Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH (RSUD) DR. SAM RATULANGI TONDANO KABUPATEN


MINAHASA
Gabby Doaly*, Grace D. Kandou**, Tubagus D. E. Abeng**

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado


** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Sistem rujukan merupakan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Di era Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) saat ini, sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan, pelayanan kesehatan yang diterapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan menganut sistem rujukan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diwajibkan menerapkan sistem rujukan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa pada bulan Oktober-
Desember 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada 8
informan yaitu 1 orang Direktur, 1 orang kepala seksie, 1 orang dokter FKTP, 1 orang perawat
IGD, 1 orang perawat ruangan rawat inap, 1 orang perawat ruangan rawat jalan, 1 orang kepala
unit rekam medis, dan 1 orang petugas admisi. Pemilihan informan pada penelitian ini didasarkan
pada prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequacy). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prosedur administratif penerimaan dan pengiriman pasien rujukan di RSUD
Dr. Sam Ratulangi Tondano telah dilaksanakan sesuai standar. Prosedur operasional merujuk
pasien di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano, sebagian besar telah dilaksanakan sesuai standar
hanya pada prosedur operasional merujuk pasien ke faskes tingkat 3, belum dilaksanakan sesuai
standar yaitu RSUD Dr. Sam Ratulangi tidak menghubungi fasilitas kesehatan yang dituju.
Prosedur operasional merujuk balik ke faskes 1 telah dilaksanakan sesuai standar sedangkan
prosedur operasional tindak lanjut atas rujukan balik dari faskes tingkat 3 belum dilaksanakan
sesuai standar di mana tidak ada komunikasi antara faskes tingkat 3 dengan RSUD Dr. Sam
Ratulangi.

Kata Kunci : Sistem Rujukan Pasien

ABSTRACT
Referral system is a set of health services that delegation of tasks and responsibilities of health
services on a reciprocal basis both vertically and horizontally. In the era of National Health
Insurance (JKN), based of the Presidential Regulation No. 12 year 2013 on Health Insurance,
health services implemented by social security governing body (BPJS) Health adheres to referral
system. Healthcare facilities in cooperation with the BPJS Health required to implement a referral
system. The research was conducted using qualitative methods. This research was conducted in
the area of public Dr. Sam Ratulangi hospital Tondano Minahasa Regency in October-December
2016. Data collection is carried out by means of in-depth interviews to 8 informant i.e. 1 Director,
1 head of department, 1 FKTP doctor, 1 IGD nurse, 1 inpatient room nurse, 1 outpatient room
nurse, 1 head of unit medical record, and 1 admission person. The selection of informants in this
study is based on the principle of suitability (appropriateness) and adequacy. The results showed
that the administrative procedure for the receipt and delivery of patient referrals in the Dr. Sam
Ratulangi Tondano hospital has been implemented according to the standard. Operational
procedures refer patients in Dr. Sam Ratulangi Tondano hospital, most have been implemented
according to the standard operational procedure on only refer patients to faskes level 3, have not
been carried out according to the standard, namely the Dr. Sam Ratulangi hospital did not contact
the intended health facilities. The operational procedure of referring back to the faskes 1 has been
implemented according to the standard operating procedures while the follow-up over the
reference from faskes level 3 has not been carried out according to the standard where there is no
communication between faskes level 3 with the Dr. Sam Ratulangi hospital.

Keywords : Patient Referral System

92
PENDAHULUAN pemulihan dan paliatif yang ditujukan
Cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang pada perseorangan, dilaksanakan secara
dalam Pembukaan Undang-Undang menyeluruh, terpadu,
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun berkesinambungan, dan didukung sistem
1945 adalah melindungi segenap bangsa rujukan yang berfungsi secara mantap
Indonesia dan seluruh tumpah darah (Anonim, 2009).
Indonesia, memajukan kesejahteraan Sistem rujukan merupakan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa pelayanan kesehatan yang mengatur
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia pelimpahan tugas dan tanggung jawab
yang berdasarkan kemerdekaan, pelayanan kesehatan secara timbal balik
perdamaian abadi serta keadilan sosial baik vertikal maupun horizontal.Di era
(Anonim, 1945). Untuk mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat
cita-cita luhur tersebut maka pemerintah ini, sesuai Peraturan Presiden Nomor 12
melakukan pembangunan yang Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan,
menyeluruh, terarah dan terpadu pelayanan kesehatan yang diterapkan
termasuk di dalamnya pembangunan di oleh Badan Penyelenggara Jaminan
bidang kesehatan. Sosial (BPJS) Kesehatan menganut
Undang-Undang Republik Indonesia sistem rujukan. Fasilitas pelayanan
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan kesehatan yang bekerjasama dengan
pasal 5 ayat (2) bahwa setiap orang BPJS Kesehatan diwajibkan menerapkan
mempunyai hak dalam memperoleh sistem rujukan (Anonim, 2013a).
pelayanan kesehatan yang aman, Pemerintah mengatur tentang
bermutu dan terjangkau, dan dalam rujukan pelayanan kesehatan melalui
pasal 30 ayat (1) menyatakan fasilitas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
pelayanan kesehatan menurut jenis 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
pelayanannya terdiri dari pelayanan Rujukan Pelayanan Kesehatan
kesehatan perseorangan dan pelayan Perorangan dan diikuti dengan
kesehatan masyarakat, ayat (2) fasilitas- penerbitan buku Pedoman Sistem
fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari Rujukan Nasional yang dikeluarkan oleh
pelayanan kesehatan tingkat pertama, Direktorat Jenderal Bina Upaya
tingkat kedua dan tingkat ketiga. Upaya- Kesehatan Kementerian Kesehatan
upaya kesehatan dalam hal ini upaya Republik Indonesia Tahun 2012. Pada
kesehatan perseorangan, kedua aturan ini tercantum penjelasan
diselenggarakan melalui upaya mengenai sistem rujukan mulai dari
peningkatan, pencegahan, pengobatan, pengorganisasian, tata cara, pencatatan

93
dan pelaporan serta monitoring dan Wawancara dengan dokter jaga di
evaluasi (Anonim, 2012a) (Anonim, RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dan
2012b). dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
Tata cara pelaksanaan sistem tingkat pertama (FKTP) maka peneliti
rujukan dalam buku Pedoman Sistem menemukan masalah-masalah antara
Rujukan Nasional dibagi menjadi lain: formulir rujuk balik ada yang tidak
prosedur klinis, prosedur administratif, diisi oleh dokter di rumah sakit, formulir
dan prosedur operasional. Prosedur rujuk balik ada yang tidak dikembalikan
klinis berisi tata cara pelaksanaan sistem ke dokter di FKTP, tulisan dokter di
rujukan dilihat dari aspek klinis. formulir rujuk balik tidak terbaca oleh
Prosedur administratif berisi tata cara dokter di FKTP, sumber daya manusia
pelaksanaan sistem rujukan dilihat dari (dokter ahli, penata rontgen) tidak jaga
aspek administratif sedangkan prosedur di rumah sakit, sehingga kasus yang
operasional berisi tata cara pelaksanaan semestinya bisa ditangani di rumah
sistem rujukan dilihat dari aspek sakit, dirujuk, tidak ada komunikasi
operasional (Anonim, 2012a). dengan rumah sakit rujukan yang dituju
RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dan ambulans yang siap untuk merujuk
menurut Peraturan Gubernur Sulawesi pasien hanya 1 (satu) mobil.
Utara Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penelitian Primasari (2015), dalam
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di komponen sistem rujukan medis,
Provinsi Sulawesi Utara ditetapkan implementasi JKN membawa perbaikan
menjadi fasilitas kesehatan rujukan bagi dalam sistem rujukan di RSUD Dr.
7 (tujuh) Puskesmas di Kabupaten Adjidarmo Kabupaten Lebak, walaupun
Minahasa (Anonim, 2013b), sedangkan belum signifikan, sedangkan komponen
menurut Peraturan Bupati Minahasa sistem rujukan berjenjang, perbaikan
Nomor 22 Tahun 2013 tentang Sistem baru nampak pada aspek kebijakan dan
rujukan Pelayanan Kesehatan di prosedur, sehingga perlu upaya keras
Kabupaten Minahasa, RSUD Dr. Sam untuk meningkatkan aspek lainnya
Ratulangi ditetapkan menjadi fasilitas dalam rangka menciptakan sistem
kesehatan rujukan bagi 21 Puskesmas di rujukan yang lebih baik.
Kabupaten Minahasa (Anonim, 2013c). Menurut penelitan Kesumawati
RSUD Dr. Sam Ratulangi juga telah (2012) pada 2 (dua) Puskesmas di
menjalin kerja sama dengan BPJS Sukabumi, sistem rujukan Puskesmas
Kesehatan sejak tahun 2013 sebagai Nanggelang belum efektif, terlihat dari
rumah sakit yang melayani peserta JKN. rasio angka rujukan di atas standar PT.

94
Askes 15 % sedangkan di Puskesmas kebijakan maupun sarana prasarana
Gedong Panjang cukup efektif dengan termasuk obat-obatan dan meningkatkan
rasio angka rujukan kurang dari 15 %. kompetensi dokter melalui pelatihan
Ketersediaan dokter, aspek kebijakan, sehingga Puskesmas mampu berfungsi
obat-obatan, pemahaman dokter sebagai penapis rujukan dan dijadikan
terhadap Puskesmas sebagai gate keeper pintu masuk pelayanan kesehatan
mempengaruhi angka rujukan. Diagnosa tingkat pertama.
penyakit yang banyak dirujuk di kedua Dari data-data di atas, penulis
Puskesmas tersebut adalah Diabetes merasa perlu melakukan penelitian
Mellitus dan Hipertensi. tentang pelaksanaan sistem rujukan
Hasil penelitian Zuhrawardi (2007) pasien di RSUD Dr. Sam Ratulangi
pada 3 (tiga) Puskesmas di Aceh adalah Tondano dilihat dari prosedur
sebagai berikut: peserta PT. Askes yang administratif dan prosedur operasional.
mendapat rujukan rawat jalan pada Adapun penelitian ini, belum pernah
tahun 2006 sekitar 25-30%; para dokter dilakukan di RSUD Dr. Sam Ratulangi
tidak dapat menolak jika pasien Tondano.
bersikeras meminta rujukan rawat jalan
walau sesungguhnya tidak ada indikasi METODE
medis; umumnya pasien yang meminta Penelitian ini dilakukan dengan
rujukan rawat jalan tanpa indikasi medis menggunakan metode kualitatif yang
tersebut berlatar belakang pendidikan bertujuan untuk mengetahui lebih
SMA ke atas; alasan pasien meminta mendalam tentang pelaksanaan sistem
rujukan rawat jalan karena obat-obatan rujukan pasien yaitu dengan melihat
yang tidak bervariasi dan di rumah sakit, prosedur administratif dan prosedur
pasien dilayani oleh dokter spesialis. operasional rujukan pasien di RSUD Dr.
Menurut penelitian Ali (2015), Sam Ratulangi Tondano. Penelitian ini
pelaksanaan rujukan rawat jalan tingkat dilakukan di Rumah Sakit Umum
pertama peserta program JKN di Daerah (RSUD) Dr. Sam Ratulangi
Puskesmas Kota, Puskesmas Kalumata Tondano Kabupaten Minahasa pada
dan Puskesmas Jambula Kota Ternate bulan Oktober-Desember 2016.
belum berjalan sesuai dengan ketentuan Pengumpulan data dilakukan dengan
yang ditetapkan. Disarankan kepada cara wawancara mendalam kepada 8
Pemerintah Daerah melakukan evaluasi informan yaitu 1 orang Direktur, 1 orang
secara kontinu terhadap pelaksanaan kepala seksie, 1 orang dokter FKTP, 1
rujukan di Puskesmas baik dari segi orang perawat IGD, 1 orang perawat

95
ruangan rawat inap, 1 orang perawat Walaupun prosedur administratif
ruangan rawat jalan, 1 orang kepala unit penerimaan pasien rujukan sudah
rekam medis, dan 1 orang petugas dilaksanakan sesuai standar di RSUD
admisi. Pemilihan informan pada Dr. Sam Ratulangi Tondano,namun
penelitian ini didasarkan pada prinsip masih terdapat permasalahan dalam
kesesuaian (appropriateness) dan pelaksanaannya yaitu penyediaan
kecukupan (adequacy). dokumen rekam medis bagi pasien lama
membutuhkan waktu lebih dari 15
HASIL menit. Padahal standar penyediaan
1. Prosedur administratif penerimaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
pasien rujukan jalan yaitu mulai dari pasien mendaftar
Dari hasil wawancara didapati bahwa sampai rekam medis
prosedur administratif penerimaan disediakan/ditemukan oleh petugas,
pasien rujukan di RSUD Dr. Sam reratanya adalah < 10 menit.
Ratulangi Tondano sudah dilaksanakan Sedangkan standar penyediaan dokumen
sesuai standar. Hal ini sesuai dengan rekam medis pelayanan rawat inap yaitu
hasil observasi langsung dengan mulai dari pasien diputuskan untuk
penelusuran dokumen ditemukan dirawat inap oleh dokter sampai rekam
pelaksanaan administrasi pasien, medis rawat inap tersedia di bangsal
pengisian data pribadi pasien dan pasien, reratanya adalah < 15 menit.
pemberian penjelasan tentang hak dan (Kemkes, 2008).
kewajiban pasien. Hasil penelitian ini Penyediaan dokumen rekam medis
berbeda dengan penelitian Rukmini dan yang lama di RSUD Dr. Sam Ratulangi
Ristrini (2015) mengenai Pelaksanaan Tondano disebabkan oleh penataannya
Sistem Rujukan Maternal Di Puskesmas yang belum baik sehingga petugas
Tambakrejo Dan Tanah Kali Kedinding kesulitan mencari dokumen rekam
Kota Surabaya dilaporkan bahwa untuk medis. Hal ini disebabkan oleh
prosedur klinis, semuanya telah terbatasnya gedung, fasilitas dan
dilaksanakan, sedangkan prosedur peralatan yaitu ruangan rekam medis
administrasi, ada beberapa yang belum yang sempit/kecil, kurangnya rak/lemari
terlaksana tentang prosedur standar dan kurangnya map. Hal ini seperti yang
penerimaan rujukan yaitu pencatatan di dilaporkan oleh Primasari (2015) dalam
buku register penerimaan rujukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem
pasien. Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional
RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak,

96
kesiapan Puskesmas dan RSUD mengikuti pelatihan rekam medis. Saat
Karimun sebagai pusat rujukan belum dilakukan penelitian ini, kepala unit
sepenuhnya optimal, diantaranya karena rekam medis tidak berlatar belakang
ada keterbatasan sumber daya di pendidikan rekam medis dan belum
pelayanan dasar berupa fasilitas dan alat, pernah mengikuti pelatihan rekam
walaupun tidak terlalu signifikan medis. Hal ini belum sesuai dengan
mempengaruhi sistem rujukan. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Menurut buku Pedoman Rumah Sakit di mana disebutkan bahwa
Penyelenggaraan Pelayanan Rumah panitia rekam medis dipimpin oleh
Sakit, fasilitas dan peralatan yang cukup seorang kepala dengan latar belakang
harus disediakan untuk menunjang pendidikan minimal D3 rekam medis
pelayanan yang efisien. Unit kerja dan pengalaman yang sesuai, serta
rekam medis harus mempunyai lokasi kualifikasi staf harus diupayakan sesuai
yang sedemikian rupa sehingga dengan tugas yang dilaksanakan
pengambilan dan distribusi rekam medis (Kemkes 2012).
lancar. Ruang kerja harus memadai bagi Berdasarkan penelitian Yella
kepentingan staf, penyimpanan rekam berkaitan dengan analisis dan
medis dan penempatan peralatan pembahasan yang menyangkut dengan
(Kemkes 2012). hubungan pengetahuan, sikap, tindakan
Pengelolaan rekam medis yang dan komitmen pimpinan terhadap
belum optimal di RSUD Dr. Sam kelengkapan pengisian dokumen rekam
Ratulangi Tondano disebabkan sumber medis Di RSUP Dr. M. Djamil Padang
daya manusia yang berkualitas di unit Tahun 2011 dinyatakan bahwa lebih dari
rekam medis terbatas. Dari wawancara separuh hasil pelaksanaan pengisian
dan diperoleh data bahwa SDM yang petugas tidak lengkap, separuh petugas
bertugas di unit rekam medis berjumlah memiliki pengetahuan yang rendah
12 orang. Sebagian besar dari SDM ini terhadap pengisian dokumen rekam
adalah tenaga honorer. Dari 12 orang medis, lebih dari separuh petugas
petugas yang ada, 1 orang petugas memiliki sikap negatif dalam pengisian
berlatar belakang pendidikan D3 rekam dokumen rekam medis, lebih separuh
medis namun saat dilakukan penelitian petugas memilki tindakan yang baik dan
ini sementara mengikuti tugas belajar, 1 separuh memiliki tindakan kurang baik
orang petugas pernah mengikuti dalam pengisian dokumen rekam medis
pelatihan rekam medis sedangkan 10 dan ada hubungan yang bermakna antara
orang petugas lain, belum pernah

97
pengetahuan dan hasil pelaksanaan Kelengkapan Pengisian dan
pengisian dokumen rekam medis. Pengembalian Berkas Rekam Medis
Hasil penelitian ini hampir sama dengan Rawat Inap di RSUD Dr. Soetomo
penelitian Nasution H. A. dengan judul Surabaya menunjukkan bahwa dari 195
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam berkas, yang pengembalian tepat waktu
Medis Dalam Pengisian Berkas Rekam adalah sebesar 29% sedangkan yang
Medis Di Rumah Sakit Umum Sipirok terlambat sebesar 71%.
Tahun 2014 di mana dijumpai Dari wawancara dengan beberapa
mayoritas berpengetahuan sedang informan diperoleh data bahwa
sebanyak 6 orang (60%) dan berkas keterlambatan pengembalian dokumen
rekam medis pasien baru rawat jalan rekam medis disebabkan karena berkas
mayoritas dijumpai 174 berkas (87,2%) rekam medis belum lengkap yaitu pada
tidak lengkap. bagian resume medis belum ditulis oleh
Penyebab lain dari lamanya dokter ahli. Menurut wawancara
penyediaan dokumen rekam medis di diperoleh data bahwa dokter-dokter ahli
RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano yang memulangkan pasien tidak
adalah lambatnya pengembalian rekam memiliki cukup waktu untuk menulis
medis dari ruangan rawat inap yaitu resume medis karena masih banyak
lebih dari sehari. Standar pengembalian pasien yang harus diperiksa baik di
rekam medis pasien baik rawat jalan ruangan rawat inap maupun di rawat
maupun rawat inap menurut Peraturan jalan. Padahal menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun
2008 tentang Standar Pelayanan 2006 tentang rekam medis disebutkan
Minimal adalah maksimal 24 jam bahwa rekam medis harus dibuat segera
(Kemkes 2008). Hasil penelitian ini dan dilengkapi setelah pasien menerima
masih sama dengan penelitian dari pelayanan. Setiap dokter atau dokter gigi
Malonda T. D. (2015) dengan judul dalam menjalankan praktik kedokteran
Analisis Pengajuan Klaim Badan wajib membuat rekam medis. Selain
Penyelenggara Jaminan Sosial lengkap, rekam medis juga harus dibuat
Kesehatan Di RSUD Dr. Sam Ratulangi dengan jelas. (Kemkes 2006).
di mana dikatakan bahwa mayoritas
pengembalian rekam medis di RSUD 2. Prosedur administratif pengiriman
Dr. Sam Ratulangi Tondano tidak tepat pasien rujukan
waktu. Demikian juga penelitian dari Dari hasil wawancara didapati bahwa
Winarti (2014) tentang Analisis prosedur administratif pengiriman

98
pasien rujukan di RSUD Dr. Sam dikembalikan ke dokter di FKTP dan
Ratulangi Tondano sudah dilaksanakan tulisan dokter di formulir rujuk balik
sesuai standar. Hal ini sesuai dengan tidak terbaca oleh dokter di FKTP.
hasil observasi langsung penelusuran Hal ini sejalan dengan penelitian
dokumen ditemukan surat rujukan Frenti tentang Analisis Sistem
rangkap 2 (dua), surat rujukan balik Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap
pasien dan penyimpanan rekam medis. di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Walaupun prosedur administratif Semarang didapatkan bahwa kurangnya
pengiriman pasien rujukan sudah tenaga, pelatihan rekam medis yang
dilaksanakan sesuai standar, masih belum menyeluruh mengakibatkan
terdapat permasalahan dalam kendala yaitu dokumen rekam medis
pelaksanaannya. Permasalahan dalam belum lengkap, singkatan yang tidak
pelaksanaan prosedur administratif baku/tulisan dokter yang tidak jelas,
pengiriman pasien adalah pada miss file/kesalahan penempatan
pembuatan surat rujukan rangkap 2 dokumen rekam medis, dokumen rekam
(dua). Di RSUD Dr. Sam Ratulangi medis yang belum ditempatkan di rak
Tondano, surat rujukan dibuat rangkap 2 penyimpanan dan pelaporan yang masih
(dua) yang satu buat dikirim ke faskes mengalami keterlambatan, manual dan
rujukan dan yang satunya dimasukkan sistem yang belum berjalan dengan
sebagai dokumen klaim ke BPJS optimal.
Kesehatan. Sedangkan menurut standar
yang tertulis dalam Buku Pedoman 3. Prosedur operasional merujuk
Rujukan Nasional, surat rujukan dibuat pasien
rangkap 2 (dua) yang satu buat dikirim Dari hasil wawancara didapati bahwa
ke faskes rujukan dan yang satunya buat prosedur operasional merujuk pasien di
arsip (Kemkes, 2012). Dikirimnya surat RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano
rujukan sebagai dokumen klaim ke BPJS belum dilaksanakan sesuai standar yaitu
Kesehatan membuat tidak adanya arsip RSUD Dr. Sam Ratulangi tidak
di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. menghubungi fasilitas kesehatan yang
Permasalahan lain adalah dituju. Hal ini sesuai dengan hasil
pembuatan surat rujuk balik pasien. Dari observasi langsung penelusuran
wawancara dengan informan didapati dokumen dimana tidak ditemukan
bahwa surat rujukan balik pasien ada catatan komunikasi dengan faskes
yang tidak diisi oleh dokter di rumah penerima rujukan.
sakit, formulir rujuk balik ada yang tidak

99
Hal ini berbeda dengan sesuai dengan landasan dalam
penelitian dari Puspitaningtyas dkk mengembangkan dan menerapkan
(2014) dalam penelitian kuantitatif sistem rujukan yaitu keselamatan pasien
dengan judul “Pelaksanaan Sistem yang juga mencakup mutu pelayanan
Rujukan Di RSUD Banyudono” dan efisiensi (Anonim 2012b). Seperti
menemukan bahwa berdasarkan disampaikan oleh Ani & Djoko (2012),
pengambilan data yang telah rujukan yang efektif memerlukan
dilaksanakan di RSUD Banyudono komunikasi antar perawat. Tujuan dari
bulan Juli tahun 2014 terhadap 59 komunikasi itu adalah untuk mengetahui
perawat, disimpulkan bahwa sebagian keadaan pasien dan dapat menyiapkan
besar perawat di RSUD Banyudono secara dini penanganan yang diperlukan
sudah melakukan rujukan sesuai pasien segera setelah pasien sampai di
prosedur pelaksanaan sistem rujukan rumah sakit.
yang ada dengan baik, mekanisme atau Salah satu cara untuk
penyelenggaraan sistem rujukan di sana meningkatkan efektivitas dan efisiensi
juga sudah dilaksanakan dengan baik, pada proses rujukan adalah membangun
untuk persiapan perawat sebelum networking yang kuat antara institusi
melakukan rujukan sudah sesuai standar pelayanan kesehatan. Networking ini
operasional yang ada, dan kendala penting untuk menjamin kecepatan dan
perawat dalam merujuk pasien ketepatan penanganan terhadap pasien
bervariasi, ada yang dikarenakan yang secara langsung mempengaruhi
keyakinan budaya dan kepercayaan mutu layanan kesehatan. Ignasius L.,
setempat, ada yang dikarenakan kendala dkk dalam penelitian berjudul Kebijakan
biaya. Namun pada umumnya kendala Pemerintah Daerah Dalam
perawat dalam merujuk pasien tidak ada. Meningkatkan Sistem Rujukan
Komunikasi antar faskes amat Kesehatan Daerah Kepulauan Di
diperlukan sebelum dilaksanakan Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan
rujukan pasien emergensi. Dengan Riau menemukan bahwa proses
adanya komunikasi maka faskes networking antar puskesmas dengan
penerima rujukan diharapkan sudah rumah sakit sebenarnya sudah ada hanya
mempersiapkan diri dalam menerima belum berjalan secara baik. Untuk lebih
pasien rujukan. Adanya komunikasi mengefektifkannya lagi perlu adanya
antara faskes perujuk dengan faskes perjanjian secara tertulis baik berupa
rujukan akan meningkatkan keselamatan peraturan bupati ataupun perda yang
pasien dan mutu pelayanan. Hal ini

100
mengatur secara jelas hak dan kewajiban yang tidak siap. Hal ini sesuai dengan
tenaga di puskesmas dan rumah sakit. yang ditemukan Primasari (2015) dalam
Pada konteks pembentukan penelitian dengan judul “Analisis
jaringan kerja dalam proses rujukan, Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan
maka aspek komunikasi antar institusi Nasional RSUD. Dr. Adjidarmo
menjadi sangat penting. Kegagalan Kabupaten Lebak”, kesiapan puskesmas
sistem rujukan formal disebabkan dan RSUD Karimun sebagai pusat
karena dua hal yakni kurangnya rujukan belum sepenuhnya optimal,
komunikasi informasi dan kurangnya diantaranya karena transportasi rujukan
pemanfaatan layanan ambulans tersedia setiap saat namun belum
(Nakahara S., dkk. 2010). Untuk terkelola dengan baik untuk
mengatasinya maka perlu ada melaksanakan kasus-kasus rujukan
pengorganisasian masing-masing emergensi. Sedangkan menurut
komponen yang ada di setiap fasilitas penelitian Bunda dan S. Mulya (2008)
kesehatan untuk memobilisasi sumber mengenai Akses dalam system rujukan
daya yang ada dan bekerja sama dalam Puskesfmas daerah terpencil di
suatu sistem yang terintegrasi. Kabupaten Majene Sulawesi Barat
Penelitian Mwangome F. K., dkk disimpulkan bahwa sarana transportasi
menunjukkan bahwa pengorganisasian yang tersedia telah mendukung proses
rujukan pada sistem kesehatan di rujukan walaupun masih ditemukan
beberapa daerah di Afrika masih sangat keterlambatan rujukan. Kelley L. M.
lemah. Secara teoritis, pusat kesehatan dalam jurnal berjudul Developing Rural
masyarakat di daerah terpencil dan Communities Capacity for palliative
rumah sakit kabupaten harus terhubung Care mengatakan bahwa keberadaan
satu sama lain dan sistem rujukan akan sarana transportasi dalam proses rujukan
menjamin masalah yang tidak dapat adalah hal yang sangat penting. Fasilitas
ditangani di pusat kesehatan masyarakat transportasi yang baik pada pelaksanaan
dapat diatasi oleh rumah sakit kabupaten rujukan adalah alat transportasi yang
tepat pada waktunya. sesuai dengan keadaan geografis daerah
Selain permasalahan tersebut. Pentingnya transportasi juga
komunikasi, dari wawancara dengan dilaporkan dalam penelitian dari
informan juga didapati bahwa Macintyre K, Hotchkiss R.D. Referral
transportasi pasien rujukan di RSUD Dr. Revisited: Community Financing
Sam Ratulangi belum dikelola dengan Schemes and Emergency Transport in
baik, terlihat dari ambulans dan sopir Rural Africa yaitu bahwa transportasi

101
mempengaruhi rujukan karena waktu balik belum dilaksanakan dengan baik di
tempuh menuju rumah sakit akan RSUD Dr. Adjidarmo. Menurutnya, hal
mempengaruhi kualits rujukan. ini disebabkan karena ketidakfahaman
4. Prosedur operasional merujuk balik beberapa dokter tentang rujuk balik dan
ke faskes tingkat 1 keterbatasan obat di fasilitas primer
Dari hasil wawancara didapati sehingga pasien yang pernah dirujuk
bahwa prosedur operasional merujuk balik, kembali berobat ke RSUD untuk
balik pasien ke faskes tingkat l di RSUD mendapatkan obat yang diperlukan.
Dr. Sam Ratulangi Tondano telah Kurangnya informasi dari BPJS
dilaksanakan sesuai standar. Walaupun Kesehatan kepada para dokter tentang
demikian, dari wawancara dengan sistem rujukan balik menjadikan
beberapa informan ditemukan masalah perbedaan persepsi yang berakibat pada
yaitu surat rujuk balik pasien ada yang tidak optimalnya aktivitas rujukan balik
tidak diisi oleh dokter di rumah sakit, di RSUD Dr. Adjidarmo. Tidak
formulir rujuk balik ada yang tidak berjalannya sistem rujuk balik juga
dikembalikan ke dokter di FKTP dan terjadi karena cara mendapatkan obat
tulisan dokter di formulir rujuk balik yang dinilai kurang efektif saat pasien
tidak terbaca oleh dokter di FKTP. Hal dirujuk kembali ke PPK I.
ini sesuai dengan hasil observasi 5. Prosedur operasional tindak lanjut
langsung penelusuran dokumen dimana atas rujuk balik dari faskes tingkat 3
formulir rujuk balik ada namun tidak Dari hasil wawancara didapati
lengkap diisi dan tulisan tidak jelas. bahwa prosedur operasional tindak
Berbeda dengan penelitian dari Ali lanjut atas rujuk balik dari faskes tingkat
2015 di Puskesmas Kota, Puskesmas 3 di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano
Kalumata dan Puskesmas Jambula, belum dilaksanakan sesuai standar di
ditemukan bahwa dokter di Puskesmas mana semua informan menjawab bahwa
tersebut tidak pernah menerima surat tidak ada informasi melalui perangkat
rujukan balik dari rumah sakit. komunikasi ke RSUD Dr. Sam
Demikian pula pada laporan kasus di Ratulangi mengenai rencana rujuk balik
Namibia menyatakan bahwa sebagian pasien dari faskes terujuk. Hal ini sesuai
besar kasus rujukan tidak dilakukan dengan hasil penelusuran dokumen
rujuk balik ke fasilitas perujuk (Rumita, dimana tidak ditemukan bukti adanya
2013). catatan mengenai rujuk balik pasien
Primasari menyatakan dalam yang dilakukan melalui perangkat
penelitiannya bahwa ketentuan rujuk komunikasi.

102
Menurut buku Pedoman Sistem Ratulangi tidak menghubungi
Rujukan Nasional, faskes tingkat 2 fasilitas kesehatan yang dituju.
seharusnya sudah menerima informasi 4. Prosedur operasional merujuk balik
tentang rencana rujuk balik pasien dari ke faskes 1 telah dilaksanakan
faskes terujuk, melalui perangkat sesuai standar.
komunikasi yang tersedia. Adanya 5. Prosedur operasional tindak lanjut
komunikasi membuat faskes penerima atas rujukan balik dari faskes tingkat
rujukan mempersiapkan diri. 3 belum dilaksanakan sesuai standar
Komunikasi antara faskes perujuk di mana tidak ada komunikasi antara
dengan faskes rujukan akan faskes tingkat 3 dengan RSUD Dr.
meningkatkan keselamatan pasien dan Sam Ratulangi.
mutu pelayanan. Hal ini sesuai dengan
landasan dalam mengembangkan dan SARAN
menerapkan sistem rujukan yaitu 1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah
keselamatan pasien yang juga mencakup Dr. Sam Ratulangi Tondano:
mutu pelayanan dan efisiensi. (Anonim a. Menempatkan SDM
2012b). Seperti disampaikan oleh Ani & berpendidikan minimal D3
Djoko (2012), rujukan yang efektif rekam medis sebagai kepala unit
memerlukan komunikasi antar perawat. rekam medis dan memberi
Tujuan dari komunikasi itu adalah untuk pelatihan rekam medis bagi
mengetahui keadaan pasien dan dapat seluruh staf yang bekerja di unit
menyiapkan secara dini penanganan rekam medis.
yang diperlukan pasien segera setelah b. Menyediakan ruangan rekam
pasien sampai di rumah sakit. medis yang representatif disertai
sarana, fasilitas dan peralatan
KESIMPULAN sesuai standar di ruangan rekam
1. Prosedur administratif penerimaan medis.
pasien rujukan telah dilaksanakan c. Sosialisasi kepada para dokter
sesuai standar. mengenai peran dan fungsi
2. Prosedur administratif pengiriman dokter sehubungan dengan
pasien rujukan telah dilaksanakan berkas rekam medis dan
sesuai standar. pembuatan surat rujuk balik.
3. Prosedur operasional merujuk d. Merevisi kebijakan pembuatan
pasien belum dilaksanakan sesuai surat rujukan pasien menjadi
standar yaitu RSUD Dr. Sam rangkap 3 (tiga).

103
e. Pembinaan dan pengawasan Anonim. 1945. UUD 1945
pelayanan rujukan yaitu _______ 2008. Standar Pelayanan
sebelum merujukbharus Minimal. PMK Nomor 129 .
menghubungi fasilitas kesehatan _______2009. Undang-Undang
yang dituju. Republik Indonesia Nomor 36
f. Mengadvokasi Dinas Kesehatan tahun 2009, Tentang Kesehatan.
untuk membangun networking Jakarta: Presiden Republik
antar faskes demi efektifitas dan Indonesia.
efisiensi sistem rujukan. _______2012a. Peraturan Menteri
g. Mengelola transportasi pasien Kesehatan Republik Indonesia
sesuai standar. nomor 001 Tahun 2012 tentang
2. Pemerintah Kabupaten Sistem Rujukan Pelayanan
Minahasa/Dinas Kesehatan Kesehatan Perorangan.
Kabupaten Minahasa: _______2012b. Buku Pedoman Sistem
a. Mendukung program Rujukan Nasional. Kementerian
peningkatan kualitas SDM dan Kesehatan RI.
penambahan sarana, fasilitas _______ 2012c. Pedoman
dan peralatan di rumah sakit. Penyelenggaraan Pelayanan Rumah
b. Pembinaan, pengawasan dan Sakit. Kementerian Kesehatan RI.
evaluasi pelaksanaan sistem _______2013a. Peraturan Presiden No.
rujukan di rumah sakit dan 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
fasilitas kesehatan lain . Kesehatan; dan Peta Jalan JKN
c. Membangun sistem rujukan (Roadmap Jaminan Kesehatan
terpadu berbasis teknologi Nasional). Jakarta: Peraturan
informasi. Pemerintah.
d. Merevisi peraturan daerah _______2013b. Peraturan Gubernur
tentang sistem rujukan. Sulawesi Utara Nomor 17 Tahun
2013 tentang Rujukan Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan di Provinsi Sulawesi
Ali. 2015. Analisis Pelaksanaan Rujukan Utara.
Rawat Jalan Tingkat Pertama _______2013c. Peraturan Bupati
Peserta Program JKN di Puskesmas Minahasa nomor 22 Tahun 2013
Kota, Puskesmas Kalumata dan tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Puskesmas Jambula Kota Ternate. Kesehatan di Kabupaten Minahasa.
Manado. IKM UNSRAT.

104
_______2013d. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada JKN.
_______2013e. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
nomor 82 Tahun 2013 tentang
Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit.
_______2015a. Profil RSUD Dr. Sam
Ratulangi Tondano.
______2015b. Peraturan Direktur
Pelayanan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan nomor
01 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan.
Kesumawati. 2012. Analisis
Pelaksanaan Rujukan RJTP Peserta
Askes Sosial PT Askes (Persero)
Kantor Cabang Sukabumi di
Puskesmas Nanggeleng dan
Gedong Panjang Tahun 2012.
Depok. FKM UI.
Zuhrawardi. 2007. Analisis Pelaksanaan
Rujukan Rawat Jalan Tingkat
Pertama Peserta Wajib PT Askes
pada Puskesmas Mibo, Puskesmas
Batoh, dan Puskesmas Baiturahman
di Kota Banda Aceh Tahun 2007.
Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

105

Anda mungkin juga menyukai