Anda di halaman 1dari 5

Batasan Dan Ruang Lingkup Epidemiologi 1) Etiologi : menyelidiki penyebab masalah kesehatan,

factor resiko
1. Masalah Kesehatan 2) Efikasi : melihat efek intervensi kesehatan, ada atau tidak
1) Death (kematian) penting terutama yang disebabkan efek penyuluhan
karena penyakit agar diketahui penyebab atau factor 3) Efektivitas : seberapa besar hasil intervensi kesehatan
resiko. 4) Efisiensi : melihat pengaruh berdasarkan biaya yang
2) Disease (penyakit) baik penyakit menular, penyakit tidak dikeluarkan
menular atau penyakit lainnya. 5) Evaluasi : penilaian keberhasilan suatu program
3) Disability (kecacatan) : sembuh tidak sempurna, kesehatan
meninggalkan bekas di tubuh. 6) Edukais : intervensi memberikan pendidikan kesehatan
4) Discomfort (ketidaknyamanan) : gangguan rasa nyaman,
nyeri, cemas,stress, depresi. 4. Jenis Epidemiologi
5) Dissatisfaction (ketidakpuasan) : baik dalam pelayanan, 1) Deskriptif : mempelajari frekuensi dan distribusi masalah
biaya, obat dan lain sebagainya. kesehatan, misalnya penyakit. Menjawab pertanyaan
6) Destitution (kemelaratan) : identik dengan kemiskinan, siapa (who) yang terkena masalah kesehatan, dimana
tunawisma (gelandangan). (where), kapan (when) masalah kesehatan ini terjadi dan
berapa banyak yang terkena maslaah kesehatan tersebut.
2. Frekuensi, Distribusi, Determinan a) Who : orangnya (umur, jenis kelamin, ras, agama,
1) Frekuensi : jumlah masalah kesehatan, misalnya penyakit, status perkawinan, social ekonomi)
banyaknya penyakit, dinyatakan dalam ukuran b) Where : tempatnya (desa atau kota, datraan tinggi
epidemiologi seperti ratio, proporsi dan angka (insiden atau dataran rendah)
dan prevalensi). c) When : waktunya (musim hujan, kemaruau, abad
2) Distribusi : penyebaran penyakit/ masalah kesehatan ke…., dasawarsa ke…,). Kecenderungan sekuler
menurut orang (misalnya umur), tempat dan waktu. (PM→PTM pada dasawarsa sekarang ini).
3) Determinan : factor resiko / factor yang mempengaruhi 2) Analitik : mempelajari determinan (factor resiko/ factor
terjadinya penyakit/masalah kesehatan atau variable yang mempengaruhi) terjadinya masalah kesehatan.
independen.

3. Ruang Lingkup Epidemiologi Konsep Kejadian Masalah Kesehatan


1. Teori terjadinya penyakit akan terjangkit penyakit. Teori ini juga mengangap gas-
gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit.
1) Teori Contagion (Contagion theory) : Kontak
Terjadinya penyakit karena adanya kontak antara 4) Teori Jasad Renik (Teori Germ) : Kuman
satu orang dengan orang lainnya. Dikembangkan Menurut teori gem bahwa beberapa penyakit tertentu
berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/ mmikroorganisme ke
lepra di Mesir. Keadaan buruk yang dialami manusia dalam tubuh. Pengaruh teori kuman dan penemuan
pada saat itu telah mendoronglahirnya teori contagion mikroskop sangat besar dalam perkembangan
bahwa penyebab penyakit menular adalah kontak yang epidemiologi penyakit infeksi. Berkat teori kuman
terjadi antara individu dengan individu lain. etiologi berbagai penyakit infeksi bias diidentifikasi.
Banyak penyakit infeksi kini bias dicegah dan
2) Teori Hippocratic : lingkungan, factor individu, dan disembuhkan. Memungkinkan penemuan obat-obat
perilaku hidup penduduk dapat mempengaruhi antibiotika, vaksin, sterilisasi, pasteurisasi, dan program
tersebarnya penyakit dalam masyarakat. sanitasi public.
Kausa penyakit Hippocrates tidak hanya terletak
pada lingkungan, tetapi juga dalam tubuh manusia. 5) Teori Multikausa : banyak factor
Sebagai contoh, bahwa epilepsy bukan merupakan Disebut juga sebagai konsep multifaktorial dimana teori
penyakit yang berhubungan dengan tahayul atau agama, ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai
melainkan suatu penyakit otak yang diturunkan. hasil dari interaksi berbagai factor. Miasalnya, factor
interaksi limgkungan yang berupa factor biologis,
3) Teori Miasma (Miasmatic Theory) : udara kotor / gas kimiawi dan social memegang peranan dalam terjadinya
buruk penyakit. Sebagai contoh, infeksi tuberculosis pada
Menurut teori miasma udara kotor/buruk jaringan paru, tidak dianggap sebagai penyebab tunggal
merupakan penyebab timbulnya penyakit. Miasma terjadinya TBC. Disini TBC tidak hanya terjadi sebagai
dipercaya sebagai uap yang dihasilkan dari sisa-sisa akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata, tetapi
mahkluk hidup yang mengalami pembusukan, barang secara multifaktorial berkaitan dengan factor genetic,
yang membusuk atau buangan limbah yang tergenang, malnutrisi, kepadatan penduduk dan derajat kemiskinan.
sehingga mengotori udara yang dipercaya berperan dalam
penyebaran penyakit. Jika seseorang menghirupnya maka 6) Epidemic Theory
7) Web Of Cause  Agen biologis : mikroorganismes, terdiri dari
8) Teori Roda  Protozoa : plasmodium (malaria)
 Virus : herpes simplex (herpes)
2. Konsep segitiga epidemiologi  Bakteri : bordetella pertussis (batuk rejan)
 Jamur : malassezia furfur (panu)
Dikemukakan Gordon dan La Richt (1950) ini merupakan
 Cacing : cacing pipih darah (skistosomiasis /
gambaran interaksi anatar tiga faktor yakni host (tuang rumah
schistosomia).
= penjamu), agent (agent= factor penyebab), dan environment
3) Lingkungan (environment)
(llingkungan). Timbulnya penyakit berkaitan dengan
 Lingkungan fisik : air yang tercemar feses dapat
terjadinya ketidakseimbangan interaksi antara ketiga factor
menimbulkan penyakit diare atau tifus abdominalis
ini.
 Lingkungan biologis : pekarangan rumah yang
1) Factor penjamu (Host = tuan rumah) = manusia banyak vector nyamuk dapat berfungsi sebagai
Factor penjamu yang berkaitan dengan kejadian penyakit vektor penyakit DBD, malaria
dapat berupa:  Lingkungan social : ingkungan kerja tidak kondusif
 Genetik : sindrom down dapat menimbulkan gejala psikosomatik seperti
 Umur : PJK paling banyak pada kelompok umur stress, insomnia.
65-74 tahun
 Jenis kelamin (gender) : kanker serviks hanya pada
wanita
 Keadaan fisiologi tubuh : kelelahan, kehamilan,
stress, gizi, imun, perilaku.
2) Factor agent = penyebab = factor resiko
 Agen nutrisi (nutrient agent) : kurang konsumsi
KH→hipoglikemia
 Agen kimiawi : Nitrogen Oxida (NO)→Radang
paru-paru, bronchiolitis fibrosis obliterans dan
meninggal (500ppm)
 Agen fisik : trauma →luka, syok
UKURAN EPIDEMIOLOGI a. Insidens atau insidensi
A. Ukuran Frekuensi Banyaknya kasus yang baru pertama kali di
1. Ratio diagnose sakit.
Perbandingan dua nilai yang pembilangnya tidak Pembilang : kasus baru
merupakan bagian dari penyebut. Penyebut : penduduk beresiko (population at risk)
⅓ → 1 = pembilang, 3= penyebut Rumus : i =
Contoh : penyakit diabetes di kota X diderita oleh 20
orang dan 15 diantarannya adalah laki-laki. Keterangan :
Maka, i = estimasi angka insidens
Ratio laki-laki terhadap perempuan = 15/5 = artinya laki- d = jumlah kasus baru
laki penderita DM 3 kali lebih banyak daripada n = jumlah individu yang awalnya tidak sakit
perempuan k = konstanta
Ratio perempuan terhadap laki-laki = 5/15 = 1/3, artinya
laki-laki penderita DM 3 kali lebih banyaj daripada contoh soal :
perempuan. hasil pencatatan penyakit Covid-19 di Provinsi X
2. Proporsi tahun Y diperoleh 15 kasus baru, jumlah populasi
Perbandingan dua nilai yang pembilangnya merupakan sebanyak 2.250.000 orang dan konstanta = 1.000.
bagian dari penyebut. berapakah insidens penyakit tersebut?
Contoh :
Penyakit DDB di kota A diderita oleh 50 orang dan 10
diantaranya adalah perempuan.
Maka,
Proporsi perempuan adalah 10/50 = 1/5, artinya 1 dari 5
penderita DM adalah perempuan
Proporsi laki-laki adalah 40/50 = 4/5, artinya 4 dari 5
penderita DM adalah laki-laki.
3. Angka (Rate)
Proporsi dalam bentuk khusus (dinyatakan dalam batas
waktu tertentu). Terdiri dari :
b. Prevalens atau prevalensi
 Point prevalensi

 Period prevalensi

B. Ukuran Morbiditas
1. Insidensi
2. Prevalensi
3. Attack relatif (RR)
4. Insiden Risk (IR)
5. Attributable risk
C. Ukuran Yang Menunjukkan Kemampuan Agen Penyakit
Untuk Mempengaruhi Riwayat Alamiah Penyakit
1. Infektivitas
2. Patogenesitas
3. Viruensi

Anda mungkin juga menyukai