Anda di halaman 1dari 6

Nama : Haerul

Stambul : A25119105

Kelas :A

Mk : Profesi Kependidikan

Rencana Untuk Menjadi Guru Yang Profesional

Sebagai seorang calon guru tentunya sering kali timbul berbagai permasalahan
dalam mengajar baik dari diri sendiri yang kurang menguasai materi ataupun dari
sisi siswa nya yang kurang menanggapi kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung seperti bertingkah laku yang kurang baik dan memaksakan pendapat
mereka kepada orang lain ataupun asyik sendiri dengan temannya. jadi apa yang
harus dilakukan jika terjadi hal seperti itu? Disini guru perlu mempunyai
pengertian yang baik dalam menyikapi hal tersebut. Jangan sampai justru
membuat siswa tambah kurang tertarik terhadap kegiatan pembelajaran atau
bahkan siswa menjadi kurang suka terhadap guru yang mengajar sehingga disini
guru harus guru memiliki motivasi untuk mendorong siswa agar memiliki daya
tarik dalam belajar. Guru harus mampu mengolah siswa dan memiliki daya
aktivitas yang tinggi dalam menciptakan keberhasilan dalam proses pembelajaran,
sehingga guru dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa
dalam belajar, sehingga siswa mempunyai peluang untuk memotivasi belajar dan
selalu dalam melibatkan diri saat mengikuti kegiatan belajar. Guru harus mampu
memberikan rangsangan dan dorongan agar siswa termotivasi sebagaimana
dikemukakan oleh Soetomo (1993:141) motivasi merupakan segala tenaga yang
dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan.

Tentunya dalam hal ini yang patut dipertanyakan adalah, siapa atau bagaimana
menjadi seorang guru yang baik itu? Meski pertanyaan ini ringan diucapkan, tapi
diyakini sulit bagi kita untuk mengajukan jawaban yang memadai. guru
seharusnya memiliki kelebihan yang menjadikan dirinya sebagai figur pemimpin
sesamanya. Lalu, apakah realita yang ada mendukung asumsi yang diajukan di
atas? Artikel ini tidak bermaksud menggugat keberadaan guru, tetapi lebih
mengupayakan bagaimana menjadi guru yang baik dalam segala situasi.

Tidak sulit menjadi guru yang menyenangkan sehingga siswa tertarik mengikuti
pelajaran yang kita sampaikan. Bukan wajah cantik atau tampan yang
menyebabkan seorang guru menjadi perhatian siswa, walaupun itu dapat menjadi
point juga. Tetapi lebih ke teknik penyampaian materi dan pembawaan si guru
tersebut yang menjadi daya pikatnya
Menjadi guru yang menyenangkan merupakan sebuah harapan bagi setiap guru.
Saya tidak ingin seorang siswa pun berpikir bahwa cara mengajar saya tidak enak.
Juga, saya tidak ingin ada seorang pun siswa yang benci kepada saya. Jadi butuh
cara-cara tertentu agar harapan kita itu bisa terwujud.

Tentunya penulis disini bukanlah seorang pakar pendidikan atau seorang pakar
strategi belajar mengajar. Namun di sini saya akan mencoba membagi apa yang
saya ketahui mengenai cara bagaimana agar menjadi calon guru karena disini
penulis juga sedang mendalami strategi seperti apa yang akan diterapkan oleh
seorang calon guru jika menghadapi permasalahan dalam mengajar. Hal yang
sangat penting untuk diperhatikan adalah persiapan mengajar. Apa saja yang
butuh dipersiapkan. Tentu saja salah satunya adalah persiapan rencana
pembelajaran (lesson plan).

Strategi mengajar sebagai seorang calon guru

1. Mengatur Rencana Pembelajaran apa yang yang akan dilakukan nantinya

Ini sangat membantu kita agar ketika di kelas kita tidak bingung hal-hal penting
apa saja yang mesti dilakukan atau karena ada kemungkinan kita lupa hal apa saja
yang akan kita lakukan atau kita bahas dalam kegiatan pembelajaran di kelas
nantinya.

Yang terpenting adalah sebelum masuk kelas kita sudah membayangkan apa yang
akan terjadi jika kita melakukan ini dan apa yang tejadi jika kita melakukan itu.
jadi biasakan mencatat pokok – pokok rencana pembelajaran atau pokok – pokok
materi pembelajaran jika dikhawatirkan lupa, karena sebagai calon guru yang
masih baru belajar mengajar hal ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadi nya
hal – hal yang tidak diinginkan.

Jadi misalnya esok hari kita akan masuk kelas x ips 3 untuk memberikan materi
tentang dasar dasar akuntansi. Dan diketahui jika di kelas x ini terkenal dengan
anak – anaknya yang hiperaktif dan kurang suka dengan pembelajaran yang
serius.sehingga dengan persoalan yang seperti ini sebagai seorang guru kita harus
memikirkan bagaimana caranya agar pembelajaran yang akan kita laksanakan
berjalan baik.

Jadi kita harus menyiapkan strategi agar siswa minat dan termotivasi dalam
belajar misalnya dengan cara belajar sambil bermain, bisa menggunakan model
pembelajaran games tournament, hal ini akan membuat siswa akan tergugah dan
semakin bersemangat.

Coba bandingkan jika saja kita mempersiapkan ini beberapa menit sebelum masuk
kelas, maka persiapannya tidak akan optimal. Jika kita melakukan persiapannya
dari malam harinya, kita bisa berlama-lama mengimajinasikan ide-ide
pembelajaran yang menyenangkan. Kita juga bisa meminta bantuan Paman kita
yang terkenal “Paman Google”.
2. Penampilan, Kebugaran, dan Disiplin

Jika persiapan sudah dilakukan dengan rencana pembelajaran yang sudah matang,
maka bisa dipastikan ketika pembelajaran berlangsung kita akan bersemangat dan
tidak sabar mencoba kemampuan mendidik kita. Untuk lebih meyakinkan lagi jika
sudah benar – benar siap mengajar maka akan lebih baik jika dipadukan dengan
penampilan kita yang sesuai dan nyaman yang bisa membuat kita lebih percaya
diri.

Kemudian juga kita mesti memastikan badan kita fit. Jangan sampai ketika
mengajar ketika menunjukkan muka yang lesu sehingga tampak tak ikhlas dalam
mengajar. Jikalau keadaan kita memang sedang tidak fit untuk mengajar
diusahakan jangan sampai mengeluh atau menunjukkan kepada siswa jika
memang kita tidak fit untuk mengajar. Karena sebagai seorang guru kita harus
tampil sempurna di depan anak didik kita,

Setelah itu hal yang mesti diperhatikan adalah kita harus memastikan bahwa kita
datang tepat waktu. Jika kita mengajar dengan menyenangkan, materi
tersampaikan dengan baik, dan ditambah dengan konsistensi kita untuk masuk
kelas tepat waktu, maka kita akan lebih dicintai oleh siswa-siswa kita.

Memang, banyak siswa yang merasa tak biasa atau merasa keberatan jika guru
datang tepat waktu. Jika memang begitu. Kita bisa menggunakan waktu kita di
awal untuk “ngobrol” dengan siswa, menanyakan kabarnya, mencari kesamaan
kita dengan siswa seperti menanyakan hobi, dan lain-lain sampai mereka pada
waktunya pembelajaran siap di mulai.

3. Sentuhan Awal

Untuk mendapat respon yang baik dari siswa maka kita harus menstimulus siswa
terlebih dahulu agar tidak menimbulkan kesan yang menyenangkan seperti
misalnya mempastikan dulu semua murid atau setidaknya sebagian besarnya
sudah siap di kelas. Panggil murid yang masih belum masuk ke kelas, tunggu
mereka dengan senyum sayang kita. Jika sudah kenal dengan nama-nama mereka,
cobalah untuk berbasa-basi dengan menyinggung nama mereka sekaligus
memberikan pujian atau perhatian, misalnya “wah Des, kayaknya hobi warna
jilbab coklat yah”.

Selain itu biasakan sebelum pembelajaran dimulai, kita menanyakan kabar mereka
terlebih dahulu, melihat-lihat apakah ada masalah pada murid kita, siapa yang
tidak masuk, kenapa si anu tidak masuk, bagaimana pelajaran sebelumnya, banyak
pr atau tidak tidak, dan lain-lain.

Nah, murid – murid yang biasa kita perhatikan biasanya akan menaruh perhatian
yang besar kepada kita saat belajar di kelas. Hal ini juga bisa dipakai untuk
mengatasi murid yang susah diatur di kelas, mereka ini harus sering-sering diberi
pendekatan agar ketika di dalam kelas mereka segan untuk berbuat masalah.
4. Saat memulai kelas, pastikan murid relaks dan siap belajar

Inti dari kegiatan awal adalah kita harus memastikan bahwa murid-murid kita
dalam keadaan relaks dan siap belajar. Ini sangat penting terlepas bahwa untuk
mewujudkan hal ini terkadang sulit karena kendala sarana dan prasarana sekolah,
misal keadaan kelas yang memang tidak memungkinkan murid untuk bisa relaks,
seperti penerangan yang tidak baik, kondisi kelas yang panas, dan lain-lain. Tapi
bagaimanapun juga kita harus mencoba mencari cara agar mereka relaks dan
senang ketika belajar.

Kondisi di awal pelajaran ini sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan murid


sebelum dan sesudahnya. Akan berbeda kondisinya jika jam mengajar kita
dilaksanakan di jam pertama, setelah pelajaran matematika, setelah istirahat,
setelah olahraga, atau sebelum pelajaran di mana banyak di antara mereka yang
belum menyelesaikan PR dari pelajaran itu. Nah, inilah sebenarnya kelemahan
PR. Kelebihannya mungkin banyak, mungkin.

Untuk mengatasi masalah di atas, tentu kalian bisa cari cara sendiri, beberapa di
antaranya adalah memberikan motivasi, games, mengajak murid untuk curhat
(menjadi pendengar yang baik), dan nonton film (sebagai
apersepsi/brainstorming) bahasan kita saat itu).

5. Buat “rule of the game” khusus untuk pelajaran kita

Untuk keteraturan dan efektifitas pembelajaran , kita bisa membuat peraturan


kelas bersama-sama. Peraturan ini berbeda dengan peraturan yang sudah
ditetapkan sekolah, namun peraturan yang akan kita buat ini tetap harus sejalan
dengan peraturan sekolah. misalnya membolehkan minum (dengan catatan,
misalnya siswa tidak diperbolehkan meminta minum orang lain-membawa
sendiri).”

Dalam hal ini sebenarnya saya lebih berpahaman bahwa yang penting untuk
diperhatikan terlebih dahulu adalah bagaimana agar siswa kita senang untuk
sekolah, senang untuk belajar di kelas di mana kita sebagai gurunya. Selebihnya
mereka bisa kita arahkan untuk benar-benar menyukai pelajaran yang kita ajarkan
atas kesadaran mereka sendiri.

Bisa kita lihat betapa banyak siswa yang tidak semangat untuk sekolah hanya
karena peraturan sekolah yang terlalu keras dan tidak toleran dalam hal-hal yang
bisa ditoleransi, tidak sesuai dengan perkembangan psikologi mereka sebagai
remaja yang emosinya masih labil dan tidak memberikan banyak kebebasan agar
mereka bisa belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

Selanjutnya, agar lebih singkat akan saya tunjukkan hal-hal yang mesti
diperhatikan oleh guru ialah :

 Gunakan pakaian yang sesuai dan nyaman


 Murah senyum,
 tidak terlalu serius/bercanda
 gunakan waktu secara tepat
 tegas
 tidak pilih kasih
 menjelaskan materi dengan suara yang jelas agar terdengar oleh seluruh
siswa
 menjelaskan dengan cara yang tepat, tidak terlalu cepat
 tidak pernah menyerah/patah semangat walaupun kelas susah diatur
 mau menasihati dan menegur siswa
 aktif membina seluruh siswa

 Mengatasi diri sendiri

Untuk menambah wawasan dan keterampilan kita, kita harus terus belajar menjadi
calon guru, kalaupun banyak Kendala pada diri kita yang mendasari kita belum
terampil mengajar di depan kelas kita harus banyak berlatih, misalnya dengan
mengajar menyampaikan materi di depan cermin sehingga kita bisa menilai
sendiri, apa yang kurang dan seharusnya diperbaiki, atau juga dengan berlatih di
depan teman kita sehingga kita bisa mendapat masukan kritik saran dan juga
mengetahui kelebihan dan kelemahan kita dalam mengajar

Menghadapi siswa yang bermasalah

Jika respon siswa ketika kita masuk kelas sangat tidak baik dan seolah-olah
merendahkan kita. kita bisa mencoba untuk merubah kondisi kelas menjadi tegang
dengan menunjukkan ketegasan kita sebagai seorang guru. Bisa dengan sedikit
marah.

Ketika mereka sudah tenang, mulailah untuk menceramahi mereka dengan


mengatakan bahwa kita paham dengan apa yang mereka pikirkan. Ajak mereka
untuk saling menghargai. Katakan apa saja yang bisa membuat mereka berpikir
bahwa kita dan mereka adalah rekan belajar. Kita bisa menceritakan pengalaman-
pengalaman kita sewaktu SMA yang bisa menyamakan persepsi kita dengan
siswa. Jika sudah cukup dengan ceramah kita, kita harus mengembalikan suasana
kelas agar lebih bersahabat.

Terakhir kita bisa mengatakan, “Oke, kita lupakan masalah tadi. Mohon maaf kalo
terlalu emosi”. Mulailah memasang senyum sahabat. Panggil siswa yang paling
nakal, paling rewel, paling lucu di kelas untuk maju ke depan dan berkenalan.
Selanjutnya terserah kita apakah ingin memberikan games atau bercerita sampai
suasana kelas menjadi lebih hangat dan akrab. Jika pada pertemuan pertama kita
sudah berhasil menunjukkan bahwa kita bisa marah sekaligus juga bisa menjadi
guru yang hangat dan bersahabat, maka pada pertemuan selanjutnya akan lebih
mudah bagi kita untuk mengelola kelas.
Tapi jika ternyata karakter kita tidak memungkinkankan kita untuk bisa mengajar
dengan atraktif lebih baik tidak menjadi diri sendiri. Belajarlah dengan orang lain,
dari buku-buku untuk menambah wawasan dan keterampilan kita. Intinya kita
harus terus belajar agar cara kita bisa menjadi guru yang “asyik” di mata siswa.

Anda mungkin juga menyukai