita ketahui
tentang Allah, yaitu yang kita terima dari Fiman-Nya dan yang telah kita coba terapkan
dalam perjalanan hidup kita, haruslah terpancar dalam kesetiaan kita pada Allah dan
dalam integritas hidup kita. Kita harus "dalam segala hal memuliakan ajaran Allah,
Juruselamat kita" (Tit. 2:10). Takkan ada pengenalan yang benar akan Allah, yang tidak
memanifestasikan dirinya dalam bentuk kepaTuhan kepada Fiman dan kehendak Allah.
Seorang yang ingin mengenal Allah akan tetapi merasa keberatan apabila harus tunduk
kepada-Nya, takkan pernah memasuki "Ruang Mahakudus" di mana Allah berkenan
menyatakan diri-Nya kepada orang yang tidak berhasrat untuk memuliakan diri-Nya.

31
2.  Kehidupan Doa yang Berkembang
Sebagian besar orang kristen setuju bahwa doa sangat penting, tetapi untuk
kebanyakan orang, hal tersebut  hanya sejauh itu. Namun, Roh Kudus sedang
mendesak orang-orang percaya untuk berlutut seperti belum pernah terjadi sebelumnya
dan mereka belajar untuk berdoa dalam suatu cara yang tadinya sulit, atau bahkan
mustahil.
Doa orang benar berkuasa dan efektif, dikatakan di dalam Yak.5:16. Dalam versi
Amplified Bible itu berbunyi: “Doa yang penuh kesungguhan (sepenuh hati, terus
menerus) dari seorang yang benar membuat kuasa yang luar biasa tersedia (dinamis
dalam pekerjaannya).”
Pengajaran iman dan kebenaran yang diurapi telah dilepaskan dengan penuh kuasa
oleh Roh dalam tahun-tahun terakhir ini, di seluruh dunia. Sebagai orang percaya, kita
telah dibangun dalam kebenaran kita di dalam Kristus, sehingga perasaan tertuduh
yang ada sebelumnya telah kehilangan tempat berpijaknya di dalam kehidupan kita.
Melalui darah yang Yesus tumpahkan di Kalvari, kita telah memasuki jalan yang
baru dan hidup kepada Bapa kita di surga. Kita telah menyadari bahwa Dia tidak
melawan kita, tetapi ada untuk kita. Roh Kudus telah menunjukkan kepada kita di dalam
Fiman, apa yang Tuhan telah tempatkan dalam perbendaharaan kita—harta warisan
kita yang benar dan hak istimewa yang ada dalam Perjanjian Baru. Kita telah melihat
bahwa iman menyenangkan Allah dan bahwa orang benar akan hidup oleh iman-
memindahkan gunung dan melihat kuasa Allah dilepaskan dalam situasi yang mustahil.
Semua hal ini telah memberikan kita suatu hubungan yang segar dan baru
dengan Bapa kita supaya saat kita datang kepadaNya, itu dilakukan dengan suatu
pengharapan bahwa Dia akan mendengar dan menjawab kita. Dan Dia melakukannya.
Ibr.11:6 mengatakan, Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan
bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.  Allah
sendiri menjanjikan kepada kita bahwa Dia akan mengupahi kita saat kita mencari Dia
—dan Dia mengharapkan kita untuk percaya bahwa Dia akan benar-benar
melakukannya. Pikirkanlah sejenak berapa banyak doa yang tidak berkenan yang telah
didoakan kepada Allah. Pikirkanlah sejumlah besar orang yang telah mengucapkan

32
jutaan doa-doa agamawi yang ditiru tanpa adanya keyakinan setitikpun atau penantian
akan suatu jawaban.
Allah telah menugaskan pengajaran iman untuk mengakhiri semua ini. Saat
orang-orang mulai menemukan identitas mereka yang sebenarnya di dalam Kristus,
seperti yang dinyatakan di dalam Fiman, dan apa yang mereka telah dan dapat
wujudkan di dalam Dia, pengharapan mereka di dalam Tuhan mulai meningkat tajam.
Mereka tidak lagi pergi berkeliling di bawah awan rasa tertuduh atau suatu perasaan
umum bahwa Allah tidak pernah bersama mereka. Tidak, mereka dibangun dalam
kebenaran, melangkah maju di dalam iman dan yakin sepenuhnya bahwa Allah akan
selalu bersama mereka, sama seperti yang dikatakanNya.

a. Jaminan Akan Sebuah Jawaban Memotivasi Doa


Kita dibenarkan atau dijadikan benar oleh Yesus Kristus. Karena itu, Yak.5:16
mengatakan tentang Anda, doa orang benar sangat berkuasa dan efektif. Penemuan
kembali kebenaran ini dan penantian akan hasil dan kepercayaan bahwa doa-doa kita
benar-benar menghasilkan banyak, sedang menyapu seluruh tubuh Kristus di seluruh
dunia hari ini. Saat Roh Kudus memberi kesan kepada roh kita, sehingga kita mulai
percaya bahwa Allah dapat melakukan perubahan radikal atas situasi melalui doa-doa
kita, itulah waktunya untuk berdoa dengan sungguh-sungguh.
Seperti disebutkan sebelumnya, sebuah terjemahan berbunyi,”Doa orang benar
membuat kuasa yang luar biasa tersedia.” Saat kita melihat kuasa Allah bekerja
menjawab doa-doa kita, kita akan termotivasi lagi untuk berdoa. Namun, banyak orang
percaya menemukan bahwa sulit untuk berdoa. Mengapa? Karena mereka telah begitu
tidak yakin akan menerima jawaban. Bahkan pernah dianggap saleh untuk tidak
menerima jawaban dan bahkan membanggakan untuk tidak meminta apapun kepada
Allah sama sekali. Tapi, puji Tuhan, hari-hari seperti itu telah berakhir! Kita telah mulai
melihat dengan jelas di dalam Fiman bahwa Allah ingin menjawab doa-doa kita. Yesus
berkata dalam Yoh.15:7, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FimanKu tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya .
Lebih lanjut dikatakan dalam Yoh.16:24, Sampai sekarang kamu belum meminta

33
sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah
sukacitamu.
            Kita telah melihat bahwa sesungguhnya itu merupakan pikiran Bapa untuk
menjawab semua doa kita. Saat Roh Kudus mengoreksi sikap kita yang salah melalui
Fiman, suatu keinginan dan kerinduan yang baru untuk berdoa mulai bertumbuh di
dalam kita dan kita memberikan diri kita sendiri untuk berdoa dalam cara yang benar-
benar baru. Doa memanggil kehendak Allah di bumi ini, itu membawa hal-hal yang telah
ada di surga turun ke bumi. Itu adalah mendoakan, seperti yang Mat.6:10 katakan,
Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. Jika kita tidak tahu apa kehendak Allah
itu, bagaimana kita dapat mendoakannya? Kehendak Allah adalah FimanNya. Hanya
pada saat kita mengetahui apa yang dijanjikan FimanNya, kita dapat termotivasi untuk
mendoakan hal itu turun ke bumi, sehingga itu menjadi bukti di tengah-tengah kita.
Saat motivasi untuk berdoa dan pengharapan akan jawaban tertanam di dalam
roh kita, Roh Kudus datang untuk menolong kita dalam doa kita. Seperti yang telah
dikutip sebelumnya, Yak.5:16 mengatakan,Doa orang benar sangat berkuasa dan
efektif. Apa itu kuasa? Itu bukanlah bunyi halilintar, kalimat-kalimat yang saleh atau
ungkapan kegembiraan yang luar biasa. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati
Anda, menolong Anda untuk mendoakan apa yang Allah inginkan untuk Anda doakan.

b. Doa yang Dipimpin Roh Menghasilkan Jawaban


Kita dapat memperhatikan  di dalam kehidupan doa pribadi kita atau di dalam
kelompok doa kita bagaimana beberapa doa sungguh-sungguh sempurna dan benar,
namun dibelakangnya tidak ada persetujuan dari Roh Kudus. Pada waktu yang lain,
persetujuan Allah, otoritas dan penguatanNya, dengan sederhana mengatakan,”Inilah
yang akan engkau doakan sekarang!” Sesudah doa yang seperti itu, suatu damai dan
kepuasan yang dalam meneguhkan bahwa,”inilah yang Roh ingin kita doakan.”
Rm.8:26 mengatakan, Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab
kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Roh Kudus dalam kita tahu apa yang perlu didoakan, sehingga saat kita
membiarkan Dia memimpin kita, Dia akan menunjukkan kepada kita apa yang akan

34
didoakan dan juga menguatkan kita saat kita berdoa. Lalu Dia akan bertindak
sehubungan dengan apa yang telah kita doakan dan menjamin kita akan jawaban. Kita
seharusnya selalu berdoa dalam kekuatan ini. Doa-doa yang dipimpin dan diinspirasi
Roh yang seperti ini “berkuasa dan efektif”. Doa-doa ini tidak berasal dari kepala kita.
Doa-doa ini tidak menetas di pikiran kita, tetapi permohonan itu lahir di dalam hati kita.
Itu datang dari roh kita yang bersekutu dengan Allah. Itu dikandung di dalam manusia
rohani kita dan didoakan keluar dalam perkataan mulut kita.
Dalam Yoh.4:23 Yesus mengatakan,Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam
roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Bapa
telah lama merindukan penyembah-penyembah yang benar. Dia rindu akan orang-
orang yang tidak hanya mengucapkan kata-kata yang hampa (Mat.6:5-7) atau yang
doa-doanya bukan sekedar ungkapan-ungkapan agamawi yang penuh dengan
ketidakpercayaan sehingga Dia tidak dapat menjawab mereka (Yak.1:6-8). Dia
menantikan orang-orang yang akan berdoa menurut kehendakNya, yang akan berdoa
dari hati mereka, dan dalam roh mereka, dipimpin oleh Roh Kudus. Orang-orang seperti
inilah penyembah yang akan mendatangkan kuasa surga turun ke bumi di seluruh
dunia.
Di seluruh dunia, Allah sedang mempersiapkan dan melatih penyembah-
penyembah yang demikian. Itulah sebabnya Roh Kudus membawa orang-orang
percaya ke ruang doa mereka. Saat kita telah belajar untuk berdoa sendiri, Allah akan
mengijinkan kita untuk berdoa bersama yang lain. Saat kita telah belajar untuk berdoa
bersama yang lain di dalam kelompook doa kita, Dia akan mengajar kita untuk berdoa
di dalam gereja. Saat gereja lokal telah belajar untuk berkumpul dan berdoa dan
mencari Allah, kuasa kegelapan yang telah membelenggu daerah di sekeliling mereka
akan kehilangan pegangannya. Lalu kuasa Allah yang bebas akan tersedia bagi
manusia dalam tingkat yang belum pernah kita saksikan dan revival akan terjadi.

c. Doa yang Memenangkan Bangsa


Bagaimana dengan kita sebagai umat pilahan dan  anak-anak Allah apakah kita
sudah memenangkan negeri kita ini? Dan Apakah kita sudah melaksanakan amanat

35
Agung kristus tentang jadikanlah bangsa jadi murid-Ku dan…..(Mat 28:19-20)  dan
apakah kita sudah menyerahkan bangsa kita kepada Kristus. Itu adalah suatu
tantangan yang luar biasa bagi kita untuk mengambil alih negara kita—tetapi Allah telah
mengatakan bahwa Indonesia akan diselamatkan. Dia telah menjanjikan kepada kita
bahwa kita dapat mengambil negeri ini dan kita akan melakukannya. Pertama sekali
dan yang terpenting, itu dilakukan melalui doa. Saat kita percaya bahwa Allah telah
mengatakannya dan memberikan diri kita kepada-Nya dalam doa yang kuat, kuasa-Nya
akan tersedia, tanda-tanda dan keajaiban akan terjadi dan pria dan wanita akan
diselamatkan. Di Indonesia akan diguncangkan oleh kuasa Allah.
2 Tw.16:9 mengatakan Karena mata Tuhan menjelajah ke seluruh bumi untuk
melimpahkan kekuatanNya kepada  mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.
            Jika kita mengkomitmenkan diri kita kepada Allah, mempercayai apa yang telah
dikatakanNya dan mendoakannya, Dia akan menolong dan menguatkan kita dengan
kuasa-Nya yang akan dilepaskan di negeri seperti belum pernah terjadi sebelumnya.
Kegelapan akan dipaksa untuk mundur di setiap kota di mana gereja telah belajar untuk
mencari Allah, dipimpin oleh Roh dalam doa yang kuat dan mengikat kuasa kejahatan
di sana. Kita juga dapat memenangkan bangsa ini dari profesi kita, kita menunjukkan
kepribadian Kristus yang ada dalam diri kita yang penuh kasih dan rendah hati
Allah sedang membangkitkan pendoa-pendoa syafaat dan gereja-gereja yang
bertumbuh dengan kuat dalam doa di seluruh negeri. Tidak ada revival yang dapat
membuat suatu terobosan yang sedemikan meyakinkan. Orang-orang di mana-mana
memberikan diri mereka kepada Allah dalam doa yang berani dan menaklukkan agar
kuasa Allah mengguncangkan benteng-benteng iblis dan membebaskan yang terikat.
            Dalam 2 Tw.7:14 dikatakan, Jika umatKu, yang disebut dengan namaKu, akan
merendahkan diri dan berdoa dan mencari wajahKu dan berbalik dari jalan-jalan
mereka yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga dan akan mengampuni dosa
mereka dan akan menyembuhkan negeri mereka (terj. Inggris).
            Dengarkanlah apa yang Roh Allah katakan dan mulailah menetapkan waktu
dengan lebih teratur. Maka Anda akan menjadi bagian yang vital dalam jaringan orang-
orang yang berdedikasi bagi kesembuhan negeri dan pemulihan hal-hal yang telah
patah dan keselamatan yang terhilang.

36
            Jangan biarkan iblis memimpin kita untuk percaya bahwa kita tidak dapat
berdoa, kita Anda tidak memiliki waktu untuk berdoa, atau bahwa Anda tidak akan
mendapat jawaban jika Anda berdoa. Ini adalah kebohongannya untuk menghindarkan
Anda dari memakai senjata yang paling berkuasa yang Anda miliki—Nama Yesus.
Anda adalah orang percaya. Anda memiliki Nama Yesus. Anda dapat berdoa. Allah
mendengarkan doa-doamu dan akan menjawabmu “jauh melebihi apa yang dapat anda
minta atau bayangkan” (Ef.3:20). Jangan biarkan iblis menipu Anda,membuat Anda
berpikir bahwa Anda tidak mempunyai waktu untuk berdoa. Kebenarannya adalah
bahwa Anda tidak dapat menghasilkan waktu yang harus Anda sediakan, jika Anda
mengabaikan waktu untuk berdoa. Allah akan memberikan kompensasi yang melimpah
kepada Anda untuk waktu yang Anda berikan kepadaNya dalam doa pribadi. Bukan
hanya itu, Dia juga akan membuat Anda menjadi lebih kuat dari sebelumnya di dalam
Tuhan. Ini waktunya kita berdoa. Masuklah ke dalam kamar Anda, berdoalah seperti
belum pernah sebelumnya, dan Anda akan melihat tanda-tanda dan keajaiban di dalam
jawaban terhadap doa-doa Anda.

3. Tolok ukur Ketaatan


Masalah kedagingan adalah salah satu hal yang masih sangat sulit ditanggulangi
oleh banyak orang percaya, bahkan sampai pada hari ini. Tapi hari ini saya
deklarasikan, “Seluruh kuasa kedagingan telah dipatahkan dari hidup orang-orang
percaya! Penjara kedagingan telah terbuka, dan setiap orang percaya bisa keluar dan
hidup dalam kebebasan untuk berjalan dalam kebenaran dan menyukakan hati Tuhan!”
Ketika kedagingan telah dikalahkan, akan jauh lebih mudah bagi orang-orang
percaya untuk dapat mulai berjalan dan hidup dalam ketaatan. Dan ketika kita terus
hidup dalam ketaatan, kita pasti akan alami otoritas pemerintahan surga sungguh-
sungguh termanifestasi secara nyata dalam hidup kita. Pada waktu ketaatan kita telah
menjadi sempurna, itulah saatnya kita siap untuk menghukum segala kedurhakaan.
Apakah yang menjadi tolok ukur ketaatan kita, sehingga kita dapat mengetahui
sampai sejauh mana kita sudah berjalan dalam ketaatan mutlak?

37
1. Hidup dalam ketaatan mutlak artinya kita sedang terus menghidupi apapun yang pernah
Tuhan sampaikan secara pribadi kepada kita.
Dimensi ketaatan yang harus kita tunjukkan di hadapan Tuhan memang berbeda antara
satu orang percaya dengan orang percaya lainnya, karena ketaatan selalu bersifat
pribadi. Pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri kita sendiri adalah: Dari sekian
banyak perintah yang secara pribadi Tuhan sampaikan kepada kita, apakah sampai
hari ini kita masih terus menghidupinya?
Satu hal yang harus kita pahami adalah: sekali Tuhan memberi perintah kepada kita,
perintah itu berlaku untuk sepanjang hidup kita. Jika Tuhan pernah memerintahkan kita
untuk mengendalikan lidah kita dalam hal bergosip, itu berarti mulai saat itu dan sampai
seterusnya Tuhan menghendaki kita tetap berjalan dalam ketaatan.
Semakin kita berjalan dalam ketaatan, semakin kita bisa merasakan kesadaran akan
hadirat Tuhan meliputi kita, dan kesadaran akan kelemahan dan kemanusiawian kita
akan semakin tersingkir. Di sisi lain, ketaatan juga akan membuat ketertarikan kita
kepada apa yang selama ini ditawarkan oleh dunia juga akan mulai semakin memudar.
Alasan mengapa banyak orang percaya masih terus memilih untuk hidup di dalam dosa
adalah karena di dalam dosa ada kenikmatan. Demikian pula alasan mengapa ada
orang-orang yang rela mengorbankan apapun juga untuk dapat hidup dalam kekudusan
adalah karena di dalam kekudusan juga ada kenikmatan. Alkitab berkata, “Penderitaan
jaman sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sudah sediakan
bagi kita”, dan itu berarti kita harus memiliki kemampuan untuk mulai membandingkan.
Selama kita hanya mendengar khotbah tentang penyangkalan diri, kematian daging dan
memikul salib, tanpa kita sungguh-sungguh bisa melihat kemuliaan yang tersedia di
baliknya, kita tidak akan bisa membandingkannya dengan apa yang disediakan oleh
dunia. Sebagai akibatnya, kita akan lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam dosa
yang sudah kita cicipi dan rasakan kenikmatannya.
Ketika kita terus melangkah dalam ketaatan dan dengan tekun membenahi setiap area
hidup kita yang masih belum selaras dengan Fiman-Nya, kesadaran akan hadirat
Tuhanpun akan mulai semakin kuat mencengkeram hidup kita. Dan ketika itulah kita
akan dapat sungguh-sungguh menyadari bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak
sebanding dengan kemuliaan yang tersedia bagi kita.

38
2.Hidup dalam ketaatan mutlak artinya kita memiliki kerelaan untuk mengorbankan
apapun yang kita ingini/sayangi, demi dapat tetap taat kepada Dia. Jika Tuhan
memerintahkan kita untuk mengorbankan sesuatu yang selama ini kita ingini/sayangi
agar kita bisa terus melangkah dengan Dia, namun kita merasa keberatan dengan apa
yang Dia minta tersebut, itu berarti sesuatu itu telah menjadi faktor yang membuat kita
tidak taat. Mengapa Abraham dikatakan sebagai orang yang selalu taat? Karena
bahkan ketika Tuhan meminta Ishak, Abraham rela menyerahkan Ishak.
Pertanyaannya saat ini: Adakah sesuatu dalam hidupmu yang pernah Tuhan minta,
namun belum engkau serahkan? Adakah sesuatu atau seseorang yang sampai sejauh
ini membuat engkau sering melanggar apa yang Tuhan perintahkan? Yakobus 4:4-5
berkata, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. Jika kita masih
menyimpan sesuatu atau seseorang yang selama ini justru membuat kita tidak taat,
artinya kita sedang menjadi musuh Tuhan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Ia menaruh Roh Kudus-
Nya dalam hidup kita. Itu sebabnya ayat 5 berkata, “Janganlah kamu menyangka,
bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita,
diingini-Nya dengan cemburu!"”. Maksudnya adalah, Tuhan menghendaki agar kita
memperlakukan Roh Kudus yang Ia taruh dalam hidup kita, dengan cara yang sama
seperti Ia sendiri memperlakukan Roh Kudus-Nya. Kita tidak akan pernah mendapati
adanya konflik batin dalam diri Tuhan; apa yang Bapa ingin lakukan, Roh-Nya selalu
bekerja sesuai dengan kehendak Bapa tersebut – selalu ada keselarasan dalam
ketritunggalan Tuhan.
Karena itu, ketika Ia memberikan Roh-Nya kepada kita, Ia juga menghendaki agar
apapun yang Roh-Nya lakukan, kita dapat meresponinya dengan benar; itulah yang
akan membuat kita disebut sebagai sahabat Allah.
3. Hidup dalam ketaatan mutlak artinya kita melakukan semua yang Tuhan perintahkan
secara akurat. Keakuratan dalam melakukan perintah Tuhan akan menjagai kita dari
berbagai masalah dan kejaTuhan yang mungkin dialami oleh orang-orang lain.

39
Sadarilah hal ini, semakin Tuhan membawa kita naik memasuki level dan otoritas
rohani yang baru, semakin Tuhan menuntut keakuratan dari ketaatan kita dalam
melakukan perintah-Nya. Ketika kita masih “di bawah”, kesalahan yang kita buat
mungkin tidak akan menghasilkan dampak yang terlalu besar, tetapi di level yang baru,
satu kesalahan yang sama seperti yang pernah kita buat akan memiliki efek yang jauh
berbeda. Karena itu, ini waktunya kita terus melatih keakuratan dari pendengaran
rohani dan ketaatan kita, karena pada waktu kita memutuskan untuk taat, Tuhan
menghendaki ketaatan tersebut 100% akurat.
4. Hidup dalam ketaatan mutlak artinya kita tetap mengambil keputusan berdasarkan
ketaatan terhadap Fiman, meskipun sedang ada di tengah tekanan atau masalah yang
berat.Tuhan menghendaki agar bahkan di tengah tekanan, kita dapat terus berjalan
dalam ketaatan. Jangan ijinkan tekanan apapun membuat hatimu berubah.

4  Ketaatan Sejati
Kata “Taat” hanya terdiri dari 4 huruf, tapi aplikasinya tidak sesingkat tulisannya.
Dibutuhkan proses yang panjang. Untuk taat dengan orang tua kita yang kasat mata aja
susah, apalagi taat dengan Tuhan yang secara fisik tidak bisa kita lihat walaupun
kehadiranNya nyata.
Seringkali setelah dewasa kita baru menyadari bahwa nasehat yang pernah
diberikan orang tua saat kita masih kecil tenyata bermanfaat bagi kehidupan kita
sekarang. Padahal dulu mesti pakai acara perang mulut dan diancam2 segala baru
nurut. Kenapa bisa begitu?
Konsep berpikir kita waktu itu focus di 'masa kini' sedangkan orang tua begitu
konsen untuk 'masa depan' kita. Perbedaan focus inilah yang sering menimbulkan riak-
riak dalam kehidupan orang tua - anak.
Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan kita sebagai onak Tuhan. Sebagai
Bapa yang baik, Dia telah menuliskan dalam FirmanNya, semua nasehat yang pasti
bermanfaat bagi kita di masa kini maupun di masa yang akan datang, tapi seringkali
kita tidak taat melakukannya. Kita lebih taat pada apa kata peramal, paranormal
dsbnya. Yoh 15:9-11 membicarakan 3 topik yang berkaitan antara satu dengan yang
lain:

40
ü  Kasih,
Yaitu membicarakan bagaimana kasih Allah turun pada Kristus, kasih Kristus turun
pada umat, umat kepada Kristus dan kasih Kristus pada Bapa. Kasih yang terikat ini
menjadi dasar untuk membentuk ketaatan.

ü  Ketaatan
            To keep the commandments, memegang dan melakukan perintah Tuhan. Barangsiapa
menuruti perintahKu, Dia akan tinggal dalam kasihKu sama seperti Kristus taat pada
Bapa dan hidup dalam kasih Bapa. Ketaatan menuruti perintah dikaitkan dengan cinta
kasih menghasilkan
ü  Sukacita
Kalau sudah ada kasih dalam diri kita dan ketaatan membentuk kita kemudian menjadi
satu di dalamnya maka akan keluar hasil, yaitu sukacita penuh dari Kristus.
Di dunia, tiga bagian ini, secara tema, arti dari kata-kata tersebut dimengerti
dengan jelas. Tetapi yang dunia pikir tahu, ternyata mereka tidak tahu. Kenapa? Karena
dunia belum menyentuh esensi dari kata tersebut. Mereka memakai kata kasih,
mempraktekkan kasih tapi yang dipraktekkan bukan kasih, cuma manipulasi istilah
kasih. Begitu juga dengan arti kata taat dan sukacita. Mereka menjalankan tiga unsur ini
tapi tidak berhubungan antara satu dengan yang lain. Mereka pikir sedang bersukacita,
itu bukan sukacita sejati tetapi hanya rasa sukacita.
Dunia menggunakan terminology sama, tapi mempunyai content yang berbeda.
Dunia postmodern suka bermain-main dengan bahasa, language game, mereka tidak
tahu esensi dari arti dan istilah bahasa tersebut. Latarbelakang munculnya gerakan ini
karena ketidakpuasan terhadap keadaan yang hopeless. Beberapa waktu lalu telah
dibahas mengenai kasih yang sejati. Alangkah indahnya jika dunia mengerti arti kasih
sejati tapi sayang, dunia tidak mengerti. Jadi ketika ada orang berkata,”I love you”.
Maka jadi pertanyaan besar buat kita, What’s that? What do you mean  by love?  Apa
artinya cinta? Dunia mengerti, Iove sama dengan  like, cinta sama dengan suka.
Padahal, cinta bukan suka dan suka bukan cinta, kalau keduanya digandeng maka
akan terjadi kesalahan besar. Karena cinta akan jadi manipulatif, saya mencintai bukan
karena saya mencintai tetapi karena  ingin  memakai,  memanipulasi,  mendapatkan

41
seseorang  maka digunakan istilah I love you. Cinta sejati bukan berorientasi pada
keinginan diri, nafsu diri, ekspresi, emosi diri, semua yang dari diri, dan dilampiaskan
pada orang lain. Orang lain menjadi obyek manipulasi dari orang yang mengatakan I
love you. Kasih yang sejati seharusnya muncul dari sumber kasih, yaitu Tuhan Allah
dan kasih sejati bukan sekedar bernuansa emosi, tetapi suatu person, pribadi maka di
dalam iman kristen tidak pernah dikatakan Allah bersifat kasih tetapi dikatakan Allah
adalah Kasih. Kasih bukan sekedar sifat atau emosi tertentu dari Allah, tetapi justru
kasih itu adalah eksistensi diri Allah yang dinyatakan secara totalitas dan itu dinyatakan
dengan pengorbanan Kristus di atas kayu salib, mati untuk kita.
Dunia di abad 21 memasuki kondisi yang sangat menakutkan, dunia semakin
modern semakin canggih tapi orang yang semakin canggih justru semakin jahat.
Sehingga ketika orang berupaya untuk ‘memakan’ sesamanya, digunakan teknik-teknik
yang sangat canggih untuk menghancurkan orang lain maka di jaman sekarang ini
terlalu banyak istilah yang bagus, yang indah namun dipakai untuk menghancurkan
orang lain. Ketika anda mempercayakan diri pada obyek iman yang salah, maka
bersiaplah engkau akan dihancurkan oleh dunia! Jangan menangis! Jangan kecewa!
Salah satu aspek adalah karena kesalahan kita sendiri karena tidak bisa memilah
kepada siapa kita mau mempercayakan diri!
Cinta kasih sejati, true love, hanya ada pada Yesus Kristus. Hanya kepada Dia
kita berhak memberikan cinta kita. Hal ini sudah dibahas dan dapat dilihat pada Love,
Obey & Joy (1) (ring. Khotbah 17 November 2002). Bagaimana supaya kita dapat hidup
dalam kasih sekaligus taat pada Bapa?

1. Menuruti perintah Bapa.


Kasih harus dikaitkan dengan ketaatan. Hal ini sangat penting tapi sangat sulit
dimengerti dan dijalankan oleh dunia. Dalam setiap aspek hidup kita, kita banyak
dididik, dilatih dan ditekankan dengan istilah ketaatan, misal: di sekolah, di rumah, di
kantor, dan sebagainya. Tapi ketaatan yang dunia mengerti dan yang Alkitab ajarkan
sangat jauh berbeda.
Dunia mengerti ketaatan, tapi ketaatan yang dunia mengerti bukan ketaatan
yang sesungguhnya tapi  ‘keterpaksaan’. Hal ini disebabkan karena:

42
1.      Ketaatan muncul karena adanya penguasaan, ketakutan.
Kalau tidak taat, maka akan dihukum, dibunuh, ditangkap, dipenjarakan, mengalami
kesusahan dsb. Apakah itu taat yang sesungguhnya? Itu bukan ketaatan, kita taat
karena terpaksa, itu penindasan. Dalam mendidik anak, jangan memakai cara seperti
itu, anak diajar taat pada orang tua karena ada hukuman yang menanti jika mereka
tidak taat. Anak akan menumpuk kebencian pada orang tua. Maka tidaklah heran, ada
kasus anak yang membunuh orang tua kandung akibat kebencian yang telah dipendam
begitu lama. Akhirnya, ketaatan sinonim dengan kejahatan, hukuman, penindasan,
kebencian dan pemberontakan. Satu hal yang dunia tidak tahu, yaitu ketaatan
dihubungkan dengan cinta kasih.

2.      Ketaatan muncul karena sudah dibeli.


Kenapa saya taat? Karena sudah dibayar, karena sudah mendapat  upah yang
diinginkan, karena sudah dibeli oleh penguasa yang menuntut ketaatan. Lalu itukah
yang dinamakan taat? Bukan! Jualan! Saya sedang jual ketaatan untuk dapat sesuatu
yang saya perlu, yaitu upah, imbalan. Ketaatan seperti ini adalah ketaatan yang sangat
kondisional, terbatas, ketaatan humanis, materialis karena ada iming-iming. Kita sedang
jual diri kita untuk jadi budak orang yang membeli kita, tidak beda dengan seorang
pelacur yang menjual dirinya untuk sesuatu yang orang lain suka. Ini bukan ketaatan
tapi suatu bisnis, tawar menawar.
Manusia ketika mengalami tekanan, mereka menggunakan istilah taat. Ketaatan
yang diajarkan dunia, suatu saat akan hilang, sirna, dan bersifat kondisional. Sejarah
membuktikan, ketaatan akibat tekanan akan meledak menjadi perlawanan yang luar
biasa! Michael Foucault, ‘orang gila’, homoseksual, tapi jadi dekan psikologi dan
menjadi pimpinan tertinggi di universitas, Amerika. Dia ke Amerika bukan karena ada
tawaran rektor tapi karena di Amerika ada perkumpulan gay paling besar di dunia.
Akhirnya dia mati mengenaskan,  AIDS. Buku-buku karangannya diterjemahkan ke
berbagai bahasa dan banyak diminati oleh orang-orang dunia. Ironis, orang yang gila
menulis buku tapi banyak orang mengagumi dan membeli bukunya. Apa yang terjadi?
Pasti ada kesamaan antara penulis dengan pembaca. Michael Foucault mengajarkan,

43
dunia penuh dengan kekuasaan dan semua kekuasaan adalah kejahatan, jadi mari kita
lawan semua kekuasaan, mari kita menjadi orang yang anti otoritas karena semua
otoritas adalah kejahatan! All power, all authority is evil. Semua orang setuju dengan
pernyataan tersebut. Dengan kata lain, dia mau berkata,”Mari kita jadi penguasa.”
Orang yang anti kekuasaan, tapi dia mau jadi penguasa dan tidak mau dikuasai. Dia
tidak sadar, waktu teriak anti kekuasaan, dia sedang berkuasa dan waktu sedang
berkuasa, dia jahat tetapi dia selalu menuduh orang lain yang berkuasa itu jahat. Dia
tidak pernah melihat diri sendiri dimana kalau dia berkuasa, dia juga jahat.
Ketaatan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kebencian, pemberontakan. Hal itu
sudah melekat di kepala kita, maka ketika mendengar kata taat, langsung dihubungkan
dengan penguasa, dan melihat penguasa, langsung dihubungkan dengan kejahatan,
ketidakpuasan, pemberontakan.
Orang yang taat karena dibeli, dibayar, maka suatu saat jika ada orang yang membayar
lebih mahal maka dia akan pindah pada orang lain. Apa bedanya dengan dunia bisnis?
Harga diri manusia menjadi rendah karena bukannya menjalankan ketaatan yang sejati
tetapi menjadi jual beli diri. Moral, nilai hidup, harkat diri manusia turun sampai ke titik
yang terendah, tidak beda dengan binatang. DI dunia yang semakin modern, manusia
semakin kehilangan dirinya, kehilangan dignity-nya. Kenapa? Karena sudah terbiasa
jual beli diri.
Sekarang banyak gereja yang rusak, tidak bisa menjalankan visi karena hamba
Tuhannya sudah dibeli. Pada prinsipnya, jemaat tidak ikut membayar gaji hamba
Tuhan, jemaat hanya bertanggung jawab memberikan persembahan sesuai dengan
apa yang Tuhan sudah berikan dan jemaat harus memberikan persembahan buat
Tuhan. Jemaat bertanggung jawab pada Tuhan bukan pada hamba Tuhan. Kemudian
gereja mempunyai suatu tim dimana tim ini berpikir bagaimana menghargai seorang
hamba Tuhan, hamba Tuhan dihargai bukan dari pribadinya. Orang yang diberi berkat
besar maka dia pantas memberi banyak, berlebih. Orang yang diberi berkat sedikit
maka dia pantas memberi kecil. Orang miskin yang memasukkan uang 2 peser  ke
dalam kotak, secara persentasi dia memberi lebih besar dibanding dengan orang kaya
yang memasukkan 10% dari penghasilannya karena 2 peser yang masuk sama dengan
100%, sedangkan orang kaya memberi dalam jumlah besar tapi cuma 10% dari seluruh

44
penghasilannya. Jadi, mana dan siapa yang memberi lebih banyak? Tentu, yang
memberi 100% dari seluruh penghasilannya, yaitu si orang miskin. Komitmen anda di
hadapan Tuhanlah yang dinilai. Tapi dunia tidak mau mengerti arti ketaatan sejati dan
celakanya istilah ketaatan yang dimengerti oleh dunia, diimport, dimasukkan ke dalam
gereja. Akibatnya, gereja tidak bisa lagi menyatakan ketaatan yang sesungguhnya.
Biarlah saat kita boleh mengerti tentang arti dan makna ketaatan yang sejati, hal itu
boleh membawa kita masuk ke dalam hubungan yang paling konsisten dan akan
menghasilkan suatu sukacita besar, yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain. Alkitab
mengatakan, ”Kamu mau mendapatkan kasih? Jawabnya cuma satu, yaitu turuti
perintahKu.”

2. Ketaatan membuat kita hidup dan tinggal dalam kasihNya.


Bahasa asli memegang, keep my commandments, yaitu memegang bukan cuma
sekedar memegang tapi memegang erat dan ditaruh dalam hati dan itu menjadi bagian
hidup kita. Jadi perintah Tuhan bukan hanya sekedar teori, yang kita mengerti, hafal,
seperti ahli taurat, orang Parisi. LAI menerjemahkan dengan lebih implikatif, yaitu
memakai istilah menuruti  perintahKu. Menuruti perintah Tuhan sebagai suatu sikap,
memegang erat lalu menjalankannya. Disinilah unsur ketaatan muncul. Bagaimana
dengan ketaatan sejati? Tuhan menggambarkan ketaatan sejati :
a.      dimulai dengan cinta Allah pada dunia ini, cinta Kristus terhadap kita yang membuat
kita mempunyai unsur ketaatan.
Tuhan tidak menuntut kita taat dahulu, bahkan Kristus mencintai kita, mati untuk kita
ketika kita masih berdosa (Rom 5:8). Dunia kebalikannya, menuntut kita taat terlebih
dulu baru kemudian ada imbalan. Serahkanlah dirimu, taat kepada Dia yang telah
mencintaimu, yang telah berkorban begitu besar dengan mati untuk kita! Dia tidak akan
mencelakakan kita! Kalau toh memang Dia mau mencelakakan kita, dibiarkan diam saja
kita pasti akan mati sendiri. Relasi yang sangat wajar, kalau ada seseorang yang
mencintai kita,   dia menasihati kita demi untuk kebaikan kita lalu kita menurutinya.
Bagaimana kalau ada orang  yang licik, yang ingin menghancurkan kita, lalu memberi
nasihat pada kita? Kira-kira kita mau menurut atau tidak? Anehnya, kita mau mengikuti,
taat pada segala sesuatu yang mau menghancurkan kita, kepada dia kita mau taat.

45
Tapi justru kepada orang yang mencintai kita, mengasihi kita yaitu Tuhan yang telah
menyayangi kita, kita tidak mau taat. Aneh, kan? tapi nyata! Ketaatan sejati harus
muncul dari cinta yang sejati, yaitu cinta Tuhan pada kita. Dia mencintai kita maka Dia
berhak memberikan perintah pada kita.
b.      Dengan cintaNya yang begitu besar, membuat kita mendapat jaminan, kepastian,
bahwa Dia akan turut serta pada apa yang dikatakanNya.
Ini sangat penting dalam hidup kita. Kalau Dia sudah rela mati untuk kita, maka kalau
Dia berkata,”Jalan! Aku akan beserta kamu!” Maka Dia pasti akan beserta dan kalau
saya menjalankan perintah Tuhan maka Tuhan akan turut serta di dalamnya. Jikalau
kita tidak pernah jalan, taat akan perintah Tuhan maka jangan salahkan Tuhan kalau
anda hancur! Waktu kita taat maka engkau ada di dalam kasihKu. Kepada siapa kita
mau taat? Dunia menawarkan hal yang menakutkan, salah satunya filsafat
utilitarianisme, dicetuskan oleh John Stuart Mill. Salah satu tesisnya berisi :
·         hidup di dunia cuma ada 2 pilihan, yaitu pleasure or pain, gain or lost, senang atau
menderita,     mendapat atau hilang. Tidak ada pilihan lain. Maka kalau begitu, kita
harus ambil untung, hidup harus senang, tidak boleh rugi, tidak boleh susah atau
kehilangan, maka:
·         Etika harus sejajar dengan pleasure dan untuk itu kita harus gain. Maka kita harus
kejar pleasure, kalau gagal, maka:
·         Penderitaan, kerugian atau kehilangan, jangan salahkan siapa-siapa, itu resikomu!.
Contoh: MLM (Multi Level Marketing), Alkitab mengkritik itu adalah prinsip dasar
humanis, materialis, yang akan menghancurkan semua aspek hidup kita. Hari ini
banyak orang mempermainkan perintah Tuhan, bukan kembali kepada Firman Tuhan
tapi justru masuk dalam subjective interpretation terhadap perintah Tuhan. Bertobatlah!
Jangan pernah percaya, jangan pernah berharap kepada dia yang tidak sungguh-
sungguh mencintai, tidak pernah berkorban untuk kita. Bahkan, jangan mudah percaya
dengan orang kristen sekalipun. Maaf, karena jaman sekarang, istilah kristen banyak
dimanipulasi. Oleh karena itu orang Kristen harus membuktikan diri, yaitu dengan hidup
dipenuhi oleh kasih sejati dimana kasih sejati itu membuat kita taat dan ketaatan yang
sejati membuat kita beroleh sukacita yang sejati, yang berbeda dengan yang dunia
tawarkan. Itulah kehidupan kristen yang  indah. Amin.

46
3. Ketaatan Sempurna : Yesus
Akhirnya marilah kita lihat kehidupan Yesus. Tentu saja Yesus itu sempurna
adanya, Allah dalam rupa manusia. Namun ada beberapa hal penting yang dapat kita
pelajari lewat hidupnya. Walapun kita tidak mungkin sempurna dan tanpa cacat seperti
Yesus, Roh Kudus akan membantu kita untuk mentaati Allah setiap saat. Apapun yang
Ia ingin kita lakukan entah menyakitkan atau menyenangkan, menguntungkan atau
merugikan , Bapa Surgawi pasti berusaha membantu kita agar dapat mentaatiNya
Tuhan yang kita layani adalah Tuhan yang penuh kasih, baik, ajaib , tak
terlukiskan dan luar biasa. Lewat pengalaman, saya sudah membuktikan bahwa
ketaatan harus menjadi yang utama dalam hidup setiap orang percaya. Ketaatan
adalah satu2nya jalan bagi anda untuk menjadi yang diinginkan Tuhan, juga untuk
mendapatkan segala sesuaru dalam hidup yang telah Ia sediakan bagi anda
Doa dan permohonan saya kepada Allah untuk diri anda adalah agar anda dapat
mentaatiNya, agar anda menjadi orang yang sesuai dengan kehendakNya, melakukan
karya yang Ia inginkan . meskipun menghasilkan buah yang menyakitkan atau
menyenangkan , menguntungkan atau merugikan, Bapa Surgawi pasti membantu kita
agar dapat mentaatiNya

4. Ketaatan penuh
Saat kita membaca kisah hidup Nuh di kejadian 6-9, kita melihat suatu gambaran
ketaatan penuh. Allah meminta pria ini untuk melakukan sesuatu yang luar biasa
sesuatu yang kelihatannya mustahil dan tidak masuk akal. Hebatnya Nuh melakukan
tanpa banyak tanya, Nuh taat pada TUhan tanpa memperdulikan apa kata orang lain
tentang dirinya. Bila kita memilih untuk taat kepada Allah, kita pun harus siap2
mendapatkan tanggapan negarif dari sekeliling kita. Mentaati Allah bukanlah hal yang
populer di dunia ini. Banyak orang akan mengecam dan mentertawakan anda. Namun
coba anda pikirkan tentang Nuh, pria ini memutuskan untuk tetap berjalan dengan Allah
di tengah dunia yang telah rusah itu; sehingga Allah hendak memusnahkan semua
umat manusia kecuali satu keluarga. Kita hanya bisa membayangkan saja apa yang
dikatakan oleh orang2 bebal itu kepada Nuh, Kita bisa membuat suatu kesimpulan atas

47
hidup Nuh : bila Tuhan meminta kita melakukan sesuatu, kita harus berkonsentrasi
penih untuk melakukannya atau orang lain akan berusaha mengalihkan perhatian kita.
Orang-orang ini mencoba membuat Nuh berpaling dari kehendak Tuhan. Jika Nuh
mulai memikirkan apa kata orang lain, sudah pasti bahtera itu tidak akan pernah
selesai, dan akhirnya iapun ikut tenggelam oleh air bah bersama yang lainnya. Nuh
memilih untuk mentaati Tuhan dengan teguh. Inilah yang disebut ketaatan penuh.

9.3  Menjalin Persekutuan Dengan Tuhan


Banyak orang tidak begitu mengerti arti persekutuan. Persekutuan berarti
persatuan atau ikatan.Saya ambil perumpamaan Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI). Semua klub sepakbola diseluruh Indonesia bergabung menjadi satu,
dan bila PSSI mengeluarkan suatu pernyataan maka pernyataan itu menjadi jauh lebih
kuat dari pada pernyataan yang dikeluarkan oleh klub sepakbola kota Jakarta,
PERSIJA. Jika kita, sebagai anggota pengurus PSSI, diberi otoritas untuk memberikan
sebuah pernyataan, maka kita berbicara atas nama semua anggota PSSI dan karena
itu akan mendapat dukungan dari semua anggota PSSI jika ada konsekuensi yang tidak
enak dari pernyataan tersebut.Itu adalah arti yang sesungguhnya dari sebuah
persekutuan. Akan tetapi kenyataan yang ada didunia sudah banyak yang diserongkan.
Seringkali kita mendengar banyaknya bentrokan yang terjadi di dalam sebuah
persatuan sehingga suara yang keluar dari persatuan itupun menjadi tidak seragam.
Yah, itulah dunia...tidak punya integritas karena ilah yang memerintahnya, yaitu iblis,
tidak memiliki integritas. Akan tetapi persekutuan yang saya maksud adalah
persekutuan atau persatuan atau ikatan dalam arti yang sesungguhnya. Sebuah
persekutuan yang penuh dengan integritas dan salah satu pihak, yaitu Tuhan, telah
menyelesaikan bagianNya, sehingga Dia sedang menantikan kita untuk melakukan
bagian kita.Di dalam persekutuan dengan Tuhan, jika kita mengeluarkan pernyataan
dan melakukan tindakan lain yang sesuai dengan FimanNya, maka Allah Bapa, Tuhan
Yesus, dan Roh Kudus mendukung pernyataan kita dan para malaikat Tuhan bekerja
untuk mewujudkan FimanNya yang kita perkatakan. Kita mungkin berpikir, “Bukankah
dengan kelahiran baru saya telah menjadi satu dengan Tuhan? Kalau saya lahir dari
RohNya, bukankah berarti saya sudah menjadi satu roh dengan Tuhan?” Benar,

48
kelahiran baru berarti kita telah lahir dari RohNya. Akan tetapi jika kita lahir dari
RohNya, tidak berarti kita otomatis bersekutu denganNya. Kita lahir dari ayah dan ibu
kita. Apakah kita otomatis memiliki persekutuan dengan orangtua kita? Tentu saja tidak.
Ada usaha yang harus kita lakukan untuk bisa bersekutu dengan orang tua,  supaya
kita mendapatkan dukungan sepenuhnya dari mereka. Meskipun kita tinggal satu
rumah dengan orang tua, meskipun kita setiap hari bertemu muka dengan mereka,
meskipun menyapa dan berbicara dengan mereka, menurut kita, seberapa dekat
hubungan kita dengan mereka?
Jika kita bisa dengan yakin menjawab pertanyaan itu, berarti yang akan saya ulas
berikut ini tidak asing lagi bagi kita. “Bergaul Dengan Tuhan”. Ada empat hal yang perlu
kita kerjakan untuk menjalin persekutuan kita dengan Tuhan tetap segar, yaitu:
·         bergaul dengan Tuhan melalui FimanNya yang tertulis,
·         bergaul dengan Tuhan dalam doa,
·         hidup dalam kasih, dan
·         menaati Fiman Tuhan yang kita baca atau dengar serta menaati suara hati (roh) kita.

Di dalam kehidupan sehari-hari, agar kita dapat menjadi dekat dengan


seseorang maka kita perlu meluangkan waktu untuk bergaul dengan dia.  Pada
mulanya adalah Fiman; Fiman itu bersama-sama dengan Allah dan Fiman itu adalah
Allah (Yohanes 1:1). Kita tidak akan pernah mengenal Tuhan tanpa mengenal
FimanNya, karena Ia adalah Fiman dan Fiman adalah Dia. Bergaul dengan Tuhan
berarti menghabiskan banyak waktu untuk membaca FimanNya, mendengar FimanNya,
serta merenungkan FimanNya sama seperti yang dikatakan oleh Yosua (Yos. 1:8). Jika
kita mau saja menghabiskan waktu untuk bergaul dengan Tuhan sebanyak yang kita
habiskan nonton televisi, kita pasti akan mengenal Tuhan sebaik kita mengenal pemain
bola kesayangan kita. Ingatkah kita ketika jam tayang pertandingan Bola kesukaan kita
mulai, maka kita berhenti melakukan kegiatan lainnya supaya bisa konsentrasi
menonton bola tersebut. Malahan kita sampai membahas hasil pertandingan tersebut
dengan teman-teman keesokan harinya. Sekitainya hal yang sama kita terapkan dalam
hubungan kita dengan Tuhan, pasti kita sudah mahir dalam Fiman Tuhan. Kalau saja
kita mau menghabiskan uang untuk membeli buku rohani atau kaset khotbah sebanyak

49
yang kita rela habiskan untuk membeli handphone model baru, saya jamin ketika kita
membaca buku atau mendengar kaset itu maka hati kita akan dipenuhi dengan
pengertian akan FimanNya.     Mencicil handphone model baru, misalkan, sebanyak
Rp. 200.000 per bulan bukanlah hal yang memberatkan bagi banyak orang Kristen.
Akan tetapi mengeluarkan uang dalam jumlah yang sama untuk membelikaset
khotbah/buku rohani masih merupakan kejadian langka. Kitaikan kita mendahulukan
kaset khotbah/buku rohani untuk memperbaharui pikiran (Rom. 12:2) dari pada
memperbaharui handphone kita yang lama, kita pasti tidak mudah terombang-ambing
oleh situasi dan kondisi. Sekitainya keinginan kita untuk memiliki persekutuan dengan
Tuhan sebesar keinginan kita untuk mendapatkan promosi di kantor, kita pasti rela
untuk “lembur” membaca/mendengarkan Fiman setelah pulang kantor. Seperti kita yang
sedang mengejar jabatan sehingga tidak keberatan untuk bekerja pada hari libur, kita
yang sedang mengejar persekutuan dengan Tuhan seharusnya juga tidak keberatan
untuk membaca/mendengarkan Fiman pada hari kerja. Dan tahukah kita bahwa susah
payah tidak akan membuat kita kaya, melainkan berkat Tuhan (Ams. 10:22)? Dan
promosi itu berasal dari Tuhan, bukan karena kita kerja lembur (Mzm. 75:6). Kitaikan
kita mau hubungan kita dengan Tuhan sedekat hubunganmu dengan kekasihmu, maka
kita pasti rela mengorbankan beberapa kegiatan yang mengganggu waktu bergaulmu
dengan Tuhan. Bahkan ada yang berani menghentikan pergaulannya dengan beberapa
teman dekat karena tahu mereka tidak begitu suka dengan kekasihnya. Cara
berpakaian sekalipun rela kita ubah untuk menyenangkan hati si dia. Ah, kalau saja kita
serela itu dalam mengubah cara hidupmu sesuai dengan kehendak Tuhan, pasti
keinginan hatimu akan diwujudkan-Nya (Mzm. 37:4-5).
Kedekatan terjadi karena kedua belah pihak mengambil komitmen untuk saling
mendekat. Dalam hubungan kita dengan Tuhan, kedekatan hanya dapat terjadi jika kita,
umat Tuhan, mengambil keputusan untuk mendekat kepadaNya (Yak. 4:8). Darah
Yesus yang tercurah di kayu salib telah menghapuskan perseteruan dan
memperdamaikan kita dengan Allah Bapa (baca Efesus 2:11-18). BagianNya telah
selesai dikerjakan oleh Yesus.Sekarang tinggal bagian umatNya. Keselamatan tersedia
bagi siapapun. Siapa saja yang mau tinggal percaya dalam hati dan mengaku bahwa
Yesus adalah Tuhan, maka keselamatan menjadi miliknya. Roh Kudus sedang bekerja

50
menginsyafkan orang-orang berdosa agar bertobat. Roh Kudus juga sedang giat
menyingkapkan misteri dan rahasia Fiman Tuhan bagi yang mau tahu dan mencariNya
(Ul. 4:29;Yer. 29:12-14).

1  Menjadi Satu Roh Dengan Tuhan.


Fiman Tuhan di 1 Korintus 6:17 mengatakan, Tetapi siapa yang mengikatkan
dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Benar, kita lahir dari Roh Allah.
Benar, kita memiliki Roh Allah berdiam di dalam hati kita. Akan tetapi kita baru menjadi
satu roh dengan Dia ketika kita berlaku sesuai dengan FimanNya.Tuhan Yesus katakan
bahwa FimanNya adalah roh dan hidup (Yoh. 6:63).
Jika kita percaya pada FimanNya dan hidup sesuai dengan FimanNya, maka kita
menjadi satu roh denganNya. Jika kita tidak percaya pada FimanNya dan tidak hidup
sesuai dengan FimanNya, meskipun kita sudah lahir baru dan lahir dari RohNya, maka
kita tidak menjadi satu roh denganNya tetapi menjadi satu dengan keinginan daging kita
yang dikuasai oleh iblis. Kata “menjadi” mengandung usaha keras dan suatu masa.
Agar seseorang “menjadi” dewasa, dibutuhkan sebuah proses serangkaian
pengambilan keputusan yang harus dilakukannya secara konsisten di dalam suatu
periode waktu. Agar sepasang manusia “menjadi” satu sebagai suami istri, mereka
berdua harus bertekad untuk tetap berada di dalam hubungan itu dan bekerja keras
untuk tidak membiarkan perbedaan di antara mereka memisahkan mereka, bukan
sekedar karena ada anak, akan tetapi supaya mereka bisa “menjadi” satu. Lagipula
perceraian terjadi karena ketegaran hati mereka yang terlibat (Mat.19:8), bukan karena
kehendak Tuhan.
Ketekadan kita untuk menjadi satu roh dengan Tuhan haruslah seperti sebuah
benih yang ditanam di dalam tanah. Pernahkah kita melihat sebuah benih yang kita
tanam berjalan kesana kemari keesokan harinya? Tentu tidak. Kita akan melihat benih
yang kita tanam di suatu tempat pasti akan bertumbuh di tempat yang sama. Benih itu
akan tetap tinggal di dalam tanah itu, tanpa peduli apapun kondisi yang dialaminya.
“Tetapi benih kan tidak bisa memilih tempat dimana ia mau ditanam? Tetapi manusia
kan bisa memilih.” Tidak salah. Kita bisa memilih untuk tidak taat kepada Fiman Tuhan,
kita bisa memilih neraka, kita bisa memilih kematian, kita bisa memilih kemiskinan, kita

51
bisa memilih untuk bercerai, kita bisa memilih kehidupan seks di luar nikah. Tetapi kita
juga bisa memilih untuk taat kepada Fiman Tuhan, kita bisa memilih surga, kita bisa
memilih kehidupan, kita bisa memilih ke-makmuran, kita bisa memilih untuk tidak
bercerai tetapi rekonsiliasi, kita bisa memilih hanya berhubungan seks setelah menikah.
Mengapa tidak memilih yang ini? Kita dan saya diberikan kehendak bebas, jadi
gunakanlah dengan bijaksana. Tuhan Yesus menggambarkan kita sebagai ranting yang
menempel di pokok anggur: Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke
dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FimanKu tinggaldi dalam
kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam
hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian
kamu adalah murid-muridKu. (Yoh. 15:1-8) Sebagai ranting, kita tidak perlu bekerja
keras untuk menghasilkan apa-apa.
Akan tetapi supaya bisa hidup dan menghasilkan, kita sebaiknya menyerap
segala sesuatu yang dikeluarkan oleh pokok anggur itu. Dengan menyerap segala
Fiman yang keluar dari Yesus dan bertindak sesuai dengan Fiman, maka kita dijamin
akan berhasil di dalam hidup (baca Yos. 1:8, Ul. 28:1,9,13). Dan dengan begitu Allah
Bapa dipermuliakan dan seluruh dunia tahu bahwa kita adalah murid-murid Yesus,
bukan cuma sekedar pemegang surat baptis atau sidi. Banyak orang yang mau pkitai
berbahasa Inggris mengikuti kursus bahasa Inggris. Di sekolah bahasa itu, ia pasti mau
mengikuti apa kata gurunya supaya ia dapat mahir ber-bahasa Inggris. Dengan kata
lain, ia menyerap semua ajaran gurunya dan kemudian ia terapkan pengajaran itu
sesering mungkin dalam kegiatan sehari-harinya. Misalnya, ia akan mulai mencoba
menonton film bahasa Inggris tanpa membaca teks terjemahan. Kita pasti akan
menganggap aneh, jika orang itu berharap gurunya yang akan menjawab soal ujian
bahasa Inggris di sekolahnya. Tetapi ternyata hal ini tidak terlalu aneh bagi banyak

52
orang Kristen, yang mengaku pengikut dan murid Yesus. Banyak orang bergabung
menjadi orang Kristen lahir baru dan kemudian mengikuti kebaktian atau kelas Alkitab
dimana Fiman diajarkan. Akan tetapi begitu ujian iman datang, banyak yang berdoa
supaya Tuhan yang mengerjakan bagian yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka
akan meminta Tuhan melepaskan mereka dari kuasa kegelapan, padahal itu sudah
dikerjakanNya (Kol. 1:13; Kol.2:20). Mereka memohon jika Tuhan mau mereka
disembuhkan, padahal kesembuhan sudah tersedia (1 Ptr. 2:24).
Mereka merengek agar Tuhan mengangkat mereka dari kemiskinan dan
memberi kekayaan, padahal Tuhan sudah mengurapi mereka untuk memperoleh
kekayaan (Ul. 8:18; 2 Kor. 8:9).Saya ajak saudara untuk tidak menjadi orang Kristen
yang aneh.
Kalau kita sudah mendengar Fiman Tuhan diajarkan, sebaiknya kita melatih
untuk berlaku (termasuk berkata-kata) sesuai Fiman yang diajarkan supaya kita cepat
fasih dalam bahasa imanmu yang baru. Jadi ketika “bertemu muka” dengan iblis yang
bertopeng pencobaan, maka kita tahu persis apa yang harus dikatakan untuk
mengalahkannya. Kalau berha-dapan dengan pencobaan baru buka Alkitab atau
telepon pendeta, itu namanya terlambat. Sama saja dengan ketika diajak berbicara oleh
orang asing, kita baru buka buku catatan pelajaran atau bertanya kepada guru bahasa
nggrismu. Untuk menjadi satu dengan Tuhan memerlukan proses pembaharuan pikiran
yang harus dengan rajin kita kerjakan, tanpa mengenal lelah. Meskipun situasi dan
kondisi yang kita hadapi bertentangan dengan Fiman yang diajarkan, sebaiknya kita
memilih untuk memegang teguh Fiman Tuhan. Mengapa? Karena injil, atau Fiman
Tuhan, yang diajarkan adalah kekuat-an Tuhan (Rom. 1:17). Dan iman kita, yang timbul
dari mendengar, dan mendengar Fiman mengalahkan dunia (Rom. 10:17; 1 Yoh. 5:4-
5).
Fiman Tuhan tidak pernah gagal melakukan tugas yang diberikan (Yes. 55:11).
Orang yang mengikatkan dirinya kepada Tuhan, yaitu percaya dan berlaku sesuai
dengan FimanNya, menjadi satu roh dengan Dia. Tuhan tidak pernah gagal. Jika kita
meng-ikatkan diri kepadaNya, kita tidak akan pernah gagal. Kalau kita menyibukkan diri
untuk percaya dan berlaku sesuai dengan Fiman Tuhan, maka kita tidak akan punya
waktu untuk percaya dan berlaku seperti yang dunia kerjakan (Rom. 12:2). Artinya,

53
kalau dunia sibuk untuk menjadi miskin dan gagal, kita sibuk untuk menjadi kaya dan
berhasil. Ketika dunia sibuk dengan wabah sakit menular, kita sibuk dengan
kesembuhan dan kesehatan ilahi.
            Beberapa tahun yang lalu saya memutuskan untuk mengikatkan diri pada
Tuhan dengan menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik dan sempurna yang telah
diberikan oleh Bapa kita (Yak. 1:17), dari pada sibuk mengejar hal-hal yang dicari
mereka yang tidak mengenal Allah Bapa (Mat. 6:32). Terus terang, ada saat-saat
dimana di depan saya terbuka banyak kesempatan untuk menjadi mundur dari iman
saya dan kembali ke jalan yang ditawarkan dunia. Akan tetapi saya tidak mengambil
kesempatan itu. Saya tidak rela untuk percaya bahwa kuasa roh yang ada di dunia lebih
dahsyat dari pada kuasa Roh Tuhan yang ada di dalamku (1 Yoh. 4:4). Saya mengajak
kita untuk mengeraskan hati terhadap ajakan iblis untuk menyerah kepada situasi dan
kondisi. Saya anjurkan kita untuk menjadi bebal terhadap perkataan yang penuh
ketidakpercayaan yang diajarkan melalui televisi, radio, majalah, email, SMS, bahkan
dari mimbar gereja sekalipun.Kalau kita mau menjadi satu roh dengan Tuhan, kita perlu
menawan semua pikiran yang menentangakan Fiman Tuhan dan menaklukkannya
kepada pikiran Kristus (2 Kor. 10:3-5; 1 Kor. 2:16).

 1. Memikirkan pikirannya.


Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara
yang di atas, dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi (Kol. 3:1-2). Kolose 3:1-2 di Alkitab New Living
Translation mengatakan demikian, “Karena kamu telah dibangkitkan kepada kehidupan
baru dengan Kristus, pkitanglah yang ada di sorga, dimana Kristus duduk di sebelah
kanan Tuhan di tempat kemuliaan dan kuasa. Biarkan sorga memenuhi pikiranmu.
Jangan hanya memikirkan hal-hal yang ada di bumi.” Apa yang ada di sorga? Yesus
berdoa, ...jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga (Mat. 6:10). Semua yang baik
dan sempurna datang dari Allah Bapa (Yak. 1:17), jadi berarti di sorga hanya ada yang
baik dan sempurna. Kalau kita diajarkan untuk memkitang dan memikirkan perkara-
perkara yang ada di atas—di sorga, dimana hanya ada yang baik dan sempurna—

54
artinya kita memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua
yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut
kebajikan dan patut dipuji... (Filipi 4:8). Tuhan Yesus memperingati kita bahwa di dunia
ini kita akan mengalami banyak penganiayaan, akan tetapi kita harus menguatkan hati
sebab Dia sudah mengalahkan dunia (Yoh. 16:33). Bahkan Yakobus mengatakan,
Saudara-saudara, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai-bagai pencobaan (Yak. 1:2). Mengapa kita musti menganggap pencobaan
sebagai suatu sukacita? Karena kita tahu bahwa ujian terhadap iman itu menghasilkan
ketekunan yang akan membuat kita sempurna dan utuh dan tidak kekurangan suatu
apapun (Yak. 1:3-4). Kalau kita mengalami pencobaan atau ujian terhadap imanmu,
padahal kita telah memperbaharui pikiran senantiasa dan bertindak sesuai dengan
Fiman Tuhan, sebaiknya kita meminta hikmat kepada Tuhan dalam iman (Yak. 1:5-7)
agar kita dapat mengalami kemenangan atas pencobaan itu.
Sadarkah kita bahwa Alkitab diadakan dan Roh Kudus diberikan kepada kita
agar supaya Tuhan dapat lebih mudah mengungkapkan isi hatiNya kepada kita? Alkitab
tidak diadakan supaya kita menjadi bingung dan tidak pernah mengerti kehendak
Tuhan. Tuhan tidak mengatakan kepada orang Kristen demikian: “Rasain kamu
sekarang bingung membaca kitabKu. Silahkan baca sampai tua dan kamu tidak akan
bisa mengerti apa mauKu.” Menggelikan bukan, pemikiran seperti itu. Dulu, sebelum
saya lahir baru, saya memang berpendapat bahwa Alkitab memang bahasanya aneh
dan tidak dimengerti. Semakin dibaca, semakin membingungkan.
Sementara Roma 10:17 bilang, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh Fiman Kristus. Iman, atau kepercayaan alias keyakinan, timbul
karena mendengar Fiman diberitakan. Kita tidak bisa mempercayai sesuatu kalau kita
bingung, bukan? Berarti sewaktu Fiman diberitakan dan menimbulkan iman, Roh Kudus
bekerja di hati umatNya dengan memberikan kepastian dan keyakinan sehingga kita
tidak bingung dan takut dan akibatnya iman bisa timbul. Manifestasi kuasa Roh akan
bekerja sepenuhnya melalui kelima jawatan. Itu berarti pewahyuan mengenai kuasa
Tuhan juga sedang dicurahkan secara besar-besaran oleh Roh Kudus kepada
siapapun yang percaya dan mau menerima. Renungkan nubuatan itu dan minta Roh
Kudus untuk menyingkapkan kepada kita secara pribadi arti dari nubuatan itu.

55
Kemudian bawakan nubuatan itu di dalam doa kita kepada Tuhan dalam ucapan
syukur: Bapa, dalam nama Yesus, aku mengucap syukur karena aku telah menerima
tuntunanMu pada hari ini sehingga aku dapat menikmati kepenuhan manifestasi
kuasaMu dalam roh, jiwa, dan tubuh.

2.Mengapa Harus Saling Mengasihi.


“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi”. (Yohanes 13:34)
Mungkin kita semua sudah sangat sering mendengar kotbah atau petuah bahwa
orang Kristen wajib saling mengasihi (walaupun dalam prakteknya tidak sedikit orang
yang gagal mengasihi). Bahkan kasih atau mengasihi-dikasihi telah dianggap
semboyan khas, filosofi hidup atau hukum utama kekristenan (setidak-tidaknya dalam
teori). Namun kita jujur, percakapan tentang kasih seringkali lebih menyangkut “apa
yang seharusnya ada” (das sollen) dan bukan apa yang kenyataan memang ada (das
sein). Kasih seringkali lebih merupakan cita-cita atau ide luhur yang ada dalam hati
namun enggan diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Sebab itu mungkin ada baiknya kita bertanya: mengapa Yesus meminta kita
murid-muridNya saling mengasihi? Apakah ada alasan yang cukup kuat sehingga kita
kita memang harus saling mengasihi dalam hidup ini di dunia yang justru penuh dengan
persaingan, tipu-daya, kekerasan dan kebencian ini?
Pertama: kasih membuat hidup kita penuh sukacita. (Yoh 14:11). Orang yang
menemukan dan mengalami dirinya dikasihi tentu sangat bersukacita. Namun orang
yang berhasil mengasihi akan lebih besar lagi sukacita dan kebahagiaannya. Di sini kita
disadarkan bahwa sukacita sejati tidak pernah terletak dalam diri kita sendiri namun
justru dalam relasi kita dengan orang lain. Orang-orang yang sangat egoistis, kikir dan
serakah tidak pernah bisa bersukacita, namun selalu penuh dengan kemurungan dan
kekecewaan. Sebaliknya orang-orang yang selalu perduli kepada sesamanya justru
hidup bahagia.

56
Kedua: kasih mendorong kita mengenal dan memahami orang lain dengan mendalam
(Filipi 1:9). Bila kita mengasihi seseorang maka mata, telinga dan hati kita terbuka untuk
mengenalnya dengan baik sekali. Sebaliknya ketika kita tidak perduli atau malah
membenci seseorang maka hati kita juga tertutup untuk mengenalnya. Paling-paling
kita hanya dapat melihat keburukannya saja. Mengapa seorang ibu sangat mengenal
dan tahu keberadaan anak-anaknya? Jawabnya: karena dia sangat mengasihinya.

Ketiga: kasih merupakan enerji yang sangat besar dan kuat untuk hidup. Selama masih
ada orang yang mengasihi-dikasihi kita maka selalu ada alasan untuk bertahan dan
meneruskan kehidupan. Sebaliknya bila tak ada lagi orang yang mengasihi atau kita
kasihi maka itu berakhir juga alasan meneruskan kehidupan ini. Itulah sebabnya tidak
ada orang yang memiliki kekasih yang mau bunuh diri. Di tengah kenyataan hidup yang
penuh dengan masalah dan tantangan, kasih memberikan kita kekuatan untuk bertahan
dan keluar dari berbagai krisis.

Keempat: kasih merupakan tanda bahwa kita anak-anak Allah. Bapa kita adalah kasih.
Yesus mengasihi sampai kesudahan kasih (Yoh 13:1). Kasih merupakan tanda bahwa
kita sudah lahir baru (1 Yoh 4:7). Orang yang tidak mengasihi tidak bisa mengatakan
bahwa dia beriman kepada Allah. Mengapa? Sebab Allah mengasihi. Mereka yang
beriman dan dekat kepadaNya juga pasti akan melakukan hal yang sama.
Doa:
Ya Yesus, ajarlah kami saling mengasihi. Penuhilah hati kami dengan kasihMu agar
kami hidup penuh sukacita dan bahagia. Mampukanlah kami mencontoh Engkau dalam
hidup kami. Biarlah nama Allah dipermuliakan melalui seluruh perkataan, perbuatan
dan sikap hidup serta karya kami. Dalam namaMu. AMIN.

BAB II
PENUTUP
2.1  Kesimpulan

57
Sebagai anak-anak Allah kita  harus mampu mencerminkan citra Allah dalam
kehidupan masa kini, kita harus sungguh-sungguh memberikan teladan bagi orang-
orang yang kurang/belum mengenal siapa itu mengenal Kristus. Sebagai ahli waris dari
Kerajan Allah kita harus patuh dan taat terhadap ajarannya, untuk memberikan
kesaksian pada dunia ini bahwa kita adalah anak-anak-Nya.
Dari penyusunan Karya Imiah ini dapat disimpulkan bahwa menjadi Orang
Kristen Yang Taat Kepada Allah dan Firman Nya adalah sebagai berikut:
1.      Menjadi Orang Kristen yang benar-benar taat Kepada Allah Dan Firmannya
merupakan suatu Proses yang  harus dilalui oleh setiap umat manusia untuk
memperoleh kehidupan Kekal yang berasal dari Allah, yaitu yang meliputi, pengenalan
akan Allah, memiliki Iman yang teguh dan tangguh, mengakui bahwa Yesus merupakan
Juruslamat kita, hidup dalam bimbingan Roh Kudus dan selalu menjaga kekudusan itu
agar kita layak memperoleh kehidupan kekal melalui putra tunggalnya, yaitu Yesus
Kristus yang rela mati diatas Kayu Salib demi menebus umat manusia dari belenggu
dosa dan maut.
2.      Keselamatan, Jalan Kebenaran, Sumber Air Hidup, hanya ada Dalam Kristus Yesus. 
3.      Ketaatan kepada Allah merupakan hal yang paling mendasar, dalam menjalin
hubungan yang akrab dengan Allah, masalah yang kita temukan dalam kehidupan
sehari-sehari kita dianjurkan sekali untuk “Saat teduh”. Karena ketaatan membawa kita
ke tingkat yang lebih tinggi tentang pengenalan akan Allah.
4.      Orang Kristen yang mencerminkan citra Allah dengan sesungguhnya, seperti Yesus
Kritus yang penuh, Kasih, Taat dan Rendah Hati demi menyelamatkan umatnya untuk
memperoleh hidup yang kekal.
5.      Roh Kudus merupakan sumber Hikmat, penghibur, pemberi Kuasa, dan pemeterai
kita dihadapan Allah yang merupakan tanda bukti bahwa kita adalah Anak Allah yang
ditebus oleh “Kristus”

2.2  Saran
Penulis sangat berterima kasih kepada Tuhan Allah semesta Alam Yang telah
memberikan kesempatan kepada kita hidup yang kekal itu, oleh karena itu penulis

58
sangat berharap kepada semua pembaca yang terkasih dalam Nama Tuhan Yesus
Kristus untuk: 
1.      Setelah  membaca Karya Ilmiah Ini, saudara dapat menjadi orang yang taat, setia,
takut dan dengan sepenuhnya memberikan hidup Anda kepada Kritus, agar Saudara
mengetahui apa itu kebenaran yang sejati, bukan untuk menjadi seorang KTP (Kristen
Tanpa Pertobatan) saja, melainkan Menjadi Kriten yang benar-benar sejati. Saudara
tidak perlu lagi kuatir akan hidup saudara, karna kita selalu mengandalkan Tuhan
didalam segala hal (action).
2.      Sebagai anak-anak Allah yang sejati, kita harus menjadi Terang dan Garam Dunia.
Sebagai kristen yang sejati, kita harus bersikap seperti Kristus yang datang Untuk
melayani bukan untuk dilayani. Kita harus melayani orang-orang yang belum mengenal
penyelamat sejati, yaitu, Kristus. Saudara dan saya harus menjadi teladan dalam
kehidupan dan melakanakanya dengan penuh kasih.

DAFTAR PUSTAKA

59
Herijanto, Yohanes,(2001), Menjadi Pemenang, Yokyakarta: PBMR ANDI (Anggota
IKAPI
Mason. M, Dorothe, (1998), Demikianlah Firman Tuhan,  Jakarta :Yayasan Pekabaran
Injil “IMMANUEL.
Sinaga, Julfrinson, (2005),  Pertumbuhan Rohani yang Berkembang, Bandung.
http://www.box.net/rssdownload/61680814/Apa%20artinya%20menjadi%20orang
%20Kristen%20yang%20lahir%20kembali.doc
http://www.reenbo.org/EHC/ehcfrse2.html
http://johannessaragih.blogspot.com/2007/11/siapakah-manusia-baru-dalam-
kristus.html
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/068/
http://www.reformata.com/3494-pengikut-kristus-berani-tampil-beda.html
http://www.air hidup.com”

60

Anda mungkin juga menyukai