Anda di halaman 1dari 3

Atalia Praratya, M.I.

Kom

Kita, Indonesia itu banyak bahasa, banyak agama, banyak suku tapi tetap 1 negara 1 bangsa.

Pancasila:
First, believe in God. Second, Nationality. Third, humanity. Fourth, democracy. Fifth, social
justice.

Indonesia sudah dijajah Belanda selama 350 Tahun dan 3,5 Tahun oleh Jepang. Karenanya harus
dipertahankan, dijaga dan dirawat oleh kita semua. Bukan hanya ideologi yang memecah belah
tapi agama pun bisa, seperti Pakistan dan Bangladesh.

Tujuan kita semua :


1. Mewujudkan Indonesia emas dengan Kompetitif.

2. Kita sebagai mahasiswa sebagai peredam, dari upaya pecah belah masyarakat.

Jika kita ingat telah terjadi di tahun 1998-Konflik antar Etnis, 1999-Konflik antar Agama, 2001-
Konflik antar Suku dan 2000an-Konflik antar Golongan Agama. Jadi segala sesuatu yang
bersifat perbedaan, maka setiap orang harus turun dan saling membantu.

Maka kita harus membangun Karakter yang sesuai seperti yang pertama, kita sebagai manusia
harus selalu bisa memberi manfaat, lalu biasakan untuk memposisikan dengan turun tangan,
bukan tunjuk tangan dan menggunakan agama sebagai panduan, setelah Karakter, kitapun harus
membangun Skill yang mumpuni seperti pahamnya teknologi 4.0 dan konsekuensinya, serta
menguasai bahasa Inggris dan belajar bisnis agar mandiri, Kitapun harus paham Politik agar
tidak mudah dibohongi, juga belajar ilmu sosial agar kita memiliki sifat empati dan belajar
Kepemimpinan serta Komunikasi agar tidak MisKom.

"Cinta itu akan tetap ada karena selalu dirawat. Termasuk cinta pada bangsa dan negara. Karena
itu pupuklah sedini mungkin hingga akarnya kuat dan tak mudah tergoyahkan"
- Atalia Praratya –
Dra. Maydian Wadiastuti, M. Si

Pancasila terkandung nilai luhur dan cita-cita bangsa dan dalam pengalaman dan pemahaman
kehidupan sehari-hari, maka dari itu jadikan pedoman serta penghayatan pancasila untuk diri.

Indonesia dibangun oleh perbedaan agama, ras, suku, dan budaya yang harus dikelola dengan
baik agar diberi kemanfaatan. Oleh karena itu, cara berpikir dan tingkah laku kita harus
mencerminkan pancasila.

Momentum-momentum untuk memajukan negara indonesia juga perlu diupayakan, dengan


diharuskan berpijak pada karakter bangsa yaitu pancasila.

Menjadi mahasiswa baru yang berjuang bersama dalam pandemi COVID-19 ini harus bersikap
kreatif inovatif untuk berkarya. Mengisi waktu luang dengan belajar serta ikut mengambil peran
menjadi contoh mahasiswa yang mengamalkan nilai nilai pancasila. Jika berpedoman pada
pancasila, mahasiswa Indonesia tidak hanya pintar tetapi sehat secara fisik dan mental.

Mahasiswa perempuan harus berani, maju, dan berjuang. Mewujudkan keseteraan gender baik
laki laki dan perempuan yang ada di lingkungan kampus, salah satu kerja sama responsif gender
yang bisa dilakukan.
Evan Saeful Rahman, S.H.

Sebagai mahasiswa harus menanamkan jiwa nasionalisme saat menjalankan perkuliahan. Harus
memiliki kepedulian yang sangat besar kepada negara kita. Pun pengusaha muda harus memiliki
rasa nasionalisme karena saat terjun di dunia pekerjaan itu sangat penting.

Pengusaha muda terlibat dengan negara, disebabkan oleh ekonomi Indonesia yang ketika
pandemi ini sangat sulit karena hal itu kita harus memiliki jiwa besar sebagai warga asli
Indonesia. Orang Indonesia yang sekolah di luar negeri pun harus memiliki rasa rasionalisme dan
nasionalisme yang tinggi.

Masa depan bangsa ada di generasi kita karena dalam membangun jiwa nasionalisme tidak bisa
hanya dengan bermain game, bukannya tidak boleh tetapi harus memikirkan yang dilakukannya
itu positif.

Kedepannya pun kita harus menjadi orang yang lebih mandiri dan keren. Coba untuk
menjalankan usaha dan harus mau mencintai produk yang ada di daerahnya masing-masing,
sehingga ide-ide yang muncul ketika akan membuka usaha sendiri tidak jauh akan ciri khas
daerahnya.

Mahasiswa baru yang tahun ini kelas online manfaatkan waktu kuliah daringnya, belajar hal-hal
baru seperti membuat usaha online dan mempromosikannya dengan memanfaatkan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai