Anda di halaman 1dari 9

Konsep Bab 1

1. Latarbelakang
a. Identifikasi masalah
b. Analisis masalah
c. Alternatif pemecahan masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
a. Siswa
b. Guru
c. Sekolah

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bukan suatu wujud dari keajaiban untuk membuka pintu
ke dunia dimana semua cita-cita dapat tercapai, pendidikan adalah wahana
yang mendasar untuk meningkatkan bentuk yang lebih harmonis dari
perkembangan manusia, sehingga memberi kemungkinan yang lebih besar
untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, pertentangan dan mencegah
konflik. Karena setiap anak mempunyai bakat dan kemampuan berbeda
serta keunikan tergantung pada latar belakang sosial dan budaya dimana
mereka dibesarkan.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu
unsur pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah
memahami bagaimana peserta didik belajar dan mengorganisasikan proses
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi
pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar tentang
belajar. Dengan mengusai hakikat dan konsep dasar tentang belajar,
diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran
karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya belajar dalam diri siswa.
Istilah pembelajaran sudah dikenal sejak lama dan luas dalam
masyarakat, didalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal formal memberi pengertian
tentang pembelajaran. Dalam pasal 1 butir 20 pembelajaran diartikan
sebagai ”proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai suatu konsep
pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dalam
3

menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses


belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu peserta didik.
Berdasarkan pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan
pembelajaran satu sama lain memiliki substantif dan fungsional. Keterkaitan
substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpul terjadinya
perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional
pembelajaran dengan belajar adalah pembelajaran sengaja dilakukan untuk
menghasilkan belajar atau belajar merupakan barometer dari pembelajaran.
Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar
merupakan konsekuensi dari pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru merupakan faktor utama dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan keberhasilan kegiatan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru. Tingkat keberhasilan
siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan proses
perolehan nilai hasil evaluasi/penilaian belajar siswa.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting didalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan Matematika. Untuk mengusai dan mencipta teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Namun, sampai
saat ini matematika masih menjadi momok yang menakutkan bagi peserta
didik.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti seringkali
menemukan kenyataan bahwa ada sebagian siswa bersikap tak acuh, enggan
bertanya kepada guru maupun temannya untuk materi pelajaran yang belum
dimengerti. Siswa terlihat bosan dengan materi yang disampaikan guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran dikelas
tidak sedikit siswa yang bermain dengan temannya, hal ini sangat
mengganggu proses pembelajaran. Hal ini merupakan beberapa penyebab
siswa tersebut tidak bisa dan tidak mampu mengerjakan soal-soal yang
4

diberikan sehingga hasil atau prestasi belajar siswa kurang dari kriteria ideal
sesuai yang ditentukan pihak sekolah.
1. Identifikasi Masalah
Keberadaan guru di sekolah sangatlah penting. Hal ini
disebabkan karena bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses
pendidikan tidak akan dapat berlangsung atau terlaksana. Program
kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan dengan adanya
kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pengelola pendidikan diantara siswa-siswa
dalam kelas.
Tugas utama seorang guru adalah mengajar sehingga dalam
proses mengajar seseorang guru harus mempersiapkan suatu cara
bagaimana agar yang diajarkan kepada siswa dapat diterima dan
dipahami dengan mudah. Selain itu guru harus memberikan
pengalaman belajar kepada siswa agar dalam suatu pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut wali kelas III di SDN Bantengan 01 Kecamatan
Wungu, nilai ulangan harian mata pelajaran matematika tahun
2018/2019 masih kurang dari kriteria ideal yang ditentukan sekolah
untuk masing-masing indikator berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang diberlakukan di SDN Bantengan 01. Dari
hasil pengamatan 85 % siswa mendapatkan nilai kurang dari 75. Hal
ini disebabkan siswa yang kurang memahami dan menguasai materi
yang telah disampaikan. Guru dalam mengajar hanya menyampaikan
materi dan siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan
soal.
2. Analisis Masalah
Proses pembelajaran selama ini guru menerapkan sesuai RPP
dengan langkah – langkah sebagai berikut : Kegiatan awal, kegiatan
5

inti dan kegiatan akhir, metode dan strategi pembelajaran serta


penilaian.
Kegiatan awal guru melakukan kegiatan apersepsi. Pada
kegiatan inti: guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan. Guru
mengadakan tanya jawab, sebagian siswa belum ada yang bertanya.
Pada kegiatan akhir: guru mengadakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam belajar dengan hasil sebagai berikut: Nilai
tertinggi : 80, nilai terendah: 50 dan rata – rata: 63. Ternyata hasil
pembelajaran di kelas III mata pelajaran matematika kurang
memuaskan. Melihat realita di atas menunjukkan bahwa proses
pembelajaran selama ini yang berlangsung di kelas belum memenuhi
harapan guru, siswa dan sekolah. Hal ini karena guru dalam
menyampaikan materi hanya menoton, sehingga membuat siswa
bosan.
Ditambah guru dalam proses pembelajaran hanya memakai
metode ceramah sehingga membuat siswa pasif, mengantuk atau
bermain sendiri. Selain itu guru dalam menyampaikan materi tanpa
alat peraga ataupun tidak memakai media pembelajaran yang sesuai
sehingga membuat siswa tidak paham dengan materi yang diajarkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan
terdapat banyak kelemahan seperti yang telah diuraikan di atas tentang
pemakaian metode yang monoton, media pembelajaran yang tidak
sesuai maupun penyampaian materi yang tidak menarik bagi siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah menelaah proses pembelajaran yang sudah
berlangsung dan sudah dilaksanakan dan diuraikan di atas maka
permasalahan terletak pada guru sebagai penyaji materi. Permasalahan
– permasalah itu sebagai berikut: Tujuan pembelajaran belum tercapai
karena alat/media/model pembelajaran yang digunakan guru kurang
sesuai atau kurang tepat dan siswa pasif karena guru pada saat
6

penyampaian materi tidak menggunakan metode yang bervariasi dan


keaktifan anak kurang karena kegiatan hanya berpusat pada guru.
Kondisi dilapangan sebenarnya guru sudah melakukan
perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran akan tetapi hasilnya masih
belum optimal. Penjelasan guru susah diterima oleh murid karena
terkadang bersifat abstrak. Sehingga perlu adanya pembelajaran yang
menggunakan benda yang nyata sehingga anak dapat belajar dengan
sesuatu yang riil. Penjelasan yang diberikan guru terlalu cepat dan
kurang optimal, sehingga perlu adanya penjelasan guru yang
disesuaikan dengan kemampuan anak. Penjelasan dari guru tentang
cara penyelesaian tugas matematika yang baik kurang bisa dirasakan
anak didik sehingga anak didik kurang dapat menangkap
pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga perlu adanya teknik
bimbingan cara mengerjakan soal matematika dengan perlahan dan
baik. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung,
sehingga perlu adanya alat pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
menjadi lebih focus dan perhatian dalam belajarnya.
Melihat realita tersebut penulis akan melaksanakan perbaikan
sistem pembelajaran yang selama ini pembelajaran yang dilaksanakan
tanpa kebermaknaan sehingga menyebabkan rendahnya prestasi
belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut penulis akan menerapkan
model pembelajaran demonstrasi. Menurut Majid (2013:198) dalam
Saputra, A. E. dan Priyanto, S. (2016: 155) keunggulan metode
demonstrasi adalah terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, siswa
diarahkan untuk langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan, proses pembelajaran akan lebih menarik, dengan cara
mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian,
metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menekankan
pada praktik pengajaran secara langsung dengan menggunakan media
atau alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
7

Dalam pelaksanaannya guru harus menyesuaikan alat peraga atau


media yang digunakan dengan materi yang akan sampaikan kepada
siswa, ini bertujuan agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda
dengan apa yang diharapkan untuk dalam tujuan pembelajaran.
Diharapkan pada proses pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi siswa dapat dengan mudah memahami konsep-konsep
yang disampaikan guru sehingga menghasilkan pembelajaran yang
bermakna bagi siswa. Siswa diharapkan bisa memusatkan perhatian
mereka pada proses pembelajaran.
Berdasarkan paparan diatas maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Materi Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Metode
Demonstrasi Siswa Kelas III SDN Bantengan 01 Wungu Madiun
Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Materi Luas Persegi dan Persegi
Panjang Melalui Siswa Kelas III SDN Bantengan 01 Wungu
Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019
2. Bagaimana hasil/Prestasi Belajar Matematika Materi Luas
Persegi dan Persegi Panjang Melalui Metode Demonstrasi Siswa
Kelas III SDN Bantengan 01 Wungu Madiun Tahun Pelajaran
2018/2019

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
8

1. Untuk mengetahui penerapan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan


Prestasi Belajar Matematika Materi Luas Persegi dan Persegi Panjang
Melalui Siswa Kelas III SDN Bantengan 01 Wungu Madiun Tahun
Pelajaran 2018/2019?
2. Untuk mengetahui hasil/Prestasi Belajar Matematika Materi Luas
Persegi dan Persegi Panjang Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas
III SDN Bantengan 01 Wungu Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa
- Dapat melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap
keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
- Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.
- Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui  metode demonstrasi.
- Dapat meningkatkan kreatifitas siswa khususnya dalam
mempelajari matematika.
- Dapat meningkatkan keaktifan siswa khususnya dalam mempelajari
matematika.
- Dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami konsep
matematika melalui metode demonstrasi.
2. Guru
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi peserta didik.
- Membantu guru dalam mengajarkan kepada siswanya akan
menyenangkannya belajar konsep-konsep matematika sehingga
dengan mudah memahami konsep tersebut dengan baik sehingga
9

pembelajaran matematika di kelas bukanlah pelajaran yang


menakutkan.
3. Sekolah
- Sebagai referensi bagi sekolah dalam rangka untuk meningkatkan
prestasi belajar matematika di SDN Bantengan 01 Kecamatan
Wungu khususnya dan sekolah yang lain pada umumnya.
- Sebagai bahan referensi untuk menambah sarana dan prasarana
pembelajaran sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.

Anda mungkin juga menyukai