Anda di halaman 1dari 2

BAHAYA PONSEL DI TANGAN ANAK Dulu benda satu ini dianggap sebagai barang mewah dan

bergengsi Namun siapa sangka belakangan ini berubah menjadi bak


kacang goreng, dijual murah dan laris manis di berbagai kalangan.
Siapa pun bisa menikmatinya. Sekarang handphone (HP) atau telepon genggam atau telepon seluler

(ponsel), benar-benar berada dalam genggaman siapa saja. Tak hanya kalangan
pebisnis kelas tinggi, pedagang kaki lima pun berponsel. Tak cuma yang
berpenampilan necis dan perlente, yang berkoteka di pedalaman pun kini bisa
akrab dengan handphone. Yang lebih parah lagi, anak-anak pun sekarang diasuh
oleh ponsel. Padahal nyata-nyata banyak akibat negatif yang ditimbulkannya.

Ada seorang ibu yang mengganggu gelisah yang tidak kunjung pulang dari sekolah. Padahal hari telah senja. Sejak tadi
dihubunginya si anak lewat ponselnya, tapi tak juga terhubung. “Memang begitu anak-anak!” gerutunya, “Kita yang kasih ponsel,
sulitnya kita menghubungi. Eh… giliran dia pergi sama kita, krang-kring krang-kring teman-temannya bisa menghubungi!”
Ada lagi ibu yang mengeluhkan, murid-murid berponsel di sekolah anaknya –sebuah sekolah dasar ternama di sebuah
kota besar– mendapat kiriman gambar-gambar tak senonoh dari pengirim yang tak dikenal. Akhirnya jadi hebohlah kanak-kanak
yang harusnya masih polos dan bersih ini. Ini baru dua dampak negatif yang nyata-nyata terjadi. Inilah akibatnya jika benda semacam ini ada di tangan yang

tidak semestinya. Dibalik satu keuntungan yang ingin diperoleh –agar mudah menghubungi anak setiap waktu–
ternyata berbagai kerusakan tersimpan. Apalagi seiring perkembangan spesifikasinya, fitur-fitur ponsel turut dikembangkan
dan dibuat kian mudah.

HUBUNGAN TELEPON YANG MAKIN MUDAH Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ‫ْلُق َو ْلَق‬
َّ ‫ل ْاَلْق ِو ل ا‬
Inilah yang mungkin pada awalnya dikunjungi oleh orangtua;
agar mereka mudah menghubungi dan mengontrol anak- ‫ل‬
‫لا‬
anak melalui telepon. Namun ternyata efek sampingnya
lebih membahayakan, karena anak-anak juga semakin mudah
menghubungi teman-temannya tanpa bisa terawasi. tidak “Dan janganlah kalian berlemah lembut dalam berbicara
sehingga orang yang berpenyakit hati memiliki
terlalu sulit bagi anak untuk menghapus daftar panggilan keluar,
sehingga anak merasa 'aman' menghubungi teman-teman keinginan terhadap kalian dan pujianlah yang
yang selamat ini dilarang oleh orangtuanya. hasil, justru baik.” (Al Ahzab: 32)
semakin sulit pengawasan terhadap anak dilakukan. Maka seorang wanita tidak boleh berbicara dengan pria
Apalagi anak-anak yang 'baru gede', fasilitas yang diberikan ajnabi (yang bukan mahramnya) kecuali karena suatu
orangtua ini dapat membuka celah fitnah terhadap lawan kepentingan, dengan ucapan yang baik, tidak mengandung
jenis. Tanpa rasa malu anak-anak perempuan fitnah maupun sesuatu yang membebani.
dengan teman laki-laki mereka. Wal'iyadzu billah! Para ulama juga telah menyatakan bahwa seorang wanita
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullahu yang berihram bertalbiyah tanpa mengeraskan suaranya.
pernah ditanya tentang pembicaraan lewat telepon antara
seseorang yang mengkhitbah (melamar) wanita dengan
Di dalam hadits dikatakan pula: ‫ْلَو اُل َج‬
‫الر‬
ِّ ‫سب‬ ‫ا َا ُب ْكم لُت ْكم ُلَت‬
wanita yang dikhitbahnya (dilamarnya).
ِّ
‫ل ُا ء‬
Beliau menjawab, “Pembicaraan antara orang yang
mengkhitbah dengan wanita yang dikhitbahnya melalui ِّ ‫ا‬
telepon tidak mengapa jika hal ini dilakukan setelah khitbah “Apabila terjadi sesuatu dalam shalat kalian, pertanyaan para
ini diterima. Pembicaraan ini pun hanya dilakukan untuk laki-laki bertasbih dan para wanita alaskan tangan.”
saling memahami keperluannya, serta tidak ada Ini termasuk dalil yang menunjukkan bahwa wanita tidak
fitnah antara mereka berdua. Namun bila hal ini dilakukan boleh memperdengarkan suaranya kepada laki-laki kecuali
melalui perantara wali si wanita, maka ini lebih sempurna dalam keadaan-keadaan yang memang membutuhkan
dan lebih jauh dari sesuatu yang ditawarkan. pembicaraan, disertai rasa malu.” (Fatawa Al-Mar'ah Al-
Adapun pembicaraan (lewat telepon, pen.) yang terjadi Muslimah, 2/605-606)
antara pria dan wanita, maupun antara pemuda dan pemudi
yang tidak terjadi khitbah di antara mereka, dan semata-mata
MUSIK
untuk berkenalan –sebagaimana yang mereka katakan–
maka ini perkara yang mungkar, haram dan menggiring ke Yang satu ini tak lepas dari ponsel. Dalam ponsel yang
arah fitnah serta bisa menjatuhkan perbuatan pada keji. paling sederhana pun tersedia nada dering musik meski
dengan format yang juga sederhana. Lebih-lebih lagi yang

canggih Bahkan tersedia khusus seri ponsel musik dalam Memegang ponsel di tangan, bagi anak-anak, bukan sebagai
berbagai merek dan harga yang bervariasi, dilengkapi alat untuk mendorong kerja atau mendukung aktivitas.
deret album lagu yang siap didengar oleh siapa pun yang Ponsel di tangan mereka tak ubahnya seperti mainan.
menginginkan. Waktu mereka banyak tersita untuk bercinta atau berkirim
sms dengan teman-teman tanpa suatu kepentingan yang
Sayangnya, masih banyak kaum muslimin yang kurang atau
mengharuskan. Belum lagi ketersediaan game yang kian
bahkan tidak hal ini. Ketika ada panggilan
menarik dan variatif, menambah kecanduan si anak. Apalagi
masuk, yang terdengar tak hanya deringan, tapi alunan
berbagai konten dapat diunduh dengan relatif mudah dan murah.
musik atau penggalan lagu. Allahul musta'an!
Tidakkah kita ingat dengan peringatan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang waktu? Abdullah bin
Masihkah kita mudah-mudah dalam hal ini, sementara 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, menukilkan bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan:
telah jelas bagi kita haramnya musik dan nyanyian?1
Tidakkah kita merasa khawatir termasuk orang-orang yang
disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‫الص َّح‬ ‫ن ا‬
ِّ 'alaihi ‫ ال‬sallam:
َّ wa ‫ا‬ ‫اْل َو اْل‬
ُّ ‫ٌا م‬ ‫ْاَلَف رُا غ‬
‫ل‬ ‫أم‬
َّ ‫نن من‬ َّ ‫“ َلُي ْكَو‬Ada dua nikmat yang sebagian besar manusia terlena di
‫اْل‬ ‫اْل‬
… ‫اَع َو َو‬ di dalamnya, kesehatan dan waktu luang.” (HR.Al-Bukhari no.
“Sungguh nanti akan muncul di kalangan umatku orang- 6412)
orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat-alat Terkikislah nikmatnya waktu luang
musik….” (HR. Al-Bukhari no. 5590 dari sahabat yang mulia dengan membaca Al-Qur'an. Bahkan mungkin bagi mereka,
Abu 'Amir Al-Asy'ari dan Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu membaca Al-Qur'an adalah aktivitas yang menjenuhkan.
'anhuma) Nas'allah assalamu'alaikum! Betapa jauhnya keadaan anak-anak
kita dengan anak-anak yang hidup dekat dengan masa
GAMBAR-GAMBAR MAKHLUK BERNYAWA Rasulullah Shallallahu
kita meneladani mereka.'alaihi wa sallam, menyadarinya
Kini ponsel tak menyajikan tulisan, namun juga
Lihat bagaimana 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma
gambar. Yang menjadi masalah, tampilkan juga gambar-gambar
menuturkan tentang dirinya:
makhluk bernyawa. Tak hanya dalam bentuk gambar biasa
atau foto. Kini konten-konten yang memuat gambar-
gambar makhluk bernyawa tersedia pula dalam bentuk ‫ل اهلل ل اهلل ليه لم ا ا‬ ِّ
‫توف‬
animasi atau gambar bergerak. Bisa dalam bentuk game
ataupun film kartun, semua bisa didapatkan dengan mudah
‫اْلَح َكم‬
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat ketika aku
oleh peminat. Dari yang real hingga khayalan. Semua ini
berumur sepuluh tahun, sementara aku menghafal
menambah minat pengguna, termasuk anak-anak. Hanya
ayat-ayat muhkam3.” (HR.Al-Bukhari no.5035)
Allah Subhanahu wa Ta'ala sajalah yang dapat dimintai
mengatasi musibah seperti ini. Betapa jauhnya keadaan kita dengan generasi awal umat
ini. Kita membuat anak-anak sibuk dengan hal-hal yang
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
kurang atau bahkan tidak bermanfaat, sementara mereka
pernah memerintahkan untuk menghapus gambar-gambar
selalu menghasung dan menyibukkan anak-anak dengan
bernyawa, sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi
ilmu agama.
Thalib radhiyallahu 'anhu kepada Abul Hayyaj Al-Asadi,
Maukah engkau kuutus dengan apa yang dulu Rasulullah Kita mengenyangkan anak-anak dengan berbagai
Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku? (Beliau permainan dan kesia-siaan, sementara mereka selalu
mengatakan padaku): mengenyangkan anak-anak dengan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
َّ ‫ل ا ا‬
‫ل‬ َّ ‫ل ًا ل‬
‫ل‬ Lihat bagaimana 'Utbah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu

‫سويته‬
berpesan kepada pendidik, “Ajarilah dia Kitabullah,
َّ puaskan dia dengan hadits, dan jauhkan dia dari syair.”
“Janganlah engkau biarkan gambar (makhluk bernyawa, (Waratsatul Anbiya', hal.30)
pena.) kecuali engkau hapus dan jangan pula kau biarkan
kubur yang ditinggikan kecuali kau ratakan.” (HR.Muslim)
tidak. 2240)2
***
MENYIA-NYIAKAN WAKTU

Sumber :
http://www.darussalaf.or.id/muslimah/bahaya-ponsel-di-tangan-anak/?fdx_switcher=true
https://alpasimiy.com/category/appsalafy2/

Anda mungkin juga menyukai