Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Definisi akad murabahah.................................................................... 3
B. Jenis – jenis akad murabahah............................................................. 3
C. Dasar hukum akad murabahah........................................................... 5
D. Perlakuan akuntansi murabahah menurut psak 102........................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................... 9
A. Kesimpulan......................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islam adalah agama yang universal. Islam agama yang mengatur
segala aspek kehidupan manusia, secara garis besar islam mengatur dua
bagian pokok, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah adalah Hubungan secara
vertikal, Yakni mengatur manusia dalam berhubungan kepada Allah swt
sebagai tuhannya. Sedangkan muamalah ialah hubungan secara horizontal,
yakni kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antara manusia dengan
manusia yang meliputi aspek ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah
pembiayaan murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu
produk pembiayaan di perbankan syariah yang paling mendominasi dan
banyak diminati oleh masyarakat indonesia.
Dalam pembiayaan murabahah diperlukan adanya perlakuan
akuntansi, perlakuan akuntansi merupakan sistem akuntansi untuk melihat
bagaimana proses pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai
sistem jual beli dari pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang
dipakai lembaga keuangan syariah. Sedangkan manfaat dari perlakuan
akuntansi akan berdampak pada laporan keuangan syariah yang disajikan
sesuai dengan PSAK No. 101 yang digunakan untuk mengukur kinerja
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dan berguna untuk
pengambilan keputusan.
Akuntansi adalah sebuah identifikasi transaksi yang terjadi kemudian
diikuti dengan kegiatan pencatatan, pengelolahan, serta pengikthisaran
transaksi yang terjadi sehingga menghasilkan laporan keuangan yang
nantinya dapat diambil sebagai pertimbangan untuk menganbil sebuah
keputusan.Akuntansi  sering juga disebut sebagai seni pencatatan informasi
tentang transaksi-transaksi yang terjadi pada suatau lembaga atau organisasi.

1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan. Maka
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.:
1. Apa definisi akad murabahah?
2. Apa saja jenis – jenis akad murabahah?
3. Apa saja dasar hukum akad murabahah?
4. Bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas. maka tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa definisi akad mudharabah?

2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis akad murabahah?

3. Untuk mengetahui apa saja dasar hukum akad murabahah?

4. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi murabahah menurut


PSAK 102?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Akad Murabahah


Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang
berarti kelebihan dan tambahan (keuntungan), atau murabahah juga berarti
Al-Irbaah karena salah satu dari dua orang yang bertransaksi memberikan
keuntungan kepada yang lainnya. sedangkan secara istilah, Bai’ul
murabahah adalah transaksi jual-beli barang dengan menegaskan harga
perolehan dan margin keuntungan kepada pembeli, Keuntungan diperoleh
atas kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Menurut Para ahli hukum Islam dalam mendefinisikan bai’ al-murabahah
sebagai berikut :

Abd ar-Rahman al-Jaziri mendefinisikan bai’ al-murabahah sebagai


menjual barang dengan harga pokok beserta keuntungan dengan syarat-
syarat tertentu.
Ibn Rusyd filosof dan ahli hukum Maliki mendefinisikannya sebagai jual-
beli di mana penjual menjelaskan kepada pembeli harga pokok barang yang
dibelinya dan meminta suatu margin keuntungan kepada pembeli.
Dengan demikian, dapat disimpulkan jual-beli murabahah adalah
suatu bentuk jual beli di mana penjual memberi tahu kepada pembeli
tentang harga pokok (modal) barang dan pembeli membelinya berdasarkan
harga pokok tersebut kemudian memberikan margin keuntungan kepada
penjual sesuai dengan kesepakatan beserta dengan syarat – syarat tertentu.
Tentang “keuntungan yang disepakati”, penjual harus memberi tahu pembeli
tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang
ditambahkan pada biaya tersebut.
B. Jenis-jenis Akad Murabahah
Menurut Wasilah (2013), jenis – jenis akad murabahah sebagai berikut:
1. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)

3
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pesanan dari pembeli. Pada bank syariah, bank baru akan
melakukan transaksi murabahah atau jual beli apa bila ada nasabah yang
memesan barang sehingga penyediaan barang baru di lakukan jika ada
pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau
terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.
Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat dan tidak mengikat
pembeli untuk membeli barang pesananya, kalau bersifat mengikat maka
pembeli harus membeli barang pesanannya dan tidak dapat membatalkan
pesananya . jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual dalam
murabahah pesanan mengikat, mangalami penurunan nilai sebelum
diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban
penjual dan akan mengurangi nilai akad.
Keterangan :

a. Melakukan akad murabahah

b. Penjual memesan dan membeli pada supplier/produsen

c. Barang diserahkan dari produsen

d. Barang diserahkan kepada pembeli

e. Pembayaran dilakukan oleh pembeli

2. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat, dimana pembeli langsung


membeli barang dagang yang telah tersedia untuk dijual oleh si penjual. Pada
bank syariah Barang yang di sediakan oleh pihak bank adalah merupakan menjadi
tanggung jawab dari pihak bank itu sendiri sebagai penjual.

Dimana bank syariah menyediakan barang ataupun persediaan barang


yang akan diperjual belikan dilakukan tanpa memperhatikan ada nasabah yang
membeli atau tidak. Sehingga proses pengadaan barang dilakukan sebelum
transaksi jual beli murabahah dilakukan.

4
Keterangan :
a. Melakukan akad murabahah

b. Barang diserahkan kepada pembeli

c. Pembayaran dilakukan oleh pembeli

Adapun Rukun Transaksi Murabahah Yaitu:

a. Subjek Akad (penjual dan pembeli)

b. Objek Akad (barang atau produk yang di transaksikan)

c. Ijab Qobul (ucapan serah terimah oleh pelaku transaksi)

C. Sumber Hukum Akad Murabahah


a. Al-Quran
 Surat An-Nisa’ Ayat 29

‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم‬ ِ َ‫يَا أَ ُّيهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِب ْالب‬
َ ‫اط ِل ِإاَّل أَ ْن تَ ُكونَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً ع َْن ت ََر‬
‫ۚ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ ِب ُك ْم َر ِحي ًما‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

 Surat Al-Baqarah Ayat 275

‫ ُع‬v‫ا ْالبَ ْي‬vv‫الُوا ِإنَّ َم‬vَ‫أَنَّهُ ْم ق‬vv‫كَ ِب‬vvِ‫طانُ ِمنَ ْال َمسِّ ۚ ٰ َذل‬
َ ‫الَّ ِذينَ يَأْ ُكلُونَ الرِّ بَا اَل يَقُو ُمونَ ِإاَّل َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ال َّش ْي‬
ۖ ِ ‫ ُرهُ ِإلَى هَّللا‬v‫لَفَ َوأَ ْم‬v‫ا َس‬vv‫هُ َم‬vَ‫ا ْنتَهَ ٰى فَل‬vvَ‫ظةٌ ِم ْن َربِّ ِه ف‬ َ ‫ِم ْث ُل الرِّ بَا ۗ َوأَ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا ۚ فَ َم ْن َجا َءهُ َموْ ِع‬
ٰ ُ
ِ َّ‫َو َم ْن عَا َد فَأولَ ِئكَ أَصْ َحابُ الن‬
َ‫ار ۖ ه ُْم ِفي َها خَا ِل ُدون‬

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

5
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

b. Al – Hadis

Dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda:


“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al Baihaqi,
Ibnu Majah, dan shahih menurut Ibnu Hibban).
Rasulullah saw bersabda, ” Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual
beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah dari
Shuhaib).
” Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan
membeli serta di dalam menagih haknya” (Dari Abu Hurairah).
” orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba
Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.” (HR Muslim).

6
”Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan
harga diri dan pemberian sangsi kepadanya” (HR Abu Dawud, Ibn Majah, dan
Ahmad).
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman.” (HR Bukhari & Muslim). ”Sumpah itu melariskan barang dagangan,
akan tetapi menghapus keberkahannya” (HR Al Bukhari).

c. Al-Ijma

Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada
yang mengingkarinya, ini berarti para ulama menyetujuinya.
d. Kaidah Fiqh, yang menyatakan:

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
e. Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN-
MUI/IV/2000, tentang MURABAHAH.

D. Perlakuan akuntansi murabahah menurut PSAK 102

PSAK 105 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan


pengungkapan transaksi mudharabah. Pernyataan ini diterapkan untuk entitas
yang melakukan transaksi mudharabah  baik sebagai pemilik dana (shahibul
maal) maupun pengelola dana (mudharib).

Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas


obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
akad mudharabah. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di
mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung
oleh pemilik dana.

7
Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai
investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas
kepada pengelola dana.

Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui


sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas
yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur
sebesar nilai tercatatnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bai’ul murabahah adalah transaksi jual-beli barang dengan menegaskan harga


perolehan dan margin keuntungan kepada pembeli, Keuntungan diperoleh atas
kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Jenis akad murabahah ada 2 yaitu, murabahah dengan pesanan dan murabahah
tanpa pesanan. Adapun rukun transaksi murabahah yaitu: Subjek akad, objek akad,
dan ijab qabul.

Dasar hukum akad murabahah yaitu, alquran, hadis, ijma, kaedah fiqh, dan
fatwa dewan syariah.

Adapun perlakuan akuntansi murabahah sebagai berikut:

Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai


investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada
pengelola dana.

Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai


dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Adi Warman Azram karim, Bank Islam, analisis fiqh dan keuangan, Jakarta:
IIIT Indonesia, 2003.
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya. Surabaya : Al-Hidayah,
2002.
http://pasca.unisba.ac.id/akad-murabahah-dan-implementasinya-padasyariah-
dihubungkan-dengan-kebolehan-praktek-murabahah-menurutpara-ulama/ Hendi
Suhendi, M. Si, Fiqh Muamalah,Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002. Nurhayati,
Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Sami Hasan Hamud, Tathwîr al- A’mâl al-Mashrafiyah Bimâ Yattafiq al-Syarî ’
ah al-Islâmiyah , Aman: Mathba’ah al-Syarq, 1992.
Harahap, Sofyan Syafri, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan
Syariah, E – Book, Cet – 4, Jakarta: LPFE Usakti, 2010.
Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, Yogyakarta, Jakarta: IAI, 2005

10

Anda mungkin juga menyukai