OLEH :
KELOMPOK 3
ANISATUL AZIZAH
DEVINA AMADEA
INTAN SHAHNAZ
NURAENI
SHINTIA PERWITA UTAMI
YENNI YAHENA
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan perekonomian mendorong lahirnya banyak wirausaha baru,
demikian juga sebaliknya banyaknya wirausaha baru menggerakkan pertumbuhan
perekonomian yang semakin tinggi. Untuk bisa menjadi pebisnis yang berhasil,
seorang wirausaha perlu mempunyai modal dasar seperti kemauan kerja keras,
semangat juang tinggi, kecerdasan, kesabaran, wawasan bisnis yang luas, ketajaman
melihat peluang dan tahan banting dalam menghadapi situasi yang sulit. Wirausaha
berhasil masa kini adalah wirausaha yang tidak terlalu sering meminta perlindungan
pemerintah. Wirausaha haruslah pebisnis yang punya kemauan dan kemampuan untuk
bersaing di pasar global (Joewono, 2011).
Jon. P. Goodman, direktur Universitas Kewirausahaan California Selatan,
berpendapat bahwa tekad merupakan kunci penting untuk meraih kesuksesan karena
pengusaha yang sukses tidak terbelenggu oleh takdir. Para pengusaha percaya bahwa
kesuksesan dan kegagalan mereka disebabkan oleh diri sendiri. Kualitas diri ini juga
disebut sebagai internal locus of control. Seseorang yang percaya bahwa takdir,
ekonomi dan faktor± aktor eksternal lainnya merupakan kunci kesuksesan tidak cocok
menjadi pengusaha (Sunarya, dkk, 2011).
Menurut Suryana (2013), ciri-ciri wirausaha memiliki enam komponen
penting yaitu percaya diri, berorientasi pada hasil, berani mengambil risiko,
kepemimpinan, keorisinalitasan (inovatif, kreatif dan fleksibel) dan berorientasi pada
masa depan. Selain hal itu agar menjadi wirausahawan yang berhasil diperlukan suatu
tekad yang kuat dan mampu membaca peluang pasar. Kita bisa belajar dari tokoh
wirausahawan yang sukses dibidangnya seperti Sosro, Tirto Utomo dan lainnya. Pada
awalnya mereka adalah wirausahawan kecil yang kemudian berhasil dalam usahanya
berkat kemampuannya memilih dan mengelola bidang usaha yang digelutinya.
Keberhasilan itu dapat diraih karena memiliki tekad yang kuat dalam berwirausaha
yang melekat pada dirinya.
Bagi wirausaha yang sudah memulai bisnisnya dan membutuhkan, perlu
disediakan fasilitasi untuk memperlancar pengembangan bisnisnya agar tercipta
1
wirausaha-wirausaha baru Indonesia yang berdaya saing global. Fasilitasi yang
diberikan ditahap pengembangan antara lain peningkatan akses permodalan,
pemanfaatan teknologi, akses pasar dan pengembangan daya saing. Pendayagunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong inovasi perlu dioptimalkan dalam
pengembangan kewirausahaan nasional, termasuk didalamnya pengembangan
lembaga dan fasilitas inkubator bisnis dan teknologi (Joewono, 2011).
Kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan tidak hanya dialami oleh
masyarakat yang berpendidikan rendah. Banyak sarjana yang hanya menjadi
pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu diagung- agungkan justru
terlihat percuma. Banyaknya orang dengan gelar sarjana dan keinginan untuk dapat
memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi faktor yang memicu orang-orang untuk
mencari pekerjaan. Sayangnya, persaingan yang begitu ketat dalam seleksi pekerjaan
dan banyaknya orang yang bersaing dalam mencari pekerjaan membuat banyak
cendekiawan muda menjadi pengangguran atau mendapatkan pekerjaan yang kurang
layak. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak
pula orang yang mengaggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Hal ini
menunjukkan semakin pentingnya dunia entrepreneur didalam perekonomian suatu
negara. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para entrepreneur yang
dapat 2 membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah yang terbatas.
Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua pembangunan karena sangat banyak
membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Lapangan pekerjaan
yang mampu pemerintah siapkan pun sangatlah terbatas dan sulit untuk memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berkeinginan untuk
memiliki bisnis, baik mahasiswa, ibu rumah tangga hingga karyawan dan modal
sering menjadi alasan utama batalnya niat untuk memiliki usaha. Padahal dalam
merintis sebuah usaha tidak sepenuhnya bergantung pada aspek pemodalan karena
karena pada kenyataanya banyak orang yang memiliki modal namun bingung untuk
menentukan investasi apa yang akan dijalani.
Modal utama membangun bisnis adalah berani bertindak atau “action”. Tanpa
action itu bukan pembisnis. Seperti kata pepatah “ Briliant thingking no action is only
word”. Setiap orang yang berkeinginan menjadi wirausahawan jangan hanya pandai
berbicara namun tidak 1 Majalah prioritas, Exclusively for BCA’S Priority
Customers, Edisi 28/v/2009. h. 31. 3 mau berbuat, setiap pemikiran harus diikuti oleh
tindakan dan setiap tindakan harus dipikirkan dahulu. Kewirausahaan
2
(entrepreneurship) adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan
pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung resiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian
mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia ditutut untuk
berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian
dipasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju wirausahawan sejati.
Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough “ Wirausahawan
adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikanya “. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka
mencari peluang.2 Kesempatan untuk menjadi entrepreneurship sangat besar karena
ketahanan dalam menghadapi krisis global dan 2 Irham Fahmi, Kewirausahaan (Teori,
Kasus dan Sosial), Bandung: CV Alfabeta, 2013. h. 1-2 4 naik turunya kondisi
Ekonomi Negara Indonesia sangat kuat.
Pengembangan ini perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya para
generasi muda, terutama saat mereka menempuh pendidikan akademik. Sangat
disayangkan masyarakat indonesia banyak yang mengatakan bahwa kewirausahaan
identik dengan bakat, sesuatu yang sudah menjadi bakat mereka sejak lahir. Seperti
yang diungkapkan oleh Sri Efendi Swasono bahwa banyak pihak yang kurang yakin
kewirausahaan dapat diajarkan melalui upaya-upaya pendidikan. Mereka yang
berpendapat semacam ini bertitik tolak dari suatu keyakinan bahwa kewirausahaan
adalah suatu properti budaya dan sikap mental, oleh karena itu bersifat attitudinal dan
behavioral. Walaupun demikian, semua itu tidak ada gunanya bila tidak ada motivasi
yang mendorong keinginan masyarakat lain untuk berwirausaha. Karena belum tentu
semua masyarakat Indonesia adalah wirausahawan dan belum tentu semua
masyarakat Indonesia memiliki kultur yang kuat dalam membentuk budaya
wirausaha. Motivasi berwirausaha itu sendiri bisa diberikan dengan pelatihan maupun
pendidikan. Di perguruan tinggi sendiri sangat perlu untuk mengembangkan budaya
kewirausahaan untuk 5 mendorong terciptanya entrepreneurship muda yang baru
dengan menerapkan ilmu-ilmu wirausaha yang mereka dapatkan. Beberapa faktor-
faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu kemampuan dan
kemauan, tekad yang kuat dan kerja keras, kesempatan dan peluang.
3
B. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui masalah yang dihadapi
dalam berwirausaha
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian wirausaha
2. Mengetahui Faktor – faktor yang memperngaruhi seseorang dalam berwirausaha
3. Mengetahui Manfaat mewirausahan
4. Mengetahui mengapa Percaya diri sangat dibutuhkan dalam berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Berwirausaha
Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dengan mengambil
risiko dan ketidakpastian demi mencapai pertumbuhan dan keuntungan dengan cara
mengidentifikasi peluang serta menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk
mendirikannya (Scarborough dan Zimmerer, 2002 dalam Sunarya, dkk, 2011).
Berwirausaha adalah proses menciptakan sesuatu dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi (Alma, 2004). Mardiyatmo (2004) menyatakan bahwa untuk dapat
mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dalam
kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha tersebut adalah percaya diri,
berorientasikan tugas dan hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan,
berorientasi ke masa depan, jujur dan tekun.
Selanjutnya Mardiyatmo (2004) juga mengemukakan bahwa sifat-sifat seorang
wirausaha tersebut adalah :
a. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
c. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
e. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
f. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan
g. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras
5
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko yang wajar,
kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi serta berorientasi pada masa
depan (Widjajanta, dkk, 2007).
6
Tohar (2007) mengemukakan bahwa seorang pengusaha atau pelaku wirausaha
yang baik memiliki ciri sebagai berikut :
a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri untuk mencari penghasilan dan
keuntungan melalui usahanya.
b. Mau dan mampu mencari dan menggunakan peluang usaha yang
menguntungkan dan melakukan apa saja yang bermanfaat.
c. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa
serta mencoba cara kerja yang efisien.
d. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan
berbagai pihak demi kemajuan usahanya.
e. Menangani usahanya dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.
f. Mencintai kegiatan usahanya serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes
dalam melindunginya.
g. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja
sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
C. Manfaat Kewirausahan
a. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai
dengan kemampuannya
b. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani.
c. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun tetapi tidak melupakan
perintah agama.
d. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
e. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan. (Mardiyatmo, 2004)
D. Percaya Diri
Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai tujuan dalam hidupnya (Hakim, 2004). Lauster (2002) mengemukakan
bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
7
sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggungjawab atas perbuatannya,
sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat
mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Orang yang mempunyai
kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak
membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang
proposional diantaranya:
a. Selalu merasa tenang disaat mengerjakan sesuatu.
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi.
d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi.
e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya. f)
Memiliki kecerdasan yang cukup
f. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
g. Memiliki keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya,
misalnya keterampilan berbahasa asing.
h. Memiliki kemampuan bersosialisasi
i. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
j. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan
tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
k. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, (Hakim,
2004).
Masalah bisnis yang dibahas dalam makalah ini adalah banyak pengusaha yang
kurang percaya diri untuk mengakui bahwa ia memiliki sebuah bisnis. Hal ini
biasanya terjadi ketika baru memulai bisnis dan bisnisnya masih kecil ataupun belum
berkembang.
Karena kurang percaya diri inilah pengusaha jadi tidak mudah dikenali oleh orang
lain. Padahal dengan percaya diri yang tinggi, Anda secara tidak langsung dapat
melakukan branding terhadap diri sendiri sebagai pengusaha yang menjual produk
atau jasa tertentu. Dengan begitu, Anda dan produk yang dijual pun secara langsung
dapat lebih mudah dikenali orang lain.
8
Percaya Diri Karakter Penting Memulai Bisnis
Memulai bisnis telah menjadi tren masa kini. Namun memulai bisnis juga bukanlah
suatu hal yang mudah. Tidak jarang rintangan yang menghadang membuat rasa
percaya diri memudar.
Memang betul, dalam memulai suatu bisnis, Anda diharapkan memiliki karakteristik
kewirausahaan. Dan percaya diri memegang peranan penting dalam menentukan
kesuksesan dalam berbisnis.
Percaya diri sendiri berada pada posisi pertama sebagai karakter yang harus dimiliki
oleh seorang wirausahawan. Kepercayaan diri adalah sikap yakin akan kemampuan
diri sendiri terhadap pencapaian, keinginan, dan harapannya.
Percaya diri menunjukkan bahwa seseorang memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi, kritis, emosinya pun lebih stabil, dan tidak mudah tersinggung.
Setiap orang memiliki kadar kepercayaan diri yang berbeda-beda. Percaya diri perlu
diasah untuk memudahkan kita dalam menggapai kesuksesan dengan cara:
Mulailah untuk bergaul dengan lingkungan yang positif. Mereka yang menghargai
setiap perkembangan, sekecil apapun itu, akan turut meningkatkan kepercayaan
diri kita untuk selalu berusaha, selelah dan sebesar apapun halangannya.
Saat ini mencari koneksi tidaklah sesulit dahulu. Banyak media sosial yang bisa
digunakan. Bahkan orang terkenal dan piawai dalam bisnis pun memiliki sosial
media. Dari situlah mulai memperkenalkan diri.
Tidak ada salahnya untuk selalu meminta saran dari orang-orang yang pernah
berbisnis dan berhasil. Saran-saran itu akan menjadi strategi untuk keberhasilan
bisnis baru Anda pula. Kalau Anda sering bertanya pada orang yang ahli,
kemungkinan bisnis Anda gagal akan semakin kecil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
1. Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dengan mengambil
risiko dan ketidakpastian demi mencapai pertumbuhan dan keuntungan dengan cara
mengidentifikasi peluang serta menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk
mendirikannya
2. Keberhasilan dalam berwirausaha ditentukan oleh tiga faktor yaitu Kemampuan dan
kemauan, Tekad yang kuat dan kerja keras, Kesempatan dan peluang
3. Manfaat kewirausahaan yaitu berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan
pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya, Menjadi contoh bagi anggota
masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani, Memberi contoh bagaimana
harus bekerja keras, tekun tetapi tidak melupakan perintah agama, Menambah daya
tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, Sebagai generator
pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan
kesejahteraan
4. Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
mencapai tujuan dalam hidupnya
B. Saran
1. Dalam berwirausha hilangkan rasa kurang percaya diri Tumbuhkan rasa percaya diri
yang tinggi, Anda secara tidak langsung dapat melakukan branding terhadap diri
sendiri sebagai pengusaha yang menjual produk atau jasa tertentu, produk yang
dijual pun secara langsung dapat lebih mudah dikenali orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
11
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2013. Ekonomi Keatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang.
Jakarta: Salemba Empat.
12