Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KLASIFIKASI IKLIM
DOSEN PENGAMPU
DR. DERLINA, M.SI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
1. FENY MORA (4173321018)
2. ISLAH DITASYA (4172121009)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ISI MATERI
I. Pengertian Iklim
Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama,
minimal 30 tahun, yang bersifat tetap. Iklim merupakan gabungan berbagai
kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Iklim yang
terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu analisir
iklim tetapi merupakan kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca. Iklim
suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir
tidak mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik.
Sebetulnya tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan
penggolongan dalam suatu kelas atau tipe. Perlu diketahui bahwa semua
klasifikasi yang ada merupakan buatan manusia sehingga masing-masing ada
kebaikannya dan keburukannya. Satu hal yang penting adalah persamaan tujuan
yaitu berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal yang tidak terbatas
jumlahnya, menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yaitu kelas-kelas
yang mempunyai sifat yang penting dan bersamaan.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara
negara satu dengan lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam
bidang proses alami, perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan
iklim antara negara dapat berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah,
pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian, jenis tanaman budidaya, erosi, dan
sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor pengendali iklim negara
bersangkutan dan keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-
elemen iklim di setiap negara, yang rentan sekali mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya tetap atau permanen, sedang
pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap atau remanen. Baik pengendali
iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi
negara.
II. Klasifikasi Iklim
Klasifikasi atau penggolongan iklim adalah penggolongan iklim menjadi
beberapa kelas yang mempunyai sifat karakteristik. Klasifikasi iklim ini
menyangkut beberapa ahli yang mempunyai pandangan serta cara penguraian
yang berbeda. Jadi dapat dikatakan bahwa pendapat yang satu akan melengkapi
pendapat yang lain, sehingga keadaan dapat jadi lebih jelas. Klasifikasi iklim
didasari oleh beberapa faktor iklim, yaitu curah hujan, temperatur, penguapan, dan
formasi tumbuhan.
1. Klasifikasi Iklim Menurut Mohr
Penggolongan iklim menurut Mohr, terlihat bahwa yang menjadi dasar
penggolongannya adalah adanya bulan basah dan bulan kering. Bulan basah
adalah bulan yang curah hujannya melebihi 100 mm, sedangkan bulan kering
adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm. Antara bulan basah dan
bulan kering disebut bulan lembab. Bulan lembab ini tidak termasuk perhitungan.
2. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergusson
Prinsip yang digunakan hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Mohr, yaitu dengan mengambil bulan kering dan bulan basah. Sistem klasifikasi
iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah
sangat dikenal di Indonesia. Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson adalah salah satu
metode klasifikasi iklim yang menggunakan data curah hujan sebagai data
penunjangnya. Informasi yang didapatkan dapat digunakan untuk pengambilan
kebijakan pertanian terutama dalam bidang perkebunan dan kehutanan. Iklim
Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai
Q.
Data curah hujan diambil untuk 10 tahun dan tentukan berapa bulan kering
dan bulan basah. Curah hujan bulan basah dan bulan kering dijumlahkan dan
dihitung rata-ratanya. Bulan lembab dalam penggolongan ini tidak dihitung.
Persamaan yang dikemukakan Schmidt adalah sebagai berikut.
Jumlahrata−rata curah hujan bulan kering
Q= ×100 %
jumlah rata−rata curah hujan bulan basah
Dari persamaan itu dapat digolongkan iklim sebagai berikut.
0 ≤ Q < 0.143 ………………… A = sangat basah
0.143 ≤ Q ≤ 0.333 ……………….... B = basah
0.333 ≤ Q ≤ 0.600 ………………… C = agak basah
0.600 ≤ Q ≤ 1,000 ………………… D = sedang
1,000 ≤ Q ≤ 1,670 ………………… E = agak kering
1,670 ≤ Q ≤ 3,000 ………………… F = kering
3,000 ≤ Q ≤ 7,000 ………………… G = sangat kering
7,000 ≤ Q ≤ - ………………… H = luar biasa kering
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson menggunakan skema :
vegetasi atau bioma yang sedang dipetakan pertama kali selama hidupnya .Dari
kelas ini dibagi 5 bagian utama dari tiap bagian dibagi dalam sub bagian.
a. Iklim tipe A : Tropical rainy climates (iklim hujan tropis)
Af : Tropical rainy forest climates
Am : Monsoon climate
b. Iklim tipe B : Dry climates (iklim kering)
Bs : Steppe climates
BW : Desert climates
c. Iklim tipe C : Temperate rainy climates (iklim hujan cukup panas)
Cw : Warm with dry winter
Cf : Warm moist in all season
Cs : Snow forest with dry winter
d. Iklim tipe D : Cold snow forest climate (iklim hujan salju)
Df : Snow forest moist in all season
r
perhitungannya menggunakan rumus R= dimana R = rata-rata presipitasi
r −t
tahunan dalam cm, t = e=rata-rata suhu tahunan dalam celcius dan c = suatu
konstanta.
Adapun nilai C tadi demikian :
C=7 : apabila curah hujan terbagi merata sepanjang tahun, misalnya
keadaan di eropa barat.
C = 14 : apabila hujan kebanyakan turun pada musin panas, dalam keadaan
demikian sebagian dari presipitasi tentu akan menguap lagi
sehingga tidak begitu bermanfaat bagi tanaman. Karena indeks
hujan akan mengecil perlu dipakai angka 14 supaya dapat dikoreksi
kembali.
C=0 : apabila hujan turunnya terutama pada musin dingin.
Suhu sebagai batas wilayah iklim
1. Iklim A (tropis) berwilayah yang diapit oleh isoterm 18 oC untuk bulan
terdingin.
2. Iklim B (tundra dan kutub) dibatasi oleh isoterm 10oC untuk bulan terpanas
(karena dibawah batas ini tidak ada buah yang dapat masuk.
3. Iklim C dan D (sedang atau ugahari) wilayahnya terletak di antara iklim A
dan E. Iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut
sehingga disebut iklim sedang yang hangat, iklim D menempati pedalaman
benua, sehingga dinamakan iklim hutan salju atau boreal.
Gambar pembagian jenis iklim basah menurut koppen
5. Klasifikasi Iklim Menurut Thornthwaite
Dasar klasifikasi iklim menurut Thornthwaite adalah presipitasi, suhu dan
pernguapan (evaporasi). Kebutuhan air bagi tanaman bukan hanya tergantung
pada jumlah hujan saja tapi berapa air yang hilang karena menguap. Ia
menggunakan istila Presipitation Effectiveness (Daya guna presipitasi) nispah P/E
menyatakan daya guna presipitasi itu dan disebut juga P-E rasio. Berdasarkan nila
P-E indeks maka Thornthwaite membagi iklim atas 5 daerah kelembaban
(humacity province) yakni :
1. Daerah basah dengan vegetasi hutan penghujan (rain forest)
2. Daerah lembap dengan vegetasi hutan (forest),
3. Daerah setengah lembap dengan vegetasi padang rumput (grass land),
4. Daerah setengah kering dengan vegetasi padang rumput luas tanpa
pohon (stepa), dan
5. Daerah kering dengan vegetasi gurun pasir.
Tabel: Golongan Kelembaban menurut Thornthwaite
Golongan Kelembaban Keefektifitasan Indeks P-E
Tanaman
1. Basah Hutan hujan ≥128
2. Lembab Hutan 64-127
3. Sub Humid Padang rumput 32-63
4. Semi arid Steppa 16-31
5. Arid Gurun <16
Tabel: Golongan Suhu menurut Thornthwaite
Golongan Suhu Indeks T-E
A’ = Tropis ≥128
B’ = Mesothermal 64-127
C’ = Microthermal 31-63
D’ = Taiga 16-31
E’ = Tundra 1-15
F’ = Salju abadi 0
DAFTAR PUSTAKA
Daldjoeni, N. Pokok-Pokok Klimatologi. Ombak Dua: 2014
Kartasapoetra, AG. 2017. Bumi Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah
Dan Tanaman.Aksara: Jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_iklim_K%C3%B6ppen
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/klasifikasi-iklim-koppen