Anda di halaman 1dari 6

e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

Volume II No 2 Februari 2014


ISSN: 2302-3600

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP


KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp.

Nindri Yarti*†, Moh. Muhaemin‡ dan Siti Hudaidah‡

ABSTRAK

Nannochloropsis sp. merupakan pakan alami yang memiliki protein yang cukup
tinggi. Perubahan salinitas dan kurangnya jumlah nitrogen selama kultur dapat
mempengaruhi pertumbuhan Nannochloropsis sp. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perubahan salinitas dan nitrogen selama kultur terhadap
kandungan protein total Nannochloropsis sp. Penelitian dilakukan pada Oktober-
November 2012 di Laboratorium Fitoplankton BBPBL Lampung. Perlakuan
selama penelitian adalah kultur Nannochlorpsis sp. dengan salinitas 30-34 ppt dan
NaNO3 100 gram/L (A); salinitas 30-34 ppt dan NaNO3 50 gram (B); salinitas 35-
38 ppt dan NaNO3 100 gram/L (C); dan salinitas 35-38 ppt dan NaNO3 50 gram/L
(D) dengan kepadatan awal 11 x 106 sel/ml. Hasil penelitian menunjukkan
perlakuan dengan salinitas 35-38 ppt dan NaNO3 100 gram/L menghasilkan
kandungan protein total tertinggi. Kandungan protein total meningkat dengan
bertambahnya jumlah Nannochloropsis sp.

Kata kunci: Nannochloropsis, protein, salinitas, nitrogen, manipulasi lingkungan

Pendahuluan Pertumbuhan Nannochloropsis sp.


dipengaruhi oleh lingkungan seperti
Benih ikan dalam budidaya suhu, pH, salinitas, juga kandungan
membutuhkan pakan alami pada tahap nitrogen yang ada di media kultur
awal kehidupannya . Pakan alami (Gunawan, 2012). Kisaran salinitas
dengan kualitas nutrisi yang baik seperti optimum yang dimiliki
protein, dibutuhkan untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. sebesar 33-35 ppt
bagi benih. Pemenuhan kebutuhan (Sari, 2011). Perubahan salinitas dan
benih ikan akan nutrisi tinggi salah CO2 pada tahap kedua dapat
satunya dengan mikroalga, seperti meningkatkan kepadatan dan mengubah
Nannochloropsis sp. yang biasa kandungan lipid.
digunakan sebagai pakan alami bagi Nannochloropsis sp. membutuhkan
larva ikan dan juga berperan sebagai nitrogen sebagai makronutrien untuk
pakan bagi zooplankton seperti pertumbuhannya. Yanuaris dkk. (2012)
Brachionus plicatilis . menyatakan bahwa ketersediaan unsur

*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung

Email : nindri_yarti@ymail.com

Dosen Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro Gedong
Meneng No. 1 Bandar Lampung 35145

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014


274 Pengaruh Salinitas dan Nitrogen Terhadap Kandungan Protein Total

nitrogen mempengaruhi pertumbuhan dikultur dengan kepadatan awal 11 x


Nannochloropsis sp. Pemenuhan 106 sel/ml dan pemberian pupuk
sumber hara (N, P, dan K) yang Conwy. Pupuk Conwy yang digunakan
mencukupi kebutuhan dapat mengandung NaEDTA 45 gram,
mempengaruhi kepadatan FeCL36H2O 1,3 gram, H2BO3 33,6
Nannochloropsis sp. gram, NaHPO4 20 gram, Vitamin 1 ml,
Pemberian perubahan lingkungan yang Trace metal 1 ml, dan aquadest 1 liter
meliputi salinitas, suhu, fotoperiode, dengan NaNO3 100 gram/L untuk
intensitas cahaya, dan nutrient dapat pupuk pertama dan kandungan NaNO3
mempengaruhi biokimia mikroalga 50 gram/L pada pupuk kedua (BBPBL,
(Widianingsih dkk., 2011). Penelitian 2013).
Muhaemin (2011) menyatakan bahwa Penelitian dilakukan dengan 4
kombinasi antara peningkatan salinitas perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan
dan penurunan nitrogen mampu A (kultur Nannochloropsis sp. pada
menghasilkan lipid yang tinggi sebesar salinitas 30-34 ppt dan NaNO3 100
31,45%. Berdasarkan hasil tersebut, gram/L), perlakuan B (kultur
maka perlu dilakukan penelitian untuk Nannochloropsis sp. pada salinitas 30-
mengetahui pengaruh salinitas dan 34 ppt dan NaNO3 50 gram/L),
nitrogen terhadap kandungan protein perlakuan C (kultur Nannochloropsis
total Nannochloropsis sp. sp. pada salinitas 35-38 ppt dan NaNO3
100 gram/L), dan perlakuan D (kultur
Bahan dan Metode Nannochloropsis sp. pada salinitas 35-
Nannochloropsis sp. yang digunakan 38 ppt dan NaNO3 50 gram/L).
dalam penelitian dari kultur di Pengamatan kepadatan dilakukan 6 jam
Laboratorium Fitoplankton Balai Besar sekali untuk melihat perkembangan
Pengembangan Budidaya Laut pertumbuhan Nannochloropsis sp.
Lampung. Penelitian dilakukan pada Pemanenan Nannochloropsis sp. untuk
Oktober sampai November 2012. analisa protein total dilakukan pada saat
Nannochloropsis sp. dikultur pada akhir fase eksponensial mendekati awal
wadah dengan volume 3 L yang stasioner. Analisa protein total
dilengkapi selang aerasi. Pengamatan dilakukan dengan metode Gunning.
dilakukan menggunakan alat pipet tetes, Perhitungan prosentase berat kering
mikroskop, haemocytometer, dan protein total sebagai berikut
handcounter. Nannochloropsis sp. (Widianingsih dkk., 2012):

( ml NaOH blanko – ml NaOH contoh ) X N NaOH X 14,008


%N=
gr. Contoh X 10
% Protein = % N X Faktor Konversi

Kepadatan dan kandungan protein total berdasarkan frekuensi yang ada


dianalisis dengan uji Chi-square (χ2). (Gaspersz, 1991).
Uji Chi-square digunakan untuk
mengetahui antara dua sifat ada Hasil dan Pembahasan
ketergantungan ataukah tidak ada Perubahan salinitas dan nitrogen pada
ketergantungan (bebas) satu sama lain, media kultur selama pemeliharaan
mengakibatkan perubahan kepadatan.

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014


Nindri Yahrti, Moh. Muhaemin dan Siti Hudaidah 275

Perlakuan A, sumber nitrogen diberikan nilai terendah dari semua perlakuan


sesuai dengan formulasi Conwy dan (Gambar 1). Jumlah nitrogen perlakuan
salinitas pada media sesuai dengan B yang rendah mengakibatkan
kondisi normal kultur. Berdasarkan uji penurunan kepadatan Ketersediaan
chi-square, kepadatan perlakuan B nitrogen mempengaruhi pertumbuhan
berbeda nyata dengan ketiga perlakuan Nannochloropsis sp., karena nitrogen
lainnya. Perbedaan nyata dari uji chi- yang merupakan sumber makro nutrien
square tersebut dapat dilihat dari bagi pertumbuhannya (Yanuaris, 2012).
kepadatan perlakuan B yang memiliki

500 b b b
Kepadatan (105 sel/ml)

c
400
300
200 a a a a
100
0
A B C D
Awal Kultur 123 110 110 118
Akhir Kultur 457 389 456 448
Perlakuan

Gambar 1. Kepadatan Nannochloropsis sp. pada awal kultur dan akhir kultur
perlakuan (α = 0,05).

Nannochloropsis sp. yang dikultur 2010). Kandungan nutrisi pada fase


dengan salinitas berbeda dan jumlah stasioner masih dapat digunakan untuk
nitrogen berbeda mengalami perubahan memenuhi pertumbuhan (Safitri dkk.,
kepadatan dengan pola yang hampir 2013), karena adanya keseimbangan
sama. Setiap perlakuan mengalami fase antara nutrisi dengan jumlah sel di
lag pada jam antara ke 0 sampai ke 12. media kultur (Rusyani, 2001). Hasil
Fase lag ditandai dengan peningkatan penelitian menunjukkan fase stasioner
kepadatan yang tidak signifikan. perlakuan A dan C dimulai pada jam
Peningkatan kepadatan dua kali lipat kultur ke 90. Fase stasioner perlakuan B
terjadi dalam waktu 24 jam. Fase dan D pada jam kultur ke 84 dan mulai
eksponensial yang ditandai dengan mengalami penurunan kepadatan
perubahan kepadatan signifikan dikarenakan nutrien di media semakin
(Kartikasari, 2010). fase eksponensial berkurang sehingga tidak dapat
perlakuan A dan C berkisar antara pada memenuhi pertumbuhan
jam kultur ke 12 sampai ke 84, Nannichlororpsis sp. (Asriyana dan
sedangkan fase eksponensial perlakuan Yuliana, 2012). (Gambar 2). Persentase
B dan D pada jam ke 12 sampai ke 90. peningkatan kepadatan tertinggi terjadi
Fase stasioner merupakan fase pada perlakuan C sebesar 75,72%
kepadatan puncak yang ditandai dengan (Tabel 1).
laju pertumbuhan sel stabil (Kartikasari,

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014


276 Pengaruh Salinitas dan Nitrogen Terhadap Kandungan Protein Total

600

500
Kepadatan (105 sel/ml)

400

300

200

100

0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 108
Jam Ke-

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

Gambar 2.Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. pada tiap perlakuan.

Tabel 1. Persentase peningkatan kepadatan Nannochloropsis sp. pada tiap


perlakuan dibandingkan antara kondisi awal dan akhir kultur.

Perlakuan Peningkatan Kepadatan (%)


A 72,99%
B 71,64%
C 75,72 %
D 73,74 %

Protein total Nannochloropsis sp. perubahan salinitas mempengaruhi laju


tertinggi dihasilkan pada perlakuan C fotosintesis. Perlakuan A dan C (NaNO3
sebesar 0,84%. Peningkatan 100 gram/L) memiliki selisih terbesar
kandungaan protein total tertinggi sebesar 0,13% dibandingkan perlakuan
akibat peningkatan salinitas terjadi pada B dan D (NaNO3 50 gram/L) (Tabel 2).
kondisi nitrogen normal (Gambar 3).
Menurut Asriyana dan Yuliana (2012)

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014


Nindri Yahrti, Moh. Muhaemin dan Siti Hudaidah 277

1
0.71 + 0.008 0.67 + 0.012 0.84 + 0.021 0.64 + 0.034
0.9
Kandungan Protein Total (%) 0.8
∆S,N1
0.7 ∆N,S1 ∆N,S2
0.6 ∆S,N2
0.5
0.4
0.3
0.2 a a a a
0.1
0
A B C D
Perlakuan

Gambar 3. Kandungan protein totalNannochloropsis sp. pada tiap perlakuan (α =


0,05). dan asal perolehan selisih nilai peningkatan dan penurunan
(resultan) salinitas dan nitrogen.

Jumlah nitrogen diduga mempengaruhi kultur mikroalga pada kondisi


kandungan protein total, karena lingkungan dan tempat yang berbeda
nitrogen merupakan unsur penting dapat menghasilkan perbedaan protein
dalam pembentukan protein (Jati dkk., (Sutomo, 2005). Kualitas air selama
2012). Salinitas, pH, zat hara (termasuk penelitian berlangsung dalam kondisi
nitrogen, fosfor), suhu, sumber karbon optimal, sehingga tidak mempengaruhi
dan cahaya berpengaruh pada kepadatan Nannochloropsis sp. (Tabel
pertumbuhan fitoplankton, sehingga 3).

Tabel 2.Kandungan protein total Nannochloropsis sp. dan perhitungan selisih nilai
peningkatan (resultan) salinitas dan nitrogen.
N100 N50 Selisih ∆

S30 - 34 0.71 % 0.67 % (-) 0.04 % ∆N,S1


S35 - 38 0.84 % 0.64 % (-) 0.2 % ∆N,S2
Selisih ∆ (+) 0.13 % (-) 0.03 %

∆S,N1 ∆S,N2
Keterangan: Tanda (+) dan (-) menunjukkan peningkatan dan penurunan pada perbandingan kandungan protein total
Nannochloropsis sp. antar perlakuan (lihat Gambar 3)

Tabel 3.Kisaran parameter kualitas air selama penelitian dibandingkan dengan


referensi.

Parameter Oksigen terlarut (ppm) pH Suhu (oC)


Penelitian 5,62 – 6,40 7,56 – 7,70 24,1 – 25,7
Kisaran Optimal >3 7-8,4 20 – 25
(Effendi, 2003) (Effendi, 2003) (Budiman, 2009)

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014


278 Pengaruh Salinitas dan Nitrogen Terhadap Kandungan Protein Total

Kesimpulan Logam Berat Pb Pada


Nannochloropsis sp. Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Fakultas Pertanian Universitas
disimpulkan bahwa peningkatan Lampung. Lampung.
salinitas dengan nitrogen normal Muhaemin, M. 2011. Lipid Production
menghasilkan kandungan protein total of Nannochloropsys under
meningkat. Environmental Stress. Jurnal
Penelitian Sains 14: 61-62.
Daftar Pustaka Rusyani, E. 2001. Pengaruh dosis zeolit
yang berbeda terhadap pertumbuhan
Asriyana, dan Yuliana. 2012. Isochrysis galbana klon Tahiti skala
Produktivitas Perairan. Bumi laboratorium dalam media
Aksara. Jakarta. Hal. 125. komersial. Skripsi. IPB. Bogor. 53
BBPL. 2013. Standar Opersional hal.
Pelaksanaan Kultur Fitoplankton. Sutomo. 2005. Kultur Tiga Jenis
Lampung. Mikroalga (Tetraselmis sp.,
Budiman. 2009. Penentuan Intensitas Chlorella sp.dan Chaetoceros
Cahaya Optimum Pada Pertumbuhan gracilis) dan Pengaruh Kepadatan
dan Kadar Lipid Mikroalga Awal Terhadap Pertumbuhan C.
Nannochloropsis sp. Tesis. Proram gracilis di Laboratorium. Oseanologi
Magister Kimia. Fakultas dan Limnologi 37 : 43-58.
Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Ismi, S. dan Y. M. Asih. 2010. Efisiensi
Alam. Institut Teknologi Sepuluh Penggunaan Plankton Untuk
Nopember. Surabaya. Pembenihan Kerapu Bebek
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. (Cromileptes altivelis) Pada Hatcheri
Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal. Skala Rumah Tangga. Balai Besar
66-156. Riset Perikanan Budidaya Laut.
Gaspersz, V. 1991. Metode Prosiding Forum Inovasi Teknologi
Perancangan Percobaan. Bandung. Akuakultur. p.869-875.
Armico. Widianingsih, R. Hartati, H. Endarwati,
Gunawan. 2012. Pengaruh Perbedaan E. Yudiati, dan V. R. Iriani. 2011.
pH pada Pertumbuhan Mikroalga Pengaruh Pengurangan Konsentrasi
Klas Chlorophyta. Jurnal Fosfat dan Nitrat Terhadap
Bioscientiae 9: 62 – 65. Kandungan Lipid Total
Jati, F., Johanes H., dan Vivi E.H. 2012. Nannochloropsis sp. Jurnal Kelautan
Pengaruh Penggunaan Dua Jenis 16 : 24-29.
Media Kultur yang Berbeda Yanuaris, L, M., Rahayu K. dan
Terhadap Pola Pertumbuhan, Kismiyati. 2012. Pengaruh
Kandungan Protein dan Asam Fermentasi Actinobacillus sp. Pada
Lemak Omega 3 EPA (Chaetoceros Kotoran Sapi Sebagai Pupuk
gracilis). Jurnal of Aquaculture Terhadap Pertumbuhan
Management and Technology 1: 221 Nannochloropsis sp. Jurnal Ilmiah
-235. Perikanan dan Kelautan 4: 21-26.
Kartikasari, D. 2010. Pengaruh
Penggunaan Media Yang Berbeda
Terhadap Kemampuan Penyerapan

© e-JRTBP Volume 2 No 2 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai