Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PEMBUKTIAN DIFUSI-OSMOSIS –KRENASI –PLASMOLISIS

TOPIK PERMASALAHAN
Pembuktian Difusi

TUJUAN
1. Dapat mendeskripsikan proses Difusi
2. Dapat mengetahui terjadinya difusi

3. Mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada


kentang bila menggunakan larutan iodin 1%, larutan iodin 10%, dan
larutan iodin 100%.

TINJAUAN PUSTAKA
Difusi adalah perembesan zat dari ruang yang berkonsentrasi tingggi ke ruang yang
berkonsentrasi lebih rendah. Perembesan ini mungkin tanpa lewat sekat, mungkin pula lewat
sekat. Perembesan tanpa lewat sekat berlangsung baik dalam protoplasma sendiri, seperti dari
ujung retikulum endoplasma ke ujung lain. Perembesan lewat sekat, berlangsung baik antara
intra dan ekstra-sel antara sitoplasma dan nukleoplsama. ataupun antara sitoplasma dan
organel. Perembesan itu lewat unit membran. Difusi berlangsung menurut gradient
(kemiringan) konsentrasi. Yakni dari ruang yang konsentrasi zat A tinggi ke ruang zat yang
konsentrasi zat A itu rendah (Yatim, 1990).
Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut, gas
atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang
potensial kimianya lebih rendah.
1. Difusi terjadi karena adanya Gerakan molekul dan beda potensial kimia.
2. Difusi dipengaruhi oleh temperature, konsentrasi zat terlarut (solute), tekanan dan
partikel adsorptive ( permukaan mudah mengikat air)
3. Permeabilitas membranakan menentukan laju difusi setiap partikel melewati membran
Beberapa faktor yang mempengaruhi difusi antara lain sebagai berikut :
a) Ukuran partikel, semakin kecil, cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan
difusi semakin tinggi.
b) Ketebalan membran, semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c) Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d) Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
e) Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya (Anonim A, 2009)

ALAT DAN BAHAN


a. Pisau
b. Kentang/wortel
c. Penggaris
d. Larutan iodin
e. Beaker glass
f. Timer
g. air

PROSEDUR/CARA KERJA
1. Potong wortel/kentang dalam bentuk kubus 1x1x1 cm
2. Siapkan 3 beaker glass berlabel A, B dan C
3. Tuangkan larutan iodin 1%, 10%, 100% secara berurutan pada beaker glass A, B dan C
4. Masukkan beberapa buah kubus wortel/kentang dalam setiap beaker glass
5. Setiap selang waktu 5 menit (selama 25 menit) keluarkan sebuah kubus dan potonglah
menjadi 2 bagian
6. Ukurlah jarak iodin yang masuk kedalam kubus tersebut dengan mengukur mulai dari tepi
irisan menuju ke daerah tengah yang masih dapat teramati adanya warna larutan iodin
7. Hitunglah jarak reratanya selama 25 menit.

HASIL PENGAMATAN
No Waktu (Menit) Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
1% 10% 100%
1. 5 menit 0,5 cm 1 cm 0,5 cm
2. 10 menit 0,5 cm 1 cm 0,5 cm
3. 15 menit 0,5 cm 0,5 cm 1 cm
4. 20 menit 1 cm 0,5 cm 0,5 cm
5. 25 menit 1 cm 1 cm 1 cm

DOKUMENTASI

beberapa buah kubus wortel/kentang dalam setiap Hasil dari beberapa buah kubus
beaker glass wortel/kentang dalam setiap beaker glass

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang difusi. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat
mendeskripsikan proses Difusi dan dapat mengetahui terjadinya difusi. Peralatan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Pisau, Penggaris, Beaker glass, dan Timer . Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu kentang/wortel, dan air. Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu Potong
wortel/kentang dalam bentuk kubus 1x1x1 cm, Siapkan 3 beaker glass berlabel A, B dan C. Kemudian
Tuangkan larutan iodin 1%, 10%, 100% secara berurutan pada beaker glass A, B dan C. Lalu
Masukkan beberapa buah kubus wortel/kentang dalam setiap beaker glass. Ketika setiap selang
waktu 5 menit (selama 25 menit) keluarkan sebuah kubus dan potonglah menjadi 2 bagian.
Kemudian ukurlah jarak iodin yang masuk kedalam kubus tersebut dengan mengukur mulai dari tepi
irisan menuju ke daerah tengah yang masih dapat teramati adanya warna larutan iodin dan
hitunglah jarak reratanya selama 25 menit. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dalam
waktu 5 menit pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 10%
menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan ukuran 0,5 cm. Hasil
praktikum dalam waktu 10 menit pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada
larutan yang 10% menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan ukuran
0,5 cm. Hasil praktikum dalam waktu 15 menit pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran
0,5 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 100%
menghasilkan ukuran 1 cm. Hasil praktikum dalam waktu 20 menit pada larutan yang 1%
menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada
larutan yang 100% menghasilkan ukuran 0,5 cm. Hasil praktikum dalam waktu 25 menit
pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan
ukuran 1 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan ukuran 1 cm.
Dari praktikum diatas dapat kita ketahui bahwa difusi terjadi karena adanya Gerakan
molekul dan beda potensial kimia. Difusi dapat dipengaruhi oleh temperature, konsentrasi zat
terlarut (solute), tekanan dan partikel adsorptive ( permukaan mudah mengikat air). Dan
dapat kita ketahui bahwa permeabilitas membranakan menentukan laju difusi setiap partikel
melewati membrane.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

TOPIK PERMASALAHAN
Pembuktian Osmosis

TUJUAN

1. Mengetahui peristiwa osmosis pada kentang.


2. Dapat mendeskripsikan proses Difusi
3. Mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada
kentang bila menggunakan larutan iodin 1%, larutan iodin
10%, dan larutan iodin 100%.
TINJAUAN PUSTAKA
Osmosis adalah difusi zat pelarut melintasi membran. Pada makhluk hidup zat
pelarut selalu air. Osmosis didefinisikan sebagai pergerakan air (zat pelarut) melalui
membran permeabel selektif, dari area dengan konsentrasi air yang tinggi ke area
dengan konsentrasi air yang rendah (James,2008).

Osmosis ialah lewatnya zat pelarut melalui membran sebagai akibat perbedaan tekanan
osmosis. Dalam hal ini zat pelarut akan melewati suatu membran dati larutan yang
berkadar rendah ke dalam larutan yang berkadar tinggi sehingga tercapai suatu
keseimbangan. Hal inilah yang terjadi dalam transportasi air dari sel ke dalam rongga
antarsel dan dari sel yang satu ke dalam sel yang lain seperti dalam sel-sel tumbuhan
(Juwono, 2000).
Peristiwa osmsis merupakan faktor yang amat penting dalam terjadinya fisiologis.
Kecenderungan molekul pelarut bergerak ke daerah yang mempunyai keadaan zat larut
yang lebih tinggi dapat dicegah dengan menggunakan tekanan pada larutan yang lebih
pekat (Syaifuddin, 2002).
Keseimbangan osmotik adalah kekuatan yang besar untuk memudahkan air agar dapat
melintasi membran sel. Jika cairan interseluler dan ekstraseluler tidak berada dalam
keseimbangan osmotik sebagai kekuatan yang besar ini maka perubahan yang relatif kecil
pada konsentrasi zat terlarut impermeabel dalam cairan ekstraseluler dapat menyebabkan
perubahan luar dalam volume sel.
 Cairan isotonik, jika suatu sel diletakkkan pada suatu larutan dengan zat terlarut
impermeabel (tidak dapat dilewati) maka sel tersebut tidak akan mengerut atau
membengkok.
 Cairan hipotonik, jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang mempunyai
konsentrasi zat terlarut impermeabel yang lebih rendah maka air akan
berdifusi ke dalam sel.
 Cairan hipertonik, jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang mempunyai
konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih tinggi maka air akan mengalir keluar
dair sel dan masuk ke dalam cairan ekstraseluler (Sayaifuddin, 2002).

ALAT DAN BAHAN


1. Pisau
2. Kentang/wortel
3. Penggaris
4. Larutan iodin
5. Beaker glass
6. Timer
7. air

PROSEDUR/CARA KERJA
1. Potong wortel/kentang dalam bentuk kubus 1x1x1 cm
2. Siapkan 3 beaker glass berlabel A, B dan C
3. Tuangkan larutan iodin 1%, 10%, 100% secara berurutan pada beaker glass A, B dan C
4. Masukkan 5 buah kubus wortel/kentang dalam setiap beaker glass
5. Setiap selang waktu 5 menit (selama 25 menit) keluarkan sebuah kubus dan potonglah
menjadi 2 bagian
6. Ukurlah jarak iodin yang masuk kedalam kubus tersebut dengan mengukur mulai dari tepi
irisan menuju ke daerah tengah yang masih dapat teramati adanya warna larutan iodin
7. Hitunglah jarak reratanya selama 25 menit.

HASIL PENGAMATAN
No Waktu (Menit) Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
1% 10% 100%
1. 5 menit - - 0,5 cm
2. 10 menit 0,1 cm 0,2 cm 0,7 cm
3. 15 menit 0,5 cm 0,5 cm 1 cm
4. 20 menit 0,2 cm 0,3 cm 0,8 cm
5. 25 menit 1 cm 1 cm 1 cm

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang difusi. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat
mendeskripsikan proses Difusi dan dapat mengetahui terjadinya difusi. Peralatan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Pisau, Penggaris, Beaker glass, dan Timer . Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu kentang/wortel, dan air. Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu Potong
wortel/kentang dalam bentuk kubus 1x1x1 cm, Siapkan 3 beaker glass berlabel A, B dan C. Kemudian
Tuangkan larutan iodin 1%, 10%, 100% secara berurutan pada beaker glass A, B dan C. Lalu
Masukkan 5 buah kubus wortel/kentang dalam setiap beaker glass. Ketika setiap selang waktu 5
menit (selama 25 menit) keluarkan sebuah kubus dan potonglah menjadi 2 bagian. Kemudian
ukurlah jarak iodin yang masuk kedalam kubus tersebut dengan mengukur mulai dari tepi irisan
menuju ke daerah tengah yang masih dapat teramati adanya warna larutan iodin dan hitunglah jarak
reratanya selama 25 menit. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dalam waktu 5 menit
pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan
ukuran 1 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan ukuran 0,5 cm. Hasil praktikum dalam
waktu 10 menit pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 10%
menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan ukuran 0,5 cm. Hasil
praktikum dalam waktu 15 menit pada larutan yang 1% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada
larutan yang 10% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 100% menghasilkan
ukuran 1 cm. Hasil praktikum dalam waktu 20 menit pada larutan yang 1% menghasilkan
ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan ukuran 0,5 cm, pada larutan yang 100%
menghasilkan ukuran 0,5 cm. Hasil praktikum dalam waktu 25 menit pada larutan yang 1%
menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan yang 10% menghasilkan ukuran 1 cm, pada larutan
yang 100% menghasilkan ukuran 1 cm.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

TOPIK PERMASALAHAN
Pembuktian Kreasi

TUJUAN

TINJAUAN PUSTAKA
ALAT DAN BAHAN
a. Kaca objek
b. Kaca penutup
c. Pipet tetes
d. Alkohol
e. Jarum pinset
f. Mikroskop
g. Gula
h. Air
i. Beaker glass
j. tisu

PROSEDUR/CARA KERJA
1. Sediakan kaca obyek yang bersih, beri setetes air dengan pipet
2. Bersihkan ujung jarimu dengan alcohol 70%
3. Dengan jarum tusuk ujung jarimu
4. Ambil setetes darah merah dan tempatkan dalam kaca obyek, tutup dengan kaca
penutup
5. Periksa sel darah merahmu dengan mikroskop
6. Beri setetes larutan gula 10% ditepi kaca penutup sedangkan ditepi yang berlawanan
isap dengan kertas pengisap agar media didalamnya berganti
7. Segera amati terjadinya perubahan dan gambarlah

HASIL PENGAMATAN
DOKUMENTASI
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

TOPIK PERMASALAHAN
Pembuatan plasmolysis
TUJUAN

TINJAUAN PUSTAKA
Plasmolysis adalah peristiwa lepasnya plsmalemma atau membranplasma dari dinding
sel karena dehidrasi (sel kehilangan air). Peristiwa ini terjadi bila jaringan ditempatkan pada
larutan yang hipertonis atau memiliki potensial osmotic lebih tinggi. Dalam keadaan tersebut,
air sel akan terdorong untuk berdifusi ke luar sel menembus membrane (osmosis). Salah satu
fenomena akibat dehidrasi sel adalah terjadinya plasmolysis. Dalam keadaan tertentu, sel
masih mampu kemvbali ke keadaan semula bila jaringan dikembalikan ke air murni.
Peristiwa ini dikenal sebagai gejala plasmolysis. Bila jaringan ditempatkan pada larutan yang
hipotonis sampai isotonis, maka sel-sel jaringan tidak akan mengalami plasmolysis.
Berdasarkan hal ini, makametode plasmolysis dapat digunakan sebagai salah satu
metode penaksiran nilai potensial osmotic jaringan. Sebgai perkiraan terdekat, potensial
osmotic jaringan ditaksir eqivalen dengan potensial osmotic suatu larutan yang telah
menimbulkan plasmolysis sebesar 50% yang disebut incipient plasmolysis.

ALAT DAN BAHAN


a. Mikroskop
b. Larutan sukrosa
c. Gelas benda dan penutup
d. Daun rhoe discolor
e. Botol vial
f. Silet

PROSEDUR/CARA KERJA
Siapkan 4 botol vial yang barisi larutan sukrosa 10%, 25%, 50%, dan 100% masing-masing
sebanyak 10 ml
Buatlah beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor (Jadam, Md)
Masukkan sayatan-sayatan tersebut ke dalam tabung vial (cawan petri) yang telah berisi
larutan sukrosa, masing-masing kelompok larutan dengan 3 buah sayatan
Biarkan. Selama 10-20 menit, kemudian setelah itu amatilah di mikroskop. Untuk
pengamatan ini, letakkanlah sayatan pada gelas benda dan tetesi dengan setetes larutan dari
larutan yang digunakan untuk merendam. Kemudian amatilah dibawah mikroskop
Hitunglah sel yang terplasmolisis dan sel yang tidak terplasmolisis pada ke 4 variasi larutan
sukrosa dalam satu bidang pandang saja.
Tuangkan data yang anda peroleh dalam grafik yang menunjukkan hubungan antara
konsentrasi larutan sukrosa

HASIL PENGAMATAN
DOKUMENTASI
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II.
PEMBUKTIAN PENYERAPAN AIR

TOPIK PERMASALAHAN
Pembuktian Penyerapan Air

TUJUAN KEGIATAN
Untuk membuktikan bahwa penyerapan air berlangsung dari akar

TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam siklus hidup tumbuhan, dan
dalam proses metabolisme tumbuhan tidak dapat berlangsung tanpa adanya air. Air dapat
masuk ke dalam sel tumbuhan melalui penyerapan oleh akar. Kemampuan partikel tanah
menahan air dan kemampuan akar untuk menyerap air dapat menentukan kadar air dalam
tanah dan banyaknya air yang diserap oleh akar tumbuhan (Ai, 2011).
Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai bahan immunostimulan yaitu
tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina ). Hasil skrining fitokimia daun pacar air
membuktikan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoida, saponin, steroida,
glikosida, kumarin, kuinon, striterpenoid dan fenolik. Dimana senyawa flavonoid dapat
berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri, antiaterosklerotik, imunomodulator,
antidiabetes, antiinflamasi dan senyawa saponin berfungsi sebagai membran-permeabilising,
bersifat hipokolesterolemik dan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan serta meningkatkan
respon makan pada hewan (Pasaribu, 2015).

Tumbuhan sebagai organisme autotrof memerlukan beberapa zat untuk kelangsungan


hidupnya. Zat yang harus diambil tumbuhan dari lingkungannya sebagain besar adalah air,
mineral, oksigen, dan karbondioksida. Kemampuan tumbuhan untuk mengambil zat-zat
tersebut dapat dilakukan dengan cara difusi, osmosis dan transport aktif. Oksigen dan
karbondioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Sedangkan air
dan garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui
ujung dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah seperti alga, pengambilan zat-zat
dapat dilakukan pula oleh permukaan setiap sel tubuhnya (Salisbury, 1991).

Sistem jaringan vaskular (vascular tissue system) terdiri dari dua tipe, yaitu xilem dan
floem. Jaringan ini melakukan transpor material jarak jauh antara sistem akar dan sistem
tunas. Xilem berfungsi untuk mengantarkan air dan mineral terlarut dari akar menuju tunas.
Sedangkan floem berfungsi untuk mentranspor gula, yang merupakan produk dari proses
fotosintesis. Jaringan vaskular akar atau batang secara kolektif disebut stele (dari kata Yunani
yang berati ‘pilar’). Susunan dari stele ini bervariasi tergantung pada spesies dan organ
tumbuhan (Campbell, 2010: 320).

Batang yaitu suatu bagian dari tanaman yang perannya sangat penting bagi tanaman
itu sendiri. Nama latin dari batang yaitu caulis. Fungsi dari batang yaitu sebagai jalan atau
alur dari pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut didalamnya. Namun terkadang
pada bagian lain batang digunakan sebagai tempat cadangan makanan. Manfaat dari batang
yaitu menopang daun. Contohnya pada tanaman jati perwarna filtrate daun muda dapat
terserap dan mewarnai jaringan epidermis, parenkim, floem, xylem, dan slerenkim pada
preperat batang. Cambium pada preparat batang pluchea indica tidak terlihat karena organ
batang pluchea indica yang di ambil masih muda kambiumnya, jadi kambiumnya masih
belum terlihat jelas karena masih perkembangan struktur primer (Nurwanti dkk, 2013).
Perpindahan air yang dianggap dapat mengurangi peningkatan tegangan hidrolik pada
sistem vaskuler pohon selama siklus diel transpirasi. Air yang di transfer antara dua jaringan
di fasilitasi melalui symplast sel parenkim sinar horizontal. Metode yang digunakan  agar
peran jaringan floem sebagai kapasitor dinamis untuk penyimpanan dan transfer air dan
kontribusinya terdapat pemeliharaan integritas fungsional xilem di pohon (Pfautsch, Renard,
Tjoelker, & Salih, 2015).

Xylem dan floem sebuah jaringan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan
tanaman. Contoh xylem dan floem pada batang. Manfaat dari xylem dan floem yaitu untuk
xylem merupakan sebagai jaringan pengangkut yang berfungsi sebagai mengangkut air dan
mineral dari dalam tanah. Untuk floem yaitu sebagai pengangkut juga hanya fungsunya
berbeda, untuk floem fungsinya yaitu sebagai mengantarkan hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tanaman, floem biasanya di sebut juga dengan pembuluh lapis (Thorbener dan
northcote, 1962).

Pada tanaman terdapat 5 macam jaringan yang mempunyai fungsi berbeda-beda


antara lain jaringan pengangkut, jaringan penguat, jaringan penutup, jaringan meristem dan
jaringan parenkim. Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Jaringan pengangkut di bagi 2 yaitu xylem dan floem (Brodribb
dkk., 2010).

Sistem transport air dan mineral pada batang terjadi akibat adanya beberapa proses
antara lain difusi dan osmosis. Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Pada kedua proses ini penting untuk akar menyerap air dan
menyalurkan ke batang melalui jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem (Saridewi, 1992)

Air merupakan faktor yang sangat berperan dalam perkecambahan benih. Dua faktor
penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah kulit pelindung biji dan jumlah
air yang tersedia pada medium disekitarnya. Osmosis adalah suatu topik yang berperan
penting karena dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam daun dan ke
luar sel (Putra, 2017).

Hubungan antara struktur batang primer dan struktur batang sekunder, struktur batang
primer berbeda dengan batang sekunder, dari situ sering kali digunakan untuk membedakan
dari tipe batang. Yang biasanya dari tipe tersebut dapat dibedakan yaitu batang conifer,
dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu, dikotil merambat, dikotil dengan pertumbuhan
menyimpang, dan monokotil. Penjelasannya dari 5 yang perlu diketahui batang conifer
contohnya pada pinus, mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribal. Epidermis
daun dari tumbuhan yang berbeda dalam ragam jumlah lapisan, bentuk, struktur dll (Mulyani,
2010).

ALAT DAN BAHAN

1. Tanaman pacar air lengkap dengan akar


2. Pewarna merah
3. Air
4. Beaker glass
5. Penggaris

PROSEDUR/CARA KERJA
1. Buatlah larutan air dengan pewarna dalam beaker glass
2. Letakkan tanaman pacar air pada larutan tersebut
3. Amati dan ukurlah kenaikan air setiap 5 menit
4. Setiap 5 menit amatilah tanaman tersebut dibawah sinar matahari karena bagian
dalam tumbuhan lebih terlihat jelas ditempat terang
5. Dokumentasi setiap perlakuan
6. Catat hasil pengamatan

HASIL PENGAMATAN
Dengan takaran

1. Air 150 ml
2. Pewarna makanan 4 tetes
3. Ukuran tanaman 60,5 cm

Hasil praktikum

No Waktu (menit)_ Hasil pengukuran (cm)


1. 5 menit Kenaikan 9,5 cm
2. 10 menit Kenaikan 13 cm
3. 15 menit Kenaikan 14 cm
4. 20 menit Kenaikan 39,5 cm
5. 25 menit Kenaikan 50 cm
6. 30 menit Kenaikan 52 cm
7. 35 menit Kenaikan 60,5 cm

DOKUMENTASI

Proses Penambahan Warna Merah Pada


Proses Awal Pengukuran Air
Air

Proses Memasukkan Tanaman Kedalam Pengukuran Kenaikan Air Setelah 5


Wadah Yang Sudah Di Siapkan Menit

Pengukuran Kenaikan Air Setelah 20


Pengukuran Kenaikan Air Setelah 10
Menit
Menit
Pengukuran Kenaikan Air Setelah 25 Penampakan Bahwa Warna Merah Ketika
Menit Sudah Memenuhi Di Batang

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang pembuktian penyerapan air melewati berkas
pengankut. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa penyerapan air
kedalam tumbuhan melalui berkas pengangkut. Peralatan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah tabung enlemeyer, stopwatch, silet, pipet tetes, penggaris, bolpoint, buku dan
kamera. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina) yang batangnya bening atau berwarna hijau, pewarna makanan dan air. Prosedur
kerja pada praktikum ini yaitu mengisi labu erlenmeyer dengan larutan pewarna yang
sedikit pekat, larutan pewarna disini berfungsi sebagai pengganti air dalam tanah yang
akan diamati selama percobaan, selanjutnya memasukkan pacar air tersebut ke dalam
tabung erlemeyer, mengamati yang terjadi dan mencatat waktu yang dibutuhkan larutan
pewarna untuk bergerak vertikal ke bagian tumbuhan (perubahan warna pada batang,
tangkai daun dan rangka daun), menghitung kecepatan (cm/detik) larutan pewarna yang
merambat dari ujung batang ke rangka daun. Kecepatan merambat larutan pewarna disini
diibaratkan kecepatan air yang merambat pada tumbuhan, menggunakan larutan pewarna
karena agar kelihatan ketika larutan pewarna merambat dari ujung batang menuju ujung
daun. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu, menggunakan batang dengan panjang
60,5 cm waktu yang diperlukan untuk menyerap larutan pewarna dibutuhkan waktu sebanyak
35 menit. Dari 5 menit pertama penyerapan air pada tumbuhan pacar air mengalami kenaikan
9,5 cm. Pada waktu 10 menit penyerapan air mencapai ketinggian 13 cm. Pada waktu 15
menit kemudian penyerapan air mencapai ketinggian 14 cm. Pada waktu 20 menit
penyerapan air mencapai ketinggian 39,5 cm. Pada waktu 25 menit penyerapan air mencapai
50 cm. Pada waktu 30 menit penyerapan air mencapai ketinggian 52 cm. dan pada waktu 35
menit penyerapan air mencapai ketinggian 60,5 cm atau sudah mencapai pucuk tumbuhan
pacar air. Semakin besar ukuran diameter batang maka semakin cepat proses transportasi air
dalam xilem. Laju alir ditentukan dari panjangnya batang/cabang/rangka dibagi dengan
banyaknya waktu yang dibutuhkan larutan pewarna merambat dari pangkal ke ujung.

Pengangkutan air melalui berkas pengangkut pada praktikum kali ini terbukti. Hal ini
dapat terlihat dari batang pacar air yang awalnya berwarna bening, setelah direndam dengan
larutan pewarna, warna batangnya berubah menjadi bening kemerahan. Ini membuktikan
bahwa air diangkut melewati berkas pengangkut. Pengangkutan air yang seperti ini disebut
pengangkutan vaskuler (intravaskuler). Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) adalah
pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut. Dalam pengangkutan intravaskuler,
air diangkut dari xylem akar ke xylem batang dan diteruskan ke daun. Pada penambang
melintang batang pacar air sebelum dan sesudah diberi larutan pewarna terdapat perbedaan
pada warna, serta pada batang yang telah diberi larutan pewarna bagian-bagian penyusun
batang telihat dengan jelas. Hal ini dikarenakan larutan pewarna berfungsi sebagai pemberi
warna agar mudah dalam melakukan pengamatan.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa memiliki laju kecepatan air naik
lebih besar pada batang karena batang memiliki banyak xilem dibandingkan cabang
maupun rangka daun karena jumlah xilem lebih banyak dari cabang, maupun rangka
daun sehingga laju air naik menjadi lebih cepat. Semakin besar diameter batang maka
semakin banyak sel-sel xilem yang berperan dalam pengangkutan air yang menyebabkan
proses pengangkutan air lebih cepat dari pada batang yang memiliki diameter lebih
kecil. Untuk kecepatan laju pada cabang lebih cepat daripada laju pada rangka daun dan
lebih lambat dari batang. Hal ini karena ukurannya lebih kecil dari batang sehingga
jumlah xylem lebih sedikit dari batang menyebaban laju air naiknya juga lebih
lambat dari batang sedangkan jika dibandingkan dengan rangka daun maka kecepatan
laju air naik pada cabang lebih cepat hal ini terjadi karena jumlah xylem pada cabang
lebih banyak jika dibandingkan pada rangka daun sehingga kecepatan laju air naik pada
rangka daun lebih rendah daripada cabang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ukuran/diamater batang, cabang, dan rangka daun berbanding lurus dengan laju
kecepatan air naik
KESIMPULAN

Air tanah masuk kedalam tumbuhan melalui berkas pengangkut, hal ini terbukti dari
perubahan warna batang pada tumbuhan pacar air yang awalnya bening menjadi
kemerahan. Proses tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya organ tumbuhan itu sendiri.
Semakin besar ukuran batang atau cabang maupun rangka daun maka kecepatan laju
air naik ke berkas pengangkut akan cepat karena jumlah xylemnya banyak. Semakin
kecil ukuran suatu batang,cabang, dan rangka daun maka kecepatan laju air naik akan
lambat hal ini karena jumlah xylem yang terdapat sedikit. Adapun faktor yang
mempengaruhi penyerapan air adalah luas daun, daya hisap daun, kapilaritas batang dan
tekanan akar.

DAFTAR PUSTAKA

https://arifianiadisti.home.blog/2018/11/28/laporan-praktikum-fisiologi-tanaman/

Mulyani, S. 2010. Anatomi tumbuhan. YogyakBrodersen, C. R., & McElrone, A. J. 2013.


Maintenance of xylem Network Transport Capacity: A Review of Embolism Repair in
Vascular Plants. Frontiers in Plant Science, 4(April), 1–11.arta, Penerbit kanisius.

Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai