Dosen :
Suzi Suzana,SE.,MM.,Ak.,CA
Pajak Penghasilan Pasal 25
PajakPenghasilan (PPh) Pasal 25 :
mengatur tentang penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam tahun
pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap
bulan.
Ketentuan PPh Pasal 25
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak
Sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu
dikurangi dengan :
a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang
boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun
pajak.
Ketentuan PPh Pasal 25
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak (SKP)
untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali
berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan
penerbitan SKP.
Contoh:
Berdasarkan SPT PPh 2015 yg disampaikan WP pada Maret 2016,
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar adalah sebesar
Rp1.250.000. Pada Juni 2016 diterbitkan SKP 2015 yg menghasilkan
besarnya angsuran pajak Rp 2 jt/bulan. Maka, besarnya angsuran pajak
mulai Juli 2016 adalah sebesar Rp 2jt.
Penetapan besarnya pajak berdasarkan SKP tsb bisa sama, lebih besar
atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan SPT.
Ketentuan PPh Pasal 25
Angsuran Pajak dalam tahun pajak berjalan