Oleh:
Bagaskara Bhuana Nusantara S.Psi
Jl. Kekal 124B RT10 RW02 KPAD Sukasari Gegerkalong Bandung
Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat ini semakin
menguatkan tekad saya untuk terjun ke dunia pertanian/perkebunan, dengan harapan
semoga saya bisa mendapatkan manfaat dari program ini, baik untuk mencukupi
kebutuhan ekonomi sendiri, maupun untuk mendukung peningkatan kesejahteraan
petani pada umumnya. Saya yakin, menjadi PETANI MILENIAL ITU KEREEEEN.
Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon Kopi sebagai
pohon yang dapat menghasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan rumah tangga
maupun industri. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan
memiliki nilai ekonomis. Bagian-bagian fisik pohon kopi yang dimanfaatkan,
misalnya daun bisa dijadikan minuman seperti teh, kulit chery pun dapat
dimanfaatkan sebagai minuman seduh seperti teh, kemudian bijinya atau sering
disebut greenbean yang kemudian diolah menjadi berbagai mancam minuman
berbahan dasar kopi, kemudiian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewangi
ruangan.
Tanaman Kopi robusta tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-900 meter dari
permukaan laut. Namun idealnya ditanam pada ketinggian 400-800 meter. Suhu
rata-rata yang dibutuhkan tanaman ini sekitar 26°C dengan curah hujan 2000-3000
mm per tahun. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki tingkat
keasaman (pH) sekitar 5-6,5.
Pohon Kopi memiliki banyak fungsi, yaitu baik fungsi ekonomi, social budaya
maupun lingkungan:
a. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi dari pohon kopi yaitu banyak bahan kebutuhan ekonomi yang
dapat diperoleh dari tanaman ini, antara lain misalnya daun bisa dijadikan
minuman seperti teh, kulit chery pun dapat dimanfaatkan sebagai minuman
seduh seperti teh, kemudian bijinya atau sering disebut greenbean yang
kemudian diolah menjadi berbagai mancam minuman berbahan dasar kopi,
kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewangi ruanganFungsi Sosial
b. Fungsi Konservasi
pertama tajuk berlapis-lapis (dengan pangkasan batang tunggal) dapat
melindungi tanah dari tetesan air hujan langsung (rain drops impact) sehingga
mencegah splash erosion. Kedua, tanaman pendek dengan sistem pangkasan
batang tunggal mengurangi energi potensial daya erosif tetesan air hujan yang
tertahan daun kopi sampai ke permukaan tanah. Ketiga, di atas tajuk tanaman
kopi terdapat tajuk tanaman penaung tetap yang berupa tanaman leguminosa
(lamtoro, glirisidia), sehingga terbentuk strata lapisan tajuk yang sangat berperan
dalam mengurangi raindrop impact. Keempat, pada saat tanaman kopi belum
ditanam atau masih muda, permukaan tanah tertutup oleh penaung sementara
berupa semak leguminosa, sehingga terlindungi dari tetesan air hujan langsung.
Kelima, kopi mempunyai akar tunggang yang kuat sampai kedalaman hingga 3
meter, dan akar lateral sampai sepanjang 2 meter dengan ketebalan sekitar 0,5
meter dari permukaan tanah dan membentuk anyaman ke segala arah (Wrigley,
G. 1988. Coffee. Longman Sci. Tecah). Sifat ini dapat melindungi dan memegang
tanah dari daya erosif air hujan. Keenam, metode kultur teknik pada tanaman
kopi sejalan dengan prinsip konservasi tanah dan air, meliputi penanaman pohon
penaung sementara dan tetap, pengaturan jarak tanam dan tata tanam sejajar
kontur, pemangkasan, pemberian bahan organik, dan pembuatan rorak (Clifford,
M.N. Et K.C. Willson. 1985. Coffee; Botany; Biochemistry and Production of Beans
and Beverage. Croom Helm Ltd).