H1031211003 - Diva Wahyu Syahputra - Proposal Penelitian Bab 1 Dan Bab 2
H1031211003 - Diva Wahyu Syahputra - Proposal Penelitian Bab 1 Dan Bab 2
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai satu di antara Syarat Lulus Mata Kuliah Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU
Nurhaidah, M.Pd.
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan proposal penelitian ini bisa
dilakukan dengan lancar dan tanpa kekurangan satu apa pun.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...2
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………2
D. Manfaat Penelitian………………………………………………..3
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang, film telah menjadi media hiburan yang paling digemari
masyarakat umum. Film dapat dengan mudah diakses dengan mudah melalui
perangkat gawai dan tidak harus pergi ke bioskop untuk bisa menonton film.
Genre dan cerita yang ditawarkan pun sangatlah beragam dan menarik. Hal ini
yang membuat film sangat digemari dan tidak bosan untuk ditonton. Dari
berbagai genre film, terdapat salah satu genre film yang sangat digemari dan
menakutkan bagi sebagian golongan masyarakat, yaitu genre film horor.
Menonton film horor dapat memberikan perasaan takut dan cemas yang
dapat mengganggu pikiran dan psikis seseorang. Hal ini disampaikan oleh
Firmansyah (2018: 64-65) yang menyatakan bahwa responden yang ia
wawancarai mengalami perasaan cemas dan takut setelah menonton film horor.
Hal ini mengakibatkan responden mengalami kesulitan untuk tidur dan takut
pergi ke kamar mandi di malam hari.
1
awal kemungkinan orang tersebut terganggu kualitas tidurnya. dipenuhi oleh
semua orang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
ingin peneliti kemukakan, antara lain.
1. Apa yang dialami seseorang saat tidur setelah menonton film horor?
3. Berapa lama perasaan takut dan cemas dapat menghilang pada diri
seseorang saat tidur setelah menonton film horor?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, antara lain.
3. Mengetahui berapa lama perasaan takut dan cemas dapat menghilang pada
diri manusia setelah menonton film horor.
2
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Film horor merupakan salah satu genre film yang masih tetap eksis di
masa sekarang. Menurut Bordwell dan Thompson (2008) genre film horor
merupakan suatu genre yang bertujuan untuk membuat kaget, jijik, dan untuk
menakut-nakuti penontonnya (dalam Permana, 2014). Sementara itu, menurut
Dharmawan (2008) film horor merupakan film yang dirancang untuk
menimbulkan rasa ngeri, takut, teror, atau horor dari para penontonnya (dalam
Permana, 2014). Menurut Rumahfilm Org. (2008) tujuan dari dibuatnya film
yang bercerita horor pada dasarnya untuk meneror penonton dengan
memperlihatkan bermacam-macam adegan menggunakan tokoh yang
menakutkan (dalam Permana, 2014). Berdasarkan pengertian di atas film horor
adalah film yang bertujuan memberikan rasa takut, teror, kaget, dan jijik kepada
penonton melalui adegan-adegan dan tokoh-tokoh yang menakutkan.
Menurut Jenni dan Dahl (2008) tidur adalah suatu kegiatan relatif tanpa
sadar yang penuh, yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
4
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan jasmaniah (dalam
Muslikhatul, 2017). Tidur mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia.
Menurut Sarfriyanda, Karim, dan Dewi (2015) tidur dapat mengembalikan
kebugaran atau pun sekedar mengistirahatkan organ-organ tubuh setelah
melakukan aktivitas olahraga karena pada kondisi tidur, tubuh melakukan
proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam
kondisi yang optimal (dalam Safaringga dan Herpandika, 2018). Pada saat tidur
kita memberikan waktu istirahat untuk organ tubuh dalam menjaga
keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh serta membantu dalam proses
pembentukan sel-sel baru dan perbaikan sel-sel yang rusak (Roshifanni,
2016:410). Berdasarkan penjelasan tersebut, tidur bermanfaat dalam
mengembalikan stamina dan metabolisme tubuh ke kondisi yang prima serta
memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
Menurut Nashori dan Diana (2005) kualitas tidur adalah sebagai suatu
keadaan, di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kebugaran
dan kesegaran pada saat terbangun (dalam Muslikhatul, 2017). Sementara itu,
menurut Hidayat (2006) kualitas adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva/selaput lendir mata merah, mata perih, perhatian terpecah-
pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (dalam Muslikhatul,
2017). Berdasarkan pengertian di atas, kualitas tidur adalah suatu kondisi yang
nyaman yang dialami seseorang saat menjalani aktivitas tidur yang ditandai
dengan hilangnya rasa lelah setelah bangun dari tidur.
Menurut Bussye dkk (2013) kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan
kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur
seperti kedalaman dan kepulasan tidur (dalam Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman,
2016). Menurut Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman (2016:244) kualitas tidur
5
dikatakan baik jika tidak menunjukkan gejala-gejala kekurangan tidur dan tidak
mengalami masalah dalam tidur.