Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BESAR 1

SALESMANSHIP

DOSEN PENGAMPU

Nurul Komara Fajrin, MM

DISUSUN OLEH :

1. IRHAM FATOMY (43119010076 )


2. MADU AZZAHRA AL ISLAMY ( 43119010085 )
3. MYRTHA PUSPITASARI ( 43119010090 )

JENIS PRODUK :

KERIPIK TEMPE

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa
ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, kami penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Terima Kasih.

Jakarta, 14 April 2021


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tempe adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari Indonesia, tempe
terbuat dari kacang kedelai yang telah mengalami fermentasi. Tempe memiliki rasa yang
lezat dan disukai oleh banyak golongan masyarakat. Salin itu, tempe juga memiliki harga
yang relaitf murah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat ekonomi lemah. Tempe
memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama kandungan proteinnya. Protein dalam tempe
sebanding dengan protein dalam daging.
Pada olahan kacang-kacangan seperti tempe, salah satu asam amino esensial yang
cukup berperan yaitu lisin. Lisin adalah salah satu asam amino yang sangat raktif, karena
mengandung group amino bebas yang dapat berkaitan dengan senyawa-senyawa lain, reaksi
lisin dengan senyawa lain dapat mengakibatkan lisin tersebut tidak dapat diserap dan
digunakan oleh tubuh. Hal ini dianggap merugikan, karena lisin merupakan salah satu asam
amino esensial, dan juga seringkali menjadi asam amino pembatas protein nabati, terutama
serealia dan kacang-kacangan.
Semakin tinggi kandungan protein dalam makanan maka akan semakin meningkatkan
asupan protein dalam tubuh. Tempe biasanya dijadikan lauk dan tidak jarang juga dimakan
sebagai cemilan. Olahan berbahan tempe yang sering ditemui yaitu seperti tempe goreng,
tempe mendoan, tempe bacem, tumis tempe, dan keripik tempe.
Keripik tempe adalah tempe yang diiris-iris tipis, kemudia digoreng kering dan renyah.
Berbeda dari keripik tempe biasanya yang hanya memanfaatkan pembusukan kacang kedelai
hingga menjadi tempe. Keripik tempe ini dibuat dengan terlebih dahulu mencapur kacang
kedelai dan tepung sagu atau tapioka. Biasanya keripik tempe sagu disantap sebagai cemilan
maupun sebagai pengangganti kerupuk. Keripik tempe sagu pada umumnya hanya memiliki
satu jenis rasa dan dikemas sangat sederhana menggunakan palstik bening.

1.2 Rumusan Masalah


a. Menentukan Program Sales Force terhadap Produk / Jasa
b. Tahapan Personal Selling Process
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang menentukan program sales force terhadap produk / jasa
b. Mengetahui tahapan personal selling process
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menentukan Program Sales Force terhadap Produk / Jasa

sales force didefinisikan sebagai sebuah grup atau pegawai di perusahaan yang bertanggung
jawab dalam melakukan penjualan produk atau service, terutama dengan mengunjungi atau
menelpon pelanggan dan calon pelanggan. Secara singkat, dapat diartikan bahwa sales force
adalah tenaga penjualan.

meningkatnya loyalitas pelanggan maka akan terjadi penjualan yang berulang . Loyalitas
pelanggan juga tidak hanya akan meningkatkan nilai bisnis tetapi juga dapat menarik pelanggan
baru . Keinginan pelanggan dalam melakukan perbaikan terhadap pelayanan pelanggan
merupakan hal positif demi tercapainya peningkatan pendapatan bisnis.

Kondisi ini memicu binis untuk menerapkan penggunaan konsep marketing Customer
Relationship Management (CRM) yang berfokus pada pelayanan maksimal pada pelanggan.
Pelanggan merupakan aset penting yang tidak boleh lepas dari perusahaan, karena merekalah
yang berperan dalam menghidupi perusahaan. CRM merupakan proses membentuk dan
mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan.

Terdapat tujuan strategis dalam penerapan sistem informasi penjualan seperti meningkatkan
retensi pelanggan, meningkatkan hubungan dengan pelanggan, meningkatkan akuisisi pelanggan.

Penggunaan media sosial dapat menjadi cara yang paling efektif saat ini untuk terhubung
dengan pelanggan potensial, melakukan promosi sales campaign, dan menyediakan informasi
yang perlu diketahui pelanggan maupun calon pelanggan.

Fungsi ini dipermudah melalui integrasi dengan teknologi pendukung CRM, salah satunya
Whatsapp atau Instagram . Fitur pesan pada Whatsapp Business API atau instagram dan
berupa template message  membantu memberikan informasi umum dan FAQ (frequently asked
questions) kepada pelanggan.

2.2 Tahapan Personal Selling Process


Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan
dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan terwujudnya
penjualan produk. Menurut Swastha (2002:260), Personal Selling adalah interaksi antar
individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai,
atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling mentungkan dengan pihak lain.
Menurut Tjiptono (2000:224), Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap
muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membetnuk pemahaman terhadap produk sehingga mereka kemudian
akan mencoba membelinya.
Dari pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa personal selling merupakan
komunikasi dua arah secara tatap muka antara penjual dan calon pembeli untuk
memperkenalkan produk yang ditawarkan, sehingga dapat menguntungkan bagi kedua belah
pihak.

2.2.1 Prospecting & Qualifying


Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memilih prospek, mengidentifikasi
orang-orang yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Walaupun perusahaan
memberikan beberapa panduan, diperlukan keterampilan dari wiraniaga untuk
menemukan mereka. Wiraniaga bisa bertanya pada pelanggan lama. Wiraniaga dapat
membangun sumber-sumber referensi, seperti pemasok, agen, wiraniaga yang tidak
bersaing langsung, dan bankir.
Langkah pertama dalam proses penjualan usaha kami yaitu kami mengidentifikasi
beberapa konsumen yang kami pilih adalah dari kalangan pria dan wanita, remaja, orang
dewasa, serta orang tua juga dapat menikmatinya. Karena keripik tempe ini adalah
cemilan yang renyah dan juga bergizi, tidak sulit untuk mengunyahnya.

2.2.2 Planning the Sales Call – The Preappropach


Sebelum mengujungi seorang prospek, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin
tentang organisasi yang didatanginya itu (apa yang dibutuhkan organisasi itu, siapa yang
terlibat dalam pembelian) dan pembelinya (karakteristik dan gaya membeli). Langkah ini
dikenal dengan istilah prapendekatan.
Para konsumen sekarang sangat peduli tentang kesehatannya, sehingga mereka
mulai mencari-cari makanan atau minuman yang memiliki kandungan nilai gizinya.
Keripik tempe ini sangat cocok bagi siapa saja yang mulai peduli akan apa yang
dikonsumsinya. Karena keripik tempe ini terbuat dari bahan-bahan yang sehat dan
berkualitas.

2.2.3 Approaching the Prospect


Dalam langkah pendekatan, wiraniaga harus mengetahui bagaimana cara untuk
menemui dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan untuk merintis awalan yang
baik. Langkah ini melibatkan penampilan wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan
penjelasan lanjutan.
Kami menemui para pelanggan dengan cara Door to Door yaitu menemui langsung
pelanggan sehingga dapat berbicara langsung tentang keripik tempe ini serta memberikan
taster terlebih dahulu sebelum pelanggan ingin membelinya. Kami juga memberi sedikit
penjelasan bahwa keripik tempe ini mengandung manfaat didalamnya, seperti sumber
protein, sumber kalsium, sumber vitamin B12, mengandung antioksidan, dan
mengandung antiinflamasi. Sehingga tidak perlu khawatir jika ingin mengkonsumsi
keripik tempe, karena keripik ini tidak mengandung bahan-bahan yang bahaya.

2.2.4 Sales Prensentation / Demonstration


Selama langkah presentasi dari proses penjualan, wiraniaga mengisahkan “riwayat”
produk kepada pembeli, menunjukkan bagaimana produk akan menghasilkan atau
menghemat uang. Menggunakan pendekatan kepuasan kebutuhan, wiraniaga mulai
dengan pencarian kebutuhan pelanggan yang bisa didapatkan dengan membiarkan
pelanggan banyak berbicara. Untuk itu, wiraniaga mesti mempunyai kemampuan
mendengarkan dan memecahkan masalah dengan baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi pemasaran keripik tempe dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengelola keripik
tempe melakukan manajemen permodalan, melakukan manajemen bahan baku keripik tempe,
melakukan manajemen produksi keripik tempe, dan melakukan manajemen pemasaran,
pengelolaan usaha tersebut dilakukan dengan manajemen yang signifikan dan saling melengkapi.

Dampak pengelolaan keripik tempe mempunyai dampak positif terhadap masyarakat sekitar yang ada.
Dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: pengelolaan keripik tempe dapat menciptakan
lapangan pekerjaan, usaha pengelolaan keripik tempe dapat mengurangi jumlah pengangguran dan
pengelolaan keripik tempe dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

3.2 Saran

Peranan usaha kecil merupakan komponen yang sangat penting dan mempunyai nilai yang
sangat strategis dalam pengembangan perekonomian nasional. Suatu keharusan bahwa upaya
pengembangan industri kecil dan menengah tumbuh sebagai komponen dunia usaha yang kuat,
efesien dan mandiri serta mampu memberikan sumbangan yang besar dalam perekonomian
nasional.
DAFTAR PUSTAKA

R Yuniar. 2015. http://eprints.polsri.ac.id/2486/3/BAB%20II.pdf. (diakses pada 14 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai