Anda di halaman 1dari 2

1. 2.

 ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI DALAM ISLAM


2. KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM • Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya. • Ilmu
pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, disistemisasi,
diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan yang obyektif, general,
dan verivikatif. Atau sains adalah pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur,
verivikatif, serta komunal/general. • Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. • Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi
manusia yang bernilai keindahan
3. 3. IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM •IPTEK adalah analisis dari uraian rahasia-rahasia
dibalik fenomena alam yang didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang
disimbolkan dengan pena yang kemudian dapat diwujudkan dalam kehidupan •Kompilasi
pengetahuan manusia kemudian didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan.
Pembacaan ayat - ayat kauniyah ini melahirkan sains dalam upaya menafsirkan. Ada
astronomi, Matematika , Fisika, Kimia , biologi, dan sebagainya. •Dari segi esensinya,
semua sains sudah islami, sepenuhnya tunduk pada Hukum Allah. Hukum-hukum yang
digali dan dirumuskan adalah hukum-hukum alam yang tunduk pada Sunatullah.
•Pembuktian teori yang dikembangkan dilandasi pencarian kebenaran, bukan pembenaran
nafsu manusiawi. •Sedangkan tujuan manusia meningkatkan ilmu pengetahuan adalah
untuk meningkatkan harkat kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan dan
memperbanyak berbuat kebajikan melalu karunia akal.
4. 4. IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM • Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala
pengetahuan yang bersifat dapat menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu
yang dihadapi atau dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba
ataupun khalifah Allah. • Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu,
pemikiran (akal), serta pengalaman manusia • Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat
perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. • Sedangkan ilmu
yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat aquired/perolehan, relatif,
dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia.
5. 5. • Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam • Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa
manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.
• Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai
makhluk Allah yang berakal • Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam
melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan
kesejahteraannya meningkat • Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti
dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk
memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama
adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual
tertentu.
6. 6. INTEGRASI IMAN, ILMU DAN AMAL • Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di
satu sisi, dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi
hubungan yang harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah
yang dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan
akhlaq. • Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di
atas iman dan ilmu yang benar. • Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari
keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan
kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka. •
Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin mempertebal
iman sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu
berarti manusia memanfaatkan semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta. •
Memikirkan perihal pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam tinjauan
astronomi merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan
memperkuat Aqidah.
7. 7. • Untuk mengembangkan Etos keilmuan perlu senantiasa diciptakan stabilita yang
dinamis dalam kehidupan bernegara. Melalui keadaan yang stabil itu proses-proses
mempertajam pikiran, memperluas pandangan syiar ilmu, menciptakan buah pikiran dan
menggerakkan aktifitas memajukan IPTEK dapat dilaksanakan dengan baik. • Salah satu
pilar penting kemajuan suatu bangsa adalah bergantung pada kemajuan penguasaan
terhadap ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi membawa bangsa ke derajat kemuliaan,
kebahagian, dan kekuasaan.
8. 8. KEUTAMAAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERILMU • Orang yang berilmu
itu sangat dimuliakan Allah, karena itu umat Islam diwajibkan menuntut ilmu sepanjang
hayatnya. (Al-Hadits) • Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan
derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama daripada ibadahnya orang
bodoh. (QS.58:11) • Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah
mereka yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. 2:247) • Orang yang berilmu merupakan salah satu
pilar dalam tegaknya kehidupan dunia (Al-Hadits) • Orang yang paling takut kepada Allah
adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28) • Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah
karena ilmunya (Q.S. 2:30-32) • Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas
dasar iman dan ilmu yang benar (Al-Hadits) • Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa
yang memimpin peradaban adalah yang lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan
iptek. • Barang siapa yang mendapat ilmu pengetahuan orang beriman ia telah mendapat
banyak kebajikan ( QS. Al- Baqarah 269) • Allah meninggikan beberapa derajat kedudukan
orang beriman dan berilmu pengetahuan ( QS. Al- Mujadalah: 11) • Barang siapa
meninggalkan rumahnya untuk untuk mendapat ilmu pengetahuan maka ia dalam jalan Allah
sampai sekembalinya. Barang siapa yang bepergian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ,
dimudahkan Allah jalannya ke surga dst.
9. 9. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP ALAM LINGKUNGAN • Ilmuwan dianggap
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pemanfaatan dan pelestarian lingkungan
dibanding orang-orang awam • Ilmuwan harus mendorong pengembangan ipteks ke arah
kemashlahatan ummat, dan mencegah terjadinya kerusakan yang sia-sia, karena kerusakan
alam dan lingkungan itu lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia. • Ilmuwan harus selalu
menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan khalifah Allah yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas keilmuannya.
10. 10. )( 247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah
Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang
diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya
Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang
perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.
11. 11. TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai