Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH RANGKUMAN UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

MAKALAH
“RANGKUMAN UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III

Refo Akbar Palima (821321057)


Alfikar husain (821321063)
Nafisah Nur Auliyah Syamsuddin (821321059)
Auralia Azzahra Kurniawan (821321058)
Ismayati i. Djauhari (821321061)
Siti Maghfira Ishak (821321056)
Nurhayyu Kailani Tulen (821321062)
Marseli Tui (821321060)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga Makalah ilmu budaya sehat dengan judul “unsur-unsur
kebudayaan”  ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada kawan kawan yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini dan kepada ibu dosen yang telah membimbing.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “unsur-
unsur kebudayaan”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua
pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu 
penulis terlebih kepada pembacanya.

Gorontalo, 27 November 2021

Kelompok III
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................        i


Daftar isi .....................................................................................       ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ....................................................................         1
B.  Tujuan ..................................................................................        1
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian kebudayaan….......................................................      2
B.  Unsur-unsur kebudayaan...……………………………….....      2
C.  Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat.......      7
D.  Cara pandang terhadap kebudayaan.......................................      7
BAB III 
PENUTUP
A.                Kesimpulan ……………………………...........................     10
B.                 Saran...................................................................................    10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………......     11
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang


Kebudayaan merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab kebudayaan
memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang telah ada akan tetap
berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya kesenian dan
benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan manusia untuk menciptakan
sebuah tatanan yang diharapkan.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun
kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan
komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang,
Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi
Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah
satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.
Unsur-unsur yang mempengaruhi keberadaan budaya akan terus memberikan arah bagaimana
wujud dari kebudayaan itu untuk masa yang akan datang, maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut.
B.  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian kebudayaan
2.      Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan
3.      Mengetahui Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat
4.      Untuk mengetahui cara pandang terhadap kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian kebudayaan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
B.  Unsur-unsur kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan
bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di
berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1.      Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi
atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut
dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun
tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara
simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun
tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang
diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri
menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga.
Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam
berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan
teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai
unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek
moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam
masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa
digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau.
Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam,
dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada
siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan
menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk
menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut
tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan
teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak
dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang
mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada
di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a.       alam sekitarnya
b.      tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
c.       binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d.      zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e.        tubuh manusia
f.        sifat-sifat dan tingkah laku manusia
g.       ruang dan waktu.
3.      Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi
untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial.
Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan
aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan
bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena
perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
4.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami
kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-
benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan
hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5.      Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata
pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:
a. berburu dan meramu
b. beternak
c. bercocok tanam di ladang
d. menangkap ikan
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang
berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di
daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam
mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk
tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di
dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam
mencari pekerjaan.
6.      Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat
adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan
berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan
supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal
mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa
adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman
dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
7.      Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas
kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut
berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah
pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni
rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa
dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui
indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,
ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
C.  Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap masyarakat
Unsur-unsur kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang digunakan. Raph Linton
mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan warisan sosial dari anggota masyarakat.
Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:
 Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan,
jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi
berikutnya. Misalnya: bahasa dari sebuah suku akan terus dipakai oleh generasi yang akan
datang pada suku tersebut.
  M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu
yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan
menjadi anggota dari kebudayaan tersebut. Misalnya:seseorang yang tinggal di sebuah suku,
maka secara otomatis akan menjadi putra suku tersebut.
  Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang
untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus. Jadi Newcomb menganggap
kebudayaan lebih ke arah keindividuan sebagai salah satu kreator dari kebudayaan. Disini
pengaruh kebudayaan adalah bagaimana seorang individu itu menerapkan dan mengembangkan
kebudayaan yang ia anut.
Dari pengaruh-pengaruh di atas, dapat kita simpulkan bahwa unsur-unsur budaya sebagai
pembentuk budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sebuah masyarakat.
D. Cara pandang terhadap kebudayaan
 Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini
merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah
yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari
"alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan;
salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti
misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata
berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil
bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa
musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik
tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul
anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain
yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma
dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang
berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak
berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak
berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen
dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human
nature).
    Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" Selama Era Romantis, para cendekiawan di
Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya
perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas
melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam
"sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya
memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara
"berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi
yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia
tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini
pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks
pekerja organisasi atau tempat bekerja.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.         Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat
abstrak.
2.         Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan
bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di
berbagai penjuru duni. Ada beberapa unsur kebudayaan yaitu : Sistem Bahasa, Sistem
pengetahuan, kekerabatan dan organisasi sosial,  ekonomi atau mata pencarian hidup, religi dan
kesenian
3.         Pengaruh unsur-unsur kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat adalah:
a.    Goodman dan Marx melihat kebudayaan sebagai warisan yang dipelajari dan ditranmisikan,
jadi kebudayaan dalam hal ini berpengaruh terhadap perkembangan generasi-generasi
berikutnya.
b.    M.J. Herskovits, bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang superorganic, yakni individu
yang tinggal pada tempat budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dan
menjadi anggota dari kebudayaan tersebut.
c.    Theodore M. Newcom, bahwa kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang
untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus.
4.     Cara pandang terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.
B.   Saran
Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur kebudayaan serta dapat
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertiankebudayaan(diakses rabu,5 november 2014, jam 11.00
WITA)
Supartono W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/unsurunsurkebudayaan(diakses rabu,5 november 2014, jam 11.00
WITA)

Anda mungkin juga menyukai