Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3

Diare (Bakteri)
DEFINISI
BAB dengan feses tidak berbentuk /cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
EPIDEMIOLOGI
A. Penyebaran Kuman
Melalui fecal oral : makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung
dengan tinja penderita.
B. Faktor Penjamu
Tidak memberikan ASI sampai dua tahun, kurang gizi, campak, immunodefisiensi, dan
secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita.
C. Faktor Lingkungan Dan Perilaku
Faktor dominan : sarana air bersih dan pembuangan tinja.
PATOFISIOLOGI

 Malabsorbsi asam lemak dan lemak


 Gangguan permeabilitas usus
 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
 Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit
 Osmolaritas intrluminal yang meninggi (diare osmotik)
 Sekresi cairan dan elektrolit yang meninggi (diare sekretorik)
 Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik)
 Infeksi dinding usus (diare infeksi)
 Diare menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, CFRnya hamper mencapai
1,7% pada 2009 – 2010
KLASIFIKASI

 Diare akut (disentri, kolera, akut)


 DIare kronik (persisten, kronik)

ETIOLOGI
Invasif : shigellia, salmonella, dll
Non-Invasif : e.colli, clostridium difficile, bacillus cereus, dll
FAKTOR MUNCULNYA PENYAKIT DIARE
a. Faktor individu (daya tahan tubuh)
b. Faktor bakteri (kemampuan bakteri dalam melawan sistem imun)
c. Faktor lingkungan (hal lain yang menambah kerentanan tubuh)
d. Sanitasi yang buruk
e. Gaya hidup yang tidak sehat
f. Konsumsi makanan yang tidak hygenis
g. Konsumsi asupan nutrisi yang tidak seimbang
h. Non-infeksi : depresi, dll
KRONOLOGI

 Clostridium Difficile
Datang sel darah putih di usus – pelebaran pembuluh darah – sel permukaan usus
rusak/mati – gangguan pencernaan – diare
 Shigella
Menembus sel usus – peradangan – diare
 Vibrio Cholera
Racun masuk ke tubuh – mengganggu penyerapan dan pengeluaran ion –
gangguan transportasi ion – diare
 E.Colli
Pelekatan pada usus – berkembang biak – pengeluaran toksin – diare
MANIFESTASI KLINIS / GEJALA
Gelisah, demam, cengeng, tidak nafsu makan, feses cair, feses hijau, muntah, anus lecet
DAMPAK DAN KOMPLIKASI
• Dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak.
• Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar saat diare.
• Maldigesti dan malabsorpsi
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan
pada mikrovili.
• Sepsis
respons sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi.
• Iritasi di sekitar anus
DIAGNOSA
1. Dehidrasi 5. Tes Darah
2. Nyeri akut 6. Tes Feses
3. Kerusakan kulit 7. Pemeriksaan serum elektrolit dan
EKG
4. Hipertermi
(untuk pasien dengan dehidrasi berat)
TINDAKAN
Rehidras oral atau parental, antibiotic, obat anti diare, makanan probiotik. Makanan yang
melalui proses fermentasi sangat disarankan karena mengandung bakteri baik yang bantu
pencernaan.
LANGKAH PREVENTIF
Cuci tangan, jaga kebersihan, pemberian ASI, MPASI, gizi seimbang, pola hidup sehat.

 Pemberian suplementasi seng-probiotik bersamaan berpengaruh dalam


memberikan rerata perlindungan terhadap terjadinya diare berulang lebih lama.
 Jenis lantai rumah memiliki pengaruh terhadap penyakit diare : lantai yang tidak
kedap air akan mudah berdebu saat kemarau dan mudah basah saat hujan, hal itu
menyebabkan kuman berkembangbiak dengan cepat.
REFERENSI
Wulandari, A. P. (2009). Hubungan antara faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi dengan kejadian
diare pada balita di desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2009 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Purnamasari, H., Santosa, B., & Puruhita, N. (2016). Pengaruh suplementasi seng dan probiotik terhadap
kejadian diare berulang. Sari Pediatri, 13(2), 96-104.

Anda mungkin juga menyukai