Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

ASKEB KEGAWATDARURATAN NEONATAL

Dosen Pengampu: Isy Royhananty, S.Si.T,M.Si.Med

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. ANNISA : 2004452
2. DIANA ROHMIYATI : 2004456
3. FITRIANA PUSPITASARI : 2004461
4. GADIH AJENG ERIANI : 2004462
5. KUMIYATI : 2004466
6. NURUL FARIDA W : 2004472
7. ZUMROTUN : 2004481

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS JEPARA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
TAHUN 2021
3

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Prolaps tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan
dalam bidang obstetri. Prolaps tali pusat merupakan penyulit didalam persalinan.Prolaps
tali pusat adalah keadaan darurat obstetrik langka yang terjadi ketikatali pusat turun di
samping atau di luar bagian presentasi janin. Hal ini dapatmengancam jiwa janin karena
aliran darah melalui pembuluh pusar tidakmampu mengkompromi kompresi tali pusar
diantara janin dan rahim, leherrahim, atau leher panggul. Keadaan ini membuat janin
dapat mengalamihipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia.
Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwaangka kejadian
prolaps tali pusat berkisar antara 0,3% sampai 0,6% persalinanatau sekitar 1:3000
kelahiran, tali pusat menumbung kira-kira 1:200 kelahiran.Keadaan prolaps tali pusat
mungkin terjadi pada mal presentasi atau mal posisi janin, antara lain: presentasi kepala
0,5%; letak sungsang 5%; presentasi kaki15%; dan letak lintang 20%. Prolaps tali pusat
juga sering terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah.
Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat melewati leher rahim pada saatyang sama
atau di muka dari bagian presentasi janin. Tali kemudian rentanterhadap kompresi antara
bagian janin presentasi dan jaringan lunak sekitarnyaatau panggul tulang, dapat
menyebabkan terhentinya perfusi fetoplasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia pada
janin yang juga dapat berujung padamortalitas janin.
Menurut beberapa referensi diketahui bahwa prolaps tali pusat merupakankeadaan
kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera. Beberapacara dapat dilakukan
dalam mengatasi keadaan tersebut seperti memposisikanibu, mengembalikan tali pusat
pada posisi semula atau pilihan untuk dilakukan prosedur operasi caesar untuk
menyelamatkan janin.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Prolaps tali pusat adalah penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului bagian
terendah janin yang mengakibatkan kompresi tali pusat di antara bagian terendah janin
dan panggul ibu (Prawiroharjo, 2012). Prolaps tali pusatmerupakan keadan dimana tali
pusat berada di samping atau melewati bagianterendah janin dalam jalan lahir sebelum
ketuban pecah yang mengakibatkankompresi (Stright, 2004). Prolaps tali pusat adalah tali
pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir
sebelumketuban pecah. (Mansjoer Arif, 2000). Prolaps tali pusat adalah keadaandarurat
obstetrik langka yang terjadi ketika tali pusat turun di samping atau diluar bagian
presentasi janin. Hal ini dapat mengancam jiwa janin karena alirandarah melalui
pembuluh pusar tidak mampu mengkompromi kompresi tali pusar diantara janin dan
rahim, leher rahim, atau leher panggul. Keadaan inimembuat janin dapat mengalami
hipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia(Phelan, 2013).
Dari beberapa definisi tersebut disimpulkan bahwa prolaps tali pusat adalah letak tali
pusat yang berada di samping atau dibagian terendah
yaitu jalan lahir janin yang dapat menyebabkan kompresi pada tali pusat sehinggafungsi
tali pusat menjadi terganggu.

Sumber: www.google.com
Gambar 2.1. Gambar Prolaps Tali Pusat
5

B. Klasifikasi
Prolaps Tali pusat dapat dibedakan menjadi 3 derajat yaitu :
1. Occult prolapsed, jika tali pusat terletak di samping kepala atau didekat pelvis tapi
tidak dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.
2. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka), jika tali pusat berada
disamping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis,
atau lebih rendahdari bagian bawah janin sedangkan ketuban masih intek atau belum
pecah.
3. Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli), jika tali pusat teraba keluaratau berada
disamping dan melewati bagian terendah janin di dalam
jalanlahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan di luarvagina setelah
ketuban pecah (Winkjosastro, 2005).

Sumber: www.google.com
Gambar 2.2 Klasifikasi Prolaps Tali Pusat2

C. Patofisiologi
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat diantaranya ruptur
membran amnion spontan, kehamilan kembar, polihidroamnion, kehamilan prematur,
janin terlalu kecil, kelainan presentasi.Penyebab primer yang timbul akibat prolaps tali
pusat adalah ruptur membranyang spontan terjadi sebelum bagian presentasi berada pada
leher panggul.Ketika kantung cairan amnion ruptur, tiba-tiba terjadi desakan yang
kuatmenyebabkan cairan mengalir dengan cepat terus menuju vagina sehinggamembuat
tali pusat menuju vagina. Pada kehamilan ganda maka kemungkian terjadinya prolaps tali
pusat akan semakin besar karena jika terjadi desakan antara janin akan membuat janin
mengalami kelainan presentasi seperti letakmelintang. Keadaan polihidroamnion, dimana
6

terdapat cairan ketuban banyakmenyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa dalam
rahim. Dan keadaan inidapat mengakibatkan kelainan presentasi (letak sungsang, lintang,
presentasikepala). Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi hidramnion
jugaterjadi ukuran janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda
sehingga janinnya memiliki ukuran kepala yang kecil. Keadaan tali pusat yang
panjangdan plasenta previa juga menjadi penyebab terjadinya prolaps tali pusat. Semua
keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap panggul ibu,
sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi oleh bagian bawah janin, dan inilah
yang mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun daritempatnya sehingga terjadilah
prolaps tali pusat.
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagianterendah janin
dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan inimengakibatkan terjadi
hipoksia fetal dan bila berlanjut dapatmengakibatkan fetal distress yang ditandai dengan
melemahnya detak jantung janin. Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat
juga dapat menghasilkan asidosis respiratorik dan metabolic yang berat,
berkurangnyaoksigenasi janin, bradikardi yang menetap, bila keadaan ini terus
berlangsungdapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Namun bila dapat
dansegera ditangani maka janin tetap hidup, hal ini ditandai dengan adanya
terabadenyutan pada tali pusat (Prawirohardjo, 2012)

D. Penyebab Langsung / Etiologi


1. Etiologi fetal
a. Presentasi yang abnormal seperti letak lintang, letak sungsang, presentasi bokong,
terutama presentasi kaki
b. Prematuritas. Seringnya kedudukan abnormal pada persalinan prematur,yang
salah satunya disebabkan karena bayi yang kecil sehinggakemungkinan untuk
aktif bergerak.
c. Gemeli dan multiple gestasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputigangguan
adaptasi, frekuensi presentasi abnormal yang lebih besar,kemungkinan presentasi
yang tidak normal.
7

d. Polihidramnion, sering dihubungkan dengan bagian terendah janin yang tidak


engage.
e. Ruptur membran amnion spontan. Keadaan ketuban pecah dini tersebutmembawa
sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyutke vagina.
2. Etiologi Maternal
a. Disproporsi kepala panggul
Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak dapatturun dan
pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung. 
b. Bagian terendah yang tinggi
Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi meskipun panggul
normal.
3. Etiologi dari tali pusat dan plasenta
a. Tali pusat yang Panjang
Semakin panjang tali pusat, maka semakin mudah menumbung. 
b. Plasenta letak rendah
Jika plasenta dekat serviks maka akan menghalangi penurunan bagianterendah.
Disamping itu insersi tali pusat lebih dekat serviks.

E. Tanda dan Gejala


1. Tali pusat kelihatan menonjol keluar dari vagina. 
2. Tali pusat dapat dirasakan atau diraba dengan tangan didalam bagian yanglebih
sempit dari vagina.
3. Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin terjadi sebagai mana tali pusat ditekan
antara bagian presentase dan tulang panggul.
4. Auskultasi terdengar jantung janin ireguler
5. Terdapat bradikardia janin ( DJJ <100x/menit)
6. Hipoksia janin ditandai dengan gerakan janin yang jarang dan lemah.
8

F. Penyebab Tidak Langsung / Predisposis


Ada beberapa penyebab terjadinya prolaps tali pusat, seperti:
1. Kelahiran bayi prematur atau lebih cepat dari usia kehamilan seharusnya
2. Melahirkan lebih dari satu bayi (kembar)
3. Kelebihan air ketuban (hidramnion)
4. Bagian kaki bayi keluar lebih dulu atau sungsang
5. Tali pusat lebih panjang dari seharusnya
6. Bayi sangat aktif sehingga terjadi tali pusat terhimpit
7. Ketuban pecah sebelum waktunya (premature rupture of the membrane)
Beberapa penyebab terjadinya prolaps tali pusar tersebut dapat diantisipasi saat
konsultasi berkala dengan dokter kandungan. Salah satunya adalah ketika tali pusat
mengalami kompresi selama kehamilan.Berbeda dengan prolaps tali pusat, kompresi tali
pusat atau umbilical cord compression bisa terjadi di setiap 1 dari 10 kejadian. Hal ini
juga bisa disebabkan karena bayi mulai bergerak lebih aktif di rahim.Saat pemeriksaan
dengan dokter kandungan, kondisi prolaps tali pusat atau kompresi tali pusat
bisa dideteksi lewat USG atau alat deteksi detak jantung janin (fetal Doppler).

G. Komplikasi dan Prognosis
1. Komplikasi
a. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin.
Sedangkan pemeriksaanserviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri
vagina kedalamuterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan,
terutamaapabila dicurigai terjadi distosia. Infeksi merupakan bahaya yangserius
yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama(Chuningham dkk, 2005).
Komplikasi lain seperti laserasi jalan lahir,ruptura uretri, atonia uretri dapat terjadi
akibat upaya menyelamatkan janin.
b. Pada janin
1) Gawat janin
9

Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidakmemperoleh oksigen


yang cukup.Gawat janin dapat diketahui dari tanda-tanda berikut:
a) Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120x/menit ataulebih dari
160x/menit.
b) Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari10x/hari)
c) Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan,atau tali pusat
pulsasinya lemah, maka prognosis janin akanmemburuk (Prawirohardjo,
2012) 
2) Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi otot,gerakan, dan
ketrampilan motorik (kemampuan untuk bergerak dalam cara yang
terkoordinasidan terarah) akibat darirusaknya otak karena trauma lahir atau
patologi intrauterin(Chuningham dkk, 2005).

2. Prognosis
Prognosisnya baik apabila diagnosis serta penatalaksanaan yangtepat sesuai
klasifikasi prolaps, memburuk jika prolaps tidak segeradiketahui dan ditangani
sehingga menyebabkan hipoksia pada bayisehingga bayi mati dalam kandungan.
Kematian perinatal sekitar 20%-30% pada janin, prognosis janin akan membaik
dengan sectio caesar(Prawirohardjo,2012)

H. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus prolaps tali pusat, pemeriksaan diagnostik yang dapatdilakukan:
1. Tes prenatal dapat menunjukkan polihidramnion, janin besar atau gestasimultiple
2. Pemeriksaan vagina menunjukkan perubahan posisi tali pusat, dapatterlihat dari
vagina, teraba secara kebetulan, auskultasi terdengar jantung janin.
3. Fundoskop digunakan untuk mendeteksi denyut jantung janin ataumonitoring DJJ.
4. Ultrasound atau pelvimetri sinar-x, mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi janin,
posisi dan formasi.

I. Diagnosis
10

Diagnosis prolaps tali pusat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan palpasi dalam


vagina teraba massa yang berdenyut, dan pada pemeriksaan inspeksi spekulum terlihat
tali pusat prolaps overt. Kejadian prolaps tali pusat harus dicurigai apabila terjadi
bradikardi fetus atau deselerasi rekuren, khususnya saat proses persalinan setelah ketuban
pecah. Pemeriksaan penunjang USG dapat dilakukan terutama pada kasus prolaps occult.
Anamnesis
Dalam anamnesis prolaps tali pusat, terdapat beberapa faktor risiko yang harus
ditanyakan. Perlu diketahui usia ibu, paritas ibu, bagian terbawah janin pada riwayat
antenatal, ketuban telah pecah atau belum, usia kehamilan, dan taksiran berat janin.
Penting juga untuk mengetahui hasil USG sebelumnya untuk menjadi pertimbangan
risiko ibu.[1,4]

J. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan tali pusat adalah sebagai berikut:
1. Tali pusat berdenyut
a. Jika tali pusat berdenyut, berarti janin masih hidup. 
b. Beri oksigen 4-6 liter/menit melalui masker atau nasal kanul
c. Posisi ibu knee chest, trendelenberg atau posisi sim (Prawirohardjo,2012)
d. Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera.
e. Jika ibu pada persalinan kala I :
1) Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) masukantangan
kedalam vagina dan bagian terendah janin segera didorongke atas, sehingga
tahanan pada tali pusat dapat dikurangi.
2) Tangan yang lain menahan bagian terendah di supra pubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi
3) Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatasrongga
panggul, keluarkan tangan dari vagina, letakan tangan tetapdiatas abdomen
sampai dilakukan sesio cesarea.
4) Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara berlahanuntuk mengurangi
kontraksi rahim.
5) Segera lakukan sectio caesaria.
11

f) Jika ibu pada persalinan kala II :


1) Pada persentasi kepala, lakukan persalinan segera dengan ekstraksivakum atau
ekstraksi cunam/forseps.
2) Jika persentase bokong/sungsang lakukan ekstraksi bokong ataukaki,dan
gunakan forseps pipa panjang untuk melahirkan kepalayang menyusul.
3) Jika letak lintang, siapkan segera sectio caesaria.
4) Siapkan segera resusitasi neonatus.
2. Tali pusat tidak berdenyut
Jika tali pusat tidak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan inisudah tidak
merupakan tindakan darurat lagi, lahirkan bayi secara normaltanpa mencederai ibu.
Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang
apa yang terjadi serta tindakan apa yangakan dilakukan.
3. Puskesmas
a. Lakukan pemeriksaan dalam bila ketuban sudah pecah dan bagian terbawah janin
belum turun
b. Jika teraba tali pusat, pastikan tali pusat masih berdenyut atau tidakdengan
meletakkan tali pusat diantara 2 jari.
c. Lakukan reposisi tali pusat. Jika berhasil usahakan bagian
terendah janin memasuki rongga panggul, dengan menekan fundus uteri danusaha
kan segera persalinan pervaginam.
d. Suntikkan terbutalin 0,25 mg subkutan.
e. Dorong ke atas bagian terbawah janin dan segera rujuk kePuskesmas/RS.
f. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin dilaksanakan, segera rujukke Rumah
sakit.
4. Rumah Sakit.
a. Lakukan evaluasi atau penanganan seperti pada manajemen medik. 
b. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin terjadi, segera lakukansectio caesaria.

Penatalaksanan tali pusat bedasarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut:


1. Prolaps tali pusat menumbung (prolapsus funikuli )
12

a. Posisiskan ibu pada posisi kneechest. Jika mampu kembalikan tali pusatke dalam
vagina menggunakan tekanan ke atas menghadap bagian presentasi untuk
mengangkat janin jauh dari prolaps tali pusat. Hal inidapat dilakukan secara
manual (bersarung tangan steril/2 jari mendorong ke atas terhadap bagian
presentasi atau sekali bagian presentasi di atas pinggir panggul, menggunakan
tekanan suprapubik terus menerus dalamarah ke atas). 
b. Jika tali pusat tidak dapat dimasukkan ke dalam vagina, hindari memegangtali
pusat yang berada di luar vagina, karena hal ini menyebabkanvasospasme.
c. tutupi tali pusat dengan kasa steril lembab yang dibasahi normal salinhangat
untuk menjaga agar tidak kering dan dingin.
d. Lanjutkan ke bagian darurat caesar sesegera mungkin.
e. Jika tersedia, memberikan terbutaline 0,25 mg subkutan untuk
mengurangikontraksi ketika terdapat kelainan denyut jantung janin.
2. Prolaps occult
a. Tempatkan ibu dalam posisi lateral ataupun kneechest. 
b. Jika denyut jantung janin normal, berikan ibu O2 dan denyut jantung janinserta
pulsasi tali pusat yang terus dipantau.
c. Jika denyut jantung janin tetap normal, persiapkan operasi Caesar yangcepat.
d. persalinan normal hanya dapat dilakukan jika waktu persalinan sudahdekat,
serviks sepenuhnya melebar dan tidak ada kontra-indikasi.
3. Prolaps terkemuka
Penangannya sama seperti prolaps occult. Pantau denyut jantung janianserta
pulsasi tali pusat sambil mempersiapkan persalinan baik normal jika tidakada kontra
indikasi maupun Caesar

K. Pencegahan
Prolaps tali pusat tidak dapat dicegah, tetapi komplikasi janinselanjutnya telah
terbukti sering dapat dicegah, dengan penurunan yangsignifikan dalam morbiditas dan
mortalitas janin bila kondisi ini ditanganidengan segera dan tepat
13

BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Prolaps tali pusat adalah letak tali pusat yang berada di samping ataudibagian
terendah yaitu jalan lahir janin dan tulang pelvis ibu yangmenyebabkan kompresi tali
pusat. Prolaps tali pusat terjadi akibat beberapafaktor salah satunya adalah letak janin
yang berubah sehingga menyebabkantali pusat terjepit oleh janin dan berubah tempat
hingga menutupi jalan lahir.Komplikasi yang terjadi pada janin adalah hipoksia janin,
bila tidaktertangani maka dapat menyebabkan kematian janin.
14

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer. 2011. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: MedikaAesculapius FKUI

Cunningham, F. Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. 

Lidia Aditama Putri. 2019. Buku Ajar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Guepedia

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina PustakaSarwono


Prawirohardjo

Siti Fauziah. 2017. Keperawatan Maternitas. Jakarta : Prenadamedia


15

Sodikin. 2019. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC.

Stright, Barbara R. 2004. Panduan Belajar: Keprerawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: YBBSP

Anda mungkin juga menyukai