Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Komunikasi Antar Pribadi”. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah kami ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME senantiasa
memberkahi segala usaha kita.

Denpasar, 27 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian komunikasi antar pribadi............................................................................................2
2.2 Tujuan komunikasi antar pribadi..................................................................................................3
2.3 Gaya kepemimpinan........................................................................................................................3
2.4 Hierarkhi kebutuhan Manusia.......................................................................................................6
2.5 Mendengarkan sebagai keahlian antar pribadi............................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia, dengan adanya komunikasi manusia
dapat saling berhubungan antara satu dengan yang lain baik dalam kehidupan sehari-hari di
dalam rumah tangga, pekerjaan, di pasar, di dalam lingkungan masyarakat maupun dimana
manusia itu berada. Komunikasi tidak dapat di pungkiri bagi manusia begitu pun didalam suatu
lembaga atau organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik organisasi akan berjalan lebih
lancar sesuai yang akan di inginkan dan akan mendapatkan keberhasilan yang luar biasa dan
begitu juga sebalikanya, jika komunikasi tidak baik maka akan terdapat keburukan dalam kerja,
terlebih lagi akan terjadinya tidak teraturnya dalam struktur organisasi.
Sebagian besar atau komunikasi hal yang paling sering diperbincangkan, bukan hanya di
kalangan ilmuan komunikasi melainkan di kalangan awam juga menyangkut tentang
pembicaraan komunikasi, sehingga kata komunikasi itu sendiri banyak mempunyai banyak arti
di dalam persepsi-persepsi masyarakat. Pendek kata, istilah komunikasi sedemikian lazim di
kalangan kita semua meskipun setiap orang mengartikan komunikasi secara berlainan tetapi
mempunyai makna yang hampir serupa.

1.2 Rumusan Masalah

a. Pengertian komunikasi antar pribadi


b. Tujuan komunikasi antar pribadi
c. Gaya kepemimpinan
d. Hierarkhi kebutuhan Manusia
e. Mendengarkan sebagai keahlian antar pribadi

1.3 Tujuan

a. Dapat memahami pengertian komunikasi antar pribadi


b. Dapat memahami tujuan komunikasi antar pribadi
c. Dapat memahami gaya kepemimpinan

1
d. Dapat memahami hierarkhi kebutuhan manusia
e. Dapat mendengarkan sebagai keahlian antar pribadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian komunikasi antar pribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua


orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan
cenderung lebih fleksibel dan informal. Jenis komunikasi tersebut lazim dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya komunikasi yang dilakukan didalam suatu keluarga,
antarkeluarga, antartetangga, antarteman, antarsejawat, atau antarkaryawan untuk mencapai
tujuan tertentu. Komunikasi yang terjalin cenderung lebih santai, akrab dan tidak kaku.
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi antarpribadi sangatlah luwes, mau menggunakan
bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa tubuh atau bahasa gado-gado alias bahasa
campuran juga tak masalah.
Yang terpenting dalam komunikasi antarpribadi tersebut adalah bagaimana penyampaian
pesan-pesan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pihak lain. Disamping itu, pokok
bahasan atau topik bahasannya juga sangat variatif dan sangat pribadi atau personal
tergantung dari keinginan masing-masing individu tersebut.
Berikut ini dapat disajikan beberapa perbedaan antara komunikasi antarpribadi
dengan komunikasi bisnis dilihat dari berbagai sisi atau sudut pandang.

Uraian Komunikasi Komunikasi


Antarpribadi Bisnis

2
 orientasi/tujuan  kepentingan  kepentingan
pribadi bisnis
 pokok bahasan  masalah pribadi  masalah bisnis
 bahasa yang  informal, bahasa  formal, baku
digunakan campuran
 format  tidak standar,  standar
penulisan fleksibel
 gaya penulisan  tidak standar  standar
 kertas surat  tanpa kop surat  dengan kop
yang digunakan surat
 stempel/cap  tanpa stempel  dengan stempel
 contoh  surat keluarga  surat bisnis

2.2 Tujuan komunikasi antar pribadi

Tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut (Wiryanto, 2004):
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi antarpribadi memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan
diri kita sendiri, belajar bagaimana dan sejauhmana terbuka pd orang lain serta
mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain shg kita dpt menanggapi dan
memprediksi tindakan orang lain.
b. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antarpribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita
baik objek, kejadian dan orang lain. Nilai, sikap keyakinan dan perilaku kita
banyak dipengaruhi dari komunikasi antarpribadi.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Komunikasi antar pribadi yg kita lakukan banyak bertujuan untuk menciptakan
dan memelihara hubungan yg baik dengan orang lain. Hubungan tersebut
membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita lebih positif
tentang diri kita sendiri.
d. Mengubah sikap dan perilaku
Banyak waktu yg kita pergunakan untuk mengubah/ mempersuasi orang lain
melalui komunikasi antarpribadi.
e. Bermain dan mencari hiburan, kejadian lucu mrpk kegiatan untuk memperoleh
hiburan. Hal ini bisa memberi suasana yg lepas dari keseriusan, ketegangan,
kejenuhan, dsb.
3
f. Membantu orang lain

2.3 Gaya kepemimpinan

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang
tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.

Gaya kepemimpinan terbaik bersyarat adalah gaya pemimpin yang menggunakan


kombinasi perilaku komunikatif yang berbeda ketika menanggapi keadaan sekelilingnya, dalam
keadaan tersebut pemimpin berusaha membantu yang lainnya untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Gaya kepemimpinan sejatinya ada tiga bentuk, yaitu :

1. Otoriter (Authoritarian Leadership)


Kekuasaan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kekuasaan yang
mutlak dan penuh. Artinya segala ketentuan dan keputusan berada di tangan si pemimpin.
Pemimpin dengan gaya ini membuat keputusan sendiri. Ia memikul tanggung jawab dan
wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan,
dan bila ada komunikasi, maka hanya bersifat top down (atas-bawah), bawahan ditekan,
karena itu menjadi takut dan tidak leluasa dalam berprakarsa.
2. Demokratis (Democratic Leadership)
Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin
yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang
demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan
kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan
4
kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya. Pemimpin
dengan gaya ini berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik
perhatian mereka. Bawahan berpartisipasi dalam menetapkan sasaran dan memecahkan
masalah. Pemimpin gaya ini menciptakan situasi dimana individu dapat belajar, mampu
memantau kinerja sendiri, mengakui bawahan untuk menentukan sasaran yang
menantang, menyediakan kesempatan untuk meningkatkan metode kerja dan
pertumbuhan pekerjaan serta mengakui pencapaian dan membantu pegawai belajar dari
kesalahan.
3. Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership)
Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan
perilaku yang pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam
praktiknya, si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-
sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan guna
mencapai tujuan yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini tidak
memberikan motivasi, pengarahan dan petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepada
anak buahnya.
4. Kepemimpinan Paternalistik 
Tipe paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin selalu
memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran. Pemimpin
ini ditandai dengan bertindak sebagai seorang bapak, memperlakukan bawahan sebagai
orang yang belum dewasa, memberikan perlindungan kepada para bawahan yang kadang-
kadang berlebihan, bahkan tidak pernah meminta saran, serta pimpinan menganggap
dirinya yang paling mengetahui segala macam persoalan.
5. Kepemimpinan Militeristik 
Kepemimpinan militeristik memiliki ciri antara lain :
 Dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal.
 Dalam menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara
lisan maupun tulisan.
 Segala sesuatu bersifat formal.
 Disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku.

5
 Komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan
memberikan pendapat.
 Pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang
diberikannya.

6
2.4 Hierarkhi kebutuhan Manusia

 Kebutuhan Manusia
1. Teori Hirarki Kebutuhan

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup dan kehidupan yang berbeda, mulai dari kebutuhan dasar
hingga kebutuhan yang tergolong kebutuhan mewah. Abraham Maslow dengan Teori Hirarki
atau jenjang kebutuhan menjadi lima:

- Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama guna mempertahankan


hidup ( sandang , pangan , papan )
- Kebutuhan Keamanan Kebutuhan rasa aman dan nyaman (Safety needs), selamat dari
segala macam marabahaya yang akan menimpa manusia.
- Kebutuhan Sosial berkaitan dalam masyarakat, Manusia adalah makluk social yang selalu
berhubungan dengan orang lain.
- Kebutuhan Status berkaitan pengakuandan penghargaan,kedudukan dan tingkatan sosial
dimasyarakat.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri ( self – actualizations ) merupakan tingkatan kebutuhan yg
tertinggi adalah bagaimana seseorang mampu meng aktualisasikan dirinya diberbagai
kegiatan yang mampu menumbuhkan suatu kreatifitas, inovasi-inovasi, dan sikap
kearifan

2. Teori Dua -Faktor

Frederick Herzberg dengan Teori Dua Faktor/Motivasi Kesehatan (Two-Faktor atau


Motivation Hygiene Theory)pada dasarnya merupakan pengem bangan dari teori kebutuhan
berjenjang dari Abraham Maslow. Karyawan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu
faktor dissatisfiers/hygie ne dan faktor motivator. Faktor ketidak puasan (dissatisfiers factor)
merupakan faktor mempertahankan/ menjaga tingkat motivasi kerja (diberikan secara tepat), jika
tidak tepat akan berdampak menurunkan semangat. Faktor pendorong (Motivator factor) faktor
penting mampu memberikan dorongan atau motivasi kerja para karyawan.

7
Komponen teori dua factor dibedakan menjadi dua yaitu, Faktor Motivator (sumber kepuasan
kerja) dan Faktor Hygiene (sumber ketidakpuasan kerja)

a. Faktor Motivator (sumber kepuasan kerja)


- Pekerjaan itu sendiri
- Tanggung Jawab
- Pengakuan
- Prestasi
- Promosi
- Pertumbuhan
- Pengembangan

b. Faktor Hygiene (sumber ketidakpuasan kerja)


- Kondisi kerja
- Keijakan Perusahaan
- Supervisi
- Gaji
- Hubungan dengan rekan kerja
- Status
- Keamanan kerja
- Kehidupan Pribadi

2.5 Mendengarkan sebagai keahlian antar pribadi

Mendengarkan sebagai keahlian antar pribadi Mendengarkan dapat diartikan sebagai


proses aktif menerima rangsangan (stimulus), telinga (aural). Mendengarkan (listening)
menyangkut penerimaan rangsangan dan karenanya berbeda dengan mendengar (hearing)
sebagai proses fisiologis. Mendengarkanadalah salah satu skill komunikasi yang terpenting. Ada
istilah yang mengatakan, bahwa kebanyakan dari kita sekarang ini ingindidengarkan, tetapi
8
enggan untuk mendengarkan. Padahal, mendengarkan merupakansalah satu kunci efektifnya
komunikasi yang berlangsung secara personal. Jika tidak,maka proses pesan yang berlangsung
tidak akan tersampaikan secara maksimal kepadakomunikannya. Akhirnya, komunikasi menjadi
mandekatau ngawurtanpa suatu pokokpembicaraan yang jelas.

Namun, dalam pembahasan ini bukan mendengarkan hati nurani yang akan
dibahas,melainkan yang akan dibahas oleh kelompok ini ialah mendengarkan sebagai keahlian
komunikasi antarpribadi dalam konteks interpersonal

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan menggunakan media telepon atau tatap muka (face to face) dan terjadinya interaksi
dialog diantara keduanya dengan bahasa yang biasanya informal dan mempunyai maksud serta
tujuan tertentu untuk saling bertukar pikiran dan perasaan dengan tujuan adanya hubungan
timbal balik serta kesamaan pemahaman dari komunikasi tersebut.

Karakteristik komunikasi antarpribadi meliputi beberapa hal yaitu : dimulai dengan diri
pribadi (self), bersifat transaksional, mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi,
adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi, melibatkan pihak-pihak yang
saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi, dan tidak dapat
diubah maupun diulang. 

Di dalam komunikasi antarpribadi, terdiri dari tahapan-tahapan yang membawa kepada


penguatan hubuangan, tapi juga ada siklus atau tahapan yang membawa kepada perpisahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bin Mustafa Khairullah. 2017. Mendengarkan sebagai Keahlian Komunikasi Antar Pribadi.
Diakses dari: https://khairullahbinmustafa.blogspot.com/2017/10/mendengarkan-sebagai-
keahlian.html (tanggal 22 September 2021)
Djoko Purwanto, 2011, Komunikasi Bisnis, Surakarta, Penerbit Erlangga

Rizky Rahma II. 2020. Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Dalam Organisasi. Diakses dari:
https://www.academia.edu/12131276/Gaya_Kepemimpinan_dan_Komunikasi_Dalam_O
rganisasi (tanggal 21 September 2021)

Stie.igi.ac.id. Diakses pada (tanggal 22 September 2021)

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widasarana.

11

Anda mungkin juga menyukai