PENUKAR ION
Ion exchange adalah pertukaran ion-ion antara dua electrolytes atau antara
elektrolit solusi dan kompleks..Dalam kebanyakan kasus adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan proses pemurnian, pemisahan, dan dekontaminasi
dari aqueous dan lain-ion yang berisi solusi yang kuat dibuat dr polimer atau
mineralic 'ion exchangers'.
Khas ion exchangers adalah resin pertukaran ion (functionalized keropos
atau gel polimer), zeolites, montmorillonite, tanah, dan tanah humus. on
exchangers yang baik dengan gigih exchangers pertukaran positif yang dikenakan
ion-ion (cations) atau anion exchangers negatif yang diisi pertukaran ion-ion
(anions). Ada juga amphoteric exchangers yang dapat bertukar kedua cations dan
anions secara bersamaan. Namun, bersamaan pertukaran cations dan anions dapat
lebih efisien dilakukan di tempat tidur yang diramu berisi campuran dengan gigih
dan pertukaran anion resin, atau sebuah solusi yang dirawat melalui beberapa
bahan pertukaran ion yang berbeda.
Ion exchangers dapat unselective atau memiliki pilihan untuk mengikat
atau kelas tertentu ion-ion ion-ion, tergantung pada struktur kimia. Hal ini dapat
tergantung pada ukuran dari ion-ion, biaya mereka, atau struktur mereka.
Contoh ion-ion yang dapat mengikat untuk ion exchangers adalah:
a) H + (proton) dan OH - (hidroxid)
b) Single diisi monoatomic ion-ion seperti Na +, K +, atau Cl –
c) Dobel biaya monoatomic ion-ion seperti Ca 2 + atau Mg 2 +
d) Poliatomik anorganik seperti ion-ion SO 4 2 - atau PO 4 3 –
e) Organik dasar, biasanya Molecules berisi amino fungsional grup-
NR 2 H +
f) Asam organik, sering Molecules berisi-COO - (asam carboxylic)
kelompok fungsional
g) Biomolecules yang dapat ionized: asam amino, peptides, protein,
dll
http://oteka-stembayo.blogspot.com/2008/12/penukar-ion.html
KROMATOGRAFICAIR
Terdapat dua model operasional yang didasarkan pada polaritas relatif dari
fase diam dan fase bergerak.
1. Normal phase Chromatograpy :
2. Fase diam bersifat polar kuat dan fase gerak bersifat non-polar
3. Misalnya : Silika = fase diam , n-hexane = fase gerak
4. Reversed phase Chromatography:
5. Fase diam bersifat non-polar dan fase gerak bersifat polar.
6. Misal : Hydrocarbon = fase diam, air = fase gerak
Gambar 18.21. menggambarkan kedua teknik tersebut menunjukkann elusi
komponen sampel dengan polaritas berbeda.
Gambar 18.21. Ilustrasi kromatografi cair yang normal dan “reversed phase”.
Fase gerak dapat dipompakan ke dalam kolom dengan tiga cara :
1. Isokratik:aliran tetap (konstan) dan ketetapan komposisi dari fase gerak
tetap berlaku.
2. Gradient Elution:aliran konstan dan perubahan komposisi dari fase gerak
terjadi.
3. FlowProgram:aliran bervariasi dan ketetapan komposisi dari fase gerak
terjadi.
Konstanta Partisi dihubungkan pada rasio partisi k’ via volume tiap fase oleh
persamaan
KRISTALISASI
PENGERTIAN KRISTALISASI
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan,
melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas.
Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di
mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari
cairan larutan ke fase kristal padat.
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat
terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk
kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-
cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian
produk hingga 100%.
2. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu :
Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang akan di
kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi. Proses ini
berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar.
Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas total
permukaan kristal, semakin banyak bahan yang di tempatkan pada kisi kristal
persatuan waktu.
1. Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan
menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan
pendinginan larutan panas yang jenuh.
2. Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan
menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan
sebagian pelarut.