Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan bagi setiap manusia adalah hal sangat yang penting. Kesehatan
adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis.[2]

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.[4]
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas.[3]
Kegiatan yang dilakukan Puskesmas meliputi pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan bahan habis
pakai. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan /
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pemusnahan, pencatatan dan pelaporan.
2

Pada pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan bahan habis


pakai sangat diperlukan peran profesional apoteker sebagai salah satu
pelaksana pelayanan kesehatan. apoteker bertanggung jawab dalam menjamin
penggunaan obat yang rasional, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien
dengan menerapkan pengetahuan keterampilan, dan bekerjasama dengan
tenaga kesehatan lainnya salah satunya adalah tenaga teknis kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.[3]
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Jenis tenaga kesehatan yang dimaksud paling sedikit terdiri
atas : dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi,
dan tenaga kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.[4]
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga apoteker sebagai penanggung jawab,
yang dapat di bantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) sesuai
kebutuhan. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.[3]

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari kurikulum program


studi S1 Farmasi Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang (UTB)
3

Lampung yang dilaksanakan oleh mahasiswa semester VII yang berguna


untuk melengkapi dan memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang
bagaimana penerapan pengetahuan yang telah diperoleh di ruang kuliah yang
dapat diamati pada saat PKL. Salah satu tempat yang digunakan sebagai
tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu Puskesmas dengan harapan
mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Puskesmas


Tujuan PKL meliputi:
1. Memperkenalkan mahasiswa pada berbagai jenis pelayanan kefarmasian
manajemen logistic dan pelayanan farmasi klinik di puskesmas.
2. Memberikan gambaran mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi
tenaga kefarmasian, situasi dan kondisi di Apotek dan Instansi Farmasi di
puskesmas.
3. Mahasiswa mampu berpikir kritis untuk melihat “jeda” antara teori dan
praktek.
4. Mempersiapkan para calon sarjana farmasi menjalani prosesnya secara
professional, handal dan mandiri serta mampu menjawab tantangan.

C. Manfaat PKL
Adanya PKL diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat, yaitu:
1. Bagi mahasiswa: dapat meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa
tentang situasi dalam dunia kerja bidang kefarmasian
2. Bagi program studi:
a) Dapat menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya
untuk mengevaluasi hasil pembelajaran oleh instansi tempat PKL
apakah kemampuan mahasiswa sesuai dengan target kompetensi
lulusan.
4

b) Dapat menjalin kerjasama dengan instansi tempat PKL.

3. Bagi Intstansi Tempat PKL


a) Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan
kebijakan sarana pelayanan kefarmasian Puskesmas di masa yang akan
dating berdasarkan hasilpengkajian dan analis yang dilakukan
mahasiswa selama PKL.

D. Waktu dan tempat PKL


Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
Jl. Sisingamangaraja No.3 Gedong Air, Kec. Tj. Karang Barat, Bandar Lampung
Waktu pelaksanaan PKL dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Panjang, dimulai pada
tangggal 2 September 2019 – 23 September 2019.

HARI JAM PENDAFTARAN JAM PELAYANAN


SENIN- 07.30-12.00 08.00-14.00
KAMIS
JUMAT 07.30-10.00 08.00-11.30
SABTU 07.30-11.30 08.00-13.00
UGD RAWAT INAP 24 JAM

BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Puskesmas
5

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.74


Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
unitpelaksana teknisdinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.[3]
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.[2]

B. Tugas dan Fungsi Puskesmas


Tugas dan fungsi Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas.[4]
1. Pasal 4
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

3. Pasal 6
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
Puskesmas berwenang untuk:
6

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan responpenanggulangan
penyakit.

4. Pasal 7
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
b, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
7

5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan


kerja sama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.

C. Tujuan Puskesmas
Pasal 2
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

D. Persyaratan Puskesmas
1. Pasal 9
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari
1 (satu) Puskesmas.
3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksesibilitas.
8

4. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,


prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

2. Pasal 10
1. Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. Geografis;
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
f. Ketersediaan utilitas publik;
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. Kondisi lainnya.
2. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian
Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan
bangunan gedung negara.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan
dari Peraturan Menteri ini

3.Pasal 11
1. Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Persifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan
keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,
anak-anak dan lanjut usia.
9

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai bangunan tercantum dalam Lampiran


yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

4.Pasal 12
1. Selain bangunan Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, setiap
Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesahatan.
2. Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan.

5.Pasal 13
1. Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
a. Sistem penghawaan (ventilasi);
b. Sistem pencahayaan;
c. Sistem sanitasi;
d. Sistem kelistrikan;
e. Sistem komunikasi;
f. Sistem gas medik;
g. Sistem proteksi petir;
h. Sistem proteksi kebakaran;
i. Sistem pengendalian kebisingan;
j. Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;
k. Kendaraan Puskesmas keliling; dan
l. Kendaraan ambulans.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana sebagaimana dimaksudpada


ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagiantidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
10

6. Pasal 14
Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai
dengan Pasal 13 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, danpemeriksaan
secara berkala agar tetap laik fungsi.

7. Pasal 15
1. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. Standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;dan
c. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji
danpengkalibrasi yang berwenang.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai peralatan tercantum dalam Lampiranyang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

8. Pasal 16
1. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dantenaga
non kesehatan.
2. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu
kerja.
3. Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
palingsedikit terdiri atas:
a. Dokter umum;
b. Dokter gigi;
c. Perawat;
d. Bidan;
11

e. Tenaga kesehatan masyarakat;


f. Tenaga kesehatan lingkungan;
g. Ahli teknologi laboratorium medik;
h. Tenaga gizi; dan
i. Tenaga kefarmasian.
4. Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harusdapat
mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan,sistem
informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal
TenagaKesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud
padaayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

9.Pasal 17
1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standarprofesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional,
etikaprofesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan
dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dankesehatan
dirinya dalam bekerja.
2. Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memilikisurat
izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

10.Pasal 18
1. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh
TenagaKesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan
untukmelakukan pekerjaan kefarmasian.
2. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas sebagaimana dimaksud padaayat (1)
Dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
12

11. Pasal 19
1. Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi criteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan.
2. Pelayanan laboratorium di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Puskesmas


1. Perencanaan kebutuhan;
2. Permintaan;
3. Penerimaan;
4. Penyimpanan;
5. Pendistribusian
6. Pengendalian;
7. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan


salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah
untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional,
meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan
sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.

Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan
13

Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:


1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang mendekati kebutuhan;

2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di


Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.

Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Tujuan


permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas,
sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

Pengadaan obat di puskesmas di lakukan dengan melakukan permintaan


obat menggunakan formulir laporan pemakaian lembar permintaan obat
(LPLPO).
Penyimpanan obat di Puskesmas setelah menerima dropping dari Dinkes
(unit Gudang Farmasi), obat-obatan yang sering digunakan disimpan di
tempat terbuka sehingga pada saat pengemasan obat lebih cepat dan mudah.
Secara keseluruhan, penyimpanan obat dilakukan dengan cara obat disusun
secara alfabetis atau bisa dengan cara pengelompokkan kelas terapi. Obat
dirotasi dengan system FIFO dan FEFO, obat disimpan pada rak, obat yang
disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet, tumpukan dus sebaiknya
14

harus sesuai dengan petunjuk, cairan harus dipisahkan dari padatan,


serum/vaksin/suppositoria disimpan dilemari pendingin.

F. Pelayanan Puskesmas
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.

2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,


keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan


pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.

4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan


penggunaan Obat secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik meliputi:


1. Pengkajian dan pelayanan Resep
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat

1. Pengkajian dan pelayanan Resep


15

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan


administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

b. Nama, dan paraf dokter.

c. Tanggal resep.

d. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:


a. Bentuk dan kekuatan sediaan.

b. Dosis dan jumlah Obat.

c. Stabilitas dan ketersediaan.

d. Aturan dan cara penggunaan.

e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

Persyaratan klinis meliputi:


a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.

c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.

d. Kontra indikasi.

e. Efek adiktif.
f. Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan
sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.
16

Tujuan:
a. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.

b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi


pengobatan.

2. Pelayanan Informasi Obat


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain
di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.

b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui


telepon, surat atau tatap muka.

c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.

d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat


inap, serta masyarakat.
17

e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan


tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.

f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan


Kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:


a. Sumber informasi Obat.

b. Tempat.

c. Tenaga.

d. Perlengkapan

3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien.
a. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang
benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan
Obat.
b. Kegiatan:
1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-
ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai
Obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari
Obat tersebut, dan lain-lain.
18

4. Ronde/Visite Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain
Tujuan:
a. Memeriksa Obat pasien.

b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat


dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

c. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan


penggunaan Obat.

d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan


dalam terapi pasien.

Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan


dokumentasi dan rekomendasi. Kegiatan visite mandiri:
Untuk Pasien Baru
a. Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan.

b. Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal


pemberian Obat.

c. Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,


mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan
pengobatan pasien.

d. Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah


terkait Obat yang mungkin terjadi.

Untuk pasien lama dengan instruksi baru

a. Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.

b. Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.


19

untuk semua pasien

a. Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.

b. Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah


dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

Kegiatan visite bersama tim:


a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti
Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan
terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat.
Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home
Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian
pasien dalam penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi
Obat.

5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
20

digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi


atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.

b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah


sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:
a. Menganalisis laporan efek samping Obat.
b. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
d. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Faktor yang perlu diperhatikan:


a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping.
Tujuan:
a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.

b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan


Obat.

Kriteria pasien:
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
21

b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.

c. Adanya multidiagnosis.

d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.

7. Evaluasi Penggunaan Obat


a. Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.

b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.

c. Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai


standar prosedur operasional. Standar Operasiona Prosedur (SOP)
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat
yang mudah dilihat.

G. Peraturan Dan Perundang-Undangan Puskesmas


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Pusat Kesehatan Masyarakat.
22

BAB III

PROFIL TEMPAT PKL

A. Sejarah Puskesmas Rawat Inap Gedong Air


1. Profil Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
Puskesmas Rawat Inap Gedong Air merupakan salah satu UPT dinas
ksehatan Kota Bandar Lampung, terletak di Jalan Sisingamangaraja No 3
Kelurahan Gedong Air Kec. Tanjung Karang Barat. Didirikan sebagai
Puskesmas Rawat Jalan pada Tanggal 18 Agustus 1970 dan penetapan
Puskesmas Gedong Air sebagai UPT Puskesmas Rawat Inap pada tanggal 20
juni 2008 dengan didasarkan pada Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung.
Berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung No.586/IV/HK/2012
tentang pemberlakuan pola pengelolaan keuangan unit pelaksana teknis pada
dinas kesehatan kota bandar lampung sebagai badan layanan umum daerah,
UPT puskesmas rawat inap gedong air terhitung mulai tanggal 1 april 2012
ditetapkan menjadi PPK BLUD terhadap dan pada tahun 2014 ditetapkan
menjadi BLUD penuh dan pada tahun 2016 berdasarkan penilaian dari komisi
akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama, UPT Puskesmas rawat inap
gedong air diakui sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah
memenuhi standar akreditasi dan dinyatakan Terakreditasi dengan Status
Akreditasi Madya.
UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air sudah beberapa kali mengalami
pergantian kepemimpinan yaitu antara lain:

1. Mohfian M. Zen tahun 1973 - 1081


2. Dr.Lukman syeh Bubakar tahun 1981 – 1984
3. Dr.Nasid Abdullah tahun 1984 – 1985
4. Dr.Hermawati tahun 1985 – 1986
5. Dr.Sukarni Ahmad tahun 1986 – 1987
23

6. Dr.Afiyati N.R.Ramli tahun 1987 – 1988


7. Dr.Chaerul Muluk Moeis tahun 1988 - 1992
8. Dr.Reihana Wujayanto tahun 1992 – 1999
9. Dr.erwandi tahun 1999 – 2000
10. Drg.Bambang Utoyo tahun 2000 – 2001
11. Dr.Lisman Gaya Dt.S.Sati tahun 2001 – 2005
12. Dr.Meisnon L.Gaya tahun 2005 – 2012
13. Dr.Titin Agustin tahun 2012 s/d Sekarang

Luas wilayah kerja

Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air terletak di


Kecamatan Tanjung karang Barat Kota Bandar Lampung denga luas wilayah
6,39 km2, meliputi lima kelurahan binaan yaitu Gedong Air, Suka Jawa,
Kelapa Tiga Permai, Suka Jawa Baru, dan Sukadanaham.

Luas wilayah kerja berdasarkan kelurahan binaan sebagai berikut:

1. Kelurahan Gedong Air : 1,31 Km2


2. Kelurahan Suka Jawa : 0,46 Km2
3. Kelurahan Sukadanaham : 4,11 Km2
4. Kelurahan Suka Jawa Baru : 0,46 Km2
5. Kelurahan Kelapa Tiga Permai : 0,53 Km2

Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Segala Mider dan Kecamatan
Kedaton;
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara;
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Pusat;
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Susunan Baru dan Kelurahan
Segala Mider.
24

1. Visi, Misi, Motto, dan Tata Nilai UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
1. Visi
Terwujudnya masyarakat mandiri untuk hidup sehat
2. Misi
a. Menggerakan pembangunan masyarakat kesehatan.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan profesionalisme sarana dan
prasarana.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
e. Menggalang kemitraan dengan masyarakat.
3. Motto
Sehat Bersama Kami
4. Tata Nilai
SA : Santun
HA : Handal
BA : Berbagi
T : Tanggap
AN : Antisipasi
DA : Dapat dipercaya

B. Tata Ruang
1. Tata ruang UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
25

A
# #
B
D C J
LANTAI
1(POLI)

F G H I H

LANTAI 1 RAWAT INAP


M
O O N S

V
O T P R U

7 6 5 4 8

W W 9
+

1 2 W 3

10

14 13 12 11

Gambar 1. Denah lokasi Puskesmas Gedong Air


26

KETERANGAN :

LANTAI 1

A. KLINIK BERHENTI MEROKOK / PROMKES


B. TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)
C. LOKET
D. KIA/MTBS
E. KB
F. TOILET LANSIA
G. RUANG PERIKSA/BP
H. PAL
I. POJOK ASI/KONSUL GIZI DAN KESLING
J. REKAM MEDIS
K. UGD
L. APOTIK/GUDANG OBAT
M. VK (RUANG BERSALIN)
N. GUDANG (LINAN)
O. RUANG PERAWATAN PASIEN
1. KM PERAWATAN LAKI
2. KM PERAWATAN PEREMPUAN
3. KM POS PARTEM
P. DAPUR
Q. RUANG PERAWAT
R. RUANG NEONATUS
S. GUDANG ALKES RAWAT INAP
T. TEMPAT DUDUK PASIEN
U. RUANG STERIL BASAH
V. RUANG STERIL KERING
W. TOILET UMUM
27

LANTAI 2

1. LABORATORIUM
2. MUSHOLA
3. DAPUR
4. TU
5. KEPALA PUSKESMAS
28

6. AULA 1
7. GIGI
8. BALKON
9. RUANG ARSIP
10. AULA 2
11. (11-14)GUDANG

- TAMAN REFLEKSI
- GENSET
- TOWER AIR
29

C. Struktur Organisasi Puskesmas

Tabel 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas


KEPALA PUSKESMAS

dr. Titin Agustin

PJ JEJARING KA.SUB.BAG.TATA USAHA


UKM UKP
Asrilia Prihartiningsih
Ika Dessy S.S.st dr.Mutiana P.
Purba,S.st.M.Kes
JJj 1. Sistem info kesehatan
Muallimah
2. Kepegawaian
1. Pely.Kes.Umum dr.
1. Poskelkel. G.Air Famela Prihartiningsih
UKM Mutiana M. Jei
UKM Pretty N
PENGEMBANG 2. Kes.Gigi & Mulut 3.Rumah Tangga
ESENSIAL 2. Poskelkel S.Jawa Indah
drg.Ufah Aini P.
Sukma N Prihartiningsih
1. Kes.Gigi Masy: Fauzi 3. Pely.KIA.KB Faulina
1. Promkes: 3. Poskelkel SK.Ham Fitri 4. Keuangan
Aziz 4. Pely.Gawat Darurat
Kristanti Dwi R Susilowati Khusnul Hotimah
2. Kes.Tradisional: Aida Hilmiah
2. Kesling: 4. Poskelkel K.Tiga P Fitri
Susanti 5. Pely.Persalinan Yanti
M. imam Ans Rizky
3. KIA: 3. Kes.OlahRaga: Supriani
5. Poskeskel. S.Jawa B
Faulina Hilmiah 6. Pely.Gigi UKP Umi
Sucia Nugerhaini
4. Gizi UKM: 4. Kes.Lansia: Suzi K. Kalsium
Umi Kalsum Dewi 7. Pely.Rawat Inap Marya 6. BPS Jejaring klinik
5. P2 : 5. Pely.Kes Kerja: Aida Laila sartika bidan yanti
Ns. Izul Fatmi Susanti 8. Pely.Kefarmasian Ani supriani, bidan
6. Perkesmas: 6. KesJiwa: Reni MarthaLena fitri, Bidan Desha
Ns. Izul Fatmi Nurmala 9. Pely.LaboratoriuM
7. Kes.Indra: Sinta MMNk
Rahmawati 10.
11. m Kartini

PUSTU GEDONG AIR SOSIAL

1. Nursiah PUSTU SUKA JAWA PUSTU


SUKADANAHAM
2. Zaitun
1. Erlin Deviana (Ka.Pustu)
3. Dian indriani 2. Eliza 1.Yunida Makki
(Ka.Pustu)
3. Tri Yogowati
4. Evi apriyana
4. Dewi Purnama Ratna A 2. Ukhtavia Hakimah
5. M. Zailani 5. Citra Yunia
6. Deni istiqomah 3. Renvilla anggraini
30

a. Untuk melakukan tugas pokok dan fungsi tersebut puskesmas dipimpin oleh
seorang kepala puskesmas, denPenanggung jawab upaya kesehatan
masyarakat UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat, terdiri
dari:
1. Petugas pelayanan promosi kesehatan termsuk UKS
2. Petugas pelayanan kesehatan lingkungan
3. Petugas pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4. Petugas pelayanan gizi yang bersifat UKM
5. Petugas pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Petugas pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b. Penanggung jawab UKM pengembangan meliputi :
a. Petugas pelayanan kesehatan jiwa
b. Petugas pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Petugas pelayanan kesehatan tradisional konplementer
d. Petugas pelayanan kesehatan olah raga
e. Petugas pelayanan kesehatan indera
f. Petugas pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia)
g. Petugas pelayanan kesehatan kerja
h. Petugas pelayanan kesehatan lainnya
c. Penanggung jawab UKP kefarmasian dan laboratorium, meliputi :
a. Petugas pelayanan pemeriksaan umum
b. Petugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Petugas pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Petugas pelayanan gawat darurat
e. Petugas pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Petugas pelayanan persalinan
g. Petugas pelayanan rawat inap
h. Petugas pelayanan kefarmasian
i. Petugas pelayanan laboratorium
31

D. Pengelolaan Apotek di Puskesmas


1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep mulai dari penerimaan, pemeriksaan, pengkajian resep,
penyediaan sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan
obat, pemeriksaan, penyerahan, disertai pemberian informasi. Pada setiap alur
pelayanan resep harus sesuai alur agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian obat.
Alur Pelayanan Resep Puskesmas Gedong Air

TERIMA RESEP DARI PASIEN & NO. ANTRIAN

PASIEN MENUNGGU

PETUGAS MENYIAPKAN OBAT SESUAI RESEP

PETUGAS MEMANGGIL PASIEN SESUAI RESEP & NO.


PASIEN

PETUGAS MENYERAHKAN OBAT DAN MEMBERI


INFORMASI SERTA ATURAN PAKAINYA

PASIEN MENERIMA OBAT

PASIEN PULANG

Tabel 1.2 Alur Pelayanan resep


32

a. Pelayanan resep di UPT Puskesmas Gedong Air meliputi:


b. Penerimaan resep (penomoran pada resep)
c. Skrining resep (tanggal,nama dokter, paraf dokter, nama obat, jumlah obat,
cara penggunaan, nama pasien, umur pasien, alamat pasien)
d. Penulisan etiket
e. Peracikan obat
f. Pengambilan obat yang dibutuhkan
g. Penyerahan obat disertai pelayanan obat
2. Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi yaitu merupakan kegiatan pengeluaran
dan penyerahan Sediaan dari Apotek ke sub-sub unit.

Tabel 1.3 Alur Pendistribusian Obat Di Puskesmas

GUDANG FARMASI

DINAS KESEHATAN KOTA


BANDAR LAMPUNG
GUDANG OBAT
APOTEK
UPT PUSKESMAS RAWAT
PEDAGANG BESAR INAP GEDONG AIR
FARMASI (PBF)
UGD

RAWAT JALAN

RAWAT INAP

PELAYANAN GIGI

KIA

PUSKESMAS
PEMBANTU &
PUSKESKEL
33

Pendistribusian di UPT Pukesmas Rawat Inap Gedong Air dari gudang obat ke
ruang obat atau ruang lainya seperti UGD, rawat jalan, rawat inap, pelayanan
gigi, KIA, dan puskesmas pembantu. Pendistribusian dalam ruang obat
diadakan amprah obat satu minggu dua kali setiap hari selasa dan jumat,
perhitunganya rata rata kebutuhan setiap hari.

3. Pengenalan tempat dan letak obat


Diruang obat terdapat dua rak dan satu lemari obat terdiri dari satu rak obat
yang diberi pembatas bagian atas rak khusus sediaan tablet, bagian bawah
khusus sediaan sirup, yang kedua terdiri dari satu rak obat yang diberi pembatas
bagian atas khusus sediaan injeksi, bagian bawah khusus tetes mata, tetes
telinga, salep dan cream. Dan satu lemari terpisah khuus obat psikotropika dan
satu lemari pendingin khusus vaksin.
Setiap obat disusun berdasarkan alphabet dan jenis sediaan masing-masing obat
tersebut. Kemudiaan obat dikeluarkan dengang menggunakan metode FEFO
(first expired first out) artinya barang yang pertama expired barang yang
pertama kali keluar.

4. Administrasi
Administrasi yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air yaitu
masing masing masing obat memiliki kartu stok, obat diserahkan kepada pasien
berdasarkan resep selanjutnya dicatat untuk laporan harian kemudian dicatat
dalam laporan bulanan dan terakhir menjadi laporan akhir yang akan
dilampirkan di LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).
33

E. Kegiatan Puskesmas
1. Jam kerja

JAM PELAYANAN LOKET:

SENIN – KAMIS: JAM 07.30 – 13.30 WIB

JUMAT : JAM O7.30 – 10.30 WIB SABTU: JAM 07.30 – 12.30 WIB

JAM PELAYANAN UMUM:

SENIN – KAMIS: JAM 08.00 – 14.00 WIB

JUMAT : JAM O8.00 – 11.00 WIB

SABTU: JAM 08.00 – 13.00 WIB

JAM PELAYANAN KHUSUS TINDAKAN GIGI DAN LABORATORIUM:

SENIN – KAMIS: JAM 08.00 – 12.30 WIB

JUMAT : JAM O8.00 – 10.30 WIB

SABTU: JAM 08.00 – 12.00 WIB

RAWAT INAP

SENIN S/D MINGGU : 24 JAM

IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)

SENIN S/D MINGGU : 24 JAM

Tabel 1.4 jam kerja


34

2. Jenis pelayanan
Jenis pelayanan di UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air

NO JENIS PELAYANAN WAKTU

1. BP UMUM SETIAP HARI

2. BP GIGI SETIAP HARI

3. PELAYANAN KB SETIAP HARI

4. IVA DAN PAPSMEAR RABU MINGGU KE-2

5. (KLINIK ANAK) MTBS & TUMUH SETIAP HARI


KEMBANG ANAK
6. PELAYANAN KESEHATAN IBU SETIAP HARI
HAMIL, KESEHATAN REPRODUKSI
DAN CALON PENGANTIN
7. IMUNISASI BAYI SELASA

8. LABORATORIUM SETIAP HARI


9. RAWAT INAP/IGD 24 JAM
10. PERSALINAN 24 JAM
11. KLINIK SANITASI LINGKUNGAN RABU
12. KLINIK GIZI SENIN & KAMIS
13. KLINIK BERHENTI MEROKOK SETIAP HARI
14. KLINIK IMS DAN HIV SETIAP HARI
15. PELAYANAN OBAT SETIAP HARI

Tabel 1.5 Jenis Pelayanan

35

3. Perencanaan Dan Pengadaan Obat


a. Perencanaan
Rencana kebutuhan obat (RKO) di UPT Puskesmas Rawat Inap
Gedong Air dilakukan setiap satu tahun sekali berdasarkan rata-rata
pemakaian perbulan dikali 18 bulan, enam bulan nya adalah stok
cadangan
b. Pengadaan
Pengadaan yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong
Air ada 2 macam: 1. Pengadaan melalui Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2. Pengadaan mandiri langsung ke
PBF (pengadaan tetap melakukan pengajuan Surat Pesanan ke Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung untuk dilakukan pemesanan ke PBF)
menggunakan Dana Kapitasi BPJS Kesehatan.
c. Permintaan
Permintaan yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong
Air per TRIWULAN ke IFK (Instalasi Farmasi Kota). Permintaan
dilakukan sebulan sebelumnya dan sesuai permintaan TRIWULAN 1,
TRIWULAN 2, TRIWULAN 3, dan TRIWULAN 4.
d. Penerimaan
Setelah dilakukan nya permintaan maka UPT Puskesmas Rawat
Inap Gedong Air menerima obat yang kemudian dicatat dalam kartu
stok. Penerimaan obat diperoleh dari PKD yaitu obat berdasarkan
sumber dana, dari BPJS, dari DAK yaitu dana alokasi kesehatan
(APBD), dan dari PROGRAM pemerintah pusat melalui pemerintah
provinsi.
36
e. Penyimpanan
Penyimpanan yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong
Air dengan cara obat disimpan didalam gudang disusun berdasarkan
alphabet dan jenis sediaan masing-masing obat tersebut. Kartu stok ada
dua macam kartu stok biru dari dana BPJS dan kartu stok kuning dari
Instalasi Farmasi. Kemudian obat dikeluarkan dengan menggunakan
metode FEFO (First Expired First Out) artinya barang yang pertama
expired barang yang pertama kali keluar.
Penyimpanan obat Psikotropika di Apotikdisimpan pada lemari khusus
yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang
ditempel pada dinding, memiliki dua kunci yang berbeda, terdiri dua
pintu, satu intuk pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu lagi
berisin pethidin, morfin dan garam-garamannya. Lemari tersebut
terletak ditempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi
langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab
Psikotropika.
Adapun persyaratan Gudang yaitu:
a. Ruang kering dan tidak lembab;
b. Memiliki ventelasi yang cukup;
c. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan
berteralis;
d. Lantai dibuat dari semen/keramik/papan (bahan lain) yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran. Harus diberi alas
papan (palet);
e. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah;
f. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam;
g. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat;
h. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda;
i. Harus ada pengukuran suhu dan higrometer ruangan.

4. Distribusi
Obat di distribusi dari gudang obat ke ruang obat atau ruang obat lainnya
(UGD). Di adakan ampra obat seminggu dua kali setiap hari selasa dan hari
jumat berdasarkan rata-rata kebutuhan setiap hari.

BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesmas Rawat Inap Gedong Air merupakan salah satu UPT Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung, terletak di Jalan Sisingamangaraja No 3
Kelurahan Gedong Air Kec. Tanjung Karang Barat. Didirikan sebagai Puskesmas
Rawat Jalan pada Tanggal 18 Agustus 1970 dan penetapan Puskesmas Gedong
Air sebagai UPT Puskesmas Rawat Inap pada tanggal 20 juni 2008.

Administrasi yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air yaitu
masing-masing obat memiliki kartu stok, obat diserahkan kepada pasien
berdasarkan resep selanjutnya dicatat untuk laporan harian kemudian dicatat
dalam laporan bulanan dan terakhir menjadi laporan akhir yang akan dilampirkan
di LPLPO (laporan pemakaian dan lembar permintaan obat).

Tata ruang yang dimiliki UPT puskesmas rawat inap gedong airantara lain
klinik berhenti merokok/prmkes, toga(tanaman obat keluarga), loket, KIA/MTBS,
KB, toilet lansia, ruang priksa/BP, PAL, pojok asi/konsul gizi dan konseling,
rekam medik, UGD, apotek/gudang obat, VK(ruang bersalin), gudang(linan),
ruang perawatan pasien (km perawatan laki, km perawatan perempuan, km pos
partem), dapur, ruang perawat, ruang neonatus, gudang akes rawat inap, tempat
duduk pasien, ruang steril basah, ruang steril kering, toilet umum, laboratorium,
musholah,TU, ruang kepala puskes, aula 1, ruang gigi, balkon, ruang arsip, aula 2,
dan empat gudang.
Terdapat tiga jenis pelayanan yaitu umum, BPJS, dan P2KM. Pelayanan
pengunjung di UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air yaitu pasien yang datang
mendaftarkan diri ke loket, selanjutnya pasien menunggu panggilan setelah di
panggil pasien menuju ke ruang pemeriksaan yang tersedia. Kemudian pasien
diperiksa oleh dokter, perawat, atau bidan dan di beri resep yang kemudian
38
diserahkan kepada petugas apotek.
Pasien menyerahkan resep ke bagian apotek, petugas apotek menyiapkan obat
dan diberi etiket, lalu diserahkan kepada pasien serta memberikan informasi
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan obat tersebut yang perlu diketahui
oleh pasien.
Syarat penyimpanan obat digudangPengelolaan sediaan farmasi di UPT
Puskesmas Rawat Inap Gedong Air antara lain perencanaan atau rencana
kebutuhan obat yang dilakukan setiap satu tahun sekali dengan perhitungan rata-
rata perbulan. Pengadaan obat diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung kemudian dilakukan permintaan per TRIWULAN ke Instalasi Farmasi
Kota, setelah dilakukan permintaan maka adanya penerimaan yang dicatat dalam
kartu stok masing-masing obat untuk disimpan ke gudang obat dan didistribusikan
ke ruang obat maupun ruang lainnya.
Pengelolaan sumber daya manusia yang terdapat di apotek di UPT Puskesmas
Rawat Inap Gedong Air yaitu satu Apoteker, satu Asisten Apoteker dan satu juru
resep (SMP), seharusnya UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air mempunyai
dua Asisten Apoteker dan satu Juru Resep karena di bagi menjadi dua shift.UPT
Puskesmas Rawat Inap Gedong Air mengadakan stok opname setiap per
TRIWULAN sekali pada akhir Bulan.

Penyimpanan yang dilakukan UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air dengan
cara obat disimpan didalam gudang disusun berdasarkan alphabet dan jenis
sediaan masing-masing obat tersebut. Kartu stok ada dua macam kartu stok biru
dari dana BPJS dan kartu stok kuning dari Instalasi Farmasi. Kemudian obat
dikeluarkan dengan menggunakan metode FEFO (First Expired First Out) artinya
barang yang pertama expired barang yang pertama kali keluar.

Penyimpanan obat Psikotropika di Apotik disimpan pada lemari khusus yang


terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada
dinding, memiliki dua kunci yang berbeda, terdiri dua pintu, satu untuk
pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan
garam-garamannya. Lemari tersebut terletak ditempat yang tidak diketahui oleh
umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan
penanggung jawab Psikotropika.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, degan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tinggina di wilayah kerjanya.
Terdapat tiga jenis pelayanan yaitu umum, BPJS, dan P2KM. Pelayanan
pengunjung di UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air yaitu pasien yang
datang mendaftarkan diri ke loket, selanjutnya pasien menunggu panggilan
setelah di panggil pasien menuju ke ruang pemeriksaan yang tersedia.
Kemudian pasien diperiksa oleh dokter, perawat, atau bidan dan di beri resep
yang kemudian diserahkan kepada petugas apotek.
Penyimpanan obat Psikotropika di Apotik disimpan pada lemari khusus
yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel
pada dinding, memiliki dua kunci yang berbeda, terdiri dua pintu, satu intuk
pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan
garam-garamannya. Lemari tersebut terletak ditempat yang tidak diketahui
oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas
dan penanggung jawab Psikotropika.
Adapun persyaratan Gudang yaitu :
a. Ruang kering dan tidak lembab;
b. Memiliki ventelasi yang cukup;
c. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung
untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis ;
d. Lantai dibuat dari semen/keramik/papan (bahan lain) yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran. Harus diberi alas papan
(palet);
e. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah;
f. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam; 40
g. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat;
h. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda;
i. Harus ada pengukuran suhu dan higrometer ruangan.
Pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air
telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pelayanan kefarmasian itu diantaranya penerimaan resep, peracikan
obat, dan penyerahan obat. Pada saat penyerahan obat tenaga teknis
kefarmasian memberikan informasi obat yang berkaitan dengan aturan
pakai, cara pemakaian oral/non oral.

B. Saran
Disarankan untuk lebih diperhatikan tentang kesejukan ruangan di ruang
obat karena harus memelihara mutu obat (menjaga kestabilan obat) jadi harus
dilengkapi dengan pendingin ruangan atau AC, agar obat dalam ruangan tetap
stabil mutunya, kemudian penambahan meja racik, karena untuk meracik obat
harus menggunakan tempat yang steril, Seharusnya di UPT Puskesmas Rawat
Inap Gedong Air mempunyai sumberdaya manusia satu Apoteker, dua
Asisten Apoteker, dan dua Juru Resep di bagi menjadi tiga shift karena di
Puskesmas Rawat Inap Gedong Air buka 24 jam.

41

DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia No.74 Tahun 2016,
Tentang StandarPelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.Jakarta : Menteri
Kesehatan RI Kemenkes RI. 2014.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2016,
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta : MenteriKesehatan RI.
3. Permenkes RI Nomor. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
4. Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2008.
5. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan.Jakarta :
Depkes RI.
6. Sumber profile UPT Puskesmas Rawat Inap Gedong Air

Anda mungkin juga menyukai