Anda di halaman 1dari 33

Konsep dan Teori Promkes Dalam Mencegah dan

Meningkatkan Kesehatan Klien

DI SUSUN OLEH :

Sulistiani A. Ilohuna (C01418170)


Sultika Kaluku (C01418171)
Siti Nur Rahmawati I Jakaria (C01418157)
Sri Yulita Puspita Abdjul (C01418167)
Welly Santoso ( C01417215)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah serta inayah-
Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tanpa adanya halangan dan hambatan. Sholawat serta salam tidak lupa
juga kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. makalah
ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi
pembaca mengenai ilmu Pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
Konsep dan Teori Promkes Dalam Mencegah dan Meningkatkan Kesehatan
Klien.
. Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak menemui hambatan
dan juga kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak
pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancer dan tanpa
melampaui batas waktu yang telah di tentukan.
Kami menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Saya
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya makalah ini dapat dikembangkan lagi lebih lanjut.

Gorontalo , 08 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1,2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan

2.2 Faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pola perilaku

2.3 Strategi promosi keperawatan

2.4 Definisi pendidikan kesehatan

2.5 Tujuan pendidikan kesehatan

2.6 Ruang lingkup pendidikan kesehatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosialyang memungkinkan
setiap orang hidup produktifsecara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah
satu tujuan nasionaladalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangankerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab
untuk terwujudnya derajatkesehatan yang optimalberada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintahdanswastabersama-sama.

Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat
dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa
dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi
kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan. Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah
salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka
didalam makalah ini kami akan  membahas tentang “Promosi Kesehatan” Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi
Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang
tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai
masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi
ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat
kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan
kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi di bidang kesehatan
perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan
kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan
ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan
perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat,
Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK
dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu
Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat
yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam
menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan
yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat
Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka
(Healthpromotionistheprocessofenablingpeopletoincreasecontrol over, andtoimprove,
theirhealth, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di
dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka
sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu
atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk
memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya).

Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada
pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi
kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh
melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986). Penyelenggaraan
promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak
hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi
segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan
adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang
baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

1.2  Rumusan Masalah

a) Apa itu promosi kesehatan?


b) Apa itu etika dalam promosi kesehatan?
c) Bagaimana hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan?
d) Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan
dalam etika promosi kesehatan?

1.3  Tujuan Penulisan

a) Untuk mengatahui definisi promosi kesehatan.


b) Untuk mengatahui definisi etika promosi kesehatan.
c) Untuk mengetahui hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan.
d) Untuk mengetahui kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap
kesehatan dalam etika promosi kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat
mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan,
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku
mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.

Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri.
Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup
bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di
jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan
lain-lain. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian
dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku.

Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang


dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri
maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik
dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri
pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

2.2  Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Pola Perilaku

Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah
perilakunya, yaitu:
a) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang
lebih dekat;
b) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam
konteks pengetahuan lokal,
c) Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama)
setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan
untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai
dengan potensi yang di miliki.

Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam artian:

a) Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam


kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan
inginkan
b) Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk
perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat
di lakukan dengan aman dan nyaman serta
c) Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan
dan memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.

2.3  Strategi Promosi Kesehatan

1. Pembangunan sarana air bersih, sarana sanitasi dan program promosi kesehatan dapat
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan apabila :
 Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas identifikasi
dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan
dimonitor sendiri oleh masyarakat.
 Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
pada tingkat Kecamatan.
 Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim
lintas program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.

Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan


langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Advokasi di Tingkat Propinsi dan Kabupaten

Pada tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan Proyek PAMSIMAS
telah dibentuk Tim Teknis Propinsi dan Tim Teknis Kabupten. Anggota Tim Teknis
Propinsi dan Tim Teknis Kabupaten, adalah para petugas fungsional atau structural
yang menguasai teknis operasional pada bidang tugasnya dan tidak mempunyai
kendala untuk melakukan tugas lapangan. Advokasi dilakukan agar lintas sektor,
lintas program atau LSM mengetahui tentang Proyek PAMSIMAS termasuk Program

Promosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut :

 Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud


bisa berupa dana, kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
 Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
 Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.

2. Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan.

Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin
kemitraan dengan TKC untuk :

 mendukung program kesehatan.


 melakukan pembinaan teknis.
  mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang
dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha
kesehatan sekolah, dan program lain di PUSKESMAS.

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program promosi kesehatan,


mulai dari perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi harus
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan metoda MPA-PHAST.
Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan program promosi kesehatan
dengan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, di tingkat desa harus dibentuk
lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh lintas program dan lintas sector terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung masyarakat,
oleh karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku terlebih
dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam program higiene sanitasi
pada Proyek PAMSIMAS di sekolah dan di masyarakat :

 Pembuangan tinja yang aman.


 Cuci tangan pakai sabun
 Pengamanan air minum dan makanan.
 Pengelolaan sampah
 Pengelolaan limbah cair rumah tangga

Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan / minat untuk merubah perilaku buang
kotoran ditempat terbuka menjadi perilaku buang kotoran di tempat terpusat (jamban),
masyarakat dapat mulaimembangun sarana sanitasi (jamban keluarga) yang harus
dibangun oleh masing-masing anggotarumah tangga dengan dana swadaya. Masyarakat
harus menentukan kapan dapat mencapai agarsemua rumah tangga mempunyai
jamban.Pembangunan sarana jamban sekolah, tempat cuci tangan dan sarana air bersih
di sekolah, menggunakan dana hibah desa atau sumber dana lain. Fasilitator harus
mampu memberikan informasipilihan agar masyarakat dapat memilih jenis sarana
sanitasi sesuai dengan kemampuan dan kondisilingkungannya (melalui pendekatan
partisipatori).

4. Peran Berbagai Pihak dalam Promosi Kesehatan

 Peran Tingkat Pusat


Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu:
 Pusat Promosi Kesehatan dan
 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
 Pengelolaan promosi kesehatan khususnya terkait program Pamsimas di
tingkat Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung jawab antara
lain:
 Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang
terkait dengan kegiatan promosi kesehatan secara nasional
 Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang effektif untuk
pengembangan model promosi kesehatan di daerah
 Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di
tingkat pusat
 Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait
 Melaksanakan kampanye kesehatan terkait Pamsimas secara nasional
 Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi

5. Peran Tingkat Propinsi

Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran tingkat
Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggrakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
antara lain sebagai berikut:

a) Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi


kesehatan local (provinsi) untuk mendukung penyelenggaraan promosi
kesehatan dalam wilayah kerja Pamsimas
b) Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar
mampu ber-PHBS.
c) Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi
d) Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program
dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi

6. Peran Tingkat Kabupaten

Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya yang


dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-hal sebagai
berikut:

a) Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam


penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
c) Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
d) Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program
dan lintas sektor terkait dalam pencapaian PHBS.

2.4  Definisi Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang


mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.

Dilihat dari sisi seni, yakni aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang
bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang
telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya
promosi kesehatan

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).

Menurut AustralianHealthFoundansion Promosi kesehatan adalah program-program


kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,


organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).

Pendidikan kesehatan adalah proses  membantu sesorang, dengan bertindak secara


sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan
gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat
lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

Definisiyang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasipengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarelaterhadap perilaku yang kondusifbagi
kesehatan.

2.5  Tujuan Pendidikan kesehatan

Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas.
Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau tujuan apa yang ingin
dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program
kesehatan lainnya.

Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas
dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan
dunia WHO(World HealthOrganization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : “Meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental,
dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.”

Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit


menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan
upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Advokasi(Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik.
Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para
pembuat keputusan (decissionmaker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa
program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau
keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama


dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk
itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan
berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan
kesehatan.Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor
kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah
kesehatan tersebut.Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan(Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian
keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan
keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.

2.6  Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (healtheducation) yang


penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (socialmarketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi)
yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya
pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya
untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan
yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan,
dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat
(communityorganization), pengembangan masyarakat (communitydevelopment),
penggerakan masyarakat (socialmobilization), pemberdayaan masyarakat
(communityempowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. SoekidjoNotoadmodjo, ruang


lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:

a) dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan


b) dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
c) Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:

 promotif
 preventif
 kuratif
 rehabilitatif.

Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :

a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan


b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan
kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan dikelompok menjadi dua
yaitu :

a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.


b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan. Ruang lingkup


promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).


b) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c) Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level ofprevention) dari Leaveland Clark.

a) Promosi Kesehatan.
b) Perlindungan khusus (specificprotection).
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis andprompttreatment).
d) Pembatasan cacat (disabilitylimitation)
e) Rehabilitasi (rehabilitation).

Komunikasi dalam Pendidikan Kesehatan.

Advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan


masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global
Pendidikan atau Promosi Kesehatan.WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi
dan misi Promosi Kesehatan secara efektif  menggunakan 3 strategi pokok, yaitu :

 Advocacy
 Socialsupport
 Empowerment

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program  atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan( policymakers) atau pembuat keputusan(decisionmakers)
baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting,sehingga komunikasi dalam rangka


advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus  agar komunikasi efektif.Kiat-kiatnya
antara lain sebagai berikut :

 Jelas ( clear )
 Benar ( correct )
 Konkret ( concrete )
 Lengkap ( complete )
 Ringkas ( concise )
 Meyakinkan ( Convince )
 Konstekstual ( contexual )
 Berani ( courage )
 Hati –hati ( coutious )
 Sopan ( courteous )

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobbypolitik,tetapi mencakup


kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure
atau tekanan kepada para pemimpin institusi.

Tujuan advokasi yaitu :

1. Komitmen politik ( Politicalcommitment )

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk
mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran
kesehatan,contohkonkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden.
Untuk  meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.

2. Dukungan kebijakan ( Policysupport )

Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti


dengan   advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang
telah memperoleh komitmen politik tersebut.

3. Penerimaan sosial (Socialacceptance )

Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu


program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan,maka
langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh
dukungan masyarakat.

4. Dukungan sistem ( System support )

Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur
kerja yang jelas mendukung.
Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam,
yaitu:

1. Lobi politik ( politicallobying )

2. Seminar/presentasi

3. Media

4. Perkumpulan

Ada 8 unsur dasar advokasi,yaitu :

 Penetepan tujuan advokasi


 Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
 Identifikasi khalayak sasaran
 Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
 Membangun koalisi
 Membuat presentasi yang persuasif
 Penggalangan dana untuk advokasi
 Evaluasi upaya advokasi.

Ada 5 pendekatan utama advokasi, yaitu :

 Melibatkan para pemimpin


 Bekerja dengan media massa
 Membangun kemitraan
 Memobilisasi massa
 Membangun kapasitas.

LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI

1. Tahap Persiapan

Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen
advokasi.Bahan advokasi adalah: data-à informasi–à bukti yang dikemas dalam bentuk
tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau
dampak masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.

3.  Tahap Penilaian

Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarklanpentahapan upaya promosi  kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga


kelompok sasaran, yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga
untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya.
Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam
kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka
masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat
menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan
(decissionmaker) atau penentu kebijakan (policymaker). Hal ini dilakukan dengan suatu
harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran
primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)
ETIKA

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunaniethosyang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:

1) Drs. O.P. Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2) Drs. Sidi Gajalbadalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3) Drs. H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi


manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan


Etika, sebagai berikut :

 TerminiusTechicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
 Manner dan Custom,Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan
(adat) yang melekat dalam kodrat manusia(In herent in human nature)yang terikat
dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:

 Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari
hak(The principlesofmorality, includingthescienceofgoodandthenatureoftheright).
 Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia(The rulesofconduct, recognize in respectto a particularclassof
human actions).
 Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual.(The
scienceof human character in its ideal state, and moral principles as ofan individual).
 Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban(The scienceofduty).

Macam-macam Etika

Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau
etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua
macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya
Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai
dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.

2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat
menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk,
sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan
menjadi :
1) Etika umum: yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi
manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan
prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus: terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
3) Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia
dalam aktivitasnya,
4) Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi,
5) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

1) Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2) Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan
tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3) Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan
dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

Etika dalam promosi kesehatan

Pada tahun 2002, American PublicHealthAssociation secara resmi mengadopsi dua belas
prinsip praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip yang diuraikan:

1) Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan


persyaratan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang
merugikan.
2) Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang
menghormati hak-hak individu dalam masyarakat.
3) Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan
dievaluasi melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota
masyarakat.
4) Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk pemberdayaan dari
pemuda anggota masyarakat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya
dasar dan kondisi diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua.
5) Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kebijakan yang efektif dan program yang melindungi dan mempromosikan kesehatan.
6) Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi yang
mereka miliki yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-
program dan harus mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.
7) Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada informasi yang
mereka miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh
masyarakat.
8) Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan
yang mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan
budaya dalam masyarakat.
9) Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10) Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat
membawa kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat publik. Pengecualian
harus dibenarkan
11) Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu atau
orang lain.
12) Lembaga kesehatan publik harus memastikan kompetensi profesional karyawan
mereka. Institusi kesehatan umum dan karyawan mereka harus terlibat dalam
kolaborasi dan afiliasi dengan cara yang membangun kepercayaan publik dan
efektivitas lembaga.

Kerangka kerja ini menekankan pentingnya hubungan yang kompleks antara orang-orang.
Hubungan tersebut adalah inti dari masyarakat, dan mendukung sejumlah prinsip etika.

MENETAPKAN SASARAN

1. Sasaran primer

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empow-erment).

2. Sasaran sekunder

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan
untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil
pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan
contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan
yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial
(socialsupport).

3. Sasaran tersier

Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan – kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan
dengan strategi advokasi.

MENETAPKAN TUJUAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.

MENETAPKAN PESAN POKOK

Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok


program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain
yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Disusun 7 Program pembangunan
kesehatan yaitu (DepKes RI, 1999) :

1) Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat


2) Program lingkungan sehat
3) Program upaya kesehatan
4) Program pengembangan sumber daya kesehatan
5) Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya
6) Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
7) Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting
untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional ditetapkan 10 pogram
unggulan kesehatan(DepKes RI, 1999) :

1) Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan


2) Program perbaikan gizi
3) Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
4) Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental
5) Program lingkungan pemukiman, air dan sehat
6) Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
7) Program keselamatan dan kesehatan kerja
8) Program anti tembakau, alkohol dan madat
9) Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan dan minuman
10) Program pencegahan kecelakaan, rudapaksa dan keselamatan lalu lintas

MENETAPKAN METODE DAN SALURAN KOMUNIKASI

Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan perubahan perilaku
dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua informasi yang telah
dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasikan dengan dukungan seperti audio visual (video,
film), oral (radio), cetak (poster, leaflet), visual (flipcharts).

MENETAPKAN KEGIATAN OPERASIONAL

Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka yang terpenting adalah menetapkan
kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:
1) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya
2) Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
3) Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4) Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5) Imunisasi
6) Pengobatan dan pengadaan obat
7) Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan :
Perikemanusiaan, Kesehatan sebagai hak asasi, Pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat
8) Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif
9) Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
10) Dukungan sumber daya kesehatan
11) Misi Pembangunan Kesehatan
12) Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan
kesehatan (DepKes RI, 1999)
13) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
14) Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem
Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional
berwawasan kesehatan.
15) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
16) Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan.
17) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
18)  Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta.
19) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
20) Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif.
21) Strategi Pembangunan Kesehatan
22) Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada kebijakan nasional, mencakup
garis besar kegiatan dimana semua sektor yang terlibat untuk mewujudkan
kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah (DepKes
RS, 1999): pembangunan berwawasan kesehatan
23) Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan
sehat dan pembentukan perilaku sehat.

MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi


Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan
terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh
masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan
dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat
dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak
yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang
dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet.

2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan


identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat ditentukan
cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak
terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.

3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi orang


untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk memilih beberapa perubaha perilaku yang
diharapkan dapat diterapkan.

4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut
melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.

6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran.

 HUBUNGAN DENGAN KLIEN

Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini


ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku
masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.

Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi
Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain
melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan
apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan
program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih,
Sehat dan Sejahtera).

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok
yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta
memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi
kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam
promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk
dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka
bekerja.

KEPEDULIAN DENGAN DETERMINAN SOSIAL DAN HUBUNGANNYA


DENGAN KESEHATAN

Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal)
dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang
perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian
kesehatan yaitu :

1. Teori Lawrence Green


Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioralfactor (faktor
perilaku) dan Non Behavioralfactor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut
ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :
a) Faktor – faktor predisposisi, yaitu faktor – faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan,
sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.
b) Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau
yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.
c) Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku.
2. Teori SnehanduB.Karr

Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :

a) Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek


atau stimulus diluar dirinya.
b) Adany dukungan dari masyarakat sekitar (socialsupport)
c) Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait
dengan tindakan yang akan di ambil oleh seseorang
d) Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan
e) Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
3. Teori WHO

Ada 4 determinan yaitu :

a) Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku
b) Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c) Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat
d) Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIS
Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :

a) Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi,
dilihat dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada
klien, mereka berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
b) Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
c) Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan.

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

1. Pendekatan Medik

Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang
didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan penyakit jantung.
Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan,
mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic. Sebagai contoh, memberitahu
orang tua agar membawa anak mereka untuk imunisasi, wanita untuk memanfaatkan
klinik keluarga berencana dan pria umur pertengahan untuk dilakukan screeningtakanan
darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan medic dan
tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa pasien patuh pada
prosedur yang dianjurkan.

2. Pendekatan Perubahan Perilaku

Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu masyarakat,
sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya antara lain mengajarkan
orang bagaimana menghentikan merokok, pendidikan tentang minum alcohol “ wajar “,
mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi, makan makanan
yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan merasa
yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi kliennya dan akan
melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak mungkin orang
untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.

3. Pendekatan Edukasional
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan pengetahuan
dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat keputusan yang ditetapkan atas
dasar informasi yang ada. Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk
menggali nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri. Bantuan dalam
melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula
ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan membantu
murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh pengetahuannya.
orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan memberi arti tinggi bagi proses
pendidikan, akan menghargai hal individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan
akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-
persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka.

4. Pendekatan Berpusat Pada Klien

Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka
mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan
pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor
kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi
kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yang
mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri klien
dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai sama yang mempunyai pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk
mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.

5. Pendekatan Perubahan Sosial

Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada lingkungan fisik,
social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang
sehat. Contohnya adalah mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku
individu-individunya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai
penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen pada
penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan pada pentingnya
pembentukan lingkungan yang sehat daripada pembentukan kehidupan individu-individu
orang yang tinggal di tempat itu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunaniethosyang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia
yang baik.

3.2 Saran

1. Bidan

Dalam melakukan promosi kesehatan bidan harus menjaga hubungan dengan klien,
agar isi dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh
klien.

2. Klien

Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam menentukan


keputusan untuk dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta

Novita, Nesi. 2011.Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan

http://www.scribd.com/doc/71379835/Etika- Promosi-Kesehatan-Bagian-1

http://penerbitsalemba.com/v2/product/view/731

Anda mungkin juga menyukai