Interaksi 1
Interaksi 1
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 138114052
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 138114052
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang telah memberi kekuatan
kepadaku.”
Filipi 4:13
“Aku memang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah mundur.”
- Abraham Lincoln
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kajian
Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Rawat Jalan Sindrom Koroner Akut di
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2016” sebagai
slah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi di Fakultas Farmasi
Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyusunan skripsi ini banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan, Kaprodi, dan Wakaprodi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma yang telah membimbing dan memberi arahan selama penulis menjadi
mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
2. Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis
3. Bagian Personalia, Farmasi, dan Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nugroho
Yogyakarta yang telah banyak membantu selama proses pengambilan data
4. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si, Apt sebagai dosen pembimbing
utama yang telah membimbing selama proses penyusunan proposal dan
skripsi
5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini
6. Komisi Etik Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ini dengan
memberikan ethical clearance
7. Keluarga : Orang tuaku Bapak Man Setyabudi dan terkhusus Ibu Ruth Harriet
Faidiban, kakak-kakakku Selvi Pritalia Setyanengsih dan Harsenna Adhyatma
Setyawan, serta adik-adikku Viona Angelica Faidiban, Arfachensis Airlangga
Faidiban dan Yustus Obed Azer Suebu; serta keluarga besar Faidiban yang
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................ iv
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ vi
PRAKATA............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
ARTI KATA/SINGKATAN................................................................................. xiii
ABSTRAK............................................................................................................ xiv
ABSTRACT............................................................................................................ xv
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN...................................................................................... 2
A. Rancangan Penelitian.................................................................................. 2
B. Lokasi dan Subyek Penelitian..................................................................... 2
C. Definisi Operasional................................................................................... 3
D. Analisis Data............................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 4
A. Karakteristik Pasien.................................................................................... 4
B. Gambaran Umum Peresepan Obat.............................................................. 5
C. Kajian Interaksi Obat.................................................................................. 6
KESIMPULAN..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13
LAMPIRAN.......................................................................................................... 16
BIOGRAFI............................................................................................................ 35
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kerja Data Rekam Medik Pasien SKA di Rumah sakit
Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2016......... 16
Lampiran 2. Tabel Kajian Interaksi Obat............................................................. 22
Lampiran 3. Surat Ethical Clearance................................................................... 30
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian......................................................................... 31
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ARTI KATA/SINGKATAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Cardiovascular disease is one of the major health problems in developed
and developing countries In Indonesia in 2030 predicted an increase of up to 23.3
million deaths caused coronary heart disease (CHD) and stroke, in which one of
the clinical manifestations of coronary heart disease is acute coronary syndromes
(ACS), which in 2003 led to the numbers of hospital treatment is very big in
National Heart Center . Patients with acute coronary syndrome usually have
comorbidities, thus requiring a variety of drugs in therapy. The use of a variety of
drugs allows drug interactions. The purpose of this study was to describe the
prescription, the incidence of drug interactions involving cardiovascular drugs,
and drug interactions related to the mechanism of pharmacodynamic,
pharmacokinetic, and clinical significance categories that occurred in outpatients
with acute coronary syndromes in Hospital Panti Nugroho Yogyakarta period
January-October 2016. This study was an observational study with the evaluative
descriptive cross-sectional study design and retrospective, in which the data is
taken based patient medical record. Intake of test subjects conducted in
populations and found 32 patients who met the inclusion and exclusion criteria.
The study found 28 patients have drug interactions with the most mechanisms of
interaction is pharmacodynamic (46.9%) and the most clinical significance
categories is significant / monitor closely (75.0%).
Keywords: acute coronary syndrome, drug interactions, pharmacokinetics,
pharmacodynamics, clinical significance category
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan
utama di dunia. Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia (2014) pada tahun 2030
diperkirakan penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke
akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian. Salah satu manifestasi klinis PJK
adalah sindrom koroner akut (SKA), yang mana pada tahun 2003 menyebabkan angka
perawatan rumah sakit sangat besar di Pusat Jantung Nasional (Depkes, 2006).Sindrom
koroner akut (SKA) disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen
miokard. Sindrom koroner akut diklasifikasikan sesuai dengan perubahan
elektrokardiografi, yaitu STEMI, NSTEMI dan angina tidak stabil/UA (Dipiro, 2011).
Pasien dengan SKA biasanya mengalami penyakit penyerta yang dapat dinilai dari
faktor risikonya, sehingga membutuhkan berbagai macam obat dalam terapinya dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Sejumlah faktor risiko yang
bertanggung jawab adalah usia, jenis kelamin laki-laki, hipertensi, penggunaan tembakau,
diabetes mellitus, obesitas, dan dislipidemia (Dipiro, 2011). Hasil penelitian Tumade et al
pada tahun 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang menggunakan 126
sampel, faktor risiko yang paling mempengaruhi insiden SKA adalah hipertensi kemudian
diikuti oleh diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, dan merokok. Selain faktor risiko,
pasien SKA menurut PERKI (2015) baik STEMI maupun NSTEMI/UA mendapatkan
manajemen jangka panjang lebih dari satu obat, yaitu golongan antiplatelet, penghambat
ADP, statin, penyekat beta, ACE-I/ARB, dan antagonis aldosteron.
Rumah Sakit Panti Nugroho (RSPN) adalah rumah sakit swasta kelas D. Rumah
sakit ini bersifat transisi dengan kemampuan memberikan pelayanan kedokteran umum dan
gigi, juga menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. RSPN menjadi sarana layanan
kesehatan yang membantu masyarakat sekitar, untuk itu setiap pelayanan yang diberikan
menjadi sangat penting untukdimaksimalkan terutama untuk penyakit-penyakit yang
membutuhkan pelayanan yang cepat dan tepat, misal penyakit jantung dan stroke.
Penelitian di rumah sakit ini bertujuan untuk membantu pihak RSPN dalam hal
penanganan interaksi obat terutama untuk pasien rawat jalan.
Penanganan interaksi obat pada peresepan rawat jalan sangat diperlukan, dimana
pasien hanya dapat dipantau saat kembali ke rumah sakit untuk konsultasi atau adanya
kekambuhan, sehingga sebisa mungkin apoteker diharapkan meminimalkan adanya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
interaksi obat. Dari hasil penelitian Rahmawati et al (2006), secara umum terdapat 59%
pasien rawat inap dan 69% pasien rawat jalan yang mengalami interaksi obat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum peresepan
(jumlah, jenis, dan golongan obat kardiovaskular), besar insidensi terjadinya interaksi obat
antara obat kardiovaskular dengan obat kardiovaskular atau dengan obat lain, dan juga
interaksi obat terkait mekanisme farmakodinamik, farmakokinetik dan kategori
signifikansi klinispada pasien rawat jalan SKA di (RSPN) Yogyakarta periode Januari-
Oktober 2016.
METODE
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional deskriptif evaluatif dengan
rancangan penelitian studi potong lintang yang bersifat retrospektif. Data diambil
berdasarkan rekam medik pasien dan dikaji interaksi yang terjadi (terkait mekanisme
farmakodinamik, farmakokinetik dan kategori signifikansi klinis) secara teoritis
berdasarkan pustaka.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di RSPN Yogyakarta. Jumlah subyek yang diperoleh adalah
32 pasien sesuai jumlah populasi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu : pasien rawat
jalan dengan SKA di RSPN Yogyakarta yang menerima obat kardiovaskular dengan obat
kardiovaskular atau dengan obat lain pada periode Januari-Oktober 2016. Kriteria eksklusi,
yaitu rekam medik yang tidak lengkap.
Eksklusi
- data rekam medik
tidak lengkap : 83 orang
Subyek penelitian
sebanyak 32 orang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional
1. Pasien SKA pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis keluar sindrom koroner
akut dengan atau tanpa faktor risiko dan menjalani rawat jalan di RSPN Yogyakarta
periode Januari-Oktober 2016 yang diketahui berdasarkan rekam medik pasien.
2. Gambaran umum peresepan obat kardiovaskular dan obat lain meliputi jumlah, jenis,
dan golongan obat kardiovaskular yang digunakan. Jumlah obat merupakan banyaknya
obat yang diterima pasien SKA saat menjalani pengobatan. Jenis obat merupakan nama
generik obat. Golongan obat merupakan kelompok obat yang diberikan kepada pasien
SKA. Diambil data peresepan paling baru pada rekam medik.
3. Interaksi obat adalah pemberian terapi berupa 2 atau lebih jenis obat secara bersamaan
yang dapat menghasilkan efek diinginkan ataupun tidak diinginkan. Interaksi obat yang
diteliti adalah interaksi obat terkait mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik yang
dikaji secara teoritis berdasarkan pustaka yaituMedscape Drug Interaction Checker
(Medscape, 2016) dan didukung literatur lain.
4. Kategori signifikansi klinis interaksi obat adalah penggolongan tingkat interaksi obat
menurut akibat yang ditimbulkan dikaji secara teoritis dengan mengacu pada Medscape
Drug Interaction Checker (Medscape, 2016).
5. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)adalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit (pelayanan
diagnosis dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi,
penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan
pengendalian oleh manajemen.Peneliti mengambil data rekam medis pasien rawat jalan,
yaitu identitas pasien, tanggal periksa, diagnosis penyakit dan salinan resep obat pada
pasien.
D. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data dari rekam medis pasien SKA sesuai
kriteria inklusi dan eksklusi, data peresepan masing-masing pasien dianalisis interaksinya
dengan Medscape Drug Interaction Checker, kemudian interaksi dikelompokkan
berdasarkan mekanisme interaksi (farmakodinamik, farmakokinetik dan unknown) dan
kategori signifikansi klinis yang diolah dengan metode statistika deskriptif, dihitung
persentasenya, dan disajikan dalam bentuk tabel/diagram. Pengevaluasian interaksi obat
yang terjadi dilakukan dengan literatur-literatur pendukung seperti buku dan juga jurnal
penelitian.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Karakteristik Pasien
Tabel I. Karakteristik Pasien Peresepan Pasien Rawat Jalan SKA di RSPN Yogyakarta
Periode Januari-Oktober 2016
Karakteristik Pasien (n = 32)
No Parameter
Pasien n %
Laki-laki 20 62,5
1. Jenis kelamin
Perempuan 12 37,5
<30 tahun 0 0
31-40 tahun 0 0
41-50 tahun 2 6,3
2. Usia 51-60 tahun 13 40,6
61-70 tahun 8 25,0
71-80 tahun 8 25,0
>80 tahun 1 3,1
Pada distribusi jenis kelamin diketahui pasien laki-laki memiliki prevalensi yang
lebih besar dibanding pasien perempuan. Hasil ini sesuai dengan teori dari PERKI (2015)
dan Dipiro (2011), dimana diagnosis SKA lebih kuat jika ditemukan pada pria yang juga
merupakan salah satu faktor risiko yang bertanggung jawab. Wanita dengan SKA juga
lebih sering mengalami nyeri punggung, dispnea, lemah, mual dan muntah dibanding laki-
laki yang lebih sering mengalami nyeri dada, dimana nyeri dada merupakan simptom yang
paling sering dilaporkan untuk SKA. Wanita lebih sering mengalami SKA atipikal yang
dapat dihubungkan dengan penyakit yang tidak terdiagnosia atau salah diagnosia (Devon et
al, 2008). Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan kasus
SKA dengan pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56,7% dan perempuan sebanyak
43,3%, persentase yang lebih tinggi pada laki-laki dapat disebabkan karena kebiasaan
merokok (Itrasari, 2015). Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa persentase pasien
SKA laki-laki di daerah Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Pada distribusi umur diketahui pada usia 41-80 tahun memiliki prevalensi yang
besar. Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan pasien SKA
pada usia 20-40 tahun terdapat 20% dan usia 41-65 tahun terdapat 80% (Itrasari, 2015)
Faktor risiko pada penelitian ini paling banyak adalah dislipidemia (7 pasien),
kemudian diikuti oleh hipertensi (6 pasien) dan diabetes mellitus (5 kasus), sedangkan
faktor risiko merokok tidak dapat diketahui karena tidak tercantum dalam rekam medik
pasien. Hal ini cukup mendukung teori mengenai faktor risiko yang bertanggung jawab
atas kejadian SKA.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menurut PERKI (2015) pasien mendapat beberapa macam obat, yaitu antiplatelet,
penghambat reseptor ADP, statin, penyekat beta, ACE-I/ARB, dan antagonis aldosteron.
Jumlah obat yang lebih dari 1 juga dapat terkait dengan faktor risiko pasien
dengan penyakit jantung, dimana selain mengobati penyakit utama pasien memerlukan
pengobatan untuk faktor risiko yang terdiagnosis. Faktor risiko yang bertanggung jawab
adalah usia, jenis kelamin laki-laki, hipertensi, penggunaan tembakau, diabetes mellitus,
obesitas, dan dislipidemia (Dipiro, 2011). Jumlah obat yang semakin banyak juga
meningkatkan dihubungkan dengan terjadinya interaksi obat, dimana pada peneltian ini
terbukti bahwa untuk kelompok jumlah 7-9 obat semuanya mengalami interaksi obat.
2. Golongan obat
Terdapat 11 macam golongan obat kardiovaskular yang diberikan kepada pasien
SKA di Instalasi rawat Jalan RSPN Yogyakartaperiode Januari-Oktober 2016 dengan
rincian pada tabel II(terlampir). Golongan obat kardiovaskular yang paling banyak
digunakan adalah asam asetilsalisilat (75,0%), statin (75,0%), dan thienopyridine(68,8%).
Hal ini sejalan dengan manajemen jangka panjang yang direkomendasikan oleh
PERKI (2015) baik untuk UA/NSTEMI atauSTEMI, yaitu aspirin (asam asetilsalisilat) yang
diberikan seumur hidup dan disarankan untuk diberikan bersama dengan clopidogrel dan
statin dosis tinggi yang diberikan sejak awal untuk menurukan kolesterol LDL<70 mg/dL.
Obat-obat golongan ini juga memegang peranan pada terjadinya interaksi obat dan dari
hasil penelitian asam asetilsalisilat-klopidogrel merupakan interaksi yang paling banyak
terjadi.
3. Jenis obat
Terdapat 19 jenis obatkardiovaskular yang diberikan kepada pasien SKA di
instalasi rawat jalan RSPN periode Januari-Oktober 2016. Jenis obat kardiovaskular yang
paling sering diresepkan adalah asam asetilsalisilat, (75%), clopidogrel (68,8%), dan
simvastatin (59,4%). Jenis obat yang sering diresepkan merupakan jenis dari golongan obat
yang mempunyai persentase besar, sehingga dapat dikatakan sesuai.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang dilakukan oleh Patel et al (2014) pada instalasi rawat jalan rumah
sakit pendidikan di India pada pasien dengan penyakit komorbiditas menunjukkan terdapat
83,42% peresepan pasien dengan potensi interaksi obat. Studi lain yang dilakukan oleh
Chelkeba et al (2013) pada pasien rawat jalan yang menerima obat kardiovaskular
menunjukkan dari 332 pasien terdapat 241 pasien (72,6%) memiliki potensi interaksi obat.
12,5% mengalami
interaksi obat
tidak
mengalami
87,5%
interaksi obat
Gambar 2. Persentase Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Rawat Jalan SKA di RSPN
Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2016
Dapat dilihat pada tabel III bahwa terjadi interaksi obat kardiovaskular dengan
obat kardiovaskular lebih besar, yaitu sebanyak 18 kasus (56,3%) dibandingkan dengan
interaksi obat kardiovaskular dengan obat lain yaitu sebanyak 10 kasus (31,3%). Hal ini
dapat dikarenakan pada peresepan pasien sebagian besar merupakan obat kardiovaskular,
dan persentasi obat lain yang sedikit.
Data jumlah jenis interaksi berdasarkan mekanisme interaksi obat disajikan pada
tabel III di bawah, dengan jenis interaksi yang paling banyak terjadi adalah interaksi
dengan mekanisme farmakodinamik, yaitu15 kasus (46,9%), kemudian diikuti dengan
mekanisme farmakokinetik 7 kasus (21,9%) danmekanisme yang tidak diketahui 6 kasus
(18,8%). Farmakokinetik adalah tentang pengaruh tubuh terhadap obat, dimana interaksi
terjadi saat satu obat mempengaruhi konsentrasi dari obat lain dengan akibat klinis.
Farmakodinamik adalah tentang pengaruh obat terhadap tubuh, dimana interaksi ini terjadi
antara kedua obat dengan meningkatkan atau menurunkan efek (Snyder, 2012). Hasil
penelitian Patel et al (2014) menunjukkan adanya interaksi obat yang jika diklasifikasikan
berdasarkan mekanisme farmakokinetik sebesar 26,76%, farmakodinamik sebesar 68,92%,
dan mekanisme tidak diketahui sebesar 4,30% dari 2066 potensi interaksi obat yang
tercatat.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Interaksi Obat Berdasarkan Mekanisme Interaksi dan Kategori Signifikansi
Klinis Pada Peresepan Pasien Rawat Jalan SKA di RSPN Yogyakarta Periode
Januari-Oktober 2016
Mekanisme Obat A Obat B Pasien Kategori Interaksi
Interaksi (n = 32) Signifikansi diinginkan
% Klinis (Y/T)**
Farmakokinetik Amlodipin Simvastatin 6,3 Serius T
(21,9%) Atorvastatin Valsartan 6,3 Signifikan Y
Gemfibrozil Valsartan 3,1 Signifikan T
Simvastatin Valsartan 15,6 Signifikan Y
Asam Glimepiride 3,1 Signifikan Y
asetilsalisilat
Clopidogrel Lansoprazole 3,1 Signifikan Y
Gemfibrozil Glimepiride 3,1 Signifikan T
Farmakodinamik Asam Bisoprolol 34,4 Signifikan T
(46,9%) asetilsalisilat
Asam Candesartan 12,5 Signifikan T
asetilsalisilat
Asam Captopril 6,3 Signifikan T
asetilsalisilat
Asam Clopidogrel 46,9 Signifikan Y
asetilsalisilat
Asam Furosemide 21,9 Signifikan T
asetilsalisilat
Asam Ramipril 3,1 Signifikan T
asetilsalisilat
Asam Valsartan 28,1 Signifikan T
asetilsalisilat
Bisoprolol Candesartan 9,4 Signifikan Y
Bisoprolol Valsartan 18,8 Signifikan Y
Captopril Furosemide 6,3 Signifikan Y
Asam Insulin 3,1 Minor Y
asetilsalisilat aspart
Bisoprolol Ketorolac 3,1 Signifikan T
Candesartan Ketorolac 3,1 Signifikan T
Clopidogrel Ketorolac 3,1 Signifikan Y
Furosemid Metformin 3,1 Minor Y
Unknown Bisoprolol Furosemide 9,4 Signifikan T
(18,8%) Bisoprolol HCT 3,1 Signifikan T
Furosemid Valsartan 12,5 Signifikan Y
HCT Valsartan 3,1 Signifikan Y
Captopril Allopurinol 6,3 Serius T
Clopidogrel Cormega 3,1 Signifikan Y
*warna merah mewakili interaksi antara obat kardiovaskular dengan obat lain
**Y : Iya; T : Tidak
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
allopurinol merupakan interaksi dengan kategori signifikansi serius, namun tidak diketahui
mekanisme pasti interaksinya. Efek dari interaksi yang mungkin terjadi adalah reaksi
hipersensitivitas, anafilaksis, dan sindrom Stevens-Johnson (Medscape, 2016). Manajemen
yang perlu dilakukan jika terjadi manifestasi hipersensitifitas adalahpenghentian kedua
obat (Tatro, 2007), serta disarankan untuk monitoring jumlah sel darah putih secara berkala
(Drugs.com, 2017).
Menurut Mallet (2007), beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan dalam
manajemen interaksi, yaitu mendokumentasikan secara lengkap riwayat pengobatan,
termasuk obat over-the-counter, suplemen kesehatan, alkohol, dan vitamin; meninjau
kembali pengobatan untuk memperbaharui kemungkinan terjadi interaksi obat; ketahui dan
dokumentasikan interaksi obat terbaru pada catatan kesehatan dengan rencana penanganan
dan follow-up; pantau efek tidak diinginkan dari potensi interaksi obat.Hasil sebuah
penelitian yang dilakukan Kafeel et al (2014) mengatakan bahwa mayoritas interaksi
(sekitar 17%) adalah mudah dihindari dengan memodifikasi dosis, pengecekan kembali
resep, dan apoteker diberikan kewenangan untuk melakukan intervensi yang diperlukan
dalam resep ketika diperlukan. Dalam sistem pelayanan kesehatan, upaya kolaboratif dari
penulis resep dan peracik sangat penting agar terapi bagi pasien bermanfaat.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Kajian Interaksi Obat Pasien Rawat
Jalan Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-
Oktober 2016” dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran umum peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di RSPN
Yogyakarta meliputi persentase jumlah obat kardiovaskular paling banyak dalam
peresepan pasien adalah 4-6 obat sebesar 65,6%; tgolongan obat dan jenis obat
kardiovaskular yang paling banyak digunakan adalah asam asetilsalisilat (75,0%).
2. Persentase pasien rawat jalan sindrom koroner akut di RSPN Yogyakarta yang
mengalami interaksi obat adalah 87,5% (28 pasien).
3. Persentase interaksi obat:
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rahmawati, F., Handayani, R., dan Gosal, V., 2006. Kajian Retrospektif Interaksi Obat di
Rumah Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi Indonesia.
Yogyakarta. 178, 182.
Richards, T. R. And Tobe, S. T., 2014. Combining Other Antihypertensive Drugs With β-
Blockers in Hypertension: A Focus on safety and Tolerability. Canadian Journal of
Cardiology. 30:S42-S46.
Stalker, T. J., Newman, D. K., Ma, P., Wannemacher, K., M., and Brass, L. F., 2012.
Platelet Signaling. Handb Exp Pharmacol. 59-85
Skolnik, N.S., Beck, J.D., dan Clark, M., 2000. Combination Antihypertensive Drugs:
Recommendations for Use. Am Fam Physician., 61(10):3049-3056.
Snyder, B. D., Polasek, T. M., and Doogue, m. P., 2012. Drug Interaction: Principles and
Practice. Australian Prescriber.35(3):85-88.
Tarnawski, A. S., 2012. Clopidogrel and Proton Pump Inhibitors – Where Do We Stand In
2012?. World Journal of Gastroenterology. 18(18):2161-2171.
Tatro, David S., 2007.Drug Interaction Facts. United State of America: Wolters Kluwer
Health. 36.
Tumade, B., Jim, E. L., Joseph, V. F. F., 2016. Prevalensi Sindrom Koroner Akut di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2014.Jurnal
e-Clinic. Universitas Sam Ratulangi Manado. 4(1):229.
Wiggins, B. S., et al, 2016. Recommendations for Management of Clinically Significant
Drug-Drug Interactions With Statins and Select Agents Used in Patients With
Cardiovascular Disease: A Scientific Statement From the American Heart
Association. American Heart Association. 20.
Wijeyeratne, Y. D. And Heptinstall, S., 2011.Anti-Platelet Therapy: ADP Receptor
Antagonists. British Journal of Clinical Pharmacology.72(4):648.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Lembar Kerja Data Rekam Medik Pasien SKA di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Oktober
2016
Keterangan
Tgl Umu Jumlah data klinis
No JK Diagnosis Nama obat Aturan pakai
pengobatan r obat atau data
laboratorium
19/01/2016 73 L Post Stemi Clopidogrel 75 mg No. 30 1x1 5 -
Dislipidemia Farmasal 100 mg 1x1
Hiperuricemia No. 30 1x1
1
Simvastatin 10 mg No. 30 1x1
ISDN 5 mg No. 30 1x1
Allopurinol 100 mg No. 30
02/02/2016 57 P Nstemi ISDN 5 mg No. 90 3x1 5 -
Hipertensi Aptor No. 30 1x1
Valisanbe 5 mg 1x1
2
No. 15 1x1
Simvastatin 10mg No. 30 1x1
Neurodex No. 30
15/03/2016 78 P Post Stemi Anteroseptal Furosemid No. 30 1x1 7 -
Susp. KP Kalipar No. 30 1x1
Bisoprolol 5 mg 1x1/2
No. 15 1x1
Valesco 80 mg
3
No. 30 1x1
ISDN 5 mg No. 15 1x1
Miniaspi 80 mg
No. 30
Astria No. 30
25/10/2016 65 L Post Stemi anteroseptal Candoten 16 mg ½-0-1 7 -
4
Post Stroke No. 45 1x1
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MR Bisoprolol 5 mg 1x1
No. 15 1x1
Clopidogrel 75 mg No. 30 1-0-0
Atorvastatin 20 mg No. 30
HCT No. 30
ISDN 5 mg No. 30
14/10/2016 66 P Nstemi Metformin 500 mg No. 60 2x1 6 TD : 140/80
Sindrom Metabolik Gemfibrozil 300 mg 1x1 GDS : 302
Neuropati DM Valesco 80 mg No. 30 1x1
9 Amlodipin 5 mg 1x1
Glimepiride 3 mg 1-0-0
No. 30 1x1/2
Amitriptilin No. 15
03/10/2016 59 L Post Stemi Inferior Aspilet 80 mg No. 30 1x1 4 TD : 130/80
Riw : VES Trigemini, Clopidogrel 75 mg No. 30 1x1
10
Dislipidemia Simvastatin 10 mg No. 30 1x1
ISDN 5 mg No. 30
06/10/2016 44 P Stemi Furosemid No. 30 1-0-0 7 TD : 120/80
DM Kalipar No. 30 1x1 OT : 334
Aspilet 80 mg No. 30 1x1
Clopidogrel No. 30 1x1
11
Simvastatin 10 mg No. 30 X1
Novorapid 16unit 3x1
No. 5 2x1
Metformin 500 mg No. 60
14/10/2016 61 L Post Stemi Anterior Aspilet 80 mg No. 30 1x1 8 TD : 120/80 >
CHF EC Susp IHD Clopidogrel 75 mg No. 30 1x1 150/90
Bisoprolol 5 mg 1x1
12
No. 7 1x1
Atorvastatin 10 mg No. 30 2x1/2
Valesco 80 mg No. 30 1-0-0
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 7 1x1/4
Bisoprolol 5 mg (K/P) S.L
No. 2
ISDN 5 mg No. 10
28/10/2016 58 L DM Aspilet 80 mg No. 7 1x1 5 TD : 120/60
Post Stemi Clopidogrel 75 mg No. 7 1x1
Glimepiride 2 mg 1-0-0
17
No. 7 1x1
Metformin 500 mg No. 7 1x1
Simvastatin 10 mg No. 7
25/10/2016 68 L Post Stemi Allopurinol 100 mg No. 7 1x1 6 TD : 130/70
Hiperuricemia Sukralfat syr No. 1 3xCI
IHD Candoten 8 mg 2x1
18 No. 14 1x1 (K/P)
Lansoprazole 30 mg No. 7
ISDN 5 mg No. 21 1x1
Aspilet 80 mg No. 7
11/08/2016 70 L CAD vd dgn LM Aspilet 81 mg No. 30 1x1 5 TD : 130/90
disease Post Stemi Clopidogrel No. 30 1x1
19 Atorvastatin 20 mg No. 60 1x2
Alprazolam 0,5 mg No. 15 1x1
Ramipril 5 mg No. 15 1x1/2
16/08/2016 77 L Post Stemi Anterior Miniaspi 80 mg 1x1 6 TD : 120/70
Susp. Aneurisma No. 7 1x1
Ventrikel Clopidogrel 75 mg No. 7 3x1
20 ISDN 5 mg No. 21 (K/P) S.L
ISDM 5 mg No. 10 1x1
Simvastatin 20 mg No. 7 1x1
Allopurinol 300 mg No. 7
26/09/2016 81 P Post Stemi Miniaspi 80 mg 1x1 pc 6 TD : 160/80
21
IHD No. 30 1x1 malam
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 30 (K/P)
ISDN 5 mg No. 15
03/10/2016 65 P Post Stemi anterior Metformin 500 mg No. 30 1x1 5 TD : 130/90
DM Aspilet 80 mg No. 30 1x1 GDS : 100
Valesco 80 mg 1x1
26 No. 30 1x1
Clopidogrel 75 mg No. 30 1x1/4
Bisoprolol 5 mg
No. 8
29/10/2016 80 L IHD Aspilet 80 mg No. 30 1x1 8 TD : 140/90
Post Stemi Bisoprolol 5 mg 1x1/2
No. 15 1x1
Clopidogrel 75 mg No. 30 3x1 K/P (Bila nyeri
ISDN 5 mg No. 21 dada)
Simvastatin 20 mg No. 30 1x1
27
Valesco 160 mg 1x1 pagi
No. 30 1xC1 (Bila susah BAB)
Laxadin 1x1 (Bila susah tidur)
No. 1 malam
Valisanbe 5 mg
No. 15
11/10/2016 52 L Post Stemi Furosemid No. 30 1-0-0 9 TD : 120/80
HHD Kalipar No. 30 1x1
Dislipidemia Miniaspi 80 mg 1x1
Hiperuricemia No. 30 1x1
Clopidogrel 75 mg No. 30 3x1
28
Captopril 25 mg 1x1
No. 90 1x1 malam
Amlodipin 10 mg 1x1
No. 30 1x1 malam
Simvastatin 10 mg No. 30
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mekanisme
Kategori
Obat A Obat B Interaksi Mekanisme dan Efek Management
Signifikansi
FK FD Un
Amlodipine Simvastatin √ Serius Risiko miopati, termasuk Pemberian dosis simvastatin tidak
rabdomiolisis (Drugs.com, lebih dari 20 mg/hari saat
2017). dikombinasikan dengan amlodipin.
Fluvastatin, pravastatin, dan
rosuvastatin lebih aman sebagai
alternatif pada pasien yang menerima
amlodipin, karena tidak
dimetabolisme oleh CYP450 3A4
(Drugs.com, 2017).
Kaptopril Allopurinol √ Serius Reaksi hipersensitivitas, Jika terjadi manifestasi
anafilaksis, dan sindrom hipersensitifitas, hentikan kedua obat
Stevens-Johnson (Medscape, (Tatro, 2007 hal.36)
2016). Disarankan untuk monitoring WBC
secara berkala (Drugs.com, 2017)
Asam Bisoprolol √ Signifikan Asam asetilsalisilat dapat Monitoring tekanan darah setiap
asetilsalisilat menurunkan efek bisoprolol minggu saat pemberian asam
dengan mekanisme asetilsalisilat dosis tinggi (Karalliede
farmakodinamik antagonis et al, 2010).
(asam asetilsalisilat juga
menurunkan sintesis
prostaglandin). Penggunaan
bersama juga dapat
meningkatkan kalium dalam
darah (Medscape, 2016).
Asam Kaptopril √ Signifikan Asam asetilsalisilat dapat Perlu dilakukan monitoring tekanan
asetilsalisilat menurunkan efek kaptopril darah secara teratur dan pemantauan
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bisoprolol Valsartan √ Signifikan Bisoprolol dan valsartan Monitoring tekanan darah setiap
(Valesco®) berinteraksi secara minggu hingga stabil dan sarankan
farmakodinamik sinergis dan pasien untuk melapor jika ada tanda-
penggunaan secara tanda hipotensi (Karalliede et al,
bersamaan dapat 2010).
meningkatkan kalium dalam
darah (Medscape, 2016).
Candesartan Ketorolac √ Signifikan Ketorolac menurunkan efek Keduanya saling meningkatkan
(Candoten®) candesartan dengan toksisitas dan berdampak pada
mekanisme farmakodinamik penurunan fungsi renal, sehingga
antagonis. Penggunaan diperlukan monitoring tekanan darah
bersama juga dapat dan evaluasi fungsi ginjal
meningkatkan kalium dalam (Drugs.com, 2017).
darah.
Captopril Furosemide √ Signifikan Kaptopril dan furosemide Monitoring tekanan darah seminggu
berinteraksi secara sekali hingga stabil. Sarankan pasien
farmakodinamik sinergis. untuk melaporkan gejala hipotensi
Pengunaan keduanya dapat (Karalliede et al, 2010).
menimbulkan risiko hipotensi
akut dan ketidakmampuan
renal (Medscape, 2016)
Clopidogrel Cormega √ Signifikan Interaksi antara clopidogrel Pengunaan harus disertai monitoring
dan cormega tidak diketahui. karena adanya risiko perdarahan
Adanya risiko perdarahan (Medscape, 2016).
(Medscape, 2016)
Clopidogrel Ketorolac √ Signifikan Clopidogrel dan ketorolac Penambahan dosis AINS harus
berinteraksi secara disertai dengan monitoring. Sarankan
farmakodinamik sinergis. untuk melapor jika terdapat tanda-
Pengunaaan bersama dapat tanda perdarahan GI (Drugs.com,
menghambat agregasi platelet 2017) dan (Karalliede et al, 2010).
(Medscape, 2016)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI
35