Anda di halaman 1dari 37

Laporan Praktek Lab.

Konstruksi
Acuan Dan Perancah I

O L E H:

Nama Kelompok :
1. Almawidyah F. R. Palin (1823715703)
2. Fransiskus Sambung (1823715713)
3. Gilbert K. Ottu (1823715714)
4. Jerico I. P. F. Sanu (1823715716)
5. Roland M. Nopus (1823715726)
6. Windy A. Bolingdjahi (

Semester : III

Prodi : Teknik Perancangan Irigasi Dan Penanganan Pantai (TPIPP)

Kelas :A

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2017/2018
`

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena, hanya atas
perkenaan-Nya Laporan praktek acuan perancah ini boleh kami selesaikan dengan baik.
Laporan ini digunakan untuk melengkapi nilai pada mata kuliah acuan perancah pada
Politeknik Negeri Kupang.
Kami ucapkan terima kasih kepada pak Theodorus Tehe yang telah membimbing
kami selama kami melakukan praktek di Lab konstruksi. Pada kesempatan kali ini kami
membahas tentang Job – Job yang telah dilaksanakan pada mata kuliah acuan & perancah 1
seperti : Acuan dan perancah pondasi, acuan dan perancah kolom, acuan dan perancah lantai,
acuan dan perancah tangga serta teknik-teknik pembongkaran acuan dan peranca.
Laporan yang kami susun ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan
maupun isi dari laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penting untuk penyempurnaan laporan ini

Kupang, 16 Desember 2019

Penulis
`

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Manfaat..................................................................................................................................1
1.4 Metode penulisan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Teori Dasar..................................................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Acuan dan Perancah.........................................................................................2
2.1.2 Fungsi Acuan dan Perancah...............................................................................................2
2.1.3 Syarat-Syarat Acuan dan Perancah....................................................................................2
2.1.4 Bagian-Bagian Acuan dan Perancah..............................................................................2
2.1.5 Bahan yang digunakan dalam praktek Acuan dan Perancah I........................................3
2.1.6 Peralatan yang digunakn dalam praktek Acuan Dan Perancah I....................................3
2.1.7 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)........................................................................6
BAB III URAIAN JOB.........................................................................................................................7
3.1 Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi........................................................................................7
3.2 Job 2 Acuan dan Perancah Kolom.........................................................................................9
3.3 Job 3 Acuan dan Perancah Balok.........................................................................................11
3.4 Job 4 Acuan dan Perancah Lantai........................................................................................14
3.5 Job 5 Acuan dan Perancah Tangga......................................................................................16
3.6 Pembongkaran Acuan dan Perancah....................................................................................19
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAHAN.................................................................................21
4.1 Analisa Perhitungan Bahan Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi..........................................21
4.2 Analisa Perhitungan Bahan Job 2 Acuan dan Perancah Kolom...........................................23
4.3 Analisa Perhitungan Bahan Job 3 Acuan dan Perancah Balok.............................................26
4.4 Analisa Perhitungan Bahan Job 4 Acuan dan Perancah Lantai............................................30
4.5 Perencanaan Acuan dan Perancah Tangga...........................................................................32
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................33
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................33
5.2 Saran....................................................................................................................................33
`

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan,
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton
merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang tediri dari campuran semen, air,
pasir dan agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi. Pada
awalnya beton merupakan bahan yang elsatis, tetapi setelah umur tertentu beton akan
mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi sesuatu yang diinginkan diperlukan sebuah alat
bantu yang biasa dikenal dengan sebutan acuan dan perancah/bekisting/Form Work yang
berupa cetakan atau suatu konstruksi sementara dari sebuah bangunan yang berfungsi
untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan fungsinya
sebagai bangunan pembantu. Acuan perancah yang bersifat sementara harus kuat dan
kokoh. Namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan laporan pengerjaan acuan dan perancah dapat
mempengaruhi hasil akhir dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik
dapat menimbulkan kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur
bangunan, dan juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya
seorang ahli dibidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang acuan dan perancah.

1.2 Tujuan
Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan setiap bagian
acuan dan perancah, mengetahui syarat dan acuan perancah, mengetahui alat bahan
acuan dan perancah, serta dapat membuat konstruksi acuan dan perancah di Lapangan.

1.3 Manfaat
Dengan mengikuti mata kuliah ini maka mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami fungsi dari acuan dan perancah

1.4 Metode penulisan


Metode penulisan yang digunakan pada laporan ini adalah :
 Melalui studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data- data dari berbagai
macam buku yang berhubungan.
 Pelaksanaan langsung di laboratorium konstruksi.
 Materi yang disampaikan oleh instruktur.
`

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar

2.1.1 Pengertian Acuan dan Perancah


Acuan yang dimaksud adalah sebagai cetakan atau gelagaran untuk ukuran maupun
bentuk beton yang diinginkan, sedangkan perancah adalah sebagai penyokong tegak dan
lurusnya acuan tersebut. Acuan dan perancah harus kuat memikul beban sendiri, berat beton
basah, beban hidup, dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran.

2.1.2 Fungsi Acuan dan Perancah


Fungsi dari acuan dan perancah adalah sebagi berikut
Acuan dan Perancah memiliki beberapa fungsi yaitu :
Memberikan bentuk kepadakonstruksi beton
Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras
Sebagai isolasi panas pada beton

2.1.3 Syarat-Syarat Acuan dan Perancah


Syarat-syarat Acuan dan Perancah adalah :
Kuat
Kaku
Rapi
Mudah di Bongkar
Ekonomis dan Efisien
Bersih

2.1.4 Bagian-Bagian Acuan dan Perancah


a. Bagian-bagian Acuan antara lain
 Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan maka
penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu
diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air yang
keluar.
 Klam Perangkai
Klam perangkai mempunyai 2 fungsi yaitu Sebagai bahan penyambung papan
acuan pada arah memanjang maupun melebar dan Sebagai bahan pengaku acuan pada
arah melebar
 Bagian-bagian pada perancah yaitu
 Tiang acuan/Tiang Penyangga
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan Umumnya
 Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan
 Skur
Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk memperkokoh
atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada
`

 Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak.
Landasan yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton
 Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan
diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang–tiang tersebut dapat
berdiri dengan tegak dan kokoh.

b. Perencanaan Peranca
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan peranca adalah
 Kecepatan dan cara pengecoran beton.
 Beban yang harus dipikul, termasuk beban, horisontal dan beban kejut.
 Selain kekuatan dan kekakuan acuan, kestabilitas juga perlu diperhitungkan dengan
baik.
 Tiang-tiang acuan dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
mudah distel dengan baji. Tiang-tiang acuan tersebut tidak boleh mempunyai lebih

c. Bahan Pembuatan Acuan dan Perancah


Papan acuan dan tiang perancah yang digunakan biasanya dari kayu yang harganya
murah dan mudah dikerjakan. Juga dapat dipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng
bergelombang, plywood dan lain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah dibuat dari kayu
yang murah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang
terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah.
Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-20 cm. Untuk
perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm, namun banyak juga yang menggunakan
perancah dari bambu. Perkembangan yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan yang
telah siap rakit, papan acuan dari pelat baja, sedang perancahnya menggunakan frame
scafolding.

2.1.5 Bahan yang digunakan dalam praktek Acuan dan Perancah I


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek acuan dan perancah I adalah
 Kayu 6/12
 Kayu 5/7
 Kayu 4/6
 Multipleks 12 mm
 Paku
 Benang

2.1.6 Peralatan yang digunakn dalam praktek Acuan Dan Perancah I


Meter Baja Kecil

s sekali dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. Gunanyauntuk

 Panjang: 5 m
 Lebar : 1-2 cm
 Tebal plat : 0.2 mm
`

Unting-unting

Alat ini terbuat dari kuningan, besi atau timah dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Ditengahnya dipasang benang. Gunanya
Panjang: 12 ½ cm
Berat: 100 gr

Waterpass

Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung yang berisi
cairan ether yang ada gelembung udaranya. Digunakan untuk mengukur kedataran dan
ketegakkan pasangan.
 Lebar
Gergaji Mesin : 5 cm
 Panjang : 60-120 cm
 Tebal : 3 cm Digunakan untuk memotong dan
membelah kayu sama seperti Gergaji
manual, namun gergaji ini
menggunakan daya listrik sehingga
kerjanya lebih cepat, rapi, dan mudah
digunakan
`

Umumnya digunakan untuk memukul


benda-benda dari besi/baja seperti paku
dan digunakan juga untuk mencabut
paku

Palu Cakar
`

Gergaji Tangan

Digunakan untuk memotong dan


membelah kayu dengan cara manual.
Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis
yang tipis satunya dibuat bergigi
tajam dan diberi tangkai pegangan
dari kayu
.

Kuku Kambing

Kaka tua digunakan untuk


membuka sambungan paku dan
kayu

Selang Plastik

Selang digunakan
sebagai penyama elevasi

Linggis
Alat ini befungsi sebagai
penggali tanah

Spidol

Digunakan sebagai penanda


dimensi yang telah diukur

Siku
Siku digunakan untuk mengukur
kesikuan antar sudut

z
`

Benang
Benang digunakan untuk membuat

2.1.7 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Dalam melakukan suatu pekerjaan fisik baik di lapangangan maupun didalam
ruangan selalu mempunyai resiko kecelakaan. Seorang pekerja harus selalu waspada
terhadap resiko kecelakaan yang tidak diketahui kapan akan terjadi. Oleh karena itu
seorang pekerja harus melengkapi diri dengan perlengkapan keselamatan kerja (K3).
Persyaratan kesehatan dan keselamatan (K3) kerja harus mengacu pada undang-
undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan setidaknya mencakup:
 Lingkungan dan keselamatan tempat kerja
 Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja
 Penggunaan peralatan dan perlengkapan
 Penanganan bahan
 Perlengkapan keselamatan
Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja meliputi:
 Sepatu kerja
 Sepatu kerja berfungsi untuk melindungi kaki dari benda tajam.
 Sarung tangan
 Sarung tangan berfungsi untuk melindungi kaki dari benda tajam.
 Helm proyek
 Helem proyek berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh
dari atas bangunan dan melidungi kepala dari panas mata hari di lapangan.
 Pakaian kerja
 Pakaian kerja berfungsi untuk melindungi tubuh.
`

BAB III URAIAN JOB

3.1 Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi


1. Teori Dasar
Papan duga atau stake out adalah suatu acuan atau pedoman yang dibuat dan
dipakai untuk menentukan ukuran bangunan (gedung). Ukuran yang dimaksud adalah
ukuran kearah mendatar misalnya jarak as fondasi/dinding dan ke arah vertikal,
misalnya kedalaman fondasi, ketinggian lantai, ketinggian kuda-kuda dan sebagainya.
Papan duga hanya bersifat sementara, sehingg setelah bangunan berdiri atau sudah
tidak difungsikan lagi papan duga tersebut dapat dibongkar. Berikut ini adalah bagian-
bagian dari papan duga :
 gelagar
gelagar merupakan pendukung papan-papan duganya agar bisa berada pada
posisinya.
 Papan
Papan merupakan bagian titik penting arah horizontal diletakan

2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pemasangan papan duga di
lapangan.
 Mahasiswa dapat menetukan kedataran dan kesikuan suatu konstruksi
bangunan
 Mahasiswa dapat menentukas as bangunan

3. Bahan
Daftar bahan yang diperlukan
 Kaso 4/6 x 400
 Papan Borneo 1.2/20 x 400
 Paku 4 cm dan 7 cm
4. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Meteran Baja
 Pensil
 Selang Plastik
 Gergaji Tangan
 Benang
 Palu Cakar
 Unting-Unting
 Waterpass

5. Langkah Kerja
a. Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
b. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Tancapkan gelagar pertama pada sebagai acuan ( apabila tanah mempunyai
kemiringan, maka gelagar pertama harus ditancapkan di aera tanah yang
paling tinggi)
d. Ukur dan berilah tanda menggunakan pensil 30 cm dari permukaan tanah pada
gelagar pertama sebagai penanda tinggi pondasi dari muka tanah
`

e. Isi penuh slang plastik dengan air, lalu tanam gelagar lainya sesuai gambar
kerja
f. Dalam memasang gelagar usahakan harus lurus dan siku menggunakan
rumus Phitagoras c  a2  b2
g. Gunakan slang plastik yang telah terisi air sebagai pengatur elevasi tanah
untuk mengukur tinggi pondasi dari muka tanah pada gelagar lainya
h. dengan gelagar pertama sebagai acuan.
i. Setelah semuah gelagar telah diberi tanda pasang papan duga pada gelagar-
gelagar tersebut
j. tentukan as bangunan menggunakan benang sesuai gambar kerja dengan
penyetelan menggunakan unting-unting
k. Ukur kesikuan sudut dengan menggunakan perbandingan 3:4:5
l. Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.

6. Keselamatan Kerja
a. Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
b. Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
c. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
d. Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja
e. Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu
selama pekerjaan berlangsung
f. Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
g. Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak

7. Hasil Kerja
`

3.2 Job 2 Acuan dan Perancah Kolom


1. Teori Dasar
Bekisting kolom segi empat merupakan bentuk kolom yang sering
dilaksanakan karena mudah dalam pelaksanaan baik pembuatan bekistingnya maupun
pekerjaan finishingnya. Berikut adalah bagian-bagian bekisting kolom segi empat :
 Acuan
Acuan merupakan bagian bekisting yang berhubungan dan membentuk
langsung terhadap kolom beton yang dibuat
 Klam
. Klam merupakan bagian bekisting yang berfungsi untuk merangkai papan-
papan acuan agar menjadi satu kesatuan.
 Penguat atau pengaku tegak
Penguat atau pengaku tegak merupakan bagian bekisting
yang menempel langsung pada klam di sisi luar acuan.
 Penguat atau pengaku mendatar
Pengaku mendatar berfungsi untuk menyatukan acuan kolom sekaligus
menopang tekanan samping oleh beton.

2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam bentuk kolom.
 Mahasiswa dapat membuat acuan kolom segi empat
 Mahasiswa dapat merangkai bekisting kolom segi empat
 Mahasiswa dapat menyetel bekisting dalam satu garis lurus

3. Bahan
Daftar bahan yang diperlukan
 Tripleks 10 mm
 Kayu 5/7
 Paku 3 cm
 Paku 5 cm

4. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Meteran Baja
 Pensil
 Selang Plastik
 Gergaji Tangan
 Gergaji Mesin
 Benang
 Palu Cakar
 Unting-Unting
 Waterpass
 Mistar Siku
5. Langkah Kerja
a. Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
b. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Pelajari gambar kerja secara seksama
d. Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan
e. Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja dan rangkailah
`

bahan-bahan tersebut
f. Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yang
telah di potong
g. Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan kolom
segi empat dan kontrol kesikuannya mengunakan penyiku.
h. Pasangkanlah gelagar kayu 5/7 di setiap sisi luar acuan, yaitu pada kedua
bagian tepi dan tengah sepanjang acuan kolom
i. Setelah acuan tersebut menggunakan unting-unting
j. Jika sudah mempunyai jarak yang sama, maka pakukan sekur dengan blok-
blok atau balok kayu, dengan demikian kedudukannya telah vertikal
k. Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada
agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh.
l. Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.

6. Keselamatan Kerja
a. Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
b. Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
c. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
d. Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja
e. Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu
selama pekerjaan berlangsung
f. Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
g. Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak

7. Hasil Kerja
`

3.3 Job 3 Acuan dan Perancah Balok


1. Teori Dasar
Balok beton adalah bagian dari struktur bangunan atau konstruksi bangunan
yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya,balok juga berfungsi sebagai
penyalur momen menuju kolom-kolom.Balok dikenal sebagai elemen lentur,yaitu
elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga
geser. Berikut adalah bagian-bagian bekisting balok :
 Papan acuan dan papan perangkai klam
Seperti halnya dengan papan acuan kolom, maka acuan balok ini tidak ada
perbedaan teknik penyambungan maupun perangkaiannya. Yang membedakan
adalah kedudukan dari acuan balok yang mendatar.
Papan acuan balok terdiri dari 2 macam :
 Papan acuan samping
 Papan acuan bawah
 Gelagar
Gelagar adalah bagian pendukung langsung dari papan acuan bagian bawah
 Penjepit
Penjepit berfungsi untuk menjaga agar acuan samping balok bagian bawah
tidak bergeser keluar akibat tekanan beton segar sewaktu pengecoran
 Sekur acuan
Sekur acuan berfungsi untuk memprtahankan agar acuan samping tetap tegak
walaupun mendapat gaya yekan dari dalam acuan
 Sekur tiang preancah
Sekur ini akan memperkokoh kedudukan bekisting balok. Sekur tiang
perancah ada 2 macam yaitu :
 Sekur miring
 Sekur horizontal

2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan acuan dan perancah
balok
 Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan pereancah balok
 Mahasiswa dapat memperhitungkan kebutuhan bahan dalam membuat acuan
dan perancah balok
 Mahasiswa mengetahui bagian-bagian acuan dan perancah balok

3. Bahan
Daftar bahan yang diperlukan
 Multipleks 12 mm
 Kaso 5/7 x 400
 Paku 3 cm
 Paku 5 cm

4. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Meteran Baja
 Pensil
 Gergaji Tangan
 Benang
`

 Palu Cakar
 Unting-Unting
 Waterpass
 Mistar Siku

5. Langkah Kerja
a. Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
b. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Pelajari gambar kerja secara seksama
d. Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan
e. Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja dan rangkailah
bahan-bahan tersebut
f. Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yang
telah di potong
g. Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan balok dan
kontrol kesikuannya mengunakan penyiku.
h. Rencanakan jarak tiang perancah agar didapat jarak yang sama dan segaris
lurus dengan tiang perancah kolom jika ada
i. Dirikan tiang perancah pertama yang berkedudukan dekat dengan bekisting
kolom
j. Agar tiang perancah bisa berdiri, maka pasanglah sekur mendatar dan miring
sepanjang balok yang akan dibuat acuannya.
k. Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada
agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh.
l. Tunjukan hasil kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi.

6. Keselamatan Kerja
a. Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
b. Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
c. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
d. Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja
e. Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu
selama pekerjaan berlangsung
f. Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
g. Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak
h. Hasil Kerja

7. Hasil Kerja
`
`

3.4 Job 4 Acuan dan Perancah Lantai


1. Teori Dasar
Di kawasan perkotaan cenderung membangun gedung bertingkat semakin besar
persentasenya. Hal ini disebabkan oleh :
 Semakin padat jumlah penduduknya
 Semakin sempit lahan yang tersedia
 Biaya lebih murah karena harga lahan lebih mahal
 Kemajuan dalam bidang industri konstruksi
 Papan acuan lantai merupakan bagian bekisting yang mempunyai kontak langsung
dengan beton pada sisi bawah lantai. Dengan adanya kontak langsung ini perlu
dipersiapkan secara khusus terhadap permukaan acuan agar didapat hasil yang
memuaskan.

2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting plat lantai
 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi lantai
 Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting lantai
 Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah lantai

3. Bahan
Daftar bahan yang diperlukan
 Kaso Kayu 6/12 x 400
 Kaso 5/7 x 400
 Papan Borneo 1.2/20 x 400
 Paku 4 cm, 3 cm dan 7 cm
 Tripleks 10 mm

4. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Meteran Baja
 Pensil
 Gergaji Tangan
 Benang
 Palu Cakar
 Unting-Unting
 Waterpass

5. Langkah Kerja
a. Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
b. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Persiapkan tempat untuk bekerja
d. Pelajari gambar kerja dengan seksama
e. Pilihlah dan hitung kebutuhan bahan yang diperlukan
f. Ukur dan potong bahan sesuai dengan gambar kerja
g. Dirikan tiang perancah
h. Buatlah gelagar untuk menahan atau menopang cetakan plat lantai
i. Pasanglah bekisting lantai diatas gelagar yang telah dibuat
`

6. Keselamatan Kerja
a. Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
b. Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
c. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
d. Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja
e. Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu
selama pekerjaan berlangsung
f. Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
g. Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak

7. Hasil Kerja
`

3.5 Job 5 Acuan dan Perancah Tangga


1. Teori Dasar
Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting karena membawa
prestise bagi penghuni bangunan tersebut. Tetapi sekarang bila membuat bangunan
disertai tangga sudah bukan barang kemewahan lagi. Ini tidak lain karena tanah yang
dipunyai tidak luas maka pengembangannya harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.
Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
 Mudah di temukan
 Mendapat penerangan yang cukup terutama penerangan alami
 Cukup kuat dan kaku
 Mudah dilalui (didaki dan dituruni)
 Mempunyai bentuk yang sederhana
Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada
suatu bangunan.
Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai kemiringan
± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu menjalani akan berbahaya
terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran
optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding.

RUMUS TANGGA:
1 AANTRADE + 2 OPTRADE = 57 SAMPAI DENGAN 60 CM

Pertimbangan
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57– 60 cm.
Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk tinggi
tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal.
Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 2,30 m anak tangga tegak
(optrade) ditaksir 15 cm.
Jadi jumlah optrade = 230 : 15= 15,33 buah dibulatkan = 16 buah sehingga
optradenya menjadi 230: 16 = 14,38 cm serta lebar aantradenya adalah 23 cm dan
mencari besar sudut dari tangga tersebut adalah:

Tan α = o÷a
Tan α = 14 ÷ 23 = 0,608
Jadi, α= 31,02 º
Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter. Menurut rumus
tangga:
1 antrade + 2 optrade = 57 – 60 cm
Lebar aantrade (57 a’ 60 ) – 2 x 18,4 = 20, 2 a’ 23,2 cm dalam ini ukurannya boleh
dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm.
Sebuah tangga yang memungkinkan:
Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm
Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm
Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm
Acuan Danperancah Tangga Pada Dasarnya Dengan Acuan Perancah Dari Balok,
Hanya Saja Untuk Tangga Lebih Lebar Dan Miring Ke Bawah
Jika letak tulangan tangga menumpu pada balok, maka cetakan balok dibuatkan
coakan selebar tangga+ dua kali lebar cetakan tangga.
Penulangan dipasang setelah cetakan tangga opride dibuat. Setelah penulangan
selesaikemudian dipasang cetakan optrede
`

2. Tujuan
 Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting tangga
Mahasiswa dapat mengetahui fungsi tangga
 Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting tangga
 Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah tangga
 Mahasiswa dapat merencanakan bordes tangga
 Mahasiswa dapat merencanakan tata letak tangga
 Mahasiswa dapat memilih bahan yang tepat dalam membuat bekisting tangga

3. Bahan
Daftar bahan yang diperlukan
 Kaso 4/6 x 400
 Papan Borneo 1.2/20 x 400
 Paku 4 cm, 3 cm dan 7 cm
 Tripleks 10 mm

4. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Meteran Baja
 Pensil
 Selang Plastik
 Gergaji Tangan
 Benang
 Palu Cakar
 Unting-Unting
 Waterpass

5. Langkah Kerja
a. Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja
b. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
c. Persiapkan tempat untuk bekerja
d. Pelajari gambar kerja dengan seksama
e. Pilihlah dan hitung kebutuhan bahan yang diperlukan
f. Ukur dan potong bahan sesuai dengan gambar kerja
g. Dirikan tiang perancah
h. Buatlah gelagar
i. Timbanglah gelagar
j. Memasang cetakan bawah dan samping
k. Memasang penjepit dan sekur atas
l. Sebelumnya dicek ketegakan dan kesikuan cetakan
m. Melukis antrdade dan optrade pada cetakan samping
n. Memasang klos untuk optrade
o. Memasang cetakan optrade
p. Memasang penguat cetakan optrade

6. Keselamatan Kerja
a. Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya
b. Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya
c. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar
`

d. Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja


e. Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu
selama pekerjaan berlangsung
f. Ikuti arahan atau petunjuk instruktur
g. Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak
`

3.6 Pembongkaran Acuan dan Perancah


1. Teori Dasar
Pembongkaran acuan dan perancah jika di cor dilakukan apabila beton sudah
mencapai umur ± 28 hari. Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal,
misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dll; biasanya pada konstruksi yang
tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang diperlukan
oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk konstruksi yang
menggantung jangan sekali– kali dilakukan pembongkaran acuan / perancah sebelum
beton cukup umur, misalnya pada balok, lantai, konsol, luifel, dll. Apabila hal ini
dilakukan, maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton, atau lepasnya ikatan
beton dengan tulangan.
Syarat-syarat Pembongkaran Acuan dan Perancah
 Syarat Ekonomis
Pada saat acuan dibongkar usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa
dipergunakan kembali agar dapat mnghemat biaya seminimal mungkin. Hal ini dapat
dilakukan apabila dalam pembongkaran dilakukan secara hati – hati.
 Syarat Keamanan
Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat–syarat keamanan. Hal ini
penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan pembongkaran tidak
diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar
dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran
acuan dan perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skur–skurnya kemudian tiang-
tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati–hati karena tiang ini yang menyangga
seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati–hati maka apa–apa yang ada di atasnya bisa
rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya. Gunakan pakaian
keamanan ( sepatu safety, helm, tali, sarung tangan, dan kaca mata ).
 Syarat Konstruktif
` Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang timbul
harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada pembongkaran tiang
perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah tepi. Hal ini
dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang momen yang
direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ), dimulai dari ujung.
Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama.
Syarat konstruktif untuk pembongkaran acuan dan perancah dibagi menjadi dua, yaitu :
 Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu pembongkaran dibagi menjadi dua, yaitu :
Untuk cetakan samping atau yang tidak menahan momen, acuan ini boleh dibongkar
setelah bentuk beton stabil (cetakan dinding balaok, cetakan dinding) ± > 24 jam.
Untuk penyangga datar yang menahan momen : boleh dibongkar setelah beton
mencapai kekuatan penuh, dibuktikan dengan hasil uji kubus di laboratorium, untuk
beton konvensional ± 28 hari (beton tanpa bahan tambahan).
 Berdasarkan Metode
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang t
elah direncanakan.

2. Tujuan
Praktek ini bertujuan untuk
 Mahasiswa dapat menjelaskan teknik pembongkaran bekisting dengan baik
 Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting kolom
 Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting balok
`

 Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting lantai dan tangga

3. Peralatan
Daftar peralatan yang diperlukan
 Palu cakar
 Linggis kecil
 Tang atau kuku kambing

4. Langkah Kerja
a. Pembongkaran acuan dan perancah fondasi
b. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan
c. Bongkarlah sekur-sekur yang ada
d. Lepaskanlah tiang-tiang perancah yang ada
e. Cabutlah gelagar-gelagar yang terpasang
f. Bongkarlah papan acuan satu persatu
g. Cabutlah paku yang masih tertancap pada kayu atau papan acuan
h. Bersihkan tempat kerja dari bahan bekas bekisting tadi
`

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAHAN

4.1 Analisa Perhitungan Bahan Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar

Kaso 4/6 × 400 m

 Diketahui
Panjang 1 kaso 4/6 =4m
Jumlah Gelagar = 12 batang
Panjang 1 batang gelagar = 1m
Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

 Panjang Kaso untuk Pekerjaan Gelagar Papan Duga ( p )

= Panjang 1 Batang gelagar × Jumlah gelagar


= 1 m x 12 batang
= 12 m'

 Volume Kaso 4/6 untuk pekerjaan Papan Duga

V =p×l×t
= 12 m × 0.06 m × 0.04 m`
= 0.0288 m3

 Jumlah batang Kaso 4/6 untuk pekerjaan Papan Duga

Panjang kaso 4 /6 untuk pekerjaan satu patok papan duga


¿
Panjang 1 kaso 4 /6

12m
= 4m

= 3 batang

Jadi, jumlah kaso 4/6 yang harus diorder untuk pekerjaan papan duga adalah sebanyak
3 batang.
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan

Papan Borneo 1.2/20


 Diketahui
Panjang 1 lembar papan borneo 1.2/20 =4m
Jumlah papan acuan = 8 lembar
Panjang 1 lembar papan duga = 1.2 m
Lebar papan borneo = 0.20 m
Tebal papan borneo = 0.012 m

 Panjang papan borneo untuk pekerjaan papan acuan


= Panjang 1 lembar Papan Acuan × Jumlah Papan Acuan
= 1.20 m × 8 lembar
= 9.6 m'
 Volume Papan Borneo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga
V =p×l×t
= 9.6 m × 0.20 m × 0.012 m`
= 0.0230 m3

 Jumlah lembar Papan Bormeo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga

Panjang papan borneo untuk pengerjaan acuan


¿
Panjang 1 lembar papan borne 0 1.2/20

9.6 m
=
4 m

= 2.4 lembar  3 lembar

Jadi, jumlah Papan Borneo 1.2/20 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan
papan duga adalah 3 lembar
`

4.2 Analisa Perhitungan Bahan Job 2 Acuan dan Perancah Kolom

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Kolom

Multipleks 12 mm

 Diketahui
Panjang 1 lembar multipleks = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks = 1.44 m
Tebal 1 lembar multipleks = 0.012 m
Tinggi Kolom = 2.44 m
Dimensi Kolom = 0.25 m x 0.25 m

 Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Kolom


Sisi A = 0.25 m x 2 irisan = 0.50 m
Sisi B = 0.26 m x 2 irisan = 0.52 m
Sisi A+B = 0.50 m + 0.54 m = 1.02 m

 Kebutuhan Multipleks Untuk 4 Kolom


= 1.02 m x 4 kolom
= 4.08 m

 Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom

Panjang papan borneo untuk pengerjaan acuan


=
Panjang 1 lembar papan borne0 1.2/20

4.08 m
=
1.22 m

= 3.34 lembar  4 Lembar multipleks

Jadi, jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan kolom adalah 4 Lembar
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Kolom

Kaso 4/6
 Diketahui
Panjang 1 batang kaso 4/6 =4m
Jumlah klam vertikal untuk 1 kolom = 8 batang
Jumlah klam horizontal untuk 1 kolom = 5 batang
Panjang 1 klam horizontal = 0.13 m
Tinggi 1 kolom = 2.44 m
Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

 Panjang klam horizontal untuk 1 kolom


= 0.13 m × 5 batang
= 0.65 m × 4 sisi
= 2.6 m × 4 kolom
= 10.4 m
 Panjang Kaso untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom
= (Tinggi 1 kolom × jumlah klam vertikal untuk 1 kolom) + Panjang klam horizontal
= (2.44 m × 8 batang) + 10.4 m
= (19.52 m ×4 kolom) + 10.4 m
= 78.04 m + 10.4 m
= 88.48 m
 Volume Kaso 4/6 Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom
V =p×l×t
= 88.48 m × 0.06 m × 0.04 m`
= 0.212 m3

 Jumlah batang Kaso 4/6 untuk Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom

Panjang kaso untuk pembuatan klam perangkai bekisting kolom


=
Panjang 1 batang kaso 4/6

88. 48 m
=
4 m

= 22 batang

Jadi, jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam
perangkai kolom adalah 22 batang.
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Kolom

Kaso 5/7
 Diketahui
Panjang 1 batang kaso 5/7 =4m
Panjang 1 batang gelagar = 0.50 m
Jumlah gelagar = 8 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

 Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Kolom


= Panjang 1 batang Gelagar × Jumlah Gelagar Pada 1 Kolom
= 0.50 m × 8 batang
=4m

 Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 4 Kolom ( p )


= Panjang Gelagar untuk 1 kolom × Jumlah Kolom
= 4 m × 4 kolom
= 16 m
 Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
V =p×l×t
= 16 m × 0.05 m × 0.07 m`
= 0.056 m3

 Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom

Panja ng kaso untuk pembuatan gelagar bekisting beton


=
Panjang 1 batang kaso 5/7

16 m
=
4 m
= 4 batang

Jadi, jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelagar
kolom adalah 4 batang
`

4.3 Analisa Perhitungan Bahan Job 3 Acuan dan Perancah Balok

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Balok

Multipleks 12 mm

 Diketahui
Panjang 1 lembar multipleks = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks = 1.22 m
Tebal 1 lembar multipleks = 0.012 m
Panjang Balok = 2.44 m
Dimensi Balok = 0.25 m x 0.30 m

Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok


Sisi A = 0.31 m
Sisi B = 0.25 m
Sisi C = 0.15 m
Sisi A+ B = C = 0.31 m + 0.25 m + 0.15 = 0.71 m

Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok


= 0.71 m × 2 kolom
= 1.42 m

Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom

Kebutuhan Multipleks untuk 2 balok


=
Lebar 1 lembar multipleks

1.42 m
=
1.22 m

= 1.16 lembar  2 lembar multipleks

Jadi, jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan balok adalah 2 Lembar
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Balok

Kaso 4/6
 Diketahui :
Panjang 1 Batang Kaso 4/6 = 4 m'
Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 6 batang
Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Balok = 5 batang
Panjang Klam Vertikal Untuk 2 Balok
= Sisi A = 0.18 m x 5 batang = 0.90 m
= Sisi B = 0.13 m x 5 batang = 0.65 m
= Sisi A + Sisi B = 0.90 m + 0.65 m
= 1.55 m × 2 balok = 3.1 m
Panjamg 1 Klam Horisontal = 2.44 m
Panjamg Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 2.44 m × 6 batang
= 14.6 m × 2 kolom
= 29.2 m
Panjang 1 Balok = 2.44 m'
Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

Panjang Kaso untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom =


= (Panjang 1 Balok × Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok) + (Panjang Klam
Vertikal Untuk 1 Balok × Jumlah Balok
= (2.44 m × 6 batang) + (3.1 m × 2 balok )
= 14.64 m + 6.2 m
= 20.84 m
Volume Kaso 4/6 Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom
V =p×l×t
= 20.84 m × 0.06 m × 0.04 m
= 0.05 m3

Jumlah batang Kaso 4/6 untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom

Panjang kaso untuk pembuatan klam perangkai bekisting beton


=
Panjang 1 batang kaso 4/6

20.84 m
=
4 m

= 5.21 batang
= 6 batang

Jadi, jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam
perangkai bekisting balok adalah 6 batang
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Balok

Kaso 5/7
 Diketahui
Panjang 1 batang kaso 5/7 =4m
Panjang 1 batang gelagar = 0.50 m
Jumlah gelagar pada satu balok = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Balok


= Panjang 1 batang Gelagar × Jumlah Gelagar Pada 1 Balok
= 0.50 m × 5 batang
= 2.5 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 2 Balok ( p )


= Panjang Gelagar untuk 1 kolom × Jumlah Kolom
= 2.5 m × 2 balok
=5m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
V =p×l×t
= 5 m × 0.05 m × 0.07 m`
= 0.0175 m3

Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Balok

Panjang kaso untuk pembuatan gelagar bekisting beton


=
Panjang 1 batang kaso 5/7

5m
=
4 m
= 1 batang
Jadi, jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelgar
bekisting balok adalah 1 batang
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Sekur Bekisting Balok

Kaso 5/7
 Diketahui
Panjang 1 batang kaso 5/7 =4m
Panjang 1 batang sekur = 0.50 m
Jumlah sekur pada 1 balok = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 1 Balok


= Panjang 1 batang Sekur × Jumlah Sekur Pada 1 Balok
= 0.50 m × 5 batang
= 2.5 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 2 Balok ( p )


= Panjang Gelagar untuk 1 kolom × Jumlah Kolom
= 2.5 m × 2 balok
=5m

Volume Kaso 5/7 Pembuatan Sekur Bekisting Balok


V =p×l×t
= 5 m × 0.05 m × 0.07 m`
= 0.0175 m3

Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Sekur Bekisting Balok

Panjang kaso untuk pembuatan sekur bekisting beton


=
Panjang 1 batang kaso 5/7

5m
=
4 m

= 1 batang

Jadi, jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan sekur
bekisting balok adalah 1 batang
`

4.4 Analisa Perhitungan Bahan Job 4 Acuan dan Perancah Lantai

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Lantai

Multipleks 12 mm
 Diketahui
Panjang 1 lembar multipleks = 2.44 m
Lebar 1 lembar multipleks = 1.22 m
Tebal 1 lembar multipleks = 0.012 m
Luas 1 lembar multipleks = 2.44 m × 1.22 m = 2.97 m2
Luas Lantai = 2.44 m × 2.44 m = 5.95 m2

Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok

Luas lantai
=
Luas 1 lembar multipleks

5,95 m
=
2.97 m

= 2 lembar

Jadi, jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan lantai adalah 2 Lembar
`

 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Tiang Penopang Papan Acuan Lantai

Kaso 5/7
 Diketahui
Panjang 1 batang kaso 5/7 =4m
Lebar 1 batang kaso 5/7 = 1.22 m
Tinggi 1 batang kaso = 0.012 m
Tinggi 1 Tiang Penopang = 2.28 m
Jumlah Tiang Penopang = 25 batang
Panjang Selurung Tiang = 2.28 m x 25 batang = 57 m

Volume Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang


V =p×l×t
= 57 m × 0.05 m × 0.07 m`
= 0.199 m3

Kebutuhan Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang Penopang

Panjang seluruh tiang


=
P anjang 1 batang kaso 5/7

57 m
=
4 m

= 14 lembar

Jadi, jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan lantai adalah 14 Lembar
`

4.5 Perencanaan Acuan dan Perancah Tangga


Catatan :
Pada job pembuatan Acuan dan Perancah Tangga, tidak ada dilakukan analisa
perhitungan bahan. Yang dilakukan hanya perhitungan perencanaan anak tangga
(trade). Hal ini disebabkan karena kami belum sempat mempraktekan pembuatan
Acuan dan Perancah Tangga karena keterbatasan waktu praktek yang tersedia.

Perencanaan Anak Tangga ( Trade )

Sebagai dasar perencanaan digunakan rumus sebagai berikut :

a + 2O = 60 - 65 cm

Diketahui :

Tinggi Lantai 244 cm Perencanaan


Antrade ( a ) 27 cm
Optrade ( o ) 18cm
= a + (2.O)
= 27 + (2 × 18 cm)
= 27 + 36
= 63 cm, anak tangga layak dilalui, boleh dipakai
Perhitungan jumlah anak tangga

H
=
O

244
=
18

= 13,556 buah  14 buah

Perhitungan = 14 – 1 = 13 buah
Jika tangga tanpa bordes = 13 buah
`

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya mata kuliah praktek Acuan dan Perancah 1, saya sebagai mahasiswa
mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimna cara membuat, memilih bahan, menghitung
bahan serta menyetel acuan dan perancah.

5.2 Saran

Setelah melaksanakan mata kuliah praktek Acuan dan Perancah 1, saya melihat
adanya beberapa kekurangan yang seharusnya tidak terjadi pada praktek ini yang disebabkan
oleh kurangnya komunikasi, baik dari pihak peserta praktek maupun pembimbing praktek.D
iharapkan setelah praktek ini kita sama-sama belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah
terjadi, agar tidak terulang kembali pada praktek-praktek yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai