Anda di halaman 1dari 8

A.

JUDUL

Gerak Lurus Beraturan

B.TUJUAN

Mengamati Benda Yang Bergerak Lurus Beraturan dan Mengetahui

Grafik Hubungan Kecepatan Terhadap waktu

C. LANDASAN TEORI

Di dalam mengamati gerak sebuah partikel kita mencatat Letak partikel


sebagai fungsi waktu.gerak yang ssederhana yaitu gerak pada garis lurus,ini disebut
gerak lurus. Berapa cepat letak benda berubah kita sebut kecepatan benda.Untuk
menyatakan laju perubahan letak benda ini dipergunakan dua pengertian yaitu
kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.Misalkan pada saat t1 berada di x2, sedang
selang waktu antara t1 dan t2 kita nyatakan dengan ∆t, jadi ∆t = t2 –t1. Perubahan letak
benda dalam selang waktuini kita nyatakan sebagai ∆x =x2 –x1.

(Sutrisno, 1997.Halaman: 15)

Gerakan lurus atau sering disebut gerakan linear adalah gerakan yang
membentuk dan atau dibentuk oleh garis lintasan lurus.jarak adalah beda antara satu
titik terhadap titik yang lain.

(Suharto,1991. Halaman :10)

Representasi vektor kecepatan dan percepatan dalam gerak lurus.

Kecepatan gerak lurus dipresentasikan oleh suatu vektor yang arahnya


berimpit dengan arah gerak. Percepatan juga dipresentasikan oleh suatu vector yang
bergantung dengan percepatan positif atau negatif.

dx dv
V u dan a  u 
dt dt
Jika gerak dipercepat atau diperlambat bergantung V dan a yang
menunjukkan arah yang sama kearah yang berlawanan. Suatu aturan sederhana ialah
jika V dan a memiliki tanda yang sama, maka geraknya dipercepat jika tandanya
berlawanan, maka geraknya dihambat. Untuk menggambarkan V dan x terhadap

waktu, dimana t0  0 dan x 0 =0 maka V  V0  at dan x=v0 t+1 2 at .


2

(Marcelo Alonso, 1973. Halaman: 62-63)

Gerak Lurus

Kecepatan dan percepatan sebenarnya adalah besaran vektor. Untuk gerak


lurus dengan arah gerak yang diberikan oleh lintasan garis lurus, arti vektor sepanjang
lintasan dinyatakan oleh tanda plus dan minus. Dalam gerak lengkung akan
diperhitungkan perubahan arah maupun besarnya vektor kecepatan dan percepatan.

VdV  ads atau s ' ds '  s " ds

Persamaan ini merupakan persamaan diferensial gerak lurus partikel koordinat


kedudukan s, kecepatan v dan percepatan a adalah besaran-besaran aljabar, sehingga
tanda positif atau negatif harus dilihat dengan seksama. Perlu diingat bahwa arah
positif atau v dan a sama dengan arah positif s.

Penafsiran persamaan diferensial yang mengatur gerak lurus menjadi cukup


jelas. Dengan menyajikan hubungan antara s, v, t dan a secara grafis. Dengan menarik
garis singgung pada kurva dengan waktu t, diperoleh sudut arah, yang merupakan
kecepatan V  ds dt . Jadi kecepatan dapat ditentukan bagi semua titik pada kurva
dan digambarkan terhadap waktu yang bersesuaian. Dengan cara yang sama, sudut
arah dv dt dari kurva v-t pada suatu waktu, memberikan percapatan pada waktu itu.

Pada daerah atau luasan dibawah kurva v-t dalam waktu dt adalah vdt,
merupakan perpindahantempat ds. Akibatnya perpindahan neto dan partikel dalam
selang waktu dari t1 ke t2 merupakan daerah kurva yang bersesuaian:
s2 t2

 ds   vdt atau s2  s1
s1 t1

Kita lihat daerah atau luasan dibawah kurva a-t dalam waktu dt adalah a dt,
jadi perubahan kecepatan neto antara t1 dan t2 adalah luasan dibawah kurva yang
bersesuaian:

v2 t2

 dv   a dt atau v2  v1
v1 t1

Bila percepatan a sebagai fungsi koordinat tempat s, luasan dibawah kurva

selama perpindahan tempat ds maka vdv  d  v / 2  . Jadi luasan neto dibawah kurva
2

antara koordinat kedudukan S1 dan S2 adalah

v2 s2

 vdv   a ds atau 1 2  V2  V1 
2 2

v1 s1

(Meriam, 1988. Halaman:14-16)

D. ALAT DAN BAHAN

No Katalog Nama Alat/ Bahan Jumlah

FTP 16.02/66 Rel Presisi 2

FTP 16.03/67 Penyambung Rel 2

FTP 16.04/68 Kaki Rel 2

KAL 60 Catu Daya 1

FME 51.37/72 Balok Bertingkat 1

FME 51.23/35 Stekar Perangkai 1

FME 51.34/69 Kereta Dinamika 1


FPT 16.17/78 Tumpakan 1
Berpenjepit

FME 67 Perekam Waktu + 1


Pita

FME 51.09/10 Beban 50 gram 2

FLS 20.38/075-2 Kabel 1


Penghubung
Merah

FLS 20.39/075-3 Kabel 1


Penghubung
Hitam

E. PERSIAPAN DAN PERCOBAAN

a) Langkah Percobaan

Adapun langkah-langkah percobaan ini meliputi:

a) Letakkan balok bertingkat didekat ujung kiri rel presisi, pegang kereta,
kemudian angkat ujung kiri rel presisi untuk diletakkan pada tangga
pertama balok bertingkat. Kereta tetap dipegang agar tidak
meluncur(merapat pada perekam waktu)

b) Bersamaan dengan menghidupkan perekam waktu, lepaskan kereta agar


menjauhi perekam waktu (boleh sedikit didorong)

c) Pada saat kereta menyentuh tumpakan berpenjepit/berhenti. Matikan


perekam waktu

d) Keluarkan kertas perekam dan amati jarak titik-titik data. Bila jaraknya
semakin jauh/dekat berarti kereta tidak bergerak lurus beraturan
e) Dengan mengubah (menaikkan/ menurunkan) posisi ujung rel presisi,
ulangi langkah a sampai d, sampai pada kertas perekam waktu
dihasilkan titik-titik data yang berjarak relative sama

f) Potong-potonglah kertas perekam waktu sepanjang 5 titik data

g) Susunlah potongan-potongan kertas perekam secara berjajar pada hasil


pengamatan

F. HASIL PENGAMATAN

a) Data Pengamatan

1. Waktu hingga berhenti = 2 Sekon

Untuk 1 vektor kecepatan = 5 titik data

Jumlah atau panjang potongan kertas (mewakili) vector kecepatan yaitu


berjumlah 27 (27×5=135)

2. Waktu hingga berhenti = 2,3 Sekon

Untuk 1 vektor kecepatan = 5 titik data

Jumlah atau panjang potongan kertas (mewakili) vector kecepatan yaitu


berjumlah 27 (27×5=135)

3. Waktu hingga berhenti = 2,8 Sekon

Untuk 1 vektor kecepatan = 5 titik data

Jumlah atau panjang potongan kertas (mewakili) vector kecepatan yaitu


berjumlah 27 (27×5=135)

b) Pembahasan
Dari percobaan diperoleh bahwa antara balok bertingkat semuanya semakin
jauh pda saat kereta menjauhi dari perekam waktu + pita maka jarak titik-titik data
semakin jauh pula. Dengan perolehan vektor kecepatan (5 titik data) 27 vektor
kecepatan. Karena tiap tingkat diperoleh jumlah vektor kecepatan yang sama yaitu 27
vektor kecepatan, maka gerak kereta tersebut merupakan gerak lurus beraturan.

Tampak dari grafik bahwa kecepatan v berubah dengan waktu. Kita dapat
menentukan perpindahan benda dalam suatu selang waku tertentu.

Kita pandang suatu selang waktu ∆t1 dapat kita ambil sekecil mungkin hingga
dalam selang waktu ini V(t) dapat dianggap tetap nilainya,yaitu sama dengan
V(t1).Nilai V(t1) ini tidak lain adalah nilai kecepatan rata-rata dalam selang waktu ∆t1
sekitar t1.

Untuk menentukan perpindahan,selang waktu antara t0 dan t kita bagi menjadi


N buah selang kecil-kecil. Kita anggap bahwa dalam tiap selang waktu ini kecepatan
benda adalah tetap. Perpindahan yang ditempuh dalam selang waktu ∆t1 sekitar t1
adalah ∆x1 = V(t1) ∆t1. Dalam selang berikutnya yaitu ∆t2, perpindahan yang ditempuh
adalah sebesar ∆x2 =V(t2)∆t2.

Jadi perpindahan yang ditempuh dalam selang waktu ∆t1 + ∆t2 antara t1 dan t2
adalah ∆x1 + ∆x2 = V(t1) ∆t1 + V(t2)∆t2.

G. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Gerakan lurus atau sering disebut gerakan linear adalah gerakan yang antara
satu titik terhadap titik yang lain.
2. Jika titik-titik data sebagai vektor kecepatan tiap tingkatan diperoleh jarak
yang relatif sama, maka gerak tersebut merupakan gerak lurus beraturan.

3. Pada gerak lurus beraturan, kecepatan konstan.

Saran dan Kritik

Adapun saran dan kritik selama praktikum berlangsung yaitu :

1) Asisten praktikum harap lebih memberikan perhatian dan bimbingan pada saat
praktikum beerlangsung

2) Alat-alat praktikum lebih dipersiapkan lagi,sehingga tidak kacau dalam


pemilihan alat,pada saat praktikum dimulai.

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcelo. 1973. Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta:


Erlangga

Meriam. 1988. Mekanika Tekhnik Dinamika. Erlangga:Jakarta

Suharto. 1991. Dinamika dan Mekanika Untuk Perguruan Tinggi . Malang : Rineka
Cipta

Sutrisno. 1997 . FISIKA DASAR MEKANIKA . Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai