Sindrom hiperglikemi hiperosmolar nonketotik (HHNK) disebut juga hyperosmolar
hyperglycemic syndrome adalah kondisi yang terjadi ketika kadar gula darah di dalam tubuh penderita diabetes meningkat terlalu tinggi hingga jauh melebihi batas normal. Kadar gula darah yang meningkat drastis akibat sindrom HHNK akan membuat tubuh penderitanya banyak membuang cairan melalui urine guna mengeluarkan gula darah yang menumpuk. Meski demikian, banyaknya cairan tubuh yang terbuang ini kemudian dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi. Jika dibandingkan dengan komplikasi diabetes lain, seperti ketoasidosis diabetik, sindrom HHNK sebetulnya tergolong lebih jarang terjadi. Meski begitu, sindrom HHNK berisiko tinggi menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti kejang, koma, atau bahkan kematian. Diabetes yang tidak disadari dan tidak diobati dengan tepat atau diputus akan memicu timbulnya penyakit berbahaya. Komplikasi akut yang diakibatkan kadar gula yang terus menerus tinggi dan merupakan penyulit dalam perjalanan penyakit diabetes mellitus salah satunya adalah Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik (HHNK) (Hudak & Gallo, 1996). Di Amerika, dari penelitian yang dilakukan oleh american diabetes association angka kematian klien dengan Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik pada tahun 2009 cukup tinggi,yaitu 40-50%, lebih tinggi dari pada diabetik ketoasidosis. Sindrom koma hiperglikemik hiperosmolar non ketotik penting diketahui karena kemiripannya dan perbedaannya dari ketoasidosis diabetik berat dan merupakan diagnosa banding serta perbedaan dalam penatalaksanaan. DiIndonesia Angka kematian klien yang disebabkan oleh sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik mencapai 25%-50% pada tahun 2009.Dari data hasil pengamatan di bagian I, ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2006 Tercatat 152 klien yang dirawat,dengan angka kematian yaitu 24,9%. Sedangkan data di RSSA malang pada tahun 2010 angka kematian klien Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik 20- 35%. Hal ini membuktikan bahwa angka kematian klien yang disebabkan oleh Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik masih tinggi (Anonim, 2010). Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia serta disertai perubahan tingkat kesadaran.Keadaan hiperglikemia persisten menyebabkan deurisis osmotik sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit ( Suzanne , 2002). Klien yang menderita Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik kebanyakan usianya tua,yaitu berusia 50 hingga 70 tahun dan seringkali mempunyai penyakit lain serta klien yang menderita sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik akan mempunyai prognosis jelek. Kejadian pencetus Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik antara lain, stroke, infeksi, infark miokardium,luka bakar ,pengguanaan obat-obatan tertentu seperti feniton, diazoksid, glukokortikoi, dan deuretik tiazid (Greenspan & Bexter, 2000). Gambaran klinis klien yang menderita Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik yaitu ditandai dengan hiperglikemia berat, hiperosmolalitas,dan pengurangan volume disertai dengan tanda sistem saraf pusat mulai dari kesadaran berkabut hingga koma (Isselbacher, 2000). Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik berbeda dengan Ketoasidosis Diabetik, oleh karena itu perlu dilakukan analisis diagnosis keperawatan pada klien dengan Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik, agar intervensi keperawatan yang diberikan tepat sasaran,Karena pada dasarnya penatalaksanaan Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik hampir sama dengan Ketoasidosis Diabetik. Pada sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik penderita tidak sepunuhnya tergantung pada insulin dan merupakan komplikasi akut dari diabetes millitus tipe 2 (NIDDM), serta tidak terdapatnya ketoasidosis dan asidosis. Klien yang menderita Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik biasanya dapat mentoleransi poliuria dan polidipsia selama berminggu-minggu dan setelah terjdainya perubahan neorologis atau setelah penyakit yang mendasrinya semakin berat,barulah klien atau kelurga klien datang ke Rumah sakit untuk meminta pertolnagn medis . Jadi, keadaan hiperglikemia dan dehidrasi yang parah pada Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik terjadi akibat penanganan yang lambat (Suzanne, 2002). Masalah keperawatan yang biasa muncul pada klien dengan Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik diantaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit yang disebabkan oleh dehidrasi yang berat dan biasanya juga disertai diare, selain itu dapat terjadi bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan perfusi jaringan dan gangguan aktivitas (Marilynn, 1999). DAFTAR PUSTAKA
Braunwald, I. (1995). Harison edisi ke 13 vol 5. Jakarta: EGC.