Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342609463

Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Ekspor-Impor Sebagai Pendapatan Negara


Indonesia

Article · July 2020


DOI: 10.36420/freakonomics.v1i1.30

CITATIONS READS

0 860

4 authors, including:

Ridan Muhtadi
Airlangga University
18 PUBLICATIONS   12 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ridan Muhtadi on 04 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Ekspor-Impor Sebagai
Pendapatan Negara Indonesia

Marsam, Ridan Muhtadi, Mansur, Moh. Syafik


Program Studi Ekonomi Syariah, STAI Miftahul Ulum Pamekasan
marsamsaja@gmail.com ridanmuhtadi@gmail.com

Abstrak
Islam sebagai Agama yang sempurna (kaffah) dan Syumul telah mengatur beberapa hal
yang berkaitan dengan Muamalah salah satu diantaranya berkaitan dengan
Perdagangan Internasional dibidang Ekspor-Impor. Ketika dizaman yang penuh
dengan Globalisasi seperti saat ini menuntut banyak negara untuk bisa melakukan
akses transaksi ekspor-impor dalam memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan
tersebut menjadi masalah Muamalah yang harus disandarkan pada kemaslahatan
manusia. Karya tulis ilmiah ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif-analitis untuk menggambarkan fakta dan karakteristik masalah
ekspor-impor yang ditinjau dari teori ekonomi Islam. Sumber data yang digunakan
ialah data sekunder berupa laporan ekspor-impor yang di publikasikan oleh Badan
Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan beserta beberapa dokumentasi, buku,
dan penelitian-penelitian terkait. Hasilnya menjelaskan bahwa perdagangan menjadi
penopang utama dalam perekonomian sebuah negara, begitupun dengan konsep yang
ada dalam ekonomi Islam. Peningkatan ekonomi suatu negara dilihat dari transaksi
perdagangan intersional dalam hal ekspor-impornya. Sedangkan yang terjadi di
Indonesia pratik perdagangan luar negeri khususnya ekspor-impor belum
berkontribusi besar dalam pendapatan, neraca perdagangannya negatif. Seharusnya
neraca perdagangan yang baik menurut teori ekonomi Islam dalam sektor ekspor
utamanya pada komoditas yang bisa diperbaharui (renewable), sedangkan dalam sektor
impor utamanya berupa komoditas yang mampu terpenuhinya maqashid syariah pada
masyarakat Indonesia.
Kata Kunci: Ekonomi Islam, Ekspor-Impor, dan Pendapatan Negara

Abstract
Islam as a perfect religion (kaffah) and Syumul has arranged several matters relating
to Muamalah, one of which is related to International Trade in the field of Export-
Import. When an era full of globalization as it is today requires many countries to be
able to access export-import transactions in meeting their needs. Each of these
activities becomes Muamalah's problem which must rely on human benefit. This
scientific paper uses a qualitative approach to the type of descriptive-analytical
research to illustrate the facts and characteristics of the export-import problem in
terms of Islamic economic theory. The data source used is secondary data in the
form of export-import reports published by the Central Statistics Agency and the
Ministry of Trade along with some related documentation, books, and studies. The
results explain that trade is the main pillar in a country's economy, as well as the
concepts in Islamic economics. The economic improvement of a country can be seen
from the intersional trade transactions in terms of export-import. Whereas what
happened in Indonesia was that foreign trade, especially export-import, had not
contributed significantly to income, the trade balance was negative. A good trade
balance according to Islamic economic theory in the export sector is primarily in
commodities that can be renewed, whereas in the import sector it is mainly in the
form of commodities capable of fulfilling Islamic maqashid in Indonesian society.
Keywords: Islamic Economy, Export-Import, and State Revenue

Pendahuluan
Allah SWT memerintahkan kepada hambahamba-Nya untuk mencari rezeki
baik di daerahnya maupun ke daerah/negara lain dan keseluruh penjuru dunia. Hal
tersebut sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al Jumua'h: 10

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

dan Al Mulk: 15.

Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-
lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa perdagangan internasional adalah


sebuah keniscayaan, perdagangan internasional adalah perdagangan antar negara yang
melintasi bata-batas suatu negara. Perdagangan internasional termasuk dalam masalah
muamalah dan asal dalam muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang
mengharamkannya. 1 Perdagangan internasional sejak dahulu kala sudah dilakukan
oleh semua manusia dan bangsa. Salah satu potret perdagangan internasional yang
dicatat oleh Al-Quran adalah perdagangan Qurais dan karena kehebatan perdagangan
Suku Quraisy tersebut Al-Quran mengabadikan aktivitas perdagangan mereka
sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al-Quraisy. Mereka dengan segala
keterbatasan sumber daya alam di negeri mereka telah mampu menjadi pemain global
dalam perdagangan internasional. Mereka biasanya melakukan aktivitas perdagangan
internasional pada musim dingin (Al-syita) dan musim panas (Al-shaif). Pada musim
dingin, mereka melakukan perdagangan internasional ke daerah Yaman, sedangkan
pada musim panas ke daerah Syam. Karena tidak mungkin sebuah bangsa dapat
memenuhi kebutuhan negerinya secara langsung dan Allah SWT menciptakan pada
setiap daerah dan negara keunggulan dan keterbatasan.Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Allah SWT dalam QS. Fushilat ayat 10:

Artinya: Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)
nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam memiliki dimensi
yang amat luas yang meliputi semua aspek kehidupan. Pengakuan sebagai muslim
tidak akan cukup untuk membuktikan bahwa Islam merupakan rahmat yang berisikan
berbagai solusi yang tepat, tegas dan tuntas. Tetapi yang diperlukan adalah sikap
sebagai mukmin yang yakin akan solusi yang dibawa oleh Islam. Kondisi yang kita
saksikan dan kita rasakan masa kini adalah bahwa seolah-olah Islam tidak lagi menjadi
solusi bagi setiap problematika kehidupan, sehingga kita atau kebanyakan kaum
muslimin mencari berbagai solusi yang datangnya dari bangsa yang tidak dapat

1Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh; Sejarah dan Kaidah-Kaidah Asasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002 hal 135
menyelesaikan masalahnya, bahkan mereka sendiri belum tentu dapat memahami
eksistensi dirinya dengan benar. 2
Islam menjadi Master Piece, yaitu selain merubah pola pikir dan kondisi umat,
tetapi juga memberikan tauladan yang indah. Tauladan itu mencakup prinsip ajaran,
prilaku, sistem kemasyarakatan, pemerintahan dan termasuk pula urusan hubungan
internasional. Prinsip ajaran dikodifikasi dalam Al-Qur’an dan As Sunnah yang ditulis
dalam mushaf Al-Qur’an dan kitab hadits yang isinya disebut sebagai syari’at Islam
atau hukum Islam.
Menjadi suatu kebutuhan bahwa ketika syari’at Islam itu akan diterapkan,
maka diperlukan kodifikasi hukum Islam. Ada beberapa pendapat mengenai cakupa n
dari lapangan hukum Islam yang telah dirintis dari masa lampau oleh fuqaha (ahli
hukum Islam). Secara umum bahwa lapangan hukum Islam mencakup ibadah,
hukum keluarga, hukum privat, hukum pidana, siyasah syar’iyyah dan hukum
internasional terutama pada aspek perdagangan internasional terutama bidang
ekspor-impor.
Aspek perdagangan internasional terutama dibidang ekspor-impor yang akan
menjadi topik bahasan pada karya tulis ilmiah ini. Tujuaannya adalah untuk
mengetahui tentang tinjauan ekonomi islam terhadap ekspor-impor sebagai
pendapatan negara Indonesia.

Metodologi Penulisan
Jenis Karya ilmiah ini secara keseluruhan merupakan jenis karya tulis
deskriptif-analitis (descriptive-analistic research) dengan penelitian kualitatif, yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari
orang-orang dan perilaku yang diamati, didukung dengan studi literatur atau studi
kepustakaan berdasarkan pendalaman kajian pustaka berupa data dan angka, sehingga
realitas dapat dipahami dengan baik. 3
Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tentang perdagangan
internasional khususnya transaksi ekspor-impor Negara Republik Indonesia sebagai
bagian dari pendapatan negara. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dipublikasi atau tidak

2 Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Bandung: Teraju Mizan,
2004 hal 51
3 Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Rosdakarya, 2003 hal 05
terpublikasi. 4 diperoleh dari publikasi statistik secara time series tahun 2012-2016 di
situs resmi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara penelitian studi kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari,
mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur.
Sehingga data-data akan digambarkan dengan kata-kata tertulis untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi.

Pembahasan
Secara umum perdagangan internasional merupakan sarana untuk melakukan
pertukaran baik barang maupun jasa, dan lalu lintas keuangan internasional. Dalam
beberapa dekade terakhir, perdagangan internasional telah tumbuh dan berkembang
secara drastis dan dalam ukuran yang besar. 5 Hal ini disebabkan oleh adanya
kerjasama yang dilakukan oleh berbagai negara 6, untuk menghilangkan proteksi
perdagangan dan adanya keinginan untuk mempromosikan perdagangan barang dan
jasa secara bebas. Ditambah lagi dengan adanya perubahan dalam lingkup
internasional yang menuntut terus terjadinya perubahan dan inovasi dalam aktifi tas
perdagangan internasional.
Perdagangan internasional merupakan elemen penting dari proses globalisasi.
Dengan demikian, perdagangan internasional bisa membuat pergi ke negara lain
dimana saja untuk mendatangkan komoditi tertentu dan melakukan transaksi
pembelian komoditi tersebut untuk bisa dibawa ke negaranya dan diberi harga untuk
komoditi itu. 7 Membuka perdagangan dengan berbagai negara di dunia akan
memberikan keuntungan dan membawa pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik
secara langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan terhadap alokasi sumber daya dan
efesiensi, maupun secara tidak lansung berupa naiknya tingkat investasi. Setiap
bentuk hambatan dan proteksi merupakan sumber distorsi pada perdagangan
internasional yang harus dihindari dan dihapuskan.

4 Indrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta: BPFE, 2002 hal 147
5 Paul R.Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan, pent.

Faisal H. Basri. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Cet ke 7, hal 1


6 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 hal 202
7 Taqiyuddin an-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam. Bogor: Al-Azhar Press, 2009 hal 321.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-
barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan
aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian, pengeluaran
agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan
pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan
nasional. 8
Bicara tentang impor, secara fisik, impor merupakan pembelian dan
pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian negara. Aliran
barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran aliran pengeluaran sektor
rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya
akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian, sejauh
mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional
tergantung pada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor. 9
Fungsi Impor berbeda sekali dengan ekspor, karena impor sangat
berhubungan dengan pendapatan nasional negara pengimpor. Permintaan impor
dipengaruhi oleh tingkat negara pengimpor, harga relatif (perbandingan antara harga
barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri dan harga barang-barang yang
dihasilkan diluar negeri) dan beberapa faktor lain seperti selera, kualitas produknya,
dan sebagainya.
Perdagangan internasional yang menyangkut dengan ekpor-impor
mempunyai peranan penting untuk ekonomi Indonesia. Terutama dalam ekspor
tersebut Indonesia akan memperoleh devisa yang bisa menjadi sumber pembiayaan
pembangunan. Hal ini akan menyebabkan sumber penerimaan devisa dari ekspor
akan meningkat dan bisa berkontribusi besar ikut meringankan neraca perdagangan.
Tidak hanya ekspor, impor pun juga memiliki kontribusi penting dalam ekonomi
bangsa. Dikarenakan akan menjadi penunjang kegiatan produksi dalam negeri apabila
membutuhkan impor barang dan jasa seperti bahan baku, barang modal, dan
teknologi yang belum dapat ataupun belum cukup diproduksi di dalam negeri. 10

8 Sadono Sukirno, op cit, hal 203


9 Ibid
10 R. Hendra Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia,

2005 hal 341


Setiap negara yang melakukan perdagangan ekspor dan impor dengan tujuan
untuk mencapai skala ekonomis. Maksudnya jika setiap negara hanya menghasilkan
sejumlah barang tertentu, maka negara tersebut dapat menghasilkan barang-barang
dengan skala yang lebih besar dan karenanya bisa lebih efisien dibandingkan jika
negara tersebut mencoba untuk memproduksi segala jenis barang. 11 Begitupun yang
ditunjukkan negara Indonesia, disetiap sektor dan sub sektor ada ya ng mampu
diproduksi sendiri dan ada yang tidak mampu untuk di produksi sendiri. Bisa dilihat
dari gambar perkembangan ekspor-impor Indonesia berdasarkan sektor dibawah ini.
Gambar
Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia Berdasarkan Sektor

Sumber: Kementerian Perindustrian

Gambar diatas memperlihatkan ekspor-impor Indonesia berdasarkan sektor


non migas lebih besar dari pada sektor migas. Sedangkan peran subsektor industri
terhadap ekspor-impor sektor non migas lebih besar untuk kegiatan industri
dibandingkan dari lainnya. Begitupun untuk peran sub sektor industri terhadap
ekspor-impor indonesia masih lebih besar porsinya untuk industri.

11 Paul R.Krugman, Op cit. hal 15


Tabel Ekspor-Impor

Tabel diatas menunjukkan trend yang terjadi pada ekspor-impor negara


Indonesia mengalami trend yang negatif dari tahun 2012-2016. Jadi di setiap
tahunnya mengalami penurunan baik di bidang ekpor-impor disektor minyak dan gas
maupun selain dari keduanya.

Analisa Ekonomi Islam pada Ekspor-Impor sebagai Pendapatan Negara


Indonesia
Urgensinya perdagangan pada tingkat dunia untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan saling melakukan pertukaran dagang dalam hal-hal yang
bermanfaat. Sebab Allah menjadikan sumber alam ini cukup untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan syarat mereka harus berkomitmen dengan cara yang
baik dan benar dalam mengeksplorasinya. 12
Sudah umum dikenal bahwa perdagangan merupakan induk keberuntungan.
Sejarah bangsa-bangsa di dunia juga memperlihatkan bagaimana dengan
berdagang dan berniaga, orang bisa menjadi kaya dan bangsa-bangsa
mendapatkan wilayah yang sangat luas di seluruh dunia ini. Dengan demikian,

12Jaribah bin Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006,
hal.544.
perdagangan merupakan pertanda baik dan kesejahteraan yang akan menjadi
tulang punggung untuk memperoleh kekayaan. 13Jika dilihat dalam konteks
ekonomi makro, perdagangan yang dimaksud tentu berkaitan dengan ekspor-
impor. Maka, tabel berikut ini akan menunjukkan kontribusi ekspor-impor
terhadap pendapatan negara.

Tabel Kontribusi Ekspor-Impor terhadap PDB Indonesia


Berdasarkan Harga Berlaku
Tahun 2012-2016
Time Series
Tahun PDB X M (X-M) (X-M)/PDB
(Triliun) (Persen)
2012 7.727 190.020 191.689 -1.669 -2,16
2013 8.156 182.551 186.628 -4.077 -5,0
2014 8.564 175.980 178.178 -2.198 -2,56
2015 8.982 150.366 142.694 7.672 8,54
2016 9.433 145.186 135.652 9.534 10,1
Sumber: BPS (Data diolah)

Dari tabel diatas terlihat bahwa kontribusi ekspor-impor terhadap PDB


Indonesia masih terbilang kecil bahkan neraca perdagangannya negatif, yakni
berkisar antara -5% hingga 10%. Bahkan pada tahun 2012-2014 minus,
kontribusi ekspor-impor terhadap PDB hanya sekitar -5% hingga -2,5%. Hal ini
mengindikasikan sebagian besar PDB yang diperoleh bukan berasal dari
perdagangan luar negeri.
Dalam hal ekspor-impor hendaknya suatu negara lebih memfokuskan diri
untuk melakukan perdagangan internasional pada sektor agribisnis dan beberapa
sumberdaya yang bisa diperbaharui. Negara yang dikaruniai lahan pertanian nan
subur dan luas laut membentang lebar, seperti Indonesia harus dapat
memutuskan untuk menjadikan pertanian dan maritim sebagai komoditi ekspor
utama. Sandaran kelembagaan ini di tingkat akar rumput menjamin untuk
tumbuh dan berkembangnya sektor ini. Sektor migas yang kini turut menjadi
andalan Indonesia dapat diarahkan kepada pengembangan sektor pertanian dan
maritim, sehingga hasilnya adalah peningkatan ekspor yang disertai dengan

13Afzalurrahman, Muhammad sebagai Seorang Pedagang, Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,


1995, hal. 26.
tersedianya sumber daya alam (renewable resources— seperti komoditas pertanian
dan kelautan).
Jika dianalisis dengan ekonomi makro Islam, seharusnya impor suatu negara
dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar
di suatu negara memerlukan kerjasama dengan negara lain. Pembagian
kebutuhan dasar mengacu pada pendapat Asy-Syatibi, yaitu: pertama,
Pemeliharaan iman, khususnya dan keagamaan dalam arti luas (ad-dien). Kedua,
Pemeliharaan pendidikan yang menjadikan dirinya berpotensi untuk mampu
bergaul dan berperan dalam masyarakatnya (al-‗aql). Ketiga, Pemeliharaan
kesehatan dan keamanan diri serta kemerdekaan untuk menyatakan pendapat
(an-nafs). Keempat, Pemeliharaan rumah tangga yang penuh kasih sayang dan
tanggap untuk menjaga kehormatannya (an-nasl). Kelima, Pemeliharaan atas
kecukupan sandang, pangan, papan, dan kekayaan lainnya yang mendukung
berlangsungnya pergaulan antar warga masyarakat (al-maal).
Setiap proses hubungan transaksi perdagangan internasional harus
memberikan kebermanfaatan sebesar-besarnya dan menjauhkan dari
kemudharatan bagi kaum muslim. Maka hubungan tersebut harus memenuhi
kaidah-kaidah seperti, kehalalan ditempat perdagangan, wilayah islam
diprioritaskan, adanya pengaturan untuk non-muslim, adanya perjanjian
perdagangan, dan negara Islam harus otoritas dalam pengaturan/pengawasan
hubungan ekonomi luar negeri, 14

Kesimpulan
Kontek makro suatu negara dalam perdagangan internasional dapat
berkontribusi pada tingkat pendapatan negara dan meningkatkan neraca pembayaran
suatu negara. Semakin positif berarti akan menunjukkan kesejahteraan pada negara
tersebut. Dalam lima tahun terakhir, Ekspor-impor Indonesia terhadap PDB masih
terbilang kecil. Ekspor-impor Indonesia masih banyak berorientasi pada pada industri
dan migas. Jika dilihat dari perspektif ekonomi Islam, sektor agribisnis, kemaritiman,
dan sumberdaya yang bisa diperbaharui menjadi fokusnya. Sebab hal itu berkaitan
untuk bisa tercapainya kemaslahatan bagi segenap rakyat.

14Jaribah bin Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa, 2006, hal.
547-569.
Indonesia hendaknya menata ulang kebijakan ekspor-impor guna
melindungi rakyatnya. Jangan membiarkan secara terus-menerus ada eksploitasi
untuk sektor migas, terutama dieksploitasi oleh warga negara asing. Sektor migas
yang menjadi andalan untuk ekspor negara Indonesia. Sedangkan untuk sektor impor
Indonesia, harus disesuaikan dengan pemenuhan kebutuhan bukan keinginan.
Dituntut pula peran tegas pemerintah untuk menekan tingkat penyelundupan barang-
barang yang bisa membawa mafsadat terhadap rakyat.

Daftar Pustaka
Afzalurrahman, 1995. Muhammad sebagai Seorang Pedagang, Jakarta: Yayasan Swarna
Bhumy

Indrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2002 hal 147

Jaribah bin Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, Jakarta: Khalifa,
2006, hal.544.

Kuntowijoyo, 2004. Islam sebagai Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Bandung:
Teraju Mizan

Mubarok Jaih, 2002. Kaidah Fiqh; Sejarah dan Kaidah-Kaidah Asasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Moleong, Lexy. 2003. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Rosdakarya,

Paul R.Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan,
pent. Faisal H. Basri. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Cet ke 7

R. Hendra Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2005 hal 341

Sadono Sukirno, 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Taqiyuddin an-Nabhani, 2009. Sistem Ekonomi Islam. Bogor: Al-Azhar Press.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai