Anda di halaman 1dari 22

2

STRUKTUR DAN PERENCANAAN


BANGUNAN TAHAN GEMPA
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Teknologi Dan Vokasi)

Dosen Pengampu: Dr.Ir.H. Iskandar Muda Purwaamijaya .MT

DISUSUN OLEH :

NAMA : FATHAN MUBINA (2103964)

KELAS: 1B

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

TAHUN AJARAN 2021/2022

[Date]
1
2

DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................................ii

Daftar Gambar ...................................................................................................................iii

Abstrak................................................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan .....................................................................................3

1.3.1 Tujuan Penulisan .......................................................................................................3

1.3.2 Manfaat Penulisan .....................................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DeFinisi Gempa Bumi ..................................................................................................4

2.2 Metode Penulisan .........................................................................................................5

III. PEMBAHASAN

3.1 Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Tahan Gempa ........................................................6

3.1.1 Denah Yang Sederhana dan Simetris.........................................................................6

3.1.2 Bahan Bangunan Harus Seringan Mungkin ..............................................................6

3.1.3 Perlunya Sistem Konstruksi Penahan Beban Yang Memadai....................................7

3.2 Struktur Rumah Penahan Gempa .................................................................................7

3.2.1 struktur Pondasi .........................................................................................................7

3.2.2 Struktur Dinding ......................................................................................................11

3.2.3 Struktur Atap.............................................................................................................13

         3.2.3.1 Pengertian Struktur Atap........................................................................................15

3.2.3.2 Pembagian Struktur Atap.......................................................................................16

[Date]
2
2

3.2.3.3 Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim Dan tahan terhadap gempa............19

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................24

4.2 Saran ...........................................................................................................................24

Daftar Pustaka.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur bagunan gedung tahan gempa menurut SNI 03-17261-2002..............2

Gambar 2.2.A Dan 2.B Pondasi Batu Kali................................................................. ........8

Gambar 3. Pondasi Tanah Kurang Baik..............................................................................9

Gambar 4.Denah pondasi batu kali............................................................................ .......10

Gambar 5. Struktur dinding..................................................................................    .........12

Gambar 6. Kolom Dinding................................................................................................13

Gambar 7.Pintu Dan Jendela.............................................................................  ...............13

Gambar 8. Bidang Dinding Kotak.....................................................................................14

Gambar 9. Atap ringan......................................................................................................16

[Date]
3
2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutanpada kerak bumi. Beban
kejut ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu faktor yang utama adalah benturan
pergesekan kerak bumi yang mempengaruhi permukaan bumi. Lokasi gesekan ini terjadi disebut fault
zone. Kejutan yang berkaitan dengan benturan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang.
Gelombang ini menyebabkan permukaan bumi dan bangunan diatasnya bergetar. Pada saat bangunan

bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan massa
bangunan untuk mempertahankan dirinya dan gerakan. Setiap tahun kerak luar bumi bergetar sekitar
satu juta kali. Getaran-getaran tersebut dapat diukur dengan peralatan seismograf. Sekitar 20 getaran
diantaranya merupakan gempa bumi kuat dan 2 getaran merupakan gempa bumi ynag sangat kuat.
Gempa bumi merambat melalui getaran keseluruh permukaan Bumi, akan tetapi menjadi berbahaya
disekitar pusat gempa. Daerah yang paling rawan adalah yang mengalami pergeseran lempeng tektonik.

Gempa bumi merupakan bencana alam yang paling menakutkan bagi manusia, karena bencana
alam ini terjadi secara tiba-tiba, tidak dapat diprediksi kapan terjadinnya. Hal ini akibat kita selalu
mengandalkan tanah tempat kita berpijak di bumi sebagai landasan yang paling stabil yang bisa selalu
dalam keadaan diam dan menopang kita. Begitu terjadi gempa bumi, kita tiba-tiba menyadari bahwa
tanah yang kita pijak tersebut ternyata bisa kehilangan stabilitasnya sehingga dapat merusak lingkungan
dan bangunan yang ada di atas lapisan permukaan tanah, dan mampu menelan korban.Wilayah

Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang tinggi diantara
beberapa daerah gempa diseIuruh dunia. Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa
rata-rata setiap tehun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup
besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah
pemukiman. Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya suatu perlindungan untuk
mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan berat akibat goncangan gempa. Dengan
menggunakan prinsip teknik yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis maka kerugian harta
benda dan jiwa menusia dapat dikurangi. Seperti halnya peristiwa beberapa tahun yang lalu di

Yogjakarta diguncang oleh gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada tanggal 27 Mei 2006
kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik.Korban tewas menurut laporan terakhir dari Departemen
Sosial Republik Indonesia pada 1 Juni 2006 pukul 07:00 WIB, berjumlah 6.234 orang dengan rincian:
Yogyakarta 165 jiwa, Kulon Progo 26 jiwa, Gunung Kidul 69 jiwa, Sleman 326 jiwa, Klaten 1.668 jiwa,
Magelang 3 jiwa, Boyolali 3 jiwa, Purworejo 5 jiwa, Sukoharjo 1 jiwa dan korban terbanyak di Bantul
3.968 jiwa. Sementara korban luka berat sebanyak 33.231 jiwa dan 12.917 lainnya menderita luka
ringan. Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling parah terkena bencana. Informasi
menyebutkan sebanyak 7.057 rumah di daerah ini rubuh.

[Date]
4
2

Gambar 1. Struktur bagunan gedung tahan gempa menurut SNI 03-17261-2002

Biasanya setelah terjadi gempa manusia baru sadar akan konstruksi bangunan yang kurang kokoh
menyebabkan banyak menelan korban jiwa. Bangunan yang tahan gempa bisa dibangun dengan
teknologi sederhana yang biasa dipakai dalam rumah-rumah konvensional dengan sistem struktur beton
bertulang, dinding batu-bata dan atap kayu. Penambahan yang perlu dilakukan, misalnya pada
penambahan angkur yang memperkuat hubungan antara elemen beton, dinding, atap dan elemen
lainnya. Dengan sistem-sistem bangunan yang dikenal di Indonesia dan dibuat oleh standarisasi
pemerintah.

[Date]
5
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Devinisi Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan suatu bencana alam yang disebabkan oleh lempeng-lempeng yang merupakan
bagian dari kerak bumi yang bergerak aktif. Pergerakan itu dipicu antara lain oleh air laut dan samudera.
Sekitar 71 persen wilayah bumi kita terdiri atas laut dan samudera, atau dengan kata lain berupa air.
Lempeng-lempeng bumi ini sebenarnya adalah bagian dari kerak bumi yang terdiri atas berbagai jenis
bebatuan. Efek dari pergeseran itu adalah berupa getaran yang disebut gempa. Gempa terjadi karena
ada perpindahan massa dalam lapisan batuan bumi. Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah
energi yang terlepas, saat terjadi pergeseran dan tumbukan. Pergeseran tersebut memang

memungkinkan terjadinya tumbukan. Ada kalanya pergeseran itu menyebabkan perubahan


bentuk yang tiba-tiba, sehingga terjadi ledakan dan patahan yang menimbulkan gempa hebat yang
disebut sebagai gempa tektonik. Keadaan itu tidak bisa kita hindari karena memang bagian dari evolusi
bumi. Walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir dampak yang
ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan gempa. Ketika gempa dan tsunami, sebagian
besar rumah tradisional (berbahan kayu) masih tetap berdiri kokoh. Bahkan di negara jepang yang sering
terjadi ratusan gempa, bahan dasar rumah mereka (Jepang, red) terbuat dari kayu dan kertas ditambah
lagi dengan pintu yang digeser kesamping, serta meja ala jepangnya yang hampir menyentuh lantai. Kini
dengan teknologi barunya, Jepang menciptakan rumah Barier adalah rumah bola nomaden yang

memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya, tahan gempa dan bisa mengapung di air. Rumah
bola ini dibuat berdasarkan Hukum Bernauli yang berbunyi: jika ada angin berhembus di bawah suatu
benda, maka benda tersebut mengalami tekanan gaya ke bawah. Dinding rumah ini terdiri dari 32 sisi.
Rahasia dari rumah ini adalah pada sistem pondasinya. Dengan menggunakan struktur pondasi bebas
(beda dengan rumah biasa) dan pemberian gaya yang merata di 32 sisi dinding rumah bola ini
menyebabkan rumah bola ini memiliki kekuatan yang merata pada setiap bagiannya. Bahan rumah ini
terdiri dari tiga lapisan, lapisan tengahnya mampu mengalirkan udara masuk dan keluar. Bagian sisi
paling luar dibuat dari bahan urethane anti air, lapisan tengah adalah agregat (kerikil) dan lapisan

dalamnya terbuat dari bahan kayu. Makanya, sela-sela kerikil inilah yang dimanfaatkan untuk
mengalirkan udara. Jika terjadi banjir, rumah ini akan secara otomatis bisa mengapung di atas air. Hanya
saja tidak bisa dikendalikan oleh penghuni rumah bola tersebut. Mereka akan terbawa terus oleh arus.
Walaupun demikian, rumah Barier ini juga bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan pemilik rumah.
Menurut perusahaan World Window yang berlokasi di Timinaga, Yamagata city, terdapat beberapa
ukuran tipe rumah Barier, yaitu ada ukuran 3S, 3SL, 2S, S, M dan L.

[Date]
6
2

III. PEMBAHASAN

3.1 Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Tahan Gempa

Di Indonesia, Rumah tahan gempa (Smart Modula) ini tergolong konsep revolusioner untuk
konstruksi bangunan serba guna. Desain rumah ini memiliki fleksibilitas tinggi, mudah dalam
membangunnya, dan cukup kokoh. Konsep knock down atau bongkar pasang yang cukup sederhana tapi
praktis ini telah digulirkan sejak lima tahun lalu oleh BB Triatmoko SJ. Struktur utama rumah tahan

gempa ini tidak ditanam atau ditopang dengan fondasi yang memanjang di bawah dinding
rumah, tetapi hanya menggunakan umpak di setiap sudut rumah. Konsepnya mengadopsi model rumah
tradisional adat Jawa yang dibuat dari kayu. Dengan penopang semacam ini, saat terjadi gempa, relatif
bisa fleksibel. Jika menggunakan model fondasi seperti rumah-rumah konvensional, hampir dipastikan
akan mengalami keretakan atau patah saat dilanda gempa hebat. Berikut perinsip-perinsip utama rumah
tahan gempa.

3.1.1. Denah yang sederhana dan simetris

Penyelidikan kerusakan akibat gempa menunjukkan pentingnya denah bangunan yang


sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris. Struktur seperti ini
dapat menahan gaya gempa Iebih baik karena kurangnya efek torsi dan kekekuatannya yang lebih
merata.

3.1.2 Bahan bangunan harus seringan mungkin

Seringkali, oleh karena ketersedianya bahan bangunan tertentu. Arsitek dan Sarjana SipiI harus
menggunakan bahan bangunan yang berat, tapi jika mungkin sebaiknya dipakai bahan bangunan yang
ringan. Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa adalah sebanding dengan berat bahan
bangunan. Sebagai contoh penutup atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa
horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng diatas kuda-kuda kayu.
Sama halnya dengan pasangan dinding bata menghasiIkan beban gempa sebesa 15 x beban gempa yang
dihasilkan oleh dinding kayu.

3.1.3 Perlunya sistim konstruksi penahan beban yang memadai

Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat disalurkan dari
tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal yang kemudian memindahkan gaya-
gaya ini ke pondasi dan ke tanah. Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal
itu bersifat kenyal. Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan
terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi Ieleh terlebih dulu. Suatu contoh misalnya
deformasi paku pada batang kayu terjadi sebelum keruntuhan akibat momen lentur pada batangnya.

[Date]
7
2

Cara dimana gaya-gaya tersebut dialirkan biasanya disebut jalur Iintasan gaya. Tiap-tiap bangunan harus
mempunyai jalur lintasan gaya yang cukup untuk dapat menahan gaya gempa horisosontal.

3.2 Struktur Rumah Penahan Gempa.

3.2.1 Struktur Pondasi

Struktur pondasi berperanan penting untuk memindahkan beban gempa dari dinding ke tanah.
Pertama, pondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal dan gaya tekan dari dinding. Ini berarti sloof
menerima gaya geser dan momen lentur sebagai jalur Iintasan gaya terakhir sebelum gaya-gaya tersebut

mencapai tanah. Akhirnya sloof memindahkan gaya-gaya datar tersebut ke pada tanah yang
ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah lateral. Rumah yang terbuat dari kayu dengan lantai
kayu dan pondasi kayu seperti gambar-gambar di bawah ini memerlukan batang pengaku untuk
mencegah keruntuhan.

  

A Pondasi batu kali

Batu Kali Untuk Rumah, beberapa saat yang lalu saya telah memberikan artikel
mengenai menentukan pondasi yang baik untuk bangunan dan berikut ini ada artikel menarik mengenai
contoh pondasi batu kali serta cara pengerjaanya untuk anda sekalian yang sedang mencari contoh
pembuatan pondasi yang baik, dan berikut ini contoh pemasangan pemasangan pondasi batu kali untuk

rumah. Gambar pondasi batu kali berbentuk trapesium ini sering digunakan sebagai struktur
pondasi pada rumah tinggal 1 lantai sedangkan pada rumah tinggal bertingkat masih dapat
menggunakan pondasi batu kali ini namun diperlukan penambahan dimensi atau penggabungan dengan
pondasi foot plat pada area kolom sehingga didapatkan sebuah struktur pondasi yang kuat untuk
menahan beban rumah tinggal yang berdiri diatasnya.

[Date]
8
2

Gambar 2.A Pondasi Batu Kali

Gambar 2.B Potongan Pondasi Batu Kali

Pada gambar 2.a pondasi batu kali diatas terlihat pondasi batu kali secara utuh yang digunakan
pada area tengah rumah atau pada lahan bebas yang memungkinkan untuk dibuat pondasi batu kali
dengan bentuk seperti ini, sedangkan pada lahan terbatas misalnya pada area pinggir rumah yang

[Date]
9
2

berbatasan dengan tetangga maka dapat digunakan pondasi batu kali terpotong sebelah yang dapat
dilihat

pada gambar 3.b potongan pondasi batu kali yang ada di atas. Pondasi harus diletakkan di tanah
yang keras, dan apa bila kondisi tanah kurang baik maka harus dilakukan peerbaikan tanah terlebih
dahulu. Sebaiknya pondasi terletak kurang lebih dari 45 cm dari tanah asli yang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

Gambar 3. Pondasi Tanah Kurang Baik

[Date]
10
2

Sedangkan contoh penerapanya pada sebuah rumah tinggal dapat dilihat di Gambar denah pondasi batu
kali untuk rumah tinggal sebagai berikut:

Gambar 4. Denah pondasi batu kali

            Denah pondasi ini merupakah sebuah contoh pondasi batu kali diatas pada rumah tinggal dengan
ukuran 7 m x 14 m dimana ada dua jenis pondasi yang dapat dilihat pada detail gambar 2.A untuk area
dalam rumah dan gambar 2.B untuk area tepi rumah yang berbatasan dengan lahan tetangga. Dalam
perhitungan rencana anggaran biaya rumah kita hitung perkiraan biaya pondasi dalam satuan m3 atau
meter panjang tergantung kesepakatan pemilik proyek dan pemborong yang kemudian dijadikan acuan
untuk mengadakan kontrak pekerjaan pondasi batu kali yang menguntungkan kedua belah pihak.

B Perhitungan material pondasi batu kali

Material yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini dapat kita uraikan sebagai berikut;

1.    Tanah urug

2.    pasir pasang

[Date]
11
2

3.    Batu kali

4.    Semen

5.    Air

6.    Papan bouw plank

masing-masing material tersebut di atas dapat dhitung jumlah yang dibutuhkan untuk pasangan batu
kali per m3, sehingga didapatkan total kebutuhan material dengan cara mngalikan kebutuhan material
per m3 dengan jumlah volume total pekerjaan pasangan batu kali. Pondasi sebaiknya dibuat menerus
keliling bangunan tanpa terputus.

3.2.2 Struktur Dinding

Gaya-gaya aksiaI dalam ring balok harus ditahan oleh dinding. Pada dinding bata gaya-gaya
tersebut ditahan oleh gaya tekan diagonal yang diuraikan menjadi gaya tekan dan gaya tarik. Gaya aksiaI
yang bekerja pada ring balok juga dapat menimbulkan gerakan berputar pada dinding. Putaran ini
ditahan oleh berat sendiri dinding,berat atap yang bekerja diatasnya dan ikatan sloof ke pondasi. Jika
momen guling lebih besar dari momen penahannya maka panjang dinding harus

diperbesar.Kemungkinan lain untuk memperkaku dinding adalah sistim diafragma dengan


menggunakan plywood, particle board atau sejenisnya, atau pengaku diagonal kayu untuk dinding bilik.
Penggunaan dinding diafragma lebih dianjurkan karena sering terjadi kesulitan untuk memperoleh
sambungan ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal. Beban gempa yang bekerja pada arah Y
ditahan dengan cara yang sama dengan arah X Sebagal sistem struktur utama yang mana dinding harus
mampu menahan beban gempa yang searah dengan bidang dinding, dinding juga harus mampu

menahan gempa dalam arah yang tegak lurus bidang dinding. Dengan Hlas an ini maka dinding
bata (tanpa tulangan) harus diperkuat dengan kolom praktis dengan jarak yang cukup dekat. Sebagai
pengganti kolom praktis ini dapat dipakai tiang kayu. Pondasi dinding juga dibuat menerus. Pondasi-
pondasi setempat perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang
pondasi tersebut dan seperti contoh gambar dibawah ini:

[Date]
12
2

Gambar 5. Struktur dinding

[Date]
13
2

Gambar 6. Kolom Dinding

[Date]
14
2

Pada setiap luasan dinding 12 m2, harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan kayu, beton
bertulang, baja, plester, ataupun bambu. Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang
pintu/jendela diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah bangunan,seperti
contoh di bawah ini:

 Gambar 7. Pintu Dan Jendela

[Date]
15
2

Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan harus dipasang balok keliling
yang diikat kaku dangan kolom. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap
yang seringan mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda. Untuk bahan dinding dipilih yang
seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis, bilik, ikat bahan dinding dengan kolom. Bila
bahan dinding menggunakan bata/batako, bahan tidak patah dan berbunyi nyaring jika diadukan, pada

Jarak vertikal 30 cm, pasangan diberi angker yang dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50
cm, dan diameter 6 mm. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen,
mempunyai sifat khusus sebaiknya perbandingan campuran  mengikuti standar yang ada. Bangunan
tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu dengan yang lainnya, baik antara
komponen structural maupun nonstructural.

[Date]
16
2

Gambar 8. Bidang Dinding Kotak

3.2.3 Struktur Atap

3.2.3.1 Pengertian Struktur Atap

Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian paling
atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian
yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama

[Date]
17
2

kali terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk
atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu
bangunan rumah. Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan
terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. Atap merupakan bagian dari
struktur bangunan yng berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan
hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. 

Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap,
gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari
kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom
dan atau balok. Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah
sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan bagian dari bangunan yang
befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga
memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Atap rumah merupakan bagian penting pada
konstruksi bangunan rumah karena berada di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan. Untuk
konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup
atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri
dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui
kolom dan atau balok. Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan
dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua
lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.

[Date]
18
2

Gambar 9.Atap ringan

3.2.3.2 Pembagian Struktur Atap

A. Komponen Penyusun Atap

Tiga komponen penyusun atap:

1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);

[Date]
19
2

2. penutup atap (genteng,polikarbonat);

3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang).

1. Struktur Atap

Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap.
Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan
beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari
kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan
posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan
lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu. Penopang rangka atap
adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda
berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas
kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom
struktur untuk  mengalirakan beban ke tanah. Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:

1. struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu.

2. kuda-kuda dan rangka kayu.

3. struktur baja konvensional.

4. struktur baja ringan.

Atap dan bagian-bagiannya:

1. jurai dalam

Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,dan
terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.

2. jurai luar

Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,terdapat
pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.

3. bubungan (nok)

Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah
bangunan.

4. Gording

Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan
untuk kasau dan balok jurai dalam.

[Date]
20
2

5. Kasau

Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.

6. Reng

Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya
melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi
lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng
tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit
reng sehingga biaya pun lebih hemat.

2. Penutup Atap

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah
ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan
bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya
adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan
terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah.
Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-
kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.

3. Komponen pelengkap

Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.

1. Talang

Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang. Talang
dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.

2. Lisplang

Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan kasau.
Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada
kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut
agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar
dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat
rapi oleh kehadiran lisplang.  

[Date]
21
2

 3.2.3.3 Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim Dan tahan terhadap gempa

Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim
menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi
atap/bangunan. Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang
melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu,sebuah atap harus
benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap. Mengacu pada
kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material,bentuk/ukuran,dan
teknik pengerjaan.

A. Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap

Penentuan material tergantung pada selera penghuni,namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar
sebuah struktur yaitu harus kuat,presisi,cukup ringan,dan tidak over design. Atap yang kuat harus
mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.

Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu:

1. beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan penutup atap),

2. beban angin tekan dan angin hisap,dan

3. beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan).

Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan.

B. Bentuk & ukuran

Dibandingkan hujan dan panas,angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan demi
menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara lain:penutup atap yg
terbang,gording terlepas,kuda-kuda terangkat,dan kolom kayu bergeser atau terangkat. Atap yang baik
adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap

bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada
bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih
ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan
beban angin yg rendah adalah antara 10°-30°. Untuk sudut yang lebih besar dari dari 30°,perlu kekuatan
yg lebih baik dan penutup yg sesuai.

[Date]
22

Anda mungkin juga menyukai