Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 TERAPAN IPS SD

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Shasliani, S.Pd., M.Pd.

“Problem Based Learning”

Oleh:

A. FATIMAH NURHIKMAH

1947142029

C19.F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KAMPUS V PAREPARE

2021
A. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Video pertama berisi penjelasan terkait salah satu model pembelajaran
dalam PBM di kelas, yaitu Problem Based Learning. Adapun poin-poin
penting terkait pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.
.
B. Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dalam K-13 kebanyakan dilaksanakan dengan proses
pendekatan saintifik. Pendekatan ini digunakan untuk dapat memenuhi
Standar Pendidikan Nasional yang meliputi standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidik dan tenaga kerja kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Pendekatan saintifik sendiri memiliki kriteria berupa materi pembelajaran
yang berdasarkan pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika berpikir ilmiah atau penalaran, bukan dengan kira-kira. Dengan
demikian, diharapkan pembelajaran dapat terbebas dari prasangka-prasangka
yang tidak berlandaskan proses ilmiah, pandangan subjektif, ataupun
penalaran yang menyimpang dari sifat ilmiahnya, yakni kelogisan.
Pembelajaran saintifik menuntun siswa untuk dapat berpikir kritis dan
analitis untuk dapat mengidentifikasi dan memahami, memecahkan masalah,
serta dapat mengaplikasikan materi pembelajaran dalam kehidupan dan
lingkungannya.
Sebagai dasar pertimbangan utama, dalam pendekatan saintifik diperlukan
adanya unsur keseimbangan antara soft skill dan hard skill. Pada jenjang SD,
yang diterapkan dalam kurikulum sebelumnya adalah lebih banyak
mengembangkan ranah knowledge atau pengetahuan, sementara keterampilan
dan sikap siswa dikesampingkan. Dalam pendekatan saintifik, ketiganya
diarahkan agar dapat seimbang dan selaras.
Esensi dari pendekatan saintifik sendiri ada beberapa macam, yakni yang
pertama adalah siswa diharapkan merujuk pada teknik investigasi atas suatu
fenomena atau gejala tertentu, dapat memperoleh pengetahuan baru, serta
memadukan pengetahuan yang diperolehnya dengan pengetahuan yang telah
dia miliki serta pengalaman yang dimilikinya.
Kemudian, yang kedua dalam esensi pendekatan saintifik lebih
menekankan pada penalaran induktif yang mengamati objek secara
keseluruhan kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan yang mereka
lakukan. Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat bereksperimen, observasi,
dan membuat proyeknya dengan bimbingan guru.
Selain beberapa hal di atas, pendekatan saintifik juga menekankan pada
keaktifan siswa dan menjadikan siswa tidak hanya memahami materi secara
teoritis, namun juga dapat membangun sendiri pengetahuannya dan dapat
mempraktikkan ilmu yang dia peroleh dalam lingkungannya. Dengan kata
lain, pembelajaran yang diajarkan pada siswa dikaitkan dengan pengalaman
siswa dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai