Tugas 13 PKN SD II Nurul Fhadillah
Tugas 13 PKN SD II Nurul Fhadillah
PEMBELAJARAN PKN SD II
TENTANG
Disusun Oleh :
Nurul Fhadillah
18129074
18 BKT 11
2020
A. BENTUK TES
Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar, seorang guru dapat
menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized test)
dan tes buatan guru sendiri (teacher-made test).
Achievement test yang biasa dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua
golongan, yakni tes lisan (oral tes) dan tes tertulis (writen tes). Tes tertulis dapat
dibagi atas tes essay dan tes objektif atau disebut juga short-answer test.
a. Tes Lisan
Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang
disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para siswanya tanpa
melalui media tulis. Pada kondisi tertentu, seperti jumlah siswa kecil (kelompok
siswa yang praktek laboratorium) atau sebagian siswa yang memerlukan tes
remedial, maka tes lisan dapat digunakan secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya
berfungsi sebagai tes pelengkap, setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan.
Tes lisan dilakukan melalui pertanyaan lisan untuk mengetahui daya serap siswa.
Tujuan tes lisan ini terutama untuk menilai:
1. Kemampuan memecahkan masalah
2. Proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat
3. Kemampuan menggunakan bahasa lisan
4. Kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang
dikemukakan.
b. Tes Tertulis
1. Test Essay
Secara ontology tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang
susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung
permasalahan dan menuntut jawaban siswa melui uraian-uraian kata yang
merefleksikan kemampuan berpikir siswa.
1) Cara Menyusun Tes Esai
Berikut adalah cara-cara dalam menyusun tes esai yang dimaksud.
b. Bagian yang kosong hendaknya hanya dapat diisi dengan satu jawaban yang
benar
c. Bagian yang dikosongkan terdiri dari satu kata kunci, atau kata pokok bukan
sembarang kata
Kelas :1
Mata Pelajaran : Matematika
Bentuk Soal : Uraian
Kd :
3.4.1 Menghitung banyak objek gabungan dua kelompok objek sejenis (bilangan 1
sampai dengan 10)
4.4.1 Menyelesaikan masalah dalam kehi dupan sehari-hari yang berkaitan dengan
penjumlahan (bilangan 1 sampai dengan 10)
Indikator :
3.4.1 Menghitung banyak objek gabungan dua kelompok objek sejenis (bilangan
1 sampai dengan 10)
SOAL :
1. Beni membeli 3 buah permen, kakak membeli 5 buah permen, jika digabungkan
berpakah jumlah permen Beni dan kakak?
2. Ibu membeli 5 butir telur untuk membuat kue, kemudian ibu menyurun Ani
membeli 4 butir telur lagi, berapa butirkah jumlah telur ibu sekarang?
2. Tes Objektif
Merupakan tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif yang
dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil jawaban tes. hal ini
memungkinkan tes untuk menjawab banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat.
1) Jenis Tes Objektif
Ada beberapa jenis tes objektif
a) Tes Objektif Pilihan Ganda
Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan
oleh para guru. Tes ini dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang
bervariasi. Item tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni
dilihat dari segi ojektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil
dengan siswa yang gagal.
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat.
Kelebihan bentuk soal pilihan ganda yaitu:
1. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur
hasil belajar siswa
2. Item tes pilihan ganda yang di konstruksi dengan intensif dapat mencakup
hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
3. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi
para siswa yang hendak dievaluasi.
3.9 Menelusuri tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks
fiksi.
SOAL :
Bacalah cerita berikut!
Matahari memancarkan sinarnya yang amat menyengat. Terik matahari yang panas
membuat Mimit bermalas-malasan. (Mimit adalah nama semut rangrang). Saat itu, ia
berjalan mondar-mandir ke sana dan ke mari, namun sebenarnya ia punya tujuan yang
sudah pasti. Mimit mencari makanan dengan bantuan daya
ciumnya yang hebat.
Ibu Mimit “Hati-hati Mimit. Ada got yang airnya sangat deras di sekitar sini”. Mimit tidak
mendengarkan peringatan ibunya. Upsss ....Mimit meloncat menjangkau makanan yang
nampak lezat di pinggir got.
Hmmm lezat nian potongan roti ini. Perut terasa penuh. Langkah kaki Mimit mundur dan
plung ..... Mimit terbawa arus air got. Ia raih akar di dinding got untuk berpegangan.
Upss ... berhasil namun kaki terbawa arus dan tak ada pijakan. “Tolong….tolong !”teriak
Mimit.
Tata, kakak Mimit mendengar teriakan Mimit. Ketika melihat adiknya bergelantungan di
atas arus deras, Tata lari ke rumah memanggil saudara-saudaranya untuk menolong Mimit.
“Cici, Kiki, Sasa, Rara ...ayo kita bersama-sama menolong Mimit. Bergegas mereka
menuju got tempat Mimit bergelantungan.Tata mengulurkan tangannya ke arah Mimit,
saudara-saudara yang lain memegang kaki Tata menahan jangan sampai ikut terjatuh.
Satu ... dua ... tiga ..., uhh akhirnya Mimit tertolong ditarik oleh keempat kakaknya
bersama-sama. Mimit kedinginan dan menyimpan rasa penyesalan yang dalam karena tidak
memperhatikan peringatan ibunya.
Tata mengajak saudara-saudaranya untuk menolong Mimit karena….
a. takut ikut terjatuh tanpa bantuan saudara-saudaranya
b. Mimit nampak ketakutan hampir hanyut terbawa arus
c. dinding got terlalu licin sehingga Mimit terpeleset
d. Mimit sudah hampir terhanyut dibawa arus air got
b) Tes Objektif Benar-Salah
Item tes benar-salah dibedakan menjadi dua macam bentuk yaitu, item tes bentuk
regular atau tidak dimodifikasi dan item tes bentuk modifikasi. Di bidang pendidikan
umum maupun kejuruan, item tes benar salah yang tidak dimodifikasi atau regular banyak
digunakan oleh para guru.
Salah satu alasannya adalah bahwa item tes benar salah jenis regular dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai tehnik untuk mengawali dimulainya
diskusi yang hangat, menarik dan bermakna. Item tes betul salah apabila dicermati secara
intensif , akan membawa peserta didik ke dalam diskusi isu-isu pembelajaran yang bergeser
sedikit menjadi problem solving.
a) Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan.
Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi
merupakan pernyataan yang salah.
Kelebihan betul salah yaitu;
1. Item tes betul salah memiliki karakteristik yang menguntungkan, yaitu mudah
dan cepat dalam menilai
2. Untuk item betul salah yang di konstruksi secara cermat, membawa implikasi
kepada peserta didik, yaitu waktu mengerjakan soal lebih cepat diselesaikan
3. Seperti bentuk tes objektif lainnya, item tes benar salah hasil akhir penilaian
dapat objektif
Kelemahan betul salah;
1. Mengonstruksi item tes betul salah pada umumnya diperlukan waktu yang
lebih lama jika dibandingkan dengan pembuatan tes esai
c. Dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
lebih luas.
Kelemahan bentuk soal menjodohkan
1. Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
2. Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-hal
yang berhubungan
CONTOH :
Tentukanlah pasangan dari jawaban dibawah ini dengan benar
9x7 40
8x5 28
7x4 63
Contoh:
Contoh Instrumen Observasi berupa rating scale, dalam rangka menilai sikap
peserta didik dalam mengikuti pengajaran pendidikan agama islam di sekolah:
Nama siswa : ……………………….
Kelas : ……………………….
No Kegiatan/aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1 Datang tepat pada waktunya
1. Angket
Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus
dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.
Angket atau kuesioner adalah merupakan suatu tehnik atau cara memahami siswa
dengan mengadakan komunikasi tertulis, dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh resonden secara tertulis juga.
Pada pokoknya angket dibagi menjadi dua, berdasarkan cara menjawab pertanyaan
dan bagaimana jawaban diberikan.
i. Angket terbuka, ialah angket yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Responden diberikan jawaban sebebas-bebasnya untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang disediakan.
iii. Angket terbuka dan tertutup, ialah angket yang pertanyaan-pertanyaan nya berupa
gabungan dari pertanyaan terbuka dan tertutup, baik dalam suatu item, maupun
dalam keseluruhan item. Pada umumnya angket ini banyak digunakan untuk
kepentingan bimbingan dan konseling.
(a) Petunjuk Pembuatan Angket
Petunjuk yang lebih teknis dalam membuat kuesioner adalah sebagai
berikut:
a. Mulai dengan pengantar yang isinya permohonan mengisi kuesioner sambil
dijelaskan maksud dan tujuannya.
d. Isi pertanyaan sebaiknya dibuat beberapa kategori atau bagian sesuai dengan
variabel yang diungkapkan sehingga mudah mengolahnya.
f. Hubungan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain harus dijaga
sehingga tampak logikanya dalam satu rangkaian yang sistematis.
3. Wawancara
Kompetensi evaluasi lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru sebagai evaluator
di bidang pendidikan adalah penggunaan evaluasi non tes dengan menggunakan tehnik
wawancara/interview.
Mengenai apa yang dimaksud dengan wawancara dalam evaluasi non tes. Johnson and
Johnson (Sukardi, 2008: 187), menyatakan sebagai berikut: “An interview is a personal
interaction between interviewer (teacher) and one or more interviwees (students) in which
verbal questions are asked”. Wawancara adalah interaksi pribadi antara pewawancara
(guru) dengan yang diwawancarai (siswa) di mana pertanyaan verbal diajukan kepada
mereka.
(a) Persyaratan Wawancara
Dalam wawancara ada beberapa persyaratan penting yang perlu diperhatikan:
1. Adanya interaksi atau tatap muka guru dengan siswa
d. Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) di atas, yakni
membuat pertanyaan yang berstruktur atau yang bebas
e. Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil
wawancara.
Pewawancara
Contoh:
Skala Penilaian
Penampilan Guru Mengajar
Nama guru : ………………………
Bidang studi yang diajarkan : ………………………
c. Tugas penilai hanya memberi tanda cek (V) dalam kolom rentangan nilai.
Penyusunan skala penilaian hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
i. Tentukan tujuan yang akan dicapai dari skala penilaian ini sehingga
jelas apa yang seharusnya dinilai.
ii. Berdasarkan tujuan tersebut, tentukan aspek atau variabel yang akan
diungkap melalui instrumen ini.
iii. Tetapkan bentuk rentangan nilai yang akan digunakan, misalnya nilai
angka atau kategori.
iv. Buatlah item-item pernyataan yang akan dinilai dalam kalimat yang
singkat tetapi bermakna secara logis dan sistematis.
Semantik Differensial
Skala differensial yaitu skala untuk mengukur sikap,tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda atau checklis, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang sangat
positif terletak dibagian kanan garis,dan jawaban negatif disebelah kiri garis, atau
sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala mantik differensial adalah data
interval. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki
seseorang. Sebagai contoh penggunaan skala semantik differensial ialah menilai gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
Prosedur Penyusunan Skala Sikap
Langkah-langkah penyusunan skala, menurut Nana Sudjana (1991: 81), pada umumnya
adalah:
a. Tentukan objek yang dituju, kemudian tetapkan variabel yang akan diukur
dengan skala tersebut
b. Lakukan analisis variabel tersebut menjadi beberapa subvariabel atau
dimensi variabel, lalu kembangkan indikator setiap dimensi tersebut
c. Dari setiap indikator, tentukan ruang lingkup pernyataan sikap yang
berkenaan dengan aspek kognisi, afeksi, dan konasi terhadap objek sikap.
d. Susunlah pernyataan untuk masing-masing aspek tersebut dalam dua
kategori yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif, secara seimbang
banyaknya.
Contoh:
Menurut Oemar Hamalik (1998: 82-84), antara lain: Misalnya menilai bagaimana sikap
siswa terhadap mata pelajaran matematika di sekolah.
Subvariabelnya adalah:
1) Sikap terhadap tujuan dan isi mata pelajaran matematika
2) Sikap terhadap cara mempelajari mata pelajaran matematika
3) Sikap terhadap guru mata pelajaran matematika
Setiap subvariabel tersebut kemudian dijabarkan indikator-indikatornya:
1) Paham dan yakin akan pentingnya tujuan dan isi matematika
4) Dst.
SKALA SIKAP
Jenis kelamin : …………………………………..
Umur : ………………………………….. tahun
Kelas/ semester : …………………………………..
Petunjuk:
Terhadap setiap pernyataan di bawah ini Anda diminta menilainya dengan cara memilih
salah satu di antara sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju.
……………………………
b. menentukan lingkup materi dan materi yang terkait dengan KD yang akan diuji;
e. menentukan level kognitif (L1 untuk tingkat kognitif C1 dan C2, L2 untuk tingkat C3,
dan L3 untuk tingkat kognitif C4, C5, dan C6); dan
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah
penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada
umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan
bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau
kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci
jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah,
ya/tidak), dan isian singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, Wiwik. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skill.
Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.