Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari
suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia.
Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang
baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai
dasar kehidupan masyarakat.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.
kehidupan keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari
nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang
ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai
bahwa kondisi kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi
kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya
dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).
Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk menjalankan dan
mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu : 1.fungsi keagamaan ; 2.fungsi
cinta kasih ; 3. fungsi reproduksi ; 4. fungsi perlindungan ; 5. fungsi sosial
budaya ; 6. fungsi sosialisasi dan pendidikan ; 7. fungsi ekonomi ; 8.fungsi
pelestarian lingkungan. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi
keluarga akan memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera
yang berkualitas. Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa
peran ibu dalam membentuk keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri. Peran dan tanggung jawab tersebut adalah bagian yang tidak

16
terpisahkan dari peran dan tanggung jawab bapak, keluarga, masyarakat dan
pemerintah (Hnur, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian keluarga?
2. Apa saja bentuk tipe keluarga?
3. Siapa pemegang kekuasaan dalam keluarga?
4. apa saja peran dalam keluarga?
5. Apa saja fungsi keluarga?
6. Bagaimana langkah- langkah asuhan kebidanan pada keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk tipe keluarga
3. Untuk mengetahui siapa pemegang kekuasaan dalam keluarga
4. Untuk mengetahui apa saja peran dalam keluarga
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi keluarga
6. Untuk mengetahui bagaimana langkah asuhan kebidanan pada keluarga

17
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya
(Effendi, 1998).

2.2 Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)


1. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainnya.
3. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
6. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.3 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):

18
1. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah.
2. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah
pihak ibu.
3. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ayah dan ibu.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluaraga, dan  beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.

2.4 Peranan Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
1. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok
sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari
lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik, mental maupun spiritial.

19
2.5 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora
keluarga.
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.
3. Fungsi sosial
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan
anak.
4. Fungsi ekonomi
a. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
b. Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan
dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.

2.6 Gambaran Keluarga Sehat


Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun
sosial.Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan
kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota
keluarga.Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk

20
P3K.Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.Selalu memperhatikan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah
kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial,
ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta
masalah ibu dan anak balita.Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang
komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di
wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan keluarga asalah ibu dan anak dalam
keluarga.Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa
pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa
kehamilan (masa interfal) serta persalinan.Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa
bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

2.7 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen
yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan keluarga:
1. Identitas masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data
obyektif).Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima
dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang
diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan
keluarga, masyarakat dan lingkungannya.Kegiatan yang dilakukan oleh
bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan data tentang

21
keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran
pemeriksaan.

2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas
kesehatan pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu,
anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban
keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan
kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari
lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang
dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan,
pembuangan sampah dan kotoran).

3. Analisa dan Perumusan Masalah


Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan
masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang
hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan

22
keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisi.Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial.

4. Rencana dan Tindakan


Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
keluarga dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi.Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan
sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.
Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria
keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi
tercakup:
a) Tingkat kesehatan lingkungan.
b) Frekuensi penyuluhan.
c) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.

b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,

23
maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan
perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai,
maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil
mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi
kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan
tersebut.

24
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


TERHADAP KELUARGA Tn. H
DI DESA SUKARAJA KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN

Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2020


Oleh : Cindy Sari Agustin

I. PENGKAJIAN
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. H
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Honorer POL PP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dusun 7, Desa Sukaraja, Gedong Tataan,
Pesawaran

Data Anggota Keluarga Yang Hidup

No Nama Umur L/P Agama Hubungan Pend. Serumah/


Keluarga Terakhir Tidak

25
1 Tn. H 27 tahun L Islam Suami SMA Serumah
2 Ny. T 23 tahun P Islam Istri SMA Serumah
3 By. M 5 bulan L Islam Anak - Serumah

Genogram

Tn.H Ny.T

By.M

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan pernikahan

: Meninggal

: Tinggal serumah

26
Denah Rumah :

Dapur Kamar
Jemuran Mandi

RUANG
TV
Ruang Makan

Kamar
Tidur

RUANG TENGAH
RUANG TAMU
Kamar
Tidur

Data Kesehatan Keluarga

No Nama Kesehatan Penyakit yang Perawatan/


Sekarang Pernah diderita & lamanya Pengobatan
1 Tn. H Sehat Pusing ± 3 hari Bidan
2 Ny. T Sehat Diare ± 3 hari Bidan
3 By.M Sehat Batuk Pilek ± 7 hari Bidan

27
Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari
 Pola Nutrisi
Semua anggota keluarga makan 3x sehari dengan makanan pokok nasi,
sayuran, lauk pauk, dan buah.

 Pola Eliminasi
1. Tn. H : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±3 kali/hari
2. Ny. T : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±3 kali/hari
3. By. M : BAB ±2 kali/hari dan BAK ±5-7 kali/hari

 Pola Istirahat
1. Tn. H dan Ny. T tidur 7-8 jam/hari.
2. By. M tidur ± 15 jam/hari.

 Pola Aktivitas
1. Tn. H : bekerja sebagai Honorer POL PP
2. Ny. T : tidak bekerja
3. By. M : Tidak/belum bersekolah

 Pola Rekreasi dan hiburan


Ny. T dan keluarga mengatakan sesekali meluangkan waktu ketika libur
sekolah untuk berkunjung ketempat wisata.

 Pola Komunikasi Keluarga


Ny. T mengatakan interaksi dalam keluarga cukup baik. Komunikasi
didalam keluarga lancar, didalam keluarga menaati nilai dan norma agama
maupun adat yang dianut oleh orang jawa.

28
 Pola Hubungan Sosial
Ny.T mengatakan hubungan dengan tetangga dan masyarakat baik dan
rukun.
.
 Pola Seksual
Pola seksual suami dan istri cukup baik sesuai kebutuhan.

 Pola Penanggulangan Stress


Ny.T mengatakan jika anggota keluarganya stress biasanya meluangkan
waktu untuk bermain bersama.

 Pola Nilai
Nilai-nilai yang diterapkan dikeluarga adalah baik dan mengikuti aturan
yang berlaku

 Pola Penanggulangan Kesehatan


Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa berobat ke Puskesmas atau
praktik mandiri bidan menggunakan uang swadana atau BPJS.

Data Kesehatan Lingkungan


 Perumahan
 Status rumah : Milik sendiri
 Bentuk bangunan : Permanen
 Dinding rumah : Tembok (Bata)
 Luas bangunan : 7m x 9 m
 Lantai rumah : Semen
 Kebersihan : Bersih
 Penerangan : Cukup, dari lampu dan cahaya
matahari
 Atap : Genteng
 Ventilasi rumah : Ada jendela di ruang tamu, kamar tidur,

29
kamar mandi, dan dapur. Pintu dan jendela
dibuka pada pagi hari dan siang hari
 Komposisi ruangan : Terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, 1
ruang tamu, 1 ruang makan, dapur, jemuran
dan kamar mandi.
 Lingkungan rumah : Dekat dengan perumahan warga

 Sarana sanitasi dan lingkungan


 Sumber air : Sumur gali terlindung.
 WC : Ada, milik sendiri (leher angsa)
 Sampah : Dikumpulkan kemudian dibakar .
 Saluran air : Ada, saluran pembuangan air limbah yaitu
selokan yang mengalir.
 Hewan ternak : Tidak Ada
 Halaman/pekarangan : Ada, cukup bersih.
 Pemanfaatan sarana kesehatan : Jika ada anggota keluarga yang
sakit diperiksakan ke Puskesmas
atau bidan praktik mandiri, sesuai
dengan penyakit yang diderita.
 Fasilitas yang dimiliki : Keluarga mempunyai fasilitas
cukup lengkap, kendaraan motor, alat
elektronik, alat komunikasi yaitu HP, dan
alat elektronik lainnya.

Data Personal Hygiene


1. Rambut
Keadaan rambut setiap anggota keluarga cukup bersih, karena keluarga
mempunyai kebiasaan mencuci rambut setiap hari sekali dengan
menggunakan shampo.

30
2. Mulut dan gigi
Keluarga ini mempunyai kebiasaan mengosok gigi setiap mandi yaitu 2x
sehari, dengan menggunakan pasta gigi, saat ini anggota keluarga tidak
ada yang sedang mengalami sakit gigi.
3. Kulit
Kulit anggota keluarga tampak bersih dan tidak pernah menderita
penyakit kulit.
4. Pakaian
Anggota keluarga selalu menganti pakaian sehari 2 kali yaitu setiap setelah
mandi ataupun apabila pakaian yang di pakai kotor/basah.
5. Kebersihan Tangan dan Kaki
Dalam anggota keluarga jika keluar rumah menggunakan alas kaki
(sendal), anggota keluarga ini biasa mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.

Data KIA dan KB


a. Anak balita : Ada, dan mendapat imunisasi dasar
(HB0 1, BCG, HB-2, DPT I Polio 2, DPT
II Polio 3, Pentabion 3.
b. Data kehamilan terdahulu : Baik-baik saja tidak terdapat
komplikasi
dan tidak terdapat riwayat penyakit
c. Data nifas lalu : Baik-baik saja tidak terdapat
komplikasi setelah melahirkan
d. Data KB : Ny.T menggunakan KB suntik 3
bulan.

Data Sosial, Ekonomi, dan Budaya serta Spiritual


Data Sosial dan Budaya : Hubungan antara keluarga dan lingkungan
cukup baik, keluarga selalu mengikuti
kegiatan yang ada dilingkungan.

31
Data Sosial Ekonomi : Pendapatan keluarga Tn. H dan Ny. T
sebesar Rp. 2.500.000

Data Spiritual : Ny.T mengatakan di dalam keluarga baik


dirinya, maupun Tn. T rutin melaksanakan sholat 5
waktu.

Analisa Data
Dari data yang terkumpul dikelompokkan dan dianalisis kemudian dirumuskan
menjadi suatu diagnose masalah kebidanan. Analisa data dibuat dalam bentuk
kolom sbb :
Data Masalah
1. Ib
u memiliki bayi usia 5 bulan Ibu tidak memberikan asi eksklusif
2. Ibu melahirkan anak nya pada
tanggal 06-06-2020

Prioritas Masalah
Dari masalah yang ada diprioritaskan satu persatu berdasarkan Typologi masalah
dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

A. Bayi yang MPASI terlalu dini


Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman
keseehatan bagi
bayi karena bisa
berpengaruh
terhadap BB tidak
sesuai

32
perkembangan.
1/2x 2 1 Masalah dapat
Kemungkinan diubah tergantung
Masalah dapat keinginan ibu.
Diubah

Potensial Masalah 3/3 x 1 1 Masalah dapat


untuk dicegah dicegah dengan
mudah dengan cara
konseling
pemberian ASI
eksklusif yang
benar.

Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari


Masalah dan perlu diatasi
Skore Total 3 2/3

1. PERENCANAAN
Pada tanggal : 03 November 2020 direncanakan untuk :
1. Memberitahu keluarga hasil pengkajian
2. Memberikan konseling mengenai ASI EKSLUSIF
3. Memberikan pendidikan tentang asi eksklusif
4. Yakin kan ibu atas pentingnya untuk asi eksklusif > 6 bulan berikan
penjelasan tujuan dari pemberian asi eksklusif
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan rutin pada anaknya

2. PELAKSANAAN
A. Bayi yang tidak di berikan asi ekslusif
Pada tanggal 03 November 2020 dilaksanakan :

33
1. Memberitahukan keluarga hasil pengkajian tentang masalah yang ada
didalam keluarga Tn.H
2. Penyuluhan kepada Ny. T tentang pentingnya pemberian asi ekslusif.
ASI ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, dan air putih,
serta tanpa makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur
nasi, dan nasi tim (Walyani, 2015:24). Menurut World Health
Organization (WHO, 2011) Asi Eksklusif merupakan memberikan
hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada
bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif dihentikan,
pemberian ASI juga dihentikan, akan tetapi ASI tetap diberikan kepada
bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

3. EVALUASI
Evalusi selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai namun
penilaian meliputi input dan proses .jadi selain menilai apakah proses
pengkajian perencanaan dan pelaksanaan sudah berjalan dengan baik. Selain
itu juga menilai apakah input sudah cukup atau masih kurangf lengkap. Dalam
tahan ini petugas harus membuat pencatatan dan pelaporan serta identifikasi
maslah sebagai bahan input pengkajian berikutnya.
1. Keluarga sudah mengerti hasil pengkajian.
2. Setelah diberikan penyuluhan dan konseling Ny. T sudah mengerti dan
memahami tentang pentingnya pemberian asi eksklusif.
Setelah diberikan penyuluhan dan konseling keluarga Ny. T sudah mengerti
dan memahami tentang pentingnya pemberian asi ekslusif

34
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
TERHADAP KELUARGA Tn. A
DI DESA SUKARAJA KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN

Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2020


Waktu pengkajian : 14.20 WIB
Oleh : Dymas Putri Pratiwi

II. PENGKAJIAN
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dusun 2, Desa Sukaraja, Gedong Tataan,
Pesawaran

Data Anggota Keluarga Yang Hidup

35
No Nama Umur L/P Agama Hubungan Pend. Serumah/
Keluarga Terakhir Tidak
1 Tn. A 35 tahun L Islam Suami SMA Serumah
2 Ny. W 30 tahun P Islam Istri SMA Serumah
3 An. H 6 tahun L Islam Anak - Serumah
4 An. N 4 tahun P Islam Anak - Serumah
1.
4

Genogram

Ny.
Tn.A W

An.H An.N

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan pernikahan

36
: Meninggal

: Tinggal serumah

Denah Rumah :

Ruang Tamu Kamar tidur

Ruang Keluarga Kamar Tidur

Kamar Tidur
Ruang Makan

Kamar Mandi
Dapur

37
Data Kesehatan Keluarga

No Nama Kesehatan Penyakit yang Perawatan/


Sekarang Pernah diderita & lamanya Pengobatan
1 Tn. A Sehat - Bidan
2 Ny. W Sehat - -
3 An. H Sehat - -
4 An. N Sehat - -

Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari


 Pola Nutrisi
Semua anggota keluarga makan sehari 3 kali dengan makanan pokok nasi,
lauk pauk sesuai kemampuan keluarga (daging, telur, sayuran, tahu,
tempe). Sedangkan An. N masih dibawah umur 5 tahun, maka Ny. W
memberikannya makanan yang lunak dan bervariasi. Ny. W selalu
menyiapkan makanan untuk keluarganya.

 Pola Eliminasi
4. Tn. A : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±3 kali/hari
5. Ny. W : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±3 kali/hari
6. An. H : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±5-7 kali/hari
7. An. N : BAB ±1 kali/hari dan BAK ±5-7 kali/hari

 Pola Istirahat
1. Tn. A : tidak pernah tidur siang, tidur malam ±7 jam/hari
2. Ny.W : jarang tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±7 jam/hari
3. An. H : jarang tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±9 jam/hari
4. An. N : tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±9 jam/hari

38
 Pola Aktivitas
4. Tn. A : bekerja sebagai buruh dan Tn. B merokok
5. Ny.W : tidak bekerja
6. An. H : Tidak/belum bersekolah
7. An. N : Tidak/belum bersekolah

 Pola Rekreasi dan hiburan


Ny. W mengatakan didalam keluaga jarang berekreasi karena Tn.A sibuk
bekerja sebagai buruh.

 Pola Komunikasi Keluarga


Ny.W mengatakan interaksi dalam keluarga cukup baik. Komunikasi
didalam keluarga lancar, didalam keluarga menaati nilai dan norma agama
maupun adat yang dianut oleh orang jawa.

 Pola Hubungan Sosial


Ny. W mengatakan didalam keluarga mengikuti budaya dan adat Jawa
yang ada dalam masyarakat, dan tidak menghambat perilaku kesehatan
dalam keluarga.

 Pola Seksual
Pola seksual suami dan istri cukup baik sesuai kebutuhan.

 Pola Penanggulangan Stress


Ny. W mengatakan jika merasa stress bercerita kepada orang tua, dan
berdiskusi kepada suami untuk menyelesaikan masalah. Terkadang
melakukan rekreasi atau tidur.

 Pola Nilai

39
Nilai-nilai yang diterapkan dikeluarga adalah baik dan mengikuti aturan
yang berlaku

 Pola Penanggulangan Kesehatan


Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa berobat ke Puskesmas atau
praktik mandiri bidan menggunakan uang swadana atau BPJS.

Data Kesehatan Lingkungan


 Perumahan
 Status rumah : Permanen
 Bentuk bangunan : Kokoh (semen)
 Dinding rumah : Tembok (Bata)
 Luas bangunan : 9 x 7 m2
 Lantai rumah : Semen
 Kebersihan : Bersih
 Penerangan : Cukup, dari lampu dan cahaya
matahari
 Atap : Tidak ada
 Ventilasi rumah : Ada jendela di ruang tamu, kamar tidur,
kamar mandi, dan dapur. Pintu dan jendela
dibuka pada pagi hari dan siang hari
 Komposisi ruangan : Terdapat 3 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, 1
ruang tamu, 1 ruang makan, dapur dan
kamar mandi.
 Lingkungan rumah : Dekat dengan perumahan warga

 Sarana sanitasi dan lingkungan


 Sumber air : Sumur gali terlindung. Penggunaan
air minum menggunakan air sumur dan
direbus.
 WC : Ada, milik sendiri (leher angsa)

40
 Sampah : Dikumpulkan kemudian dibakar .
 Saluran air : Ada, saluran pembuangan air limbah yaitu
selokan yang mengalir.
 Hewan ternak : Tidak Ada
 Halaman/pekarangan : Ada
 Pemanfaatan sarana kesehatan : Jika ada anggota keluarga yang
sakit diperiksakan ke Puskesmas
atau bidan praktik mandiri, sesuai
dengan penyakit yang diderita.
 Fasilitas yang dimiliki : Meliputi pemanfaatan fasilitas kesehatan,
jarak rumah dengan fasilitas kesehatan
tidak terlalu jauh. Jika ada yang sakit
berobat ke Puskesmas atau BPM.
Menggunakan kendaraan bermotor (punya
sendiri).

Data Personal Hygiene


1. Rambut
Keadaan rambut setiap anggota keluarga cukup bersih, karena keluarga
mempunyai kebiasaan mencuci rambut setiap hari sekali dengan
menggunakan shampo.
2. Mulut dan gigi
Keluarga ini mempunyai kebiasaan mengosok gigi setiap mandi yaitu 2x
sehari, dengan menggunakan pasta gigi, saat ini anggota keluarga tidak ada
yang sedang mengalami sakit gigi.
3. Kulit
Kulit anggota keluarga tampak bersih dan tidak pernah menderita
penyakit kulit.
4. Pakaian
Anggota keluarga selalu menganti pakaian sehari 2 kali yaitu setiap setelah
mandi ataupun apabila pakaian yang di pakai kotor/basah.

41
5. Kebersihan Tangan dan Kaki
Dalam anggota keluarga jika keluar rumah menggunakan alas kaki
(sendal), anggota keluarga ini biasa mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.

Data KIA dan KB


a. Anak balita : Ada, umur 4 tahun perkembangan
baik
b. Data kehamilan terdahulu : Baik-baik saja tidak terdapat
komplikasi
dan tidak terdapat riwayat penyakit
c. Data nifas lalu : Baik-baik saja tidak terdapat
komplikasi setelah melahirkan
d. Data KB : Ny.W menggunakan KB suntik 3
bulan.

Data Sosial, Ekonomi, dan Budaya serta Spiritual


Data Sosial dan Budaya : Hubungan anggota keluarga dengan teman
sebayaknya terjalin dengan baik. Anggota keluarga
turut membantu jika ada tetangga yang hajatan,
seperti nikahan atau sunatan.

Data Sosial Ekonomi : Ny. W mengatakan penghasilan rata-rata keluarga


tidak menentu dikarenakan Tn.A bekerja sebagai
buruh. Tetapi, jumlah yang didapat dipergunakan
sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

Data Spiritual : Ny. W mengatakan didalam keluarga baik

42
dirinya, maupun Tn. A rutin melaksanakan sholat 5
waktu.

Analisa Data
Dari data yang terkumpul dikelompokkan dan dianalisis kemudian dirumuskan
menjadi suatu diagnose masalah kebidanan. Analisa data dibuat dalam bentuk
kolom sbb :
Data Masalah
1. Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang bahaya Bahaya asap rokok
merokok

Prioritas Masalah
Dari masalah yang ada diprioritaskan satu persatu berdasarkan Typologi masalah
dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


2. Sifat masalah (2 : 3) x 1 2:3 Keluarga
mengetahui
bahwa dampak
merokok dapat
mengancam
kesehatan
3. Kemungkinan masalah dapat diubah (1 : 2) x 2 1 keluarga

Hanya sebagian

43
keinginan dari
keluarga untuk
berusaha
mengatasi
4. Potensi masalah untuk dicegah masalah dengan
(2 : 3) x 1 2:3 mengurangi
pemakaian
5. Menonjolnya masalah rokok lagi.
(1 : 2 ) x 1 1:2
Masalah cukup
sulit diubah

Keluarga
menyadari dan
berusaha untuk
mengatasi

Skore total 2,8

2. PERENCANAAN
Pada tanggal : 04 November 2020 direncanakan untuk :
a. Memberitahu keluarga hasil pengkajian
b. Memberikan penyuluhan kepada Tn. A yang merokok tentang bahaya
merokok
c. Beri motivasi dan dorongan kepada keluarga yang merokok untuk tidak
merokok didalam rumah dan di dekat anggota keluarga.

3. PELAKSANAAN
Pada langkah pelaksanaan kegiatan, disamping petugas melaksanakan upaya
untuk mencapai tujuan, petugas harus mempertimbangkan aspek hukum,
etika dan mencegah komplikasi yang timbul dalam asuhan yang diberikan.

44
Pada tanggal 04 November 2020, dilaksanakan:
a. Penyuluhan kepada Tn. A tentang bahaya merokok untuk diri sendiri
maupun orang lain.
b. Mengajak Tn. A untuk menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dan
menyadari pentingnya bahaya merokok.

4. EVALUASI
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
(output), namun penilaian meliputi input dan proses. Jadi selain menilai apakah
tujuan berhasil dicapai juga menilai apakah proses pengkajian, perencanaan
dan pelaksanaan sudah berjalan dengan baik. Selain itu juga dinilai apakah
input sudah cukup atau masih kurang lengkap dsb. Dalam tahap ini petugas
harus membuat pencatatan dan pelaporan serta identifikasi masalah-masalah
sebagai bahan (input) pengkajian berikutnya.
1. Keluarga sudah mengetahui hasil pengkajian.
2. Setelah diberikan penyuluhan, Tn.A menerti tentang materi penyuluhan
bahaya merokok.
3. Keluarga Tn.A mau menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dan
menyadari bahaya dari rokok dan asap rokok sehingga akan mengurangi
merokok.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan keluarga memfokuskan pemberian pelayanan
pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk
pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan
berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu
dan anak.Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk
menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai
penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu

45
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
Begitu juga dengan keluarga Tn.R setelah dilakukan beberapa
tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga
Mereka sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatannya.

4.2 Saran
1) Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi
mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan
mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.
2) Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian
secara mandiri.
3) Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang
dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eni .2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.


Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Sumarah, kk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Syarifudin (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC .
Karwati, dkk (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan komunitas). Jakarta: TIM.
Notoatmojo.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asih Mahasatya.

46
47

Anda mungkin juga menyukai