Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330278993

Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 29,524

1 author:

Nena Yohanawati
Jakarta State University
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nena Yohanawati on 10 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam
Perspektif Pancasila
Nena Yohanawati

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Kelas : B 2017
nenayohanawati163@gmail.com

Dosen : Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd

Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran PPKn

Universitas Negeri Jakarta


Jalan. Rawamangun Muka Nomor 1 Jakarta Timur,DKI Jakarta, Indonesia

Indonesia memiliki berbagai suku yang tersebar diberbagai pulau, diera globalisasi ini
westernisasi dianggap salah satu hal yang dapat memudarkan budaya bangsa karena banyak
nilai-nilai barat yang masuk ke dalam nilai-nilai lokal. Dapat dipahami bahwa nilai budaya
sangat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian masyarakat yang dijadikan patokan dalam
bertingkah laku sehingga dapat hidup harmonis. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan
manusia adalah pendukung nilai sehingga manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai
yang diyakininya. Dalam filsafat ada yang disebut dengan nilai etika atau moral adalah nilai
baik dan buruk(Siregar & Nadiroh, 2016). Begitupun dengan Hak Asasi Manusia (HAM),
didalam HAM terdapat perilaku baik dan buruknya seseorang dalam segala tindakannya.

Hak Asasi Manusia memiliki nilai universal yang berarti tidak mengenal batas ruang
dan waktu. Artinya hak asasi merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras maupun golongan. Akan tetapi kenyataanya sangatlah
berbanding terbalik dengan yang dipaparkan selama ini mengenai Hak Asasi Manusia yang
memiliki nilai universal (Asnawi, 2012). Dalam penafsiran right to live (hak untuk hidup)
terdapat beberapa perbedaan setiap sudut pandang dari negara yang satu dengan negara lainnya,
sebagai contoh negara Islam dengan negara-negara bagian Barat.

Ideologi, kebudayaan dan nilai-nilai khas yang dimiliki setiap negara. Di Indonesia
dalam menegakan HAM dilakukan dengan berlandaskan kepada ideologi negara Indonesia
yaitu Pancasila. Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Pancasila dapat dikatagorikan menjadi tiga nilai, yaitu nilai ideal, nilai instrumental, dan nilai
praksis. Nilai Ideal disebut sebagai nilai yang berkaitan dengan arti dari ke-lima sila yang
terdapat di Pancasila. Nilai Instrumental merupakan pejabaran dari nilai-nilai yang terdapat
didalam Pancasila. Sedangkan Nilai Praktis merupakan sebuah realisasi nilai-nilai instrumental
yang dapat diambil dari pengalaman individu dalam menjalani kehidupannya. HAM dalam
Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya
yang merupakan hukum dasar, hukum yang konstitusional dan fundamental bagi negara
Republik Indonesia. Didalam rumusan yang terdapat di Pembukaan UUD alinea pertama
membuktikan adanya pengakuan Hak Asasi Manusia secara umum. Pancasila dan Hak Asasi
Manusia yang terdapat di Indonesia memiliki hubungan yang akn dijabarkan sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa

Didalam sila pertama ini, seluruh warga negara diberikan hak untuk memeluk
agamanya sesuai yang dikehendakinya, serta melaksanakan ibadah dan
menghormati perbedaan agama yang dianut dari setiap orang.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum
serta memiliki kewajiban dan hak yang sama untuk perlindungan undang-undang.
3. Sila Persatuan Indonesia
Didalam sila ke-3 ini adanya unsur pemersatu antar warga negara dan lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi
maupun golongannya.
4. Sila Kerakyaran yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Didalam sila ke-4 terdapat hal yang sangat utama yaitu dengan selalu melakukan
musyawarah agar menghasilkan mufakat dala penyelesaian masalah sehingga
seseorang tidak dibenarkan untuk mengambil keputusannya sendiri yang dapat
menggangu atau merugikan hak orang lain.
5. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Adaanya keadilan dalam penegakkan Hak Asasi Manusia yang ditujukan untuk
kepentingan umum tanpa adanya perbedaan atau diskriminasi antar golongan.
Akan tetapi pada kenyataanya walaupun ideologi bangsa Indonesia sangatlah relevan
dengan. Hak Asasi Manusia, banyak terjadi pelanggaran yang terjadi. Contoh kasus yang
terjadi ditahun 2016, ketika seorang ibu tega membunuh anak kandungnya sendiri. Kasus
ini terjadi didaerah Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Seorang ibu tega membunuh anak
kandungnya sendiri yang baru berusia 1 tahun. Ibu ini tega memutilasi tubuh anaknya,
sedangkan anak pertamanya berhasil kabur dan selamat walaupun terdapat luka-luka
ringan ditubuhnya. Penyebab yang melatarbelakangi kejadian ini ialah karena pelaku
merasa kesal terhadap ayah dari anak-anak tersebut, sehingga ia melampiaskannya kepada
anaknya. Padahal keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, keluarga dibentuk
dengan adanya perkawinan dan dalam perjalanannya akan ditemui berbagai kendala yang
akan menimbulkan konfllik antara suami dan istri. Dari berbagai konflik yang terjadi
dipasangan suami dan istri salah satu faktornya ialah faktor ekonomi (Hasanah & Nadiroh,
2017). Salah satu faktor inipun yang menyebabkan kasus diatas terjadi.

Terdapat berbagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus pelangaran


HAM, antara lain:

1) Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan, adanya rasa sikap bersatu dan sikap
nasionalisme sesuai dengan Pancasila yaitu sila ketiga membuat setiap orang memiliki
rasa yang erat satu sama lain.
2) Melakukan pengawasan penegakkan HAM, mengetahui siapa saja yang berwenang
untuk melakukan penindakan dan mengawasi jika terjadinya pelanggaran HAM.
3) Melakukan kegiatan sosialisasi langsung ke masyarakat tentang HAM.
4) Memberikan sanksi kepada seseorang yang melakukan pelanggaran HAM sesuai
dengan tindakannya.
Jadi, setiap manusia memang memiliki hak masing-masing, akan tetapi hak tersebut dibatasi
dengan hak orang lain. Untuk peneggakkan HAM itu sendiri memiliki hukuman yang beda-
beda dari setiap negara karen ditinjau kembali dari ideologi bangsanya.
Referensi:
Asnawi, H. (2012). Hak Asasi Manusia Islam dan Barat (Studi Kritik Hukum Pidana Islam
dan Hukuman Mati). Jurnal Supremasi Hukum, 1(1).
Hasanah, U., & Nadiroh, N. (2017). Pengaruh Diferensiasi Peran Dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Keinginan Ibu Mengatasi Masalah Lingkungan Keluarga. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan, 18(02), 1–26.
https://doi.org/10.21009/PLPB.182.01
Siregar, S. M., & Nadiroh (2016). Peran keluarga dalam menerapkan nilai budaya suku sasak
dalam memelihara lingkungan, 5(2), 30–42.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai