Anda di halaman 1dari 36

topik 1 Konsep dasar Penelitian bu dewi sartika

Pengertian Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani meta+hodos = jalan,methodos
= jalan sampai.

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, (Departemen Pendidikan
Nasional, 2001:740).

Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research atau ada juga ahli yang
menerjemahkan research sebagai riset. Reserch itu sendiri berasal dari kata re yang berarti
“kembali” dan to search yang berarti mencari.

Dengan demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali” (Moh.
Nazir, 2005:12). Atau research yang artinya penelitian, penyelidikan (John M. Echols &
Hassan Shadily, 1993:480).

Sedangkan penelitian pandangan Koentjaraningrat (1977:22-23)adalah “usaha untuk


mengatur pengetahuan dengan sengaja menangkap gejala-gejala (masyarakat atau alam
dengan cara yang ketat berdisiplin menurut suatu sistem dan metode tertentu) berdasarkan
disiplin metodologi ilmiah dengan tujuan menemukan prinsip-prinsip baru dibelakang gejala-
gejala tersebut.”

Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan,


analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum

konsep dasar penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan
masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah

Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau
mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan
kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat
diketahui.

Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah
langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima dan
ditolaknya hipotesis.

Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik-teknik yang perlu diperhatikan
dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan anlisis
Metode ilmiah  atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam prediksi yang
dibuat berdasarkan hipotesis tersebut kemudian diuji dengan melakukan eksperimen. Jika
suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan,
mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid.

Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman
dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif.

Penelitian ilmiah melibatkan theory construction dan theory verification.konstruksi teori yang
akan digunakan untuk mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur
teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara
empiris..

Ada empat contoh karakteristik penelitian ilmiah :

1.    Sistematik

Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan
kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

Penelitian didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematik. McMillan
dan scumacher (1989) dalam Wiersma(1991:7) mendefinisikan penelitian sebagai “suatu
proses sistematik pengumpulan penganalisisan informasi  (data) untuk berbagai tujuan”.
Sementara Kerlinger (1990: 17) mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan
sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentanng fenomena sosial yang dibimbing oleh teori
dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut”. Penelitian
menggunakan metode ilmiah, penyelidikan pengetahuanmelalui metode pengumpulan,
analisis, interpretasi data. Dikaitkan dengan metode ilmiah, suatu prosespenelitian sekurang-
kurangnya berisi suatu rangkaian urutan langkah-langkah.

2. Logis

Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu
logika.

3.    Empirik

Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau
melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik
ada tiga yaitu :

a)      Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).

b)      Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.


c)      Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.

4.    Replikatif

Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan
harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang
sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti

 Langkah-Langkah metode ilmiah

Langkah-langkah yang terdapat pada metode ilmiah antara lain:

1. Memilih dan mendefinisikan masalah


2. Survey terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan hipotesa
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
5. Mengumpulkan data primer
6.   Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
7.  Membuat generalisasi dan kesimpulan
8.  Membuat laporan

Pelaksanaannya ini meliputi enam tahap :

1. Rumusan masalah.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data
atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk
menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang
objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
6.  Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka
hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

Beberapa karakteristik umum yang dimiliki Metode Ilmiah :

Kritis dan Analitis : Mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikaan untuk
megidentifikasi masalah dan solusinya.

• Logis : Merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah dan kesimpulan rasional dari bukti‐
bukti yang ada.

• Objektif : Bahwa yang diperoleh ilmu lain akan sama apabila studi yang samaadilakukan
padaa kondisi yang sama.

• Konseptual dan teoritis : Menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.


• Empiris : Bersandar pada realitas.

·  Sistematis : Prosedur yang cermat dan aturan baku

Kerangka Konsep

žKerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-
prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja.

žKerangka teori itu harus dapat menggambarkan tata kerja teori yang dimuat dalam tinjauan
pustaka.

žKesimpulan dari tinjauan puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang
dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan dituangkan dalam
kerangka teori.
Berdasarkan kerangka teori diatas disusunlah kerangka konsep

Kerangka Konsep
Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2010)
kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-
teori yang mendukung penelitian tersebut

Pengertian Kerangka Konseptual


Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk menjelaskan masalah dengan menggunakan
teori yang relevan, serta menyusun kerangka teoritis/kerangka konsep yang digunakan dalam
penelitian.
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu
pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung. Agar bisa diamati
konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel.
Misalnya, konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca
indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu  –  ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial
yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti.

Seperti konsep tentang tingkah laku, kecemasan, kenakalan remaja dan sebagainya. Oleh
karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.

    Kerangka konsep merupakan susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka
menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana, kerangka ini dirumuskan  untuk menjelaskan
konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan empirik.
kerangka pemikiran/ kerangka konseptual ini ditujukan untuk  memperjelas variabel yang
diteliti sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci secara kongkrit.
Adapun peranan teori dalam kerangka pemikiran yakni sebagai berikut :
a.    sebagai orientasi dari masalah yang diteliti
b.    sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan
konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c.    sebagai generalisasi; teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan
antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu baik
yang akan diuji maupun yang telah diterima
d.  sebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi
dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui

Dengan adanya kerangka konseptual maka minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam
bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis, serta memudahkan
identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan
variabel lainnya.
Contoh :
“pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk variabel,
misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah konsep,
maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat disebut
sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel terikat,
misalnya perilaku membuang sampah.

Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya. dari  uraian  pengertian
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian  dan peranan  dari  kerangka
konseptual  dalam suatu penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep  – 
konsep atau variable  –  variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilaksanakan. Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

       Kerangka konseptual  merupakan suatu bentuk proses dari keseluruhan dari proses
penelitian dimana Kerangka konseptual  harus menerangkan:
a.        Mengapa penelitian dilakukan ?
Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan.
seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau
yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil penelitian sebelumnya,
menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-
masalah yang ada.
b.        Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan
diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute (studi
pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
c.         Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang sebelumnya
tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di
inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
d.        Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian itu
dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontropersi di
kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-
temurun.
       Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak
kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia. Kerangka konseptual
dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel
atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri,
maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap
variasi besarnya variabel yang diteliti.
Kerangka konseptual yang baik sebagai berikut:
1.    Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.    Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan
diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.    Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram,
sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.

Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual


merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-
jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-
variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil
penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.
       Pemilihan kerangka konseptual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh
beberapa landasan, yaitu :
1.    Landasan pertama berpikir deduktif; analisisteori, konsep, prinsip, premis yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuatan
alisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan
subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut. 
2.    Landasan kedua berpikir induktif; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang
mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian. 
3.    Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas
dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif;
sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi
kerangka konseptual penelitian.
2.     Tahap Penyusunan kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang
dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
1.    Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari
masalah yang akan diteliti)
2.    Mengembangkan pernyataan hubungan.
3.    Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
·       Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
·       penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga
sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan
diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis
mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat
panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh.
Kerangka konseptual juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable
yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah
penting untuk  memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada yang
berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.
Coba lihat kerangka konsep yang ada di fotokopi skripsi yang ibu tugaskan!

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan secara
sederhana sebagai dugaan sementara.

 Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis
berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari
pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis
telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada
menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika
apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu
pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis
penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat
diberlakukan pada populasi atau tidak.

ž  Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian

1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha.

2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesa Kerja (Ha)

ž  Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.

ž  Rumusan hipotesis kerja:

a. Jika... maka...

b. Ada perbedaan antara... dan... dalam...

c. Ada pengaruh... terhadap...

Hipotesa Nol (HO)

ž  Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

ž  Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil

ž  Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.

ž  Rumusan hipotesis nol:


a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...

b. Tidak ada pengaruh... terhadap...

ž  Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

ž  Formulasi hipotesis yang baik harus memenuhi persyarakat sebagai berikut:

Syarat perumusan hipotesis

1. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.

2. Mempunyai landasan teori yang kuat.

3. Menyatakan hubungan antara satu variable tergantung dengan satu atau lebih variable
bebas.

4. Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris.

5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variable-variabel yang diukur.

Coba lihat contoh hipotesa penelitian dalam skripisi penelitian yang anda fotokopi, kemudian
buatlah 5 contoh hipotesa penelitian kirim lewat email ke dewimunthe7@gmail.com

Ibu tunggu sampe pukul 10,ok!

Variabel

ž  Variabel adalah perilaku/karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu


(benda, manusia, dan lain-lain).

ž  Ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan
yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

ü  Dalam penelitian, variabel dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan.

ü  Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian.

Jenis-jenis variabel penelitian adalah sebagai berikut:

ü  Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)


     Yaitu: variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
diobservasi atau diamati.

ü  Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables).

     Yaitu:faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh
variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan
yang diperkenalkan oleh peneliti.

ü  Variabel Moderator (intervening)

     Yaitu: Variabel moderator adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Contoh :

ž  Peniliti ingin meneliti efektivitas penyuluhan kesehatan dengan metode viasual dan audio
kepada klien terhadap pengetahuan pengobatan yang diberikan. Lebih lanjut

     peneliti curiga bahwa ada klien tertentu yang lebih cocok dengan metode visual sedang
kliennya lebih cocok dengan metode audio. Jika klien yang cocok dengan metode visual dan
audio dipisahkan, kemudian dianalisa sendiri-sendiri maka perbedaan pengetahuan
pengobatan kelompok metode visual dan kelompok metode audio akan terliat nyata. Dalam
hal ini karakteristik klien (kecocokan metode) merupakan variabel moderator terhadap
hubungan antara variabel bebas (metode visual dan audio) dan variabel terikat (pengetahuan
pengobatan)

ü  Variabel Kontrol

     Yaitu: Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan di dalam mekanisme yang sedang
kita perlajari. Atau dengan kata lain variabel yang dengan sengaja kita abaikan
keberadaannya, meskipun kita ketahui variabel tersebut ikut berperan dalam mekanisme
tersebut.

Pasword absensi : hebat

Skala pengukuran variabel

     Skala pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

ž   skala kategorikal

ž    skala numeric.

Pada penelitian tentang pengaruh senam nifas pada ibu pascasalin terhadap involusi uteri,
maka paritas bias dianggap sebagai variabel control. Pengontrolan dapat dilakukan dengan
(1) membatasi sampel ibu-ibu pascasalin dengan paritas satu saja (mengendalikan sebagian)
dan (2) mengendalikan dengan analisis statistic, artinya variabel paritas dibiarkan ada
kemudian dikelompokkan menjadi paritas 1, paritas 2, dan seterusnya.

Variabel pengganggu

ž  Adalah variabel yang nilainya ikut menentukan variabel baik secara langsung maupun
tidak langsung. Variabel pengganggu merupakan jenis variabel yang berhubungan dengan
variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat, tetapi bukan merupakan variabel
antara.

contoh

Peneliti ingin mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi dan kejadian penyakit jantung
coroner. Dalam hal ini variabel bebasnya dalah kebiasaan minum kopi dan variabel
tergantungnya adalah inseden PJK. Kebiasaan merokok dapat merupakan variabel perancu,
oleh karena ia berhubungan dengan kebiasaan minum kopi (bebas) dan berhubungan pula
dengan kejadia PJK (variabel terikat).

Populasi Sampel dan Sampling

Pengertian Populasi, Sampel, Jenis Sampling, dan Teknik Sampling

– Sugiyono (2010: 61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.

PENGERTIAN SAMPEL

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representative (Sugiyono, 2010:62)

MANFAAT SAMPLING

1. Menghemat biaya penelitian


2. Menghemat waktu untuk penelitian
3. Dapat menghasilkan data yang lebih akurat
4. Memperluas ruang lingkup penelitian

SYARAT TEKNIK SAMPLING


Teknik sampling boleh dilakukan jika populasi bersifat homogeny atau memiliki karakteristik
yang sama atau setidak-tidaknya hamper sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen
maka sampel yang dihasilkan dapat bersifat tidak representative atau tidak dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

JENIS SAMPLING

Probability Sampling

Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel dan
setiap sampel bisa diambil secara acak.

Berikut ini karakteristik dari probability sampling:

1. Pada probability sampling kita merujuk dari sampel serta populasi


2. Setiap individu dari populasi memilki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai
sampel
3. Probabilty sampel dapat diwakili dari populasi
4. Penelitian (data) dari sampel probabilitas digunakan untuk tujuan inferensial (untuk
membuat kesimpulan).
5. Probabilitas sampel tidak berasal dari distribusi untuk setiap variabel.
6. Statistik parametrik atau inferensial tidak digunakan untuk sampel probabilitas
7. Adanya resiko dalam menggambarkan kesimpulan dari sampel probabilitas
menyeluruh
8. Probabilitas adalah menyeluruh, keterwakilan mengarah pada karakteristik, secara
keseluruhan mengarah pada ukuran dan daerah

Non Probability Sampling

Peluang anggota populasi tidak diketahui karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara
acak.

Berikut ini karakteristik dari non probability sampling:

1. Tidak ada gagasan populasi dalam non probabilitas sampling


2. Tidak ada peluang memilih setiap individu
3. Non probabilitas sampling mempunyai distribusi yang bebas
4. Penelitian dari non probabilitas sampling tidak digunakan untuk menggenerlisasikan
hasil
5. Statistik non parametrik atau non inferensial digunakan dalam non probabilitas
sampling
6. Tidak ada resiko pada saat menarik kesimpulan

TEKNIK SAMPLING

A. Probability Sampling

1. Simple random sampling


2. Systematic sampling
3. Stratified sampling
4. Multiple or double sampling
5. Multi stage sampling
6. Cluster sampling

B. Non Probability Sampling

1. Icidental or accidental sample


2. Purposive sample
3. Quota sample
4. Judgement sample

TEKNIK SAMPLING

Probability sampling

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi 
untuk menjadi sampelyang representative.

Simple random sampling

Sampel acak sederhana adalah salah satu elemen dimana setiap populasi memiliki
kesempatan dan independen yang sama untuk dijadikan sebagai sampel, yaitu sampel dipilih
dengan metode pengacakan. Contoh teknik sampel acak sederhana yaitu:

1. Lempar koin
2. Lempar dadu
3. Metode lotre/undian
4. Blind folded method
5. Random tables (menggunakan tabel acak)

Keuntungan

1. Memerlukan pengetahuan minimum dari populasi


2. Bebas dari kesubjektifan dan bebas dari kesalahan personal
3. Memberikan data yang sesuai untuk tujuan kita
4. Observasi dari suatu sampel dapat digunakan untuk tujuan inferensial

Kekurangan

1. Keterwakilan dari sampel tidak dapat dipastikan pada metode ini


2. Metode ini tidak menggunakan pengetahuan tentang populasi
3. Keakuratan inferensial dari penemuan tergantung pada ukuran sampel

Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya
adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu
dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian
peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.

Systematic Sampling

Teknik pengambilan sampel merupakan perbaikan dari sampel acak sederhana. Metode ini
mengharuskan melengkapi informasi tentang populasi. Harus ada daftar informasi populasi
dari semua individu secara sistematis.Cara menentukan ukuran sampel:

n= ukuran sampel

N= ukuran populasi

N/n dikenal sebagai sampel sistematis. Jadi pada teknik ini populasi sampel perlu diatur
dengan cara yang sistematis.

Keuntungan

1. Merupakan metode yang sederhana untuk memilih sampel


2. Meminimalisir biaya (saat ke lapangan)
3. Menggunakan statistik inferensial
4. Komperhensif (menyeluruh) dan mewakili populasi
5. Observasi sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan dan menarik
kesimpulan

Kekurangan

1. Tidak bebas dari kesalahan karena subjektifitas mengarah pada cara yang berbeda dari
daftar sistematis oleh individu yang berbeda. Pengetahuan tentang populasi sangat
penting.
2. Informasi dari setiap individu sangat penting
3. Metode ini tidak dapat menjamin keterwakilan
4. Adanya resiko dalam menggambarkan kesimpulan dari penelitian sampel

Contoh : Misalnya  setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal
“keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi
dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan
diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan
seterusnya adalah 25.

Stratified sampling

Ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya.Saat menggunakan teknik ini peneliti
membagi populasi dalam tingkatan beberapa karakteristik dasar dan dari setiap kelompok
homogenitas yang lebih kecil.Peneliti perlu memilih karakteristik atau kriteria yang lebih
relevan pada penelitiannya. Stratified sampling ada tiga jenis:

Disproportionate stratified sampling


Ukuran dari sampel pada setiap kesatuan tidak seimbang terhadap ukuran satuan, tapi
tergantung pada pertimbangan, termasuk keputusan seseorang dan kesepakatan. Metode
sampel ini lebih efektif untuk membandingkan tingkatan yang mempunyai kemungkinan
kesalahan. Hal ini krang efisien untuk menentukan karakteristik populasi.

Proportionate stratified sampling

Keseimbangan sampel mengarah pada pemilihan dari setiap satuan sampel yang seimbang
pada ukuran kesatuan. Keuntungan dari prosedur ini termasuk keterwakilan dengan mengarah
pada variabel yang digunakan sebagai dasar dalam mengklasifikasikan kelompok dan
meingkatkan kesempatan dalam membuat perbandingan antar tingkatan.

Optimum allocation stratified sampling

Adalah perwakilan komprehensif yang lebih baik dari pada stratified sampel yang lain. Hal
ini mengarah terhadap penyeleksian kesatuan dari setiap strata yang perlu seimbang terhadap
hubungan populasi strata.

Keuntungan

1. Perbaikan dari yang sebelumnya


2. Ini adalah metode objektif sampling
3. Observasi dapan digunakan untuk tujuan inferensial

Kekurangan

1. Kekurangan berat dari metode ini adalah sulit bagi peneliti untuk memutuskan kriteria
relevan untuk stratifikasi
2. Hanya satu kriteria yang dapat digunakan untuk stratifikasi, tapi itu secara umum
tampak lebih dari satu kriteria relevan untuk stratifikasi
3. Banyak memakan biaya dan waktu

Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu
kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap
kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri
dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata
dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.

Secara umum ini bukan metode yang baru tapi hanya penerapan baru dari teknik sampling.Ini
paling banyak digunakan untuk membangun reliabilitas sampel. Saat membuat kuesioner
double sampling kadang-kadang digunakan untuk mendapatkan sampel keterwakilan yang
lebih, oleh karena itu teknik ini juga diketahui sebagai pengulangan atau multiple sampling.
Ini dilakukan karena beberapa pemilihan subjek secara acak yang diberikan kepada
responden mungkin ada beberapa yang tidak kembali kepada mereka, oleh karena itu data
yang hilang akan membiaskan hasil penelitian. Untuk menghilangkan pembiasan ini cara
sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengacak dari non responden dan
mewawancarai orang-orang untuk mendapatkan informasi. Jadi teknik ini dikenal dengan
pengulangan atau multiple sampling.

Keuntungan
1. Prosedur sampling ini mengarah pada kesimpulan, mengarah pada penentuan
ketelitian yang bebas berdasarkan pada jumlah penelitian
2. Teknik dari sampling ini menurunkan tingkat kesalahan
3. Metode ini mempertahankan prosedur dalam menemukan evaluasi reliabilitas sampel

Kekurangan

1. Teknik dari sampel ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang besar, hal ini berlaku
hanya untuk sampel kecil
2. Teknik ini memerlukan waktu, biaya, dan memerlukan keahlian yang lebih
3. Perencanaan dan administrasi lebih rumit

Multi stage sampling

Sampel ini lebih menyeluruh dan mewakili populasi, pada jenis ini sampel utama adalah
kelompok inklusif dan sampel kedua adalah sub kelompok, dan akan dipilih yang sesuai pada
satu dan hanya satu kelompok. Tahapan populasi biasanya tersedia dalam kelompok atau
populasi, kapanpun stratifikasi dilakukan oleh peneliti. Individu dipilih dari tahapan yang
berbeda untuk menyusun multi stage sampling.

Keuntungan

1. Ini adalah perwakilan yang baik dari populasi


2. Multi stage sampling adalah perbaikan dari metode sebelumnya
3. Prosedur yang objektif dari sampling
4. Penelitian dari multi stage sample digunakan untuk tujuan inferensial

Kekurangan

1. Merupakan metode sampling yang sulit dan rumit


2. Adanya kesalahan pada saat menentukan sampel primer dan sampel sekunder
3. Merupakan fenomena subjektif

Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Baratsangat luas,
dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1secara random. Dari tiap
kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitukecamatan-kecamatan tertentu dengan cara
random sebagai sampelklaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan
dilakukanpemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.

Pasword Absensi : semangat

Cluster sampling (Area sampling)

Untuk memilih kelompok yang utuh sebagai keseluruhan dapat diketahui melalui cluster
sampling. Pada cluster sampling kesatuan sampel memuat kelompok dari anggota-anggota
(cluster) dari pada anggota individu atau item dalam populasi. Menurut Sugiyono (2010:65)
teknik sampling daerah digunakan untuk mentukan sampel bila objek yang diteliti atau
sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, propinsi, atau kabupaten.

Keuntungan
1. Merupakan perwakilan yang baik dari populasi
2. Metode yang mudah
3. Metode yang ekonomis
4. Praktis dan sangat berlaku pada penelitian
5. Hasil penelitian dapat digunakan untuk tujuan inferensial

Kekurangan

1. Cluster sampling tidak bebas dari kesalahan


2. Tidak menyeluruh, jadi semua teknik diatas merupakan probabilitas sampling

Contoh: Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat
penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah tayangan, maka teknik pengambilan sampel
dengan area sampling sangat tepat.

Non probability sampling

Incidental or accidental sample

Menurut Sugiyono (2010:67) istilah insidental atau tidak disengaja. Sampling insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang ditemui itu cocok maka digunakan sebagai sumber data.

Accidental sampel merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel
karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh
karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling (tidak disengaja).
Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian
diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa
kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif.

Keuntungan

1. Metode sampling yang sangat mudah


2. Secara teratur digunakan untuk science
3. Menghemat waktu, uang, tenaga

Kekurangan

1. Tidak mewakili populasi


2. Tidak bebas dari kesalahan
3. Statistik parametrik tidak dapat digunakan

Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta
Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai  bukan orang
yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau
mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.

Purposive sampling
Merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan meneliti
tentang kualitas makanan, maka sampelnya adalah orang yang ahli makanan, dsb. Sampel ini
lebih cocok untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak memerlukan
generalisasi.

Keuntungan

1. Menggunakan pengetahuan terbaik terkait dengan subjek sampel


2. Lebih baik mengontrol variabel secara signifikian
3. Data kelompok sampel dapat dengan mudah dipadu padankan
4. Homogenitas mata pelajaran dapat digunakan pada sampel

Kekurangan

1. Kriteria reliabilitas dipertanyakan


2. Pengetahuan tentang populasi sangat penting
3. Kesalahan dalam pengklasifikasian subjek sampling
4. Ketidakmampuan untuk memanfaatkan statistic parametric inferensial
5. Ketidak mampuan untuk membuat generalisasi terkait jumlah populasi

Quota Sample

Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Keuntungan

1. Perbaikan dari judgment sampling


2. Teknik sampling yang mudah
3. Secara teratur paling banyak digunakan pada lembaga sosial

Kekurangan

1. Bukan sampel yang representative (tidak mewakii)


2. Tidak bebas dari kesalahan
3. Memilki pengaruh pada regional geografis dan faktor sosial

Contoh :  Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan 40% .
Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi
maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

Judgement sample

Teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti
bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.

Keuntungan
1. Pengetahuan dari peneliti dapat digunakan pada teknik sampling ini
2. Teknik sampling yang ekonomis

Kekurangan

1. Teknik ini objektif


2. Tidak bebas dari kesalahan
3. Termasuk variasi yang tidak terkontrol

Contoh: misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu
proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan
orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya
memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information
rich”.

Last modified: Thursday, 2 April 2020, 1:15 AM

Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel
1.      Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagain atau wakil populasi yang di teliti (Sugiono, 2008: 131). Pengambilan
sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
berfungsi sebagai contoh, atau dapat mengambarkan populasi sebenarnya.

Secara garis besar sampel ada dua jenis probability sampling dan non-probability sampling.
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana
akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak,
akan terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan
pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:

a. Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.


b.  Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
c. Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
2.       Pengelompokan Sampel

a.      Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).

Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel
n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

 Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
 Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya
adalah sebagai berikut: Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300). Tentukan nomor setiap
unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).  Tentukan besar sampel yang akan diambil.
(Misalnya 75 atau 25 %). Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya
dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan
mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300,
merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak
diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum
mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa
dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
 Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana
 Kerugian : Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.  Sampel mungkin tersebar pada
daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

b.      Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih secara random,
dimana: N (Jumlah anggota populasi), K = n (jumlah anggota sampel). Misalnya, setiap
pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No.
3,6,9,15) dan seterusnya. Cara ini dipergunakan , bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan  adalah waktu perencanan dan penggunaanya mudah.. Sampel tersebar di daerah
populasi. Kerugiannya adalah membutuhkan daftar populasi.

c.       Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam
setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota
Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda
(heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman

Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk


Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang
ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan
besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari
masing-masing sub populasi tersebut di atas.
d.      Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil
sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan
setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti
gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK
USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat
(misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil
sebagai sampel (Cluster). Keuntungan nya adalah tidak memerlukan daftar populasi. Biaya
transportasi kurang. Kerugiannya adalah prosudur estimasi sulit.

e.      Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.

Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK. Misalnya kita ingin meneliti
Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah
sampel yang akan diambil ± 2000.  Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan
prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila biaya
sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena
hanya sekedar gambaran umu saja. Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada
dalam anggota sampel yang diambil.

f.        Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).

Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah
sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung
jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.

g.      Sampel Berjatah (Quota Sampling).

Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah
100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan
dilakukan.

3.      Gambaran tentang pengambilan sampel.

Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;

a. Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah masalah-masalah


tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus disajikan.
b. Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlah populasi yang hendak
diteliti itu.
c. Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia, misalnya sebagai
hasil penelitian orang lain.
d. Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yang tersedia sehingga
dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
e. Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasuk menyusun
defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.
f. Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi gambaran
tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
g. Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin. Susun rencana,
tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.
h. Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugas lapangan dan
aspek-aspek oprasional lainnya.
i. Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.
j. Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
k. Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan pengolahan serta
tabulasi data seperti yang direncanakan.
l. Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
m. Buat laporan penelitian.

 coba lihat cara pengambilan sampel yang ada di fotokopi skirpsi mu.pelajarilah

Analisa Data
 Analisa Data

Pengertian Analisis Data

Apakah itu analisis data? Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain dari
analisis lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari
penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.

Secara garis besar, teknik analisis data terbagi menjadi analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Perbedaan kedua teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Data yang bersifat
kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif,
sedangkan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif.

Pengertian Analisis Data Menurut Para Ahli


Berikut ini merupakan definisi Analisis data menurut para ahli:
Bogdan dan Taylor (1975)

analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.

Patton (1980)

analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar.

Lexy J. Moleong (2000)

analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja, seperti yang disarankan oleh data.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Tujuan Analisis Data


Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa dipahami,
lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai karakteristik populasi
berdasarkan data yang didapatkan dari sampel, biasanya ini dibuat berdasarkan pendugaan
dan pengujian hipotesis

Langkah Dan Prosedur Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam analisis data yang diantaranya sebagai berikut:

 Tahap pengumpulan data.


 Tahap editing, pda tahap ini yakni memeriksa kejelasan maupun kelengkapan mengenai
pengisian instrumen pengumpulan data.
 Tahap koding, maksudnya pada tahap ini melakukan proses didentifikasi dan proses
klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data
berdasarkan variable yang sedang diteliti.
 Tahap tabulasi, melakukan kegiatan mencatat ataupun entri data kedalam tabel-tabel induk
dalam penelitian.
 Tahap pengujian, pada tahapan ini data akan diuji kualitasnya yakni menguji validitas
maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.

Tahap mendeskripsikan data, menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi ataupun diagram dan
dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi, dengan tujuan untuk
memahami karakteristik data sampel dari penelitian tersebut.
 Tahap pengujian hipotesis, tahap ini merupakan tahapan pengujian terhadap proposisi
apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak atas dasar hipotesis inilah
nantinya keputusan akan dibuat.

Macam Atau Jenis-Jenis Analisis Data Dalam Penelitian

Teknik analisis data dalam penelitian ada 2 “dua” jenis yang diantaranya sebagai berikut:

Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu
analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi
multivariat), model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-
angka yang kemudian dijelaskan dan diintrespretasikan dalam suatu uraian. Dalam penelitian
kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan analisis data meliputi.

1. mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden,


2. mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
3. menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
4. melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
5. melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam
statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial.

Pasword Absensi : data

Teknik Analisis Data Secara Deskriptif

Teknik analisis data deskriptif merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan
seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam
teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk
grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean, modus dll.

Teknik Analisis Data Secara Inferensial

Teknik analisis data inferensia merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis
data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Ciri dari analisis data
inferensial yaitu digunakannya rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah
dilakukan itulah yang nantinya akan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal
dari sumber bagi populasi.

 
Yang dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil
dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial
sangat berguna untuk penelitian sampel.

Analisis Data Kualitatif

Analisa data Kualitatif adalah merupakan suatu proses induktif dalam mengorganisir data
menjadi beberapa kategori dan mengindentifikasi pola-pola (hubungan) diantara banyak
kategori (Mc.Milla&Schumacher, 2001). Analisis data kualitatif adalah proses secara
sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan
lapangan, dan kajian dokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan
penelitian.

Analisis data kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model
statistik dan ekonometrik atau model tertentu lainnya. Dalam hal ini, sekedar membaca tabel-
tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan
penafsiran. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan
secara terus menerus.

Analisis data pada penelitian kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.

Tujuan Analisa Data Kualitatif

 Menemukan makna, bagaimana seseorang memberikan makna atas sesuatu, baik berupa
aktivitas, konsep, pernyataan, atau yang lain.
 Menguraikan dan menjelaskan konteks yang melingkupi suatu kondisi atau peristiwa, untuk
menjelaskan bahwa suatu tindakan itu tidak bisa dipisahkan dari kondisi lingkungan yang
ada.
 Menguraikan atau menggambarkan bagaimana suatu proses terjadi atau berlangsung,
tindakan apa yang terjadi, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
 Menjelaskan alasan atau rasional, mengapa seseorang melakukan sesuatu tindakan dengan
cara tertentu.

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
dilapangan dan setelahnya. Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiyono: 2012) menyatakan
analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Namun yang lebih difokuskan adalah selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data. Analisis sebelum di lapangan dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan
atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus
ini masih sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan.
Ada berbagai macam cara analisis data kualitatif. Salah satunya analisis selama di lapangan
yaitu model Miles dan Huberman. Pada saat diwawancarai, setelah dianalisis terasa belum
memuaskan maka peneliti bertanya lagi sampai pada tahap tertentu hingga diperoleh data
yang kredibel.

Miles menyatakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus hingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data
meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

Last modified: Wednesday, 8 April 2020, 11:19 PM

Metode analisa deskriptif


Metode Penelitian Deskriptif - Jenis, Tujuan dan Kriteria

Metode Penelitian Deskriptif - Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian dalam
meneliti setatus dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set
kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. adapun tujuan dari penelitian
deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran, deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki.

Menurut Hidayat (2010), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu
masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
tujuannya untuk  menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah
orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik
menggunakan angka-angka maupun kata-kata.

Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa  Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk


penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk,
aktivitas, perubahan, karakteristik, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya

Penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,


melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada
juga penelitian deskriptif yang memakai hipotesisi. Penggunaan hipotesis dalam penelitian
deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha menemukan
sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur
ilmiah.

Whintney (1960) menyatakan metode deskriptif merupakan proses pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah yang ada di dalam
masyarakat dan tata cara yang berlaku di dalam masyarakat serta situasi tertentu, termasuk di
dalamnya tentang hubungan, pandangan - pandangan, kegiatan - kegiatan, sikap - sikap, serta
proses - proses yang sedang berlangsung dan pengaruh - pengaruhnya dari suatu fenomena
tertentu. Dalam metode deskriptif, peneliti mungkin saja membandingkan suatu fenomena
tertentu sehingga penelitian tersebut tergolong dalam suatu studi komparatif .

Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi pada masalah pengumpulan dan penyusunan data
sja, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh karena itu,
penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu merupakan
suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau
gejala lainnya, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan menetapkan standar, penilaian,
mengadakan klasifikasi, dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang lainnya.

Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena - fenomena
dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli
menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif atau normative survey.
Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan atau status kejadian atau faktor dan
melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor  yang lain. Karenanya, metode deskriptif
juga dinamakan studi status atau status study.

Metode deskriptif juga berkehendak mempelajari setandar - setandar atau norma - norma,
sehingga penelitian deskriptif ini dinamakan dengan survey normative. Dalam metode
deskriptif bisa meneliti masalah normative secara bersama - sama dengan masalah status dan
sekaligus membuat suatu perbandingan - perbandingan antar kejadian atau fenomena. Studi
demikian ini dikenal secara umum sebagai studi atau  penelitian deskriptif. Prespektif waktu
yang dijangkau pada penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang ini, atau sekurang -
kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau oleh ingatan responden.

Ciri-ciri Metode Deskriptif

Secara harfiyah, metode deskriptif merupakan metode penelitian untuk menciptakan


gambaran mengenai situasi atau peristiwa, sehingga metode ini berkeinginan mengadakan
pengumpulan atau akumulasi data dasar saja. Akantetapi, pada pengertian metode penelitian
yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar dari
eksperimental dan metode sejarah, dan secara lebih umum sering dikenal dengan nama
metode survei.

Tugas peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian - kejadian atau
fenomena - fenomena, tetapi juga menjelaskan hubungan, menguji hipotesis - hipotesis,
membuat suatu predeksi serta memperoleh makna dan implikasi dari suatu isu atau masalah
yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara,
dengan memakai interview guide ataupun schedule questionair.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :


1.    Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi
pada masa sekarang.
2.    Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
3.    Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analitik.
4.    Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan
teknik lainnya.
5.    Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.

Metode Penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut :


1.    Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh
responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2.    Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
menjaring data yang diperlukan.

3.    Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data
tidak memperoleh data yang memadai.

Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti,
serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas
bebeprapa jenis yaitu:
•    Metode survei,
•    Penelitian Studi kasus,
•    Metode deskriptif  berkesinambungan (Continuity deskrptive),
•    Penelitian perpustakaan dan documenter.
•    Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
•    Penelitian tindakan (action research),

Metode survei

Metode survei merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik itu
tentang institusi ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah ataupun suatu kelompok.
Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal lebih mendalam tentang masalah
serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik yang sedang berlangsung.

Pada metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-
hal yang sudah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang sama dan
hasilnya bisa digunakan dalam pembuatan suatu rencana dan pengambilan keputusan di masa
yang akan datang. Penyelidikan dijalankan pada waktu yang bersamaan terhadap beberapa
individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan memakai sample. Unit yang dipakai
pada metode survei cukup besar.

Banyak sekali masalah atau isu yang bisa diteliti dengan memakai metode survey ini,
termasuk pada bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), pada usaha
tani (surve usaha tani), pada masalah kemasyarakatan (survey sosial), pada masalah
komunikasi dan pada pendapat umum (survei pendat umum), pada masalah politik (survey
politik), pada masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan lain
sebagainya.
2.    Metode deskritif  berkesinambungan

Metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research merupakan suatu


penelitian secara deskriptif yang dijalankan secara terus - menerus terhadap suatu objek
penelitian tertentu. Sering kali dijalankan dalam hal meneliti masalah - masalah atau isu-isu
sosial. Pengetahuan yang lebih mendalam dan menyeluruh dari suatu isu atau masalah serta
fenomena dan ketentuan - ketentuan sosial bisa diperoleh bila hubungan - hubungan
fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan
memperhatikan secara detail perubahan yang dinamis pada suatu interval tertentu, maka
generalisasi suatu fenomena atau situasi secara dinamis bisa dibuat.

Penelitian deskriptif berkesinambungan merupakan Penelitian yang berkehendak menjangkau


informasi faktual yang mendetail secara interval. Bila perhatian dipusatkan kepada perubahan
- perubahan prilaku atau pemikiran, maka teknik dalam penelitian ini dinamakan teknik
panel. Teknik panel ini berupa wawancara terhadap kelompok - kelompok manusia yang
sama pada situasi yang berbeda - beda. Informasi yang diharapkan dapat saja kuantitatif,
seperti anggaran belanja keluarga, jumlah konsumsi, dan sebagainya. Penggunaan metode
deskriptif berkesinambungan lebih populer dalam mengkaji masalah sosial.

3.    Penelitian Studi Kasus

Studi kasus atau case study adalah suatu penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas. Subjek
penelitian bisa saja individu, lembaga, kelompok, maupun masyarakat. Peneliti berkinginan
mempelajari secara intensif dan menyeluruh latar belakang serta interaksi lingkungan dari
unit - unit sosial yang menjadi subjek.
Tujuan studi kasus itu sendiri yaitu untuk memberikan gambaran secara mendetail terhadap
suatu latar belakang, sifat - sifat serta karakter - karakter yang khas atau unik dari kasus,
ataupun status dari individu, yang selanjutnya dari sifat - sifat khas di atas akan jadikan suatu
hal yang bersifat umum. Pada awalnya, studi kasus ini banyak dipakai dalam penelitian obat -
obatan dengan tujuan untuk diagnosis, tetapi kemudian pemakaian studi kasus telah meluas
sampai kebidang - bidang yang lainnya.

Hasil dari suatu penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola - pola
kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan sebagainya. Tergantung
berdasarkan tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian tertentu
atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, lembaga, kelompok, dan
sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor - faktor kasus tertentu, atau mencakup
keseluruhan factor - faktor dan fenomena - fenomena. Studi kasus lebih menekankan pada
pengkajian vairabel yang lumayan banyak pada jumlah unit yang relatif kecil. Hal ini sangat
berbeda dengan metode survei, yang mana peneliti lebih cenderung mengevaluasi variabel
yang lebih sedikit, tetapi menggunakan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus lebih banyak dikerjakan untuk meneliti kota besar, desa, sekelompok manusia
drop out, tahanan - tahanan, pimpinan - pimpinan, dan sebagainya. Bila studi kasus ditujukan
guna meneliti kelompok, maka perlu diisolasikan atau dikisahkan kelompok - kelompok
dalam suatu kumpulan yang homogen.

Studi kasus banyak kelemahannya disamping ada juga keunggulan - keunggulannya. Studi
kasus mempunyai kelemahan dikarenakan anggota sampelnya yang terlalu kecil, sehingga
sukar untuk dipakai inferensi terhadap suatu populsi. Selain itu, studi kasus sangat
dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemiilihan kasus, karena adanya sifat khas yang
bisa saja terlalu dibesar - besarkan. Kurangnya objektivitas ini bisa disebabkan karena kasus
cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada diri si peneliti, ataupun dalam
penetapan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna dan menjurus pada
interprestasi subjektif.

Studi kasus memiliki keunggulan sebagai suatu studi guna mendukung studi - studi yang
lebih besar di kemudian hari nanti. Studi kasus mendukung studi - studi yang besar di
kemudian hari, studi kasus bisa memberikan hipotesis - hipotesis bagi penelitian lanjutan.
Dari segi edukatif, maka studi kasus bisa dipakai sebagai contoh ilustrasi, baik dalam
perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara - cara
perumusan generalisasi dan kesimpulan

4.    Penelitian  Analisis kerja dan aktivitas

Analisis Kerja dan Aktivitas atau job and activity analysis, adalah suatu penelitian dengan
memakai metode deskriptif. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas ini ditujukan guna
menyelidiki aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dan hasil dari penelitian
tersebut bisa memberikan rekomendasi - rekomendasi guna keperluan di masa yang akan
datang. Penelitian perkejaan pada bidang industri disebut job analysis atau analisis pekerjaan,
sedangkan untuk penelitian pada bidang pertanian, dinamakan analysis aktivitas atau activity
analysis. Analysis aktivitas juga meliputi analisis pekerjaan di bidang jasa, seperti peleyanan
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Pada penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan - kelakuan pekerjaan,
buruh, guru, petani, dan lain - lain terhadap gerak - gerik mereka dalam melakukan tugas,
penggunaan waktu secara efektif dan efisien, dan sebagainya. Data mengenai hal - hal yang
ini diselidiki, selanjutnya dianalisis, diberikan interpretasi, dan dilakukan generalisasi dalam
rangka menetapkan sifat - sifat dan keriteria - keriteria pekerjaan yang baik, rencana
upgrading, keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa
setelah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klasifikasi pekerjaan dan pekerjaan
secara lebih efektif.

5.    Studi Waktu Gerakan

Studi Waktu dan gerakan atau time and motion study merupakan penelitian dengan metode
deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang
mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak -
gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan
interpretasi tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga
suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang
tidak diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka
memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu
dikaji alat - alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat - alat produksi tersebut diatur
demi peningkatan efisisensi kerja.
pasword absensi data

Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan
kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut

Kriteria umum

Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut.
1.    Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2.    Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
3.    Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
4.    Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
5.    Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
6.    Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis
harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis
untuk itu telah dikembangan.

Kriteria Khusus

Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut.


1.    Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
2.    Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
3.    Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel,
dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat
sebagaimana adanya.

Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti
adalah sebagai berikut.

1. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
2. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah
tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut
akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan
dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh
daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan
kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-
hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka
kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
6. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan.
7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian.
8. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.
9. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-
unit pengukuran  yang sepadan.
10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari
penelitian.

Last modified: Thursday, 16 April 2020, 6:17 AM

Analisa Data (lanjutan)


 

      Analisis Data

Ditinjau menurut variabelnya analisis data dapat dibagi menjadi tiga yakni, univariat, bivariat
dan multivariat.

 Analisis Satu Variabel (Univariat Analysis)

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
Misalnya distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
dan sebagainya. Demikian juga penyebaran penyakit-penyakit yang ada di daerahtertentu,
distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus malnutrisi pada anak balita, dan
sebagainya.

Contoh:

Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Berobat TB

Kepatuhan N %
Patuh 148 60,8

Tidak patuh 131 39,2


Total 279 100,0

Responden yang patuh berobat TB di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu lebih tinggi
(60,8%) dibanding dengan yang tidak patuh berobat (39,2%).

    Analisis Dua Variabel (Bivariat Analysis)

Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik atau
distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan dengan anlisis bivariat. Analisis bivariat
dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis
bivariat ini dilakukan beberapa tahap, antara lain:

(1)    Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua
variabel yang bersangkutan.

(2)    Analisis dari hasil uji statistik (chi square, z test, t test dan sebagainya). Melihat dari
hasil uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut
bermakna atau tidak bermakna. Dari hasil uji statistik ini dapat terjadi misalnya antara dua
variabel tersebut secara persentase berhubungan tetapi secara statistik hubungan tersebut
tidak bermakna.

(3)    Analisis keeratan hubungan antara dua variabel, dengan melihat Odd Ratio (OR). Besar
kecilnya nilai OR menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji.

Contoh :

Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Kepatuhan Berobat TB

Umur Kepatuhan Total P value OR


Tak patuh Patuh 95%
Dewasa Md 7(20,0%) 28 (80%) 35 (100%)    

        0,004 3,08

Dewasa 24(54,0%) 20(45,5%) 44(100%)


Total 31 (39,2%) 48(60,8%) 79 (100%)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden berumur dewasa muda lebih patuh berobat
TB (80%) dibandingkan dengan responden dewasa (45,8%). Sehingga secara presentase
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dengan kepatuhan berobat.

Hasil uji statistic menunjukkan bahwa nilai p< 0,005 hal ini terbukti bahwa umur
berhubungan secara bermakna dengan kepatuhan berobat.
Dari analisis keeratan hubungan menunjukkan nilai ODD Ratio (OR) 3,08 yang berarti
bahwa responden yang berumur dewasa muda mempunyai peluang 3,08 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berumur lebih tua.

Uji statistik yang dipakai pada analisis bivariat:

Variabel I Variabel II Uji Statistik


kategorik Kategorik Chi square
kategorik Numeric Uji T

Anova
numerik Numeric Korelasi

Regresi

1)    Chi Square ( chi kuadrat)

Adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan penyelidikan menilai probabilitas


memperoleh perbedaan frekuensi yang nyata (yang diobservasi) dengan frekuensi yang
diharapkan dalam kategori –kategori tertentu sebagai akibat dari kesalahan sampling.

Manfaat chi square:

§  Chi kuadrat adalah alat untuk mengadakan estimasi. Digunakan untuk menaksir apakah
ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang di
harapkan dalam populasi. Frekuensi yang diharapkan dalam populasi ini disebut juga
frekuensi hipotetik karena digunakan sebagai alat hipotesis yang akan diuji dengan frekuensi
yang diperoleh dari sampel. Oleh karena itu chi kuadrat sebagai alat estimasi berkedudukan
juga sebagai alat pengetes hipotesis.

§  Chi kuadrat adalah alat untuk mengadakan pengetesan hipotesis.

Tiap-tiap pengetesan hipotesis harus membandingkan sedikitnya dua sampel. Dalam hal ini
apakah frekuensi yang diperolehdalam sampel yang satu berbeda secara signifikan ataukah
tidak dengan frekuensi yang diperoleh dalam sampel lainnya.

§  Chi kuadrat sebagai alat mengetes signifikan korelasi antara dua factor atau lebih.

2)    T test

Uji T berpasangan (paired T-test)

adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas
(berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu
individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan
individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu datadari
perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa
kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal
pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti
menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu
tindakan tertentu, misal pemberian obat.

Independen T Test

adalah uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata
yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua kelompok
bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya sumber
data berasal dari subjek yang berbeda. Misal Kelompok Kelas A dan Kelompok kelas B, di
mana responden dalam kelas A dan kelas B adalah 2 kelompok yang subjeknya berbeda.
Bandingkan dengan nilai pretest dan posttest pada kelas A, di mana nilai pretest dan posttest
berasal dari subjek yang sama atau disebut dengan data berpasangan. Apabila menemui kasus
yang data berpasangan, maka uji beda yang tepat adalah uji paired t test.

Asumsi yang harus dipenuhi pada independen t test antara lain:

1. Skala data interval/rasio.

2. Kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan.

3. Data per kelompok berdistribusi normal.

4. Data per kelompok tidak terdapat outlier.

5. Varians antar kelompok sama atau homogen.

3)    One Way Anova (Analysis of variance)

Anova (analysis of varian) digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih
dari dua kelompok. Misalnya kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata lama hari
dirawat antara pasien kelas VIP, I, II, dan kelas III

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova adalah:

1.              Data berdistribusi normal

2.              Varians atau ragamnya homogen

3.              Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan perancangan
percobaan yang tepat
4.              Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah)

4)    Korelasi

Korelasi Product Moment Pearson

Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel dengan data kedua
variabel berskala interval atau rasio. Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ 1. Koefisien
r melambangkan estimasi untuk sampel, sedangkan koefisien ρ mewakili korelasi populasi.
Koefisien korelasi menunjukkan besar dan arah dari hubungan. Arah menunjukkan pada kita
apakah nilai-nilai yang besar pada sebuah variabel berkorelasi dengan nilai-nilai besar pada
variabel yang lain (dan nilai-nilai yang kecil dengan nilai-nilai yang kecil). Apabila nilai-nilai
berkorelasi dengan cara demikian maka kedua variabel mempunyai hubungan positif.
Apabila satu variabel naik maka yang lain juga akan ikut naik.

5)    Regresi sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah posiutif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus
regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y’ = a + b X

Di mana:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X  = Variabel independen

a  = konstanta (nilai Y’ apabila X=0)

b  = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan

  Analisis Banyak Variabel (Multivariat Analysis)

Analisis bivariate hanya akan menghasilkan hubungan antara dua variabel yang bersangkutan
( variabel independen dengan variabel dependen). Untuk mengetahui hubungan lebih dari
satu variabel independen terhadap satu variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan
melakukan analisis multivariat. Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang
memungkinkan kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan.
Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa
variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Dalam analisis multivariate dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Model terakhir
terjadi apabila semua variabel independendengan dependen sudah tidak mempunyai nilai
p.0,05.

Contoh :

Hubungan Antara Pengetahuan, Umur, Pendidikan Dengan Kepatuhan Berobat TB

95% CI
Variable P OR
Lower Upper
Pengetahuan 0,000 19,305 4,34 84,92

Umur 0,008 11,747 2,22 212,61

Pendidikan 0,000 13,804 3,28 58,05

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa :

-       Responden yang mempunyai pengetahuan tinggi berpeluang 19,03 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah

-       Responden yang berumur muda berpeluang 11,747 kali patuh patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berumur lebih tua

-       Responden yang berpendidikan tinggi berpeluang 13,804 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah.

Dari ketiga variabel independen tersebut maka variabel pengetahuan adalah variabel yang
paling dominan berhubungan dengan kepatuhan berobat dengan OR 19,305.

Hal ini berarti bahwa responden yang mempunyai pengetahuan TB yang tinggi berpeluang 19
kali untuk patuh berobat dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan TB yang
rendah, setelah dikontrol variabel pendidikan dan umur

untuk lebih memahami coba pelajari analisa data yang ada di fotokopi skripisi anda.

pasword absensi data

Last modified: Tuesday, 21 April 2020, 1:08 AM

Anda mungkin juga menyukai