Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH MANAJEMEN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SIMRS


DI RSUD SITI FATIMAH

DOSEN:
Dr. Supriyantoro , MARS

OLEH :
HENRI AZIS (2006506716)

PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,


padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian
serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. Agar rumah sakit
mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus
memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional, fungsi
utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan untuk rumah sakit
khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya. Pelayanan rumah
sakit mencakup pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan
kesehatan itu sendiri meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan tersebut
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.1,2,3
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu unit kerja di lingkup rumah sakit yang
melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk
seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Perkembangan rawat jalan rumah
sakit dipengaruhi oleh adanya berkembangan teknologi kedokteran yang canggih
sehingga menyediakan variasi pelayanan, diantaranya pusat radiasi dan
kemoterapi, pusat pencintraan diagnosis, pusat rehabilitasi, opname pasial
(pasien rawat jalan psikiatrik), klinik kedokteran olahraga, klinik kesehatan
wanita, kesehatan okupasional dan lain-lain. Dari gambaran tersebut
menunjukkan bahwa pelayanan penunjang medik-pun telah tersedia secara
lengkap di unit rawat jalan rumah sakit.4
A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Manajemen rumah sakit adalah serangkaian kegiatan manajemen mulai dari tahap
perencanaan sampai tahap evaluasi yang berorientasi pada aspek input (pelanggan,
dokter, sarana, prasarana dan peralatan), proses (pelayanan medik) dan output (kepuasan
pasien).24 Sistem informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan
rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit ini meliputi : sistem informasi klinik, sistem
informasi administrasi dan sistem informasi manajemen. Peran SIRS yang utama adalah
dalam mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis
pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program,
menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis dan serta pendidikan.25

Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan himpunan atau kegiatan
dan prosedur yang terorganisisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan
dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan info yang akurat dan tepat
waktu di rumah sakit. Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-
fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan
dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah jaminan mutu
pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil
kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan
pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program
rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan
dan pelatihan.2
B. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengembangan sistem informasi dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah
ada. Terdapat tiga hal yang mendorong dimulainya pengembangan suatu sistem
informasi, yaitu
1. Permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :
Ketidakberesan pada sistem yang lama sehingga menyebabkan sistem tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pertumbuhan organisasi, yang menyebabkan harus disusunnya sistem baru,
misalnya kebutuhan organisasi terhadap informasi yang semakin luas, dan volume
pengolahan data semakin meningkat.
3. Kesempatan-kesempatan (opportunities).
Semakin berkembangnya Teknologi Informasi (IT), organisasi mulai merasakan bahwa
IT perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi guna mendukung proses
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

Instruksi-instruksi (directives).
Pengembangan sistem yang baru dapat terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari
pimpinan ataupun dari luar organisasi , seperti adanya keluhan-keluhan dari pelanggan,
laporan yang tidak tepat waktu, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang
berlebihan, dan lain-lain.
1. Dalam pengembangan sistem selalu dimulai dari ketiga faktor pendorong tersebut
dan perlu menggunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman
bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem. Salah satu
metodologi pengembangan sistem adalah FAST (Framework for the Application of
System Thingking) atau Kerangka untuk Penerapan Pemikiran Sistem. FAST adalah
kerangka cerdas yang menyediakan beberapa tahapan/fase-fase untuk berbagai tipe
proyek dan strategi pengembangan sistem informasi. Fase- fase dalam metodologi
FAST sebagai berikut Studi Pendahuluan (preliminary investigation) Pada tahap ini
bertujuan untuk :
a. Mendefinisikan masalah, peluang, kesempatan dan tujuan
pengembangan sistem informasi.
b. Mengidentifikasi batasan-batasan yang mungkin akan berdampak pada
pengembangan sistem informasi (ruang lingkupnnya), misalnya batas anggaran,
waktu, sumber daya manusia, standar teknologi dan lain-lain.
c. Mengetahui kelayakan perencanaan proyek.

2. Analisis Masalah (problem analysis) Pada tahap ini bertujuan untuk :


1. Mempelajari dan menganalisis sistem yang sedang berjalan
2. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
3. Membatasi ruang lingkup pengembangan sistem.
4. Memperhitungkan keuntungan dan kerugian pengembangan sistem.

3. Analisis Kebutuhan (requirement analysis) Tahap ini bertujuan untuk :


a. Mengidentifikasi input, proses dan output sesuai kebutuhan pengguna dari sistem
baru yang akan dikembangkan.
b. Penentuan pekerjaan didasarkan pada kebutuhan yang didasarkan pada kelayakan
teknis, kelayakan operasi, waktu, jadwal dan ekonomi serta kelayakan hukum.

4. Analisis Keputusan (decision analysis) Tahap ini bertujuan untuk :


a. Mengidentifikasi alternatif sistem.
b. Menganalisis kelayakan alternatif sistem.
c. Pemilihan alternatif sistem dilakukan dengan mempertimbangkan kelayakan teknis,
operasi, ekonomi dan jadwal.

5. Perancangan Sistem (design)


Tujuan pada tahap ini adalah melakukan perancangan sistem informasi dalam mengatasi
masalah yang terkait dengan kebutuhan informasi. Kegiatan yang dilakukan adalah
perancangan data base, input, output dan antarmuka.

6. Membangun Sistem Baru (construction) Tujuan pada tahap ini adalah :


a. Menterjemahkan hasil rancangan ke dalam program komputer sesuai dengan sumber
daya yang tersedia termasuk hardware dan software.
b. Menentukan alur-alur informasi yang perlu dikembangkan.
7. Penerapan (implementation)
Pada tahap ini analis harus dapat memberikan perubahan sistem dari sistem lama ke
sistem baru yang lebih baik dan praktis dipakai oleh user. Tahapan ini juga mencakup
pelatihan dan penulisan secara manual kepada pengguna sistem.

8. Evaluasi Siste

PENGEMBANGAN SIMRS RSUD SITI FATIMAH


Berbicara peningkatan mutu di rumah sakit yang berhubungan dengan Unit SIMRS
tentu saja terkait dengan system, dimana pengelolaan SIMRS harus memiliki Sumber daya
manusia (SDM) pelaksana yang mempunyai keahlian, dan kreatifitas, ketelitian, ketertiban
dan kedisiplinan, mengutamakan kualitas pelayanan, kesempurnaan watak ( jujur dan penuh
tanggungjawab), efektifitas dan efisisensi serta mampu menjaga dan mempertahankan
kondisi teknis, daya guna dan daya hasil, serta mampu melakukan pengakhiran fungsi
pemeliharaan serta mengambil tindakan antisipatif.
Adapun tugas Unit SIMRS adalah melaksanakan kegiatan sistem informasi
manajemen pada rumah sakit umum.
Dalam melaksanakan tugasnya Unit SIMRS mempunyai fungsi diantaranya :
1. Penyusunan rencana program kerja Unit SIMRS.
2. Pengelolaan administrasi dan ketatausahaan Unit SIMRS.
3. Pendataan, pengelolaan dan analisis data sistem informasi manajemen pada
RS.
4. Penyajian informasi sistem informasi manajemen .
5. Pengembangan teknologi penunjang sistem informasi manajemen RS
6. Pelaksanaan hubungan kerja dengan unit lain dilingkungan kerja RS.
7. Pelaksanaan evaluasi hasil kerja Unit SIMRS
8. Pelaporan kegiatan secara berkala kepada direktur
9. Pelaksanaan tugas lain sesusi dengan tugas dan fungsinya

Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut Unit SIMRS harus
memiliki sumber daya yang berkualitas, baik dibidang teknis maupun administrasi dengan
demikian diharapkan pelayanan kesehatan dirumah sakit dapat terjamin
mutu/kualitasnya.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu tentunya rumah sakit harus melakukan pengukuran
dan mempunyai suatu ukuran dengan memperhatikan atau memantau dan menilai
indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan
aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari Unit Pemeliharaan SIMRS.
Rangkaian kegiatan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit laksana
rantai tindakan yang kompleks dan terintegrasi yang diawali dari pengalaman masyarakat
sebagai pengguna layanan, proses pelayanan klinis dalam tingkatan mikro, konteks
organisasi sebagai fasilitator pelayanan klinis serta lingkungan eksternal yang dapat
mempengaruhinya. Pelaksanaan fungsi dan kewajiban rumah sakit untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik melalui fungsi manajemen tersebut
difokuskan pada upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Peningkatan mutu Unit SIMRS merupakan bagian dari peningkatan
mutu di RS Fatima Makale dan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu secara
keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko di rumah sakit.
Berdasarkan hal diatas, agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
dapat terintegrasi dengan baik dan berjalan selaras, maka dirasa perlu disusun program
peningkatan mutu di Unit SIMRS RS Fatima Makale, agar terselenggara dan meningkatnya
mutu yang terus menerus.

I. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum dari Program Kerja Rumah Sakit Fatima Makale Tahun
2021 adalah terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal sesuai visi
dan misi Rumah Sakit Fatima Makale.

B. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus disusunnya program kerja Rumah Sakit Fatima Makale Tahun
2021 adalah:
1. Terwujudnya SDM Yang berkualitas dan andal berlandaskan budaya rumah
sakit
2. Terwujudnya pelayanan yang aman, bermutu, handal,efisien, dan efektif
berbasis teknologi informasi
3. Terwujudnya Kepuasan dan kepercayaan yang tinggi dari pelanggan eksternal
maupun internal
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Dalam meningkat kualitas yang terbaik bagi pelanggan dan SDM, teknologi
merupakan faktor penting dalam sebuah perusahaan. Dengan teknologi yang mutakhir
maka operasional rumah sakit dapat dipenuhi dan menjadi tolak ukur suatu kebijakan,
yaitu dengan membangun Sistem Manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi
keseluruh aktivitas rumah sakit.
Unit SIM RS mendukung penuh realisasi menyeluruh seluruh aktivitas rumah sakit
menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang terintegrasi dengan
cara:
1. Terintegrasinya semua Sistem Informasi Manajemen dengan unit yang ada di
rumah sakit.
2. Berkoordinasi dengan Unit terkait dalam melakukan aktivitas Plan-Do-Study-
Action dalam hal terkait dengan SIM RS.
3. Berkoordinasi dengan Pihak Developer dalam menanggulangi kesalahan
dalam menggunakan SIM RS.
Adapun kegiatan program SIM RS Fatima Makale, sebagai berikut :
No Program SIM Rumah Sakit Rincian Kegiatan
1 Program Pengembangan Memonitoring dan evaluasi
Lanjutan SIM RS kelancaran penggunaan SIM
RS
2 Program Pengembangan Memonitoring dan evaluasi
Lanjutan EMR penggunaan EMR
3 Program Integrasi SIM RS Penggabungan SIM RS
dengan EMR

II. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Adapun cara pelaksanaan kegiatan pada Program Kerja Bidang Penunjang Non
Medis Rumah Sakit Fatima Makale Tahun 2021, yaitu :
Dalam penerapannya, program SIM RS dapat mengikuti kaidah umum dalam
manajemen aktivitas kerja yaitu plan-do-study-action yang juga dikenal sebagai siklus
PDSA. Namun untuk keperluan penyusunan program kerja rumah sakit, cara
menjalankan program SIM RS berdasarkan dari rincian kegiatan yang telah
ditetapkan.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan program efisiensi rumah sakit,
sebagai berikut :

No Rincian Kegiatan Efisiensi Implementasi Kegiatan


1 Memonitoring dan Pemeliharaan dan upgrade
evaluasi kelancaran hardware komputer rumah
penggunaan SIM RS sakit
2 Memonitoring dan Pemeliharaan dan upgrade
evaluasi penggunaan EMR hardware komputer rumah
sakit
3 Penggabungan SIM RS Melakukan kerjasama dengan
dengan EMR pihak luar (programer yang
sudah berpengalaman)

I. SARAN
Sasaran keberhasilan Implementasi program SIM RS, yaitu semakin kecilnya
hambatan ketidaklancaran penggunaan SIM baik SIM RS dan EMR dan sudah
terintegrasinya SIM RS keseluruh aktivitas rumah sakit pada tahun 2021.

II. JADWAL KEGIATAN


Adapun schedul (Jadwal) kegiatan program efiseinsi dan SIM RS disusun dalam
bentuk tabel untuk memudahkan evaluasi dan tindak lanjut terhadap masing-masing
kegiatan yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

N Rincian Kegiatan Kontrol Kegiatan per bulan


o Efisiensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Memonitoring dan
1 evaluasi kelancaran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penggunaan SIM RS
Memonitoring dan
2 evaluasi penggunaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
EMR

III. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap akhir bulan dan dilaporkan setiap
kegiatan Evaluasi Kerja Bulanan (EKB). Evaluasi dilakukan oleh Kepala Unit dan
dilaporkan ke Kepala Bidang pada Rapat Mingguan tiap bulannya di Rapat Bidang
Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Darmanto R. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Hipokrates, Jakarta,1997.


2. Depkes RI. Pedoman Pelayanan RS Kelas C (Sub kelas C1)& Kelas D.
Jakarta, 1987.
3. Depkes RI. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah
Sakit. Jakarta, 2001.
4. Wolper, L.F,. Administrasi Layanan Kesehatan. EGC, Jakarta, 2001.
5. RSPAW Salatiga,. Profil Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.
Salatiga, 2007.
6. Anwar, Asrul,. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3, Binarupa
Aksara, Jakarta, 1996.
7. Wiyono, Djoko,. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori Strategi
dan Aplikasi Vol 1, Airlangga University Press, Surabaya, 1999.
8. McLeod, Raymond,. Sistem Informasi Manajemen. Jilid 1 Edisi Ketujuh,
PT. Prenhallindo, Jakrata, 2001
9. Simarmata, Janner,. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi.
Andi Offset, Yogyakarta. 2006.
10. Sabarguna, Boy S,. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Berbasis Sistem
Informasi. Konsorsium RSI Jateng-DIY, 2005.
11. Shofari, Bambang,. Pengelolaan Sistem Rekam Medis. Perhimpunan
Organisasi Profesional Perekammedisan Informatika Kesehatan
Indonesia, Semarang, 2005.
12. Sabarguna, Boy S,. Sistem Bantu Keputusan Untuk Radiologi dan
Laboratorium Rumah Sakit. Konsorsium RSI Jateng-DIY, 2007.
13. Depkes RI. Pedoman Pelayanan RS Kelas B (Sub kelas B1). Jakarta,
1986.

Anda mungkin juga menyukai