Disusun Oleh :
Triga Efiriani
( 201914401045 )
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 201914401045
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah disetujui dan disahkan
pada;
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Triga Efiriani
NIM. 201914401045
Mengetahui
( Noerjati, S.Kep.Ns)
i
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Medis
cairan amnion, serta lanugo. Cairan amnion mekonial terdapat sekitar 10-
15% dari semua jumlah kelahiran cukup bulan (aterm), tetapi MAS terjadi
pada 4-10% dari bayi-bayi ini, dan sepertiga diantara membutuhkan bantuan
B. Etiologi
1
40 minggu). Selama persalinan berlangsung, bayi bisa mengalami kekurangan
oksigen. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan
pengenduran otot anus, sehingga mekonium dikeluarkan ke dalam cairan
ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban dan mekoniuim
becampur membentuk cairan berwarna hijau dengan kekental yang bervariasi.
Jika selama masih berada di dalam rahim janin bernafas atau jika bayi
menghirup nafasnya yang pertama, maka campuran air ketuban dan mekonium
bisa terhirup ke dalam paru-paru. Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan
penyumbatan parsial ataupun total pada saluran pernafasan, sehingga terjadi
gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-paru. Selain itu,
mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara,
menyebabkan suatu pneumonia kimiawi.
Cairan ketuban yang berwarna kehijauan disertai kemungkinan
terhirupnya cairan ini terjadi pada 5-10% kelahiran. Sekitar sepertiga bayi yang
menderita sindroma ini memerlukan bantuan alat pernafasan.
Aspirasi mekonium merupakan penyebab utama dari penyakit yang
berat dan kematian pada bayi baru lahir.
Faktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:
- Kehamilan post-matuR
- Pre-eklamsi
- Ibu yang menderita diabetes
- Ibu yang menderita hipertensi
- Persalinan yang sulit
- Gawat janin
- Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada
dalam rahim).
C. Faktor Resiko
2
Faktor resiko yang terkait kejadian SAM antara lain adalah
diabetes mellitus pada ibu, bayi kecil masa kehamilan (KMK), ibu yang
kardiovaskular.
D. Patofisologi
saluran pencernaan yang sudah matur dan biasanya akibat dari stres
amnion mekonial ini akan menyebabkan hipoksia melalui 4 efek utama pada
paru, yaitu: obstruksi jalan nafas (total maupun parsial), disfungsi surfaktan,
3
a. Obstruksi jalan nafas
menyebabkan ekspansi jalan nafas selama inhalasi dan kolaps jalan nafas di
(pneumoperikardium). 3
b. Disfungsi surfaktan
c. Pneumonitis kimia
4
beberapa jam setelah aspirasi. Semua efek pulmonal ini dapat menimbulkan
dari stres intrauterin yang kronik dan penebalan pembuluh pulmonal. PPHN
mekonium.
E. PATHWAY ( WOC )
5
F. Gambaran Klinis
sianosis pada bayi dengan kasus berat. Obstruksi parsial pada beberapa jalan
dapat hanya ditandai oleh takikardia tanpa retraksi. Pada kondisi gawat
nafas, dapat terjadi distensi dada yang berat yang membaik dalam 72 jam.
tinggi. Takipnea dapat menetap selama beberapa hari atau bahkan beberapa
bertambah, dan diafragma mendatar. Foto x-ray dada normal pada bayi
diagnosis sirkulasi jantung persisten. PO2 arteri dapat rendah pada penyakit
G. Manifestasi Klinik
6
pertama setelah kelahiran dengan gejala takipnea, retraksi, stridor, dan
sianosis pada bayi dengan kasus berat. Obstruksi parsial pada beberapa jalan
dapat hanya ditandai oleh takikardia tanpa retraksi. Pada kondisi gawat
nafas, dapat terjadi distensi dada yang berat yang membaik dalam 72 jam.
tinggi. Takipnea dapat menetap selama beberapa hari atau bahkan beberapa
bertambah, dan diafragma mendatar. Foto x-ray dada normal pada bayi
diagnosis sirkulasi jantung persisten. PO2 arteri dapat rendah pada penyakit
7
jam, akan tetapi bila dalam perjalanan penyakitnya bayi memerlukan
bantuan ventilasi, keadaan ini dapat menjadi berat dan kemungkinan
mortalitasnya tinggi. Takipnea dapat menetap selama beberapa hari atau
bahkan beberapa minggu. Foto radiografi dada bersifat khas ditandai
dengan bercak-bercak infiltrat, corakan kedua lapangan paru kasar,
diameter anteroposterior bertambah, dan diafragma mendatar. Foto x-ray
dada normal pada bayi dengan hipoksia berat dan tidak adanya malformasi
jantung mengesankan diagnosis sirkulasi jantung persisten. PO2 arteri dapat
rendah pada penyakit lain, dan jika terjadi hipoksia, biasanya ada asidosis
metabolik.
H. Komplikasi
1. Displasia bronkopulmoner
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pnemonia
untuk menderita mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama
perkembangan dan juga ketulian. Pada kasus yang jarang terjadi, SAM
I. Pemeriksaan Penunjang
8
1. Rontgen dada untuk menemukan adanya atelektasis, peningkatan
PCO2
J. Penatalaksanaan
1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.
2. Farmakoterapi
3. Fisioterapi
9
c. Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang
Bila salah satu atau kombinasi dari ke tiga terapi tersebut tidak
dan paru buatan akan mengambil alih sementara aliran darah dalam
10
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
i. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
1) Riwayat Prenatal
2) Riwayat Intranatal
11
bayitidak segara bernafas setelah lahir.
3) Riwayat Posnatal
a) Pola Nutrisi
pasien, terutama saat BAB dan BAK, saat BABdan BAK harus
diganti popoknya.
d) Pola Tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit
12
biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
b. Kepala
c. Mata
penumpukan lendir.
e. Mulut
f. Telinga
g. Leher
suprasternal, substernal).
13
i. Abdomen
j. Umbilicus
k. Genitalia
l. Anus
14
3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan kalori.
disebabkan oleh cairan pada paru yang dalam proses resorpsi. Foto
b) Pneumonia neonatus
yang ditemukan pada 2/3 kasus. Volume paru normal namun lapangan paru
alveolus. Gambaran air bronchogram juga dapat dilihat namun efusi pleura
jarang terjadi. Sindrom ini biasanya terjadi pada bayi preterm yang berbeda
15
3. Hipertensi pulmonal, idiopatik
5. Sepsis
Paru belum
berkembang
sempurna
persalinan term
maupun sianosis
16
Temuan infiltrat pada infiltrat Patchy atelectasis,
intralobar
surfaktan
minggu)
Keterangan :
17
M. Implementasi Keperawatan
19
DAFTAR PUSTAKA
http://pediatricsforyou.in/home/pdf/MECONIUM%20ASPIRATION%20
SYNDROME.pdf.
Aspiration Syndrome.pdf
http://emedicine.medscape.com/ article/410756-overview#a22
http://www.aafp.org/afp/2007/1001/p987.html
;242:60–63
20
Rudolph, CD, et al. 2002. Rudolph's Pediatrics, 21th Edition. McGraw-
Aesculapius FKUI
2012.
21