Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal.

243-247
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan Bilangan PGSD
Dengan FKIP Universitas
Menggunakan Bengkulu
Metode Permainan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG


PENJUMLAHAN BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PERMAINAN PADA PESERTA DIDIK KELAS I SD NEGERI 12
KEPAHIANG

Melyati

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, membuat
siswa lebih semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1)
instrumen pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja
siswa dan alat peraga, (2) instrumen pengumpulan data berupa tes dan non tes
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode permainan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
permainan yang dikembangkan dalam penelitian ini memilki pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 12
Kepahiang. Hal ini ditunjukkan pada siklus I dan siklus II yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu siswa tinggi, siswa sedang, dan siswa rendah. Adapun
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yaitu skor rata-rat hasil belajar siswa
pada kategori tinggi adalah 79.8 dan meningkat menjadi 90.5 Skor rata-rata hasil
belajar siswa pada kategori sedang adalah 66.4 dan meningkat menjadi 70.8 Dan
skor rata-rata hasil belajar siswa pada kategori rendah adalah 53.3 dan meningkat
menjadi 60, sedangkan sikap siswa berdasarkan hasil non tes adalah siswa
menjadi senang, semangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: Permainan, Hasil Belajar Matematika.

PENDAHULUAN melalui latihan bertindak atas dasar


pemikiran secara logis, rasional, kritis,
Matematika merupakan salah satu cermat, jujur dan efektif. Hal ini jelas
bidang studi yang diajarkan di sekolah merupakan tuntutan sangat tinggi yang tidak
dasar.Seorang guru SD yang akan mungkin bisa dicapai hanya melalui hapalan,
mengajarkan matematika kepada siswanya, latihan pengerjaan soal yang bersifat rutin,
hendaklah mengetahui dan memahami objek serta proses pernbelajaran biasa. Untuk
yang akan diajarkan, yaitu matematika. menjawab tuntutan tujuan yang demikian
Sebagaimana tercantum dalam kurikulum tinggi, maka perlu dikembangkan materi
matematika sekolah bahwa tujuan serta proses pembelajarannya yang sesuai.
diberikannya matematika, antara lain agar
siswa mampu menghadapi perubahan Berdasarkan hasil observasi yang
keadaan di dunia yang selalu berkembang, dilakukan peneliti di SD Negeri 12

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 243


ISSN 1693 8577
Melyati

Kepahiang ternyata siswa kelas I masih ada menjawab soal penjumlahan bilangan? (2)
yang mengalami kesulitan dalam Bagaimanakah aktivitas siswa dalam
menghitung penjumlahan. Kesulitan dalam pembelajaran matematika dengan
menghitung penjumlahan dipengaruhi oleh menggunakan metode permainan?
beberapa hal, yaitu dalam mengajarkan guru
lebih sering menggunakan metode ceramah METODE
dan jarang menggunakan metode permainan.
Sedangkan anak usia SD kelas I adalah anak Metode penelitian yang digunakan
yang berada pada usia 6-8 tahun. Pada usia adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
ini anak masih berpikir pada tahap konkret Pertimbangan yang mendasari penelitian
artinya kelas I belum berpikir formal. Ciri- tindakan kelas ini ialah untuk memecahkan
ciri anak pada tahap ini dapat memahami masalah pembelajaran matematika yang
operasi logis dengan bantuan benda-benda dihadapi sendiri oleh peneliti sehingga tidak
konkret. Selain itu anak pada usia ini masih akan mengganggu proses pembelajaran yang
senang bermain, dan masalah lain yang sedang berlangsung. Bentuk penelitian yang
dihadapi guru dalam menyajikan materi digunakan dalam penelitian ini adalah
matematika adalah jumlah siswa yang penelitian kelas dengan model Kemmis dan
banyak, situasi kelas yang kurang kondusif, Mc Taggart. Tahap-tahap penelitian ini
menjadikan tidak semua siswa dapat dimulai dengan perencanaan tindakan,
memperhatikan apa yang diterangkan oleh peraksanaan tindakan, observasi dan
guru secara seksama. penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua
siklus. Aktivitas penelitian ini melalui
Berdasarkan masalah yang tahapan siklus.
dikemukakan di atas, penulis perlu
melakukan penelitian tindakan kelas untuk Instrumen pembelajaran yang
mengatasi masalah tersebut dengan digunakan dalam penelitian ini adalah
menerapkan metode permaianan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
meningkatkan hasil belajar siswa tentang lembar kerja siswa (LKS), dan alat peraga.
penjumlahan bilangan. Karena metode Instrumen pembelajaran ini diperlukan untuk
permainan adalah suatu kegiatan yang menunjang kelancaran pelaksanaan
menggembirakan yang dapat menunjang pembelajaran di dalam kelas. Rencana
tercapainya kompetensi dasar dalam pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada
pengajaran Matematika baik aspek kognitif, dasarnya adalah pedoman operasional
afektif maupun psikomotor (dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Rusffendi, 1998:312). Penelitian tindakan (Sukirman, 2006:243). Dengan demikian
kelas merupakan penelitian yang mampu setiap aktivitas yang dilakukan selama proses
menawarkan cara dan prosedur baru untuk pembelajaran selalu mengacu pada rencana
memperbaiki dan meningkatkan yang telah-dibuat. Dalam penelitian ini
profesionalisme guru dalam proses dan hasil peneliti membuat empat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang terjadi pada siswa. pembelajaran (RPP) yang digunakan untuk
Rumusan masalah dalam penelitian ini dua siklus.
adalah sebagai berikut: (1) Apakah
penggunaan metode permainan dapat Pengumpulan data dilakukan pada
meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran dengan

244 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 243-247
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan Bilangan Dengan Menggunakan Metode Permainan

melihat setiap aktivitas yang dilakukan oleh penjumlahan bersusun pendek tanpa
siswa. Data yang dikumpulkan berupa data menyimpan. Pada pelaksanaan pertemuan
hasil tes dan non tes. Data hasil tes dilakukan pertama ini siswa dikelompokkan menjadi
dengan memberikan tes formatif pada setiap empat kelompok. Yang setiap kelompok
akhir siklus untuk mengevaluasi proses terdiri dari 5 orang siswa. Dalam
pembelajaran, dan memberikan tes sub menyelesaikan dan mengerjakan soal, siswa
sumatif pada akhir seluruh siklus untuk dalam kelompok bekerjasama dengan
mengevaluasi hasil pembelajaran dan melihat temannya, tetapi masih ada siswa yang
ketercapaian target yang diinginkan. mengobrol dengan temannya sehingga yang
Data hasil nontes dilakukan dengan mengerjakan tugas adalah ketua
menggunakan angket, lembar observasi dan kelompoknya.
pedoman wawancara. Angket diberikan Pelaksanaan pertemuan kedua ini
kepada siswa pada setiap akhir siklus. merupakan lanjutan dari pertemuan pertama,
Jawaban angket dibuat oleh siswa tetapi pada pelaksanaan kedua ini tidak ada
berdasarkan atas apa yang telah diperoleh pengelompokkan siswa. Pada pertemuan
selama mengikuti pembelajaran matematika, kedua ini pokok bahasan yang dibahas
dan juga perasaan siswa selama mengikuti adalah penjumlahan bersusun pendek dengan
kegiatan pembelajaran matematika. tehnik menyimpan. Pada pertemuan kedua
Wawancara dilakukan pada setiap akhir ini siswa tampak semangat dalam mengikuti
siklus, tidak semua siswa diwawancara kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan
karena akan membutuhkan waktu yang siklus I pertemuan kedua ini guru (peneliti)
cukup lama, sehingga hanya beberapa siswa memberikan tes formatif untuk mengetahui
yang mewakili kelompok tinggi, sedang, dan hasil belajar siswa. Setelah setiap siswa
kurang. Lembar observasi siswa dan guru selesai mengadakan tes formatif,
diberikan kepada observer. Observasi guru(peneliti) kembali memberikan lembar
dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa non tes kepada siswa berupa angket.
selama berlangsungnya kegiatan Hasil refleksi pembelajaran pada
pembelajaran. Siklus I antara lain sebagai berikut. Hasil
refleksi pada siklus I ini ada beberapa hal
HASIL yang harus diperbaiki untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada siklus I siswa masih
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
suka bercanda dengan teman sebangkunya
Pada tahap perencanaan tindakan sehingga dalam mengerjakan tugas yang
Siklus I, peneliti melakukan analisis diberikan kurang dapat menghasilkan hasil
kurikulum (KTSP 2006) dan buku pelajaran yang baik. Untuk itupada siklus II guru
matematika kelas I kemudian peneliti (peneliti) harus dapat mengkondisikan kelas
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik, sehingga diharapkan tidak ada
(RPP), mempersiapkan alat peraga serta LKS siswa yang bercanda dalam mengikuti
dan menyiapkan format lembar observasi pelajaran. Peneliti melakukan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran. terhadap semua proses kegiatan
Siklus I dilaksanakan dalam dua pembelajaran yang telah dilakukan dan dari
pertemuan. Pelaksanaan tindakan pertemuan hasil data diatas, peneliti merefleksikan
pertama aktivitas siswa diamati juga oleh dengan melihat hasil tes dan non tes untuk
peneliti. Pokok bahasan yang dibahas adalah mengetahui apa yang perlu dilakukan

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 245


ISSN 1693 8577
Melyati

selanjutnya dan digunakan sebagai perbaikan kedua ini guru (peneliti) memberikan tes
untuk merencanakna siklus berikutnya. fomatif untuk mengetahui hasil belajar siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Pada pertemuan kedua ini juga dilaksanakan
Pada tahap ini, peneliti membuat tes sub sumatif.
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Hasil refleksi selama pelaksanaan
tentang materi penjumlahan bersususun siklus II pertemuan pertama, seluruh anggota
panjang. Dengan menggunakan alat peraga kelompok sudah tampak kerjasama dalam
berupa kelereng, lidi dan kartu angka yang melakukan kegiatan kelompok dan dalam
akan diterapkan pada proses kegiatan belajar mengerjakan tugas kelompok, dan pada
mengajar, mempersiapkan LKS untuk pertemuan kedua hasil belajar siswa secara
mengevaluasi hasil belajar siswa dan individu sudah ada peningkatan, namun
menyiapkan format lembar observasi masih ada 1 siswa yang masih lemah dalam
pelaksanaan pembelajaran. menyelesaikan soal tes.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
ini yaitu peneliti melaksanakan kegiatan PEMBAHASAN
pembelajaran dengan menggunakan metode
permainan dan menggunakan alat peraga Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
berupa kelereng dan kartu angka. siswa setelah pelaksanaan siklus I, terjadi
Pelaksanaan tindakan siklus II ini peningkatan hasil belajar siswa yaitu skor
dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada rata-rata hasil belajar siswa pada katergori
pertemuan pertama dan pertemuan kedua tinggi adalah 79.8 sebelumnya skor rata-rata
membahas penjumlahan bersususun panjang tes awal adalah 77.2. Skor rata-rata hasil
antara bilangan genap dengan bilangan belajar siswa pada kategori sedang adalah
genap dan anatar bilangan genap dengan 69.3 sebelumnya skor rata-rata tes awal
bilangan ganjil. Pokok bahasan yang dibahas adalah 66.4 dan skor rata-rata belajar siswa
adalah tentang penjumlahan bersususn pada kategori rendah adalah 53.3
panjang antara bilangan genap dengan sebelumnya skor rata-rata tes awal adalah 50.
bilangan genap. Pada pelaksanaan pertemuan Berdasarkan hasil tes dan non tes pada
pertama ini siswa dikelompokkan menjadi 8 pelaksanaan siklus I, hasil belajar siswa
kelompok. dilakukan dengan memberikan evaluasi
Peneliti melakukan wawancara berupa LKS yang dikerjakan secara
menjelang berakhirnya siklus, wawancara berkelompok pada pertemuan pertama, dan
tidak dilakukan kepada semua siswa kelas I, tes formatif pada pertemuan kedua. Evaluasi
melainkan kepada perwakilan setiap non tes juga dilaksanakan pada pertemuan
kelompok siswa yang terbagi kedalam 3 kedua kecuali pelaksanaan observasi.
kategori. Pelaksanaan observasi dilakukan pada setiap
Pokok bahasan yang dibahas adalah pertemuan dan dilaksanakan bersamaan
penjumlahan bersususn panjang antara dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan
bilangan genap dengan bilngan ganjil. Pada observasi dilakukan dengan menggunakan
pelaksanaan pertemuan kedua ini guru lembar observasi yang telah disiapkan.
(peneliti) tidak melakukan pengelompokkan Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa
siswa. Pelaksanaan siklus II pertemuan setelah pelaksanaan siklus II, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada kategori

246 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016.
Hal. 243-247
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan Bilangan Dengan Menggunakan Metode Permainan

tinggi 90.5 sebelumnya skor rata-rata siklus I dapat membuat siswa lebih aktif.
adalah 79.8 skor rata-rata hasil belajar siswa
pada kategori sedang adalah 70.8 DAFTAR PUSTAKA
sebelumnya skor rata-rata siklus I adalah
69.3 dan skor rata-rata belajar siswa pada Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
kategori rendah adalah 60 sebelumnya skor Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
rata-rata siklus I adalah 53.3. pada Jakarta: Depdiknas.
pelaksanaa tes sub sumatif, hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan. Kurikulum SD Negeri 12 Kepahiang tahun
Pemberian tes sub sumatif bertujuan utuk Pelajaran 2011/2012.
mengetahui hasil belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran dari siklus I sampai Rusffendi, ET. (1988). Pengantar kepada
dengan siklus II. Membantu Guru Mengembangkan
Berdasarkan hasil tes dan non tes pada Kompetensinya dalam Pengajaran
pelaksanaan siklus II hasil belajar siswa Matematika untuk Meningkatkan
dilakukan dengan memberikan evaluasi CBSA. Bandung: Tarsito.
berupa LKS yang dikerjakan secara
berkelompok pada pertemuan pertama, dan Sadiman, Arief S., dkk. 2005. Media
tes formatif pada pertemuan kedua, pada saat Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
pertemuan kedua juga dilakukan tes sub Persada.
sumatif. Pelaksanaan observasi dilakukan
pada setiap pertemuan dan dilaksanakan Suwangsih, Ernan dkk. 2006. Model
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pembelajaran Matematika. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

SIMPULAN

Belajar dengan penggunaan metode


permainan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menjawab soal penjumlahan
bilangan. Hal ini ditunjukkan pada siklus I
dan siklus II, adapun hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II yaitu skor rata-rata
hasil belajar siswa pada kategori tinggi
adalah 79.8 dan meningkat menjadi 90.5
Skor rata-rata hasil belajar siswa pada
kategori sedang adalah 69.3 dan meningkat
menjadi 70.8. Dan skor rata-rata siswa
kategori rendah adalah 53.3 dan meningkat
menjadi 60 Sedangkan sikap siswa
berdasarkan hasil non tes adala siswa
menjadi senang, semnagat dan aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktifitas
siswa dalam pembelajaran mate-matika
dengan menggunakan metode permainan

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 247


ISSN 1693 8577

Anda mungkin juga menyukai