Anda di halaman 1dari 22

MODUL

PEMBELAJARAN

Minyak Atsiri

Tim Dosen :
Prof. Dr. apt. Ratna Djamil M.Si
Dr. apt. Yesi Desmiaty, M.Si
apt. Greesty Finotory S, M.Farm
apt. Diah Kartika P, M.Farm

Prodi Sarjana
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
SALAM PANCASILA

2
Volatile Oil

Pimpinella anisum
Apium graveolens

Anisi stelati fructus


MINYAK ATSIRI
Komponen minyak atsiri termasuk senyawa isoprenoid, karena molekul-
molekulnya tersusun dari unit-unit isopren.
- Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada temperatur
kamar tanpa mengalami penguraian, berbau wangi sesuai dengan
tanaman penghasilnya.
- Merupakan campuran senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid
dengan komposisi tertentu sehingga menghasilkan bau yang khas.
- Perubahan sedikit saja komposisi menghasilkan bau yang berbeda.
- Beberapa minyak atsiri mengandung komponen senyawa yang dominan,
misalnya : minyak cengkeh mengandung >88% eugenol
- Larut baik dalam etanol dan pelarut organik, sukar larut dalam air, kurang
larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70 %.
- Sumber minyak atsiri : dari setiap bagian tanaman seperti
daun, bunga, buah, biji, batang, akar ataupun rimpang.
Sumber minyak atsiri : dari setiap bagian tanaman seperti
daun, bunga, buah, biji, batang, akar ataupun rimpang.
- Minyak atsiri yang segar biasanya tidak berwarna atau
kekuning-kuningan dengan rasa dan bau yang khas.
- Umumnya zat organik pada minyak atsiri tersusun dari
unsur C, H, dan O, berupa senyawa alifatis atau aromatis
meliputi kelompok hidrokarbon, ester, eter, aldehid, keton,
alkohol dan asam
Guna minyak atsiri:
1. Menarik serangga (penyerbukan)
2. Untuk kosmetik / parfum
3. Penolak serangga
4. Sebagai bumbu masak
5. Antiseptik (obat)
6. Karminativum
7. aromatherapy

Klasifikasi minyak atsiri:


A. Monoterpen : B. Seskuiterpen :
1. Asiklik 1. Asiklik
2. Monosiklik 2. Monosiklik
3. Bisiklik 3. Bisiklik
4. Tidak beraturan 4. Trisiklik
A. Monoterpen
1. Monoterpen asiklik :
a. Hidrokarbon: mirsen, osimen
b. Aldehid : geranial, neral
c. Alkohol : geraniol, nerol, linalool
2. Monoterpen monosiklik :
a. Hidrokarbon : - d.limonen - γ-terpinen
- α-terpinen - α-felandren
- β-terpinen - β-felandren
b. Aldehid : felandral, peril aldehid
c. Keton : menton, pulegon, piperiton, karvon
d. Alkohol : mentol, piperitol, karveol, α-terpineol
e. Oksida : 1,8-sineol (eugenol), askaridol
3. Monoterpen Bisiklik
a. Grup tuyan : α-tuyen, sabinen, tuyon, sabinol
b. Grup karan : kar-3-en, kar-4-en, karon
c. Grup pinan : α-pinen, β-pinen, mirtenal, mirtenol
d. Grup kamfan : kamfer, borneol, kamfen
e. Grup fenkhan : fenkhon, α-fenkhen
4. Monoterpen tidak beraturan : γ-tuyaplisin, nepetalakton
B. Seskuiterpen
1. Seskuiterpen asiklis : farnesol, nerolidol
2. Seskuiterpen monosiklis : α- bisabolen, γ-
bisabolen, zingiberen,
asam absisat
3. Seskuiterpen bisiklis : α-kadinen, β-selinen,
azulen
4. Seskuiterpen trisiklis : santonin, aromadendren
Isolasi / Ekstraksi :
Untuk memperoleh minyak atsiri dari tanaman dapat dilakukan
berbagai cara yaitu:
1. Penyulingan (destilasi)
Penyulingan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Penyulingan dengan air
b. Penyulingan dengan air dan uap
c. Penyulingan dengan uap
2. Ekstraksi dengan pelarut organik (mudah menguap)
3. Penyarian dengan lemak padat
a. tanpa pemanasan (enfleurage)
b. dengan lemak panas (maserasi)
4. Pemerasan
5. Penyarian dengan gas CO2
1. Penyulingan (destilasi)
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Prinsip dasar penyulingan adalah cairan dirubah
menjadi uap pada titik didihnya, kemudian uap
tersebut dikondensasikan lagi ke dalam bentuk
cairan dengan proses pendinginan.
Destilasi Air
Destilasi Uap air
Destilasi Uap panas
Destilasi minyak atsiri skala
industri
2. Ekstraksi dengan pelarut organik (mudah menguap)
Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat
dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap
yang sesuai.
3. Penyarian dengan lemak padat , selanjutnya lemak dipisahkan dr
minyak atsiri
4. Pemerasan
Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit
buah dari tanaman yang termasuk keluarga Citrus karena
minyak atsirinya rusak oleh penyulingan. Karena tekanan pada
pemerasan, sel-sel yang mengandung minyak lemak pecah dan
minyak atsiri keluar dan mengalir ke permukaan.
5. Penyarian dengan gas CO2
Metode berdasarkan pada kelarutan minyak atsiri yang baik
dalam CO2
PENGUJIAN MUTU :
Setiap minyak atsiri mempunyai sifat khas dari senyawa kimia yang
menyusunnya.
Sifat ini dapat berubah karena proses pengolahan dan penyimpanan
→ perlu dilakukan pengujian mutu meliputi :
1. Uji organoleptik
2. Uji sifat fisika dan kimia
- warna, kejernihan dan bau
- berat jenis (SNI) : terpen teroksigenasi bj> terpen tak teroksigenasi

- putaran optik (SNI) : parameter kemurnian -


kadar fenol
- indek bias (SNI) : terpen rantai panjang dan teroksidasi memiliki
indek bias lebih besar
- kadar aldehid dan keton
- bilangan asam(SNI) : menunjukkan asam bebas. Minyak atsiri teroksidasi akan
menghasilkan senyawa asam yang akan mempengaruhi baunya
- kelarutan dalam alkohol (SNI) : terpen teroksigenasi akan makin mudah larut dalam
alkohol
- kadar sineol
- logam berat (SNI)
- Kandungan senyawa marker atau penanda, contohnya
- Citronellal dan geraniol pd minyak sereh wangi
- Veltiverol pd minyak akar wangi
- Eugenol pd minyak cengkeh
- Sineol pd minyak kayu putih
- Benzil asetat dan linalool pd minyak kenanga/ylang-ylang
- Zingiberen pd minyak jahe
- Myristin dan sabinen pada minyak pala
- Santalol pd minyak cendana
- Citronellal dan sitral pd minyak jeruk purut
- Sitral pd minyak sereh dapur
Penentuan Minyak Atsiri :
1. KLT
2. KGC
3. SM

Pereaksi Warna / Penampak bercak :


- Anisaldehid – H2SO4
- Vanilin – H2SO4
- H2SO4 pekat
- SbCl3 dalam CHCl3
- Larutan KMnO4 0,2 % dalam air
REFERENSI
1. Harborne, J.B, “Phytochemical Methods ”chapman & Hall Ltd, London 1984.
2. Manitto Paulo, “Byosinthesis of Natural Product”, Ellis Horwood Ltd Newyork,
1981.
3. Vickery, ML. & Vickery, B. “Secondary Plant Metabolism” M.P Ltd. London 1981.
4. Tyler,V.E, Brady L.R & Robbers, J.E, “Pharmacognosy” Lea & Febiger, Philadelphia
1981.
5. Boquet, Travaux et Document, de.L. Orston, “ Plantes Medicinal de conao-
Brazaville 1972.
6. Miller, J.M., “Separation Methods in Chemical Analysis”, W.I, New york 1975.
7. Robinson.T, “ The Organic Constituen of Higher Plants”, 5th Ed. 1983.
8. Hartmannn. Th. “Prinzipien des pflanzlichen Sekundarstoff wechsels”, Plant
Systematics and Evolution, 150. 15-34 (1985).
9. Dewick, P.M, “ Medicinal Natural Products”, John Willey & sons, Ltd. 2001.
10. Markham KR, “ Tehniques of Flavonoid Identification”, Academic Press, 1982.
11. Hostettman & Marston, “Preparation Chromatography Tehniques, 1986.

21
TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai