Anda di halaman 1dari 2

Kerentanan Perempuan pada masa pandemic salah satunya adanya hambatan

dalam pelaporan dan pelayanan selama pandemi COVID-19 menjadi salah satu
kendala yang menyebabkan terhambatnya proses mitigasi untuk antisipasi terjadinya
kasus KDRT. Berbagai layanan telah mengoptimalkan layanan melalui jalur daring.
Namun, masih diperlukan penyempurnaan berbagai aspek dalam tata kelola layanan.
Perubahan strategi pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan perlu
dioptimalkan dengan memperhatikan aspek tata kelola layanan:
a) Regulasi dan pengaturan layanan. Pengembangan alur layanan, penyusunan
SOP sesuai dengan strategi layanan yang baru, aturan pencatatan dan
pelaporan serta kebijakan penganggaran perlu dikembangkan untuk
mendukung penyediaan layanan pelaporan dan pendampingan bagi korban
KBG. Pengaturan antarlembaga yang menjadi jejaring rujukan dalam bentuk
koordinasi rutin juga menjadi kebutuhan yang mendesak, mengingat tiap-tiap
lembaga telah melakukan perubahan beberapa kebijakan internal untuk
menyesuaikan dengan kebijakan adaptasi kebiasaan baru yang dikembangkan
sektor kesehatan.
b) Pembiayaan layanan. Pembiayaan yang diakibatkan oleh penerapan protokol
kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, sebagai upaya
untuk memastikan terpenuhinya layanan esensial bagi korban KBG.
Pembiayaan pemerintah ini diharapkan tidak hanya melalui lembaga
pemerintah tetapi juga melalui lembaga nonpemerintah yang bekerja untuk
pelayanan korban KBG.
c) Pengaturan sumber daya manusia. Perubahan strategi layanan dengan
mengintensifkan layanan online ke dalam layanan pengaduan/pelaporan dan
menerapkan layanan kombinasi tatap muka dengan online menuntut
perubahan kompetensi staf lembaga dan pemahaman dari pemerlu layanan.
d) Dukungan perlengkapan. Perubahan strategi layanan dan penerapan protokol
kesehatan membutuhkan dukungan perlengkapan yang memadai bagi
penyedia layanan. Perlengkapan standar, berupa masker, face shield, dan
infrastruktur sanitasi, di penyedia layanan menjadi perlengkapan dasar yang
harus dipenuhi alokasi anggarannya oleh pemerintah, sebagai bagian dari
kebijakan pelayanan bagi korban KBG.
e) Pencatatan dan pelaporan. Untuk mendukung pelaksanaan perubahan strategi
perlu dukungan perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan, agar dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan secara cepat. Sistem pencatatan
dan pelaporan tersebut diharapkan bisa mengintegrasikan layanan korban
KBG yang selama ini masih cenderung terpisah-pisah sehingga seringkali
menimbulkan tumpang tindih pelaporan oleh berbagai lembaga. Penyesuaian
sistem pencatatan dan pelaporan ini sekaligus bisa menjadi dasar untuk
melakukan standarisasi pelayanan bagi korban KBG di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai