Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL RINTISAN USAHA

PETANI MILENIAL BIDANG PERKEBUNAN

USAHA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA

Oleh:
Bagaskara Bhuana Nusantara S.Psi
Jl. Kekal 124B RT10 RW02 KPAD Sukasari Gegerkalong Bandung

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERKEBUNAN
Jl. Surapati No. 67 Bandung
PROPOSAL RINTISAN USAHA
PETANI MILENIAL BIDANG PERKEBUNAN
USAHA PENGOLAHAN GULA AREN
A. Latar Belakang Rintisan Usaha
Berdasarkan data BPS (2019), sektor pertanian masih mendominasi mata
pencaharian masyarakat yaitu sebesar 33,4 juta  (27,33%) dibandingkan sektor
perdagangan (18,81%), dan Industri pengolahan (14,96%). Namun kontribusi sektor
pertanian terhadap PDB Indonesia masih lebih rendah di banding sektor industri
(19,62% ) dan pertanian hanya sebesar (13,45 %) dan sektor jasa (13,0 %). Artinya
bahwa sector pertanian masih menjadi andalan perekonomian nasional, oleh karena itu
perkembangan dunia pertanian perlu terus didukung keberadaannya.
Masa depan dunia pertanian/perkebunan tentunya sangat tergantung dari
kondisi pelaku utamanya sendiri, yaitu Petani. Dimana informasi yang kita ketahui
Bersama bahwa konsisi petani Indonesia saat ini sangat menghkhawatirkan dalam
proses regenerasinya.
Menurut catatan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,
Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, bahwa secara umum regenerasi petani
Indonesia sangatlah mengkhawatirkan, dimana dari sekitar 33,4 juta orang petani saat
ini berusia rata-rata diatas 52 Tahun, dengan proporsi petani usia milenialnya kurang
dari 30 persennya. Jumlah Petani sebanyak itu terdiri dari 25,4 juta laki-laki dan 8 juta
perempuan, dan sekitar 70 persennya hanya lulusan sekolah dasar, serta hanya tiga
persen saja petani lulusan perguruan tinggi.
Kondisi Profil Petani serupa itu tentu saja tidak sebanding dengan beban berat
tujuan pembangunan pertanian yang harus diwujudkan oleh para pelaku utamanya,
yaitu “menyediakan pangan masyarakat, menyejahterakan petani dan menggenjot
ekspor”.
Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, Prof Sunarru Samsi
Hariadi menuturkan, sebagian besar daerah sektor pertanian belum dikembankan
optimal. Jumlah angkatan kerja bidang pertanian tahun ke tahun terus alami penurunan.
Berdasarkan data BPS, 2014 jumlah angkatan kerja pertanian 34 persen, lalu turun 31,9
persen 2017 dan 29,5 persen 2019. Artinya, masalah regenerasi ini sangat
mengkhawatirkan jika tidak ditangani.
Dengan dasar pemikiran serupa itu, maka saya selaku bagian dari generasi
milenial Indonesia, merasa peduli untuk ikut serta mewujudkan Regenarasi Petani,
sehingga sektor pertanian pada umumnya, adan Sub Sektor Perkebunan pada
Khususnya, akan menjadi andalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.

Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat ini semakin
menguatkan tekad saya untuk terjun ke dunia pertanian/perkebunan, dengan harapan
semoga saya bisa mendapatkan manfaat dari program ini, baik untuk mencukupi
kebutuhan ekonomi sendiri, maupun untuk mendukung peningkatan kesejahteraan
petani pada umumnya. Saya yakin, menjadi PETANI MILENIAL ITU KEREEEEN.

B. Maksud dan Tujuan Proposal Rintisan Usaha


Maksud dari penyusunan Proposal Rintisan Usaha ini adalah untuk memberikan
gambaran kelayakan usaha secara terpadu (baik ditinjau dari aspek ekonomis, aspek
budaya maupun aspek lingkungan), khususnya bagi para pemula yang ingin merintis
usaha pengolahan Gula Aren versi Petani Milenial.
Tujuannya disusunnya Proposal ini adalah agar rancangan rintisan usaha dalam
rangka Program Petani milenial ini, bisa dijadikan acuan oleh berbagai pihak yang akan
memfasilitasinya, termasuk upaya pendampingan teknis maupun pendukungan dalam
hal permodalannya, sehingga rancangan usaha ini benar-benar dapat terwujud sesuai
dengan yang diharapkan.

C. Gambaran Ruang Lingkup Rintisan Usaha Pengolahan Kopi Robusta


Rintisan usaha pengolahan kopi ini adalah berupa rintisan usaha berskala
industry rumah tangga, yang berawal dari petani kopi robusta kemudian diolah dan
diproses menjadi aneka produk guna, dalam hal ini berupa greenbean dan kopi bubuk
yang dikemas bergaya Petani Milenial, serta dipasarkan menurut cara dan gaya para
kaum milenial sendiri.
Konsep rintisan usaha ini berupa pola kerjasama antara para petani kopi dengan
pelaku industry pengolahan kopi, yang keseluruhannya dikoordinasikan oleh pelaku
usaha petani milenial, baik dalam proses penyediaan bahan baku, proses produksi,
proses pengemasan dan proses pemasarannya.
Konsep kerjasama ini dijalankan dengan memperhatikan unsur budaya
kebersamaan masyarakat petani, unsur kelestarian lingkungan (yaitu dengan menjaga
kelestarian tanaman kopi), serta unsur peningkatan kesejahteraan masyarakat
perdesaan itu sendiri (antara lain menyerap tenaga kerja warga perdesaan)
Ketercapaian maksud dan tujuan pengembangan rintisan usaha ini tentu saja
tidak terlepas dari kebutuhan fasilitasi pembinaan dan pendampingan dari institusi
pemerintah, dalam hal ini dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas
Perkebunan.

D. Tinjauan Potensi Lingkungan Pengolahan Kopi Robusata di Wilayah Cikalong Kulon


1. Fungsi dan Manfaat Kopi Robusta
Robusta termasuk suku Coffea canephora var. (Kopi Robusta) batangnya tidak
berduri bercabang, tinggi dapat mencapai 12 meter bila tidak dipangkas dan
diameter batang dapat mencapai 15 centi meter serta daun kopi Robusta cukup
beser dengan diameter 20-35cm dan lebar 8-15cm. Panjang tangkainya dapat
mencapai 1,5 meter.

Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon Kopi sebagai
pohon yang dapat menghasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan rumah tangga
maupun industri. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan
memiliki nilai ekonomis. Bagian-bagian fisik pohon kopi yang dimanfaatkan,
misalnya daun bisa dijadikan minuman seperti teh, kulit chery pun dapat
dimanfaatkan sebagai minuman seduh seperti teh, kemudian bijinya atau sering
disebut greenbean yang kemudian diolah menjadi berbagai mancam minuman
berbahan dasar kopi, kemudiian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewangi
ruangan.
Tanaman Kopi robusta tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-900 meter dari
permukaan laut. Namun idealnya ditanam pada ketinggian 400-800 meter. Suhu
rata-rata yang dibutuhkan tanaman ini sekitar 26°C dengan curah hujan 2000-3000
mm per tahun. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki tingkat
keasaman (pH) sekitar 5-6,5.

Pohon Kopi memiliki banyak fungsi, yaitu baik fungsi ekonomi, social budaya
maupun lingkungan:
a. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi dari pohon kopi yaitu banyak bahan kebutuhan ekonomi yang
dapat diperoleh dari tanaman ini, antara lain misalnya daun bisa dijadikan
minuman seperti teh, kulit chery pun dapat dimanfaatkan sebagai minuman
seduh seperti teh, kemudian bijinya atau sering disebut greenbean yang
kemudian diolah menjadi berbagai mancam minuman berbahan dasar kopi,
kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewangi ruanganFungsi Sosial
b. Fungsi Konservasi
pertama tajuk berlapis-lapis (dengan pangkasan batang tunggal) dapat
melindungi tanah dari tetesan air hujan langsung (rain drops impact) sehingga
mencegah splash erosion. Kedua, tanaman pendek dengan sistem pangkasan
batang tunggal mengurangi energi potensial daya erosif tetesan air hujan yang
tertahan daun kopi sampai ke permukaan tanah. Ketiga, di atas tajuk tanaman
kopi terdapat tajuk tanaman penaung tetap yang berupa tanaman leguminosa
(lamtoro, glirisidia), sehingga terbentuk strata lapisan tajuk yang sangat berperan
dalam mengurangi raindrop impact. Keempat, pada saat tanaman kopi belum
ditanam atau masih muda, permukaan tanah tertutup oleh penaung sementara
berupa semak leguminosa, sehingga terlindungi dari tetesan air hujan langsung.
Kelima, kopi mempunyai akar tunggang yang kuat sampai kedalaman hingga 3
meter, dan akar lateral sampai sepanjang 2 meter dengan ketebalan sekitar 0,5
meter dari permukaan tanah dan membentuk anyaman ke segala arah (Wrigley,
G. 1988. Coffee. Longman Sci. Tecah). Sifat ini dapat melindungi dan memegang
tanah dari daya erosif air hujan. Keenam, metode kultur teknik pada tanaman
kopi sejalan dengan prinsip konservasi tanah dan air, meliputi penanaman pohon
penaung sementara dan tetap, pengaturan jarak tanam dan tata tanam sejajar
kontur, pemangkasan, pemberian bahan organik, dan pembuatan rorak (Clifford,
M.N. Et K.C. Willson. 1985. Coffee; Botany; Biochemistry and Production of Beans
and Beverage. Croom Helm Ltd).

2. Potensi Pohon Kopi Robusta di Calon Wilayah Binaan


Memiliki Perkebunana Kopi Robusta seluas 2 HA di Kp. Wiru Ds. Mekar Mulya
Kec. Cikalong Kulon Kab. Cianjur Secara geografis wilayah perkebunan kopi ini
merupakan daerah pegunungan yang asri dan sejuk, dengan ketinggian wilayah 550-
700M-DPL.
Berdasarkan orientasi lingkungan yang sudah di lakukan, diwilayah ini potensi
tanaman kopi yang tumbuh sangat tinggi dan kondisi tanamannya sangat terjaga
dengan baik. Ada beberapa petani kopi disekitar perkebunan yang dimiliki
perorangan yang hasilnya untuk diproses sebagai olahan kopi, namun
pengolahannya kurang optimal dan belum bervariative untuk cara pengolahannya
(hanya menggunakan proses natural) sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Dari hasil observasi perkebunan kopi diperoleh gambaran bahwa rancangan
rintisan usaha pengolahan Kopi Robusta yang saya buat sangat mungkin dijalankan,
untuk mengoptimalkan hasil dari tanaman kopi robusta agar memiliki daya jual yang
lebih tinggi .
Hasil identifikasi potensi kopi robusta yang sudah saya lakukan, terdapat jumlah
tanaman aren sebagai berikut:

Data Sebaran Tanaman Aren


Di Ds. Mekar Mulya Kec. Cikalong Kulon Kab Cianjur
Sumber: Hasil Survey

E. Target Pengembangan Usaha Pengolahan Gula Aren


Dari data potensi kopi robusta di calon wilayah binaan, serta hasil dari observasi
dengan petani kopi sekitar , dapat diperoleh gambaran usaha pengolahan Kopi Robusta
sbb:
1) Jumlah pohon yang ada sekitar 5000 pohon.
2) Jumlah produksi kopi per 10 bulan minimal 1,5 ton green bean.
3) Produksi tidak bisa dilakukan setiap hari.
4) Produksi dari pengolahan biji kopi dapat dilakukan setiap hari.
5) Jumlah pekerja bisa diambil dari wilayah sekitar.
6) Target produksi olahan kopi 10kg per hari.
F. Rancangan Produk Pengolahan kopi
Rancangan usaha yang akan saya lakukan serta jenis produk yang akan
dihasilkan adalah sebagaimana digambarkan berikut ini:
G. Analisa Usaha
Analisa usaha yang saya rancang adalah sebagai berikut:
No URAIAN VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
           
A INVESTASI (Tahun 1-2):        
  1. Bangunan WorkShop (Pengolahan, 1 Paket 25,000,000 25,000,000
Pengemasan, Gudang)
  2. Alat Pengolahan dan Pengemasan 1 Paket 15,000,000 15,000,000
Kopi
  3. Perijinan dan Standar Mutu Hasil (SNI, 1 Paket 5,000,000 5,000,000
PIRT, Merk, Halal)
    Jumlah 45,000,000
           
B BIAYA OPERASIONAL:        
  1. Biaya Tetap        
  a. Penyusutan bangunan Workshop 0.00833333 25,000,0 208,3
00 33
  b. Penyusutan Alat Pengolahan dan 0.01666667 15,000,0 250,0
Pengemasan Kopi 00 00
    Jumlah
458,333
       
  2. Biaya Variable Per Bulan    
  a. Pembelian bahan biji kopi 50 kg 30.000 1,5000,000
  b. Biaya Pengolahan (Bahan 1 Bln 500,000 500,000
Pendukung Proses)
  c. Biaya Operasional (Listrik, Air, 1 Bln 250,000 250,000
Komunikasi, dlsb)
  d. Biaya Distribusi, Keamasan dan 1 Bln 500,000 500,000
Promosi
         
  Biaya Operasional       2,750,000
C PENDAPATAN        
  1. Hasil Produksi kopi 50 Kg 6,000,000
        Jumlah 6,000,000
           
D ANALISIS        
  1. Keuntungan Bersih Per bulan       3,250,000
  2. BEP       11.04

Anda mungkin juga menyukai