Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI MIKRO

TEORI PRODUKSI

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ZABILA IRMAYANTI IRFAN
NPM : 21501012
KELAS : 1.A2

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


MAKASSAR
( STIKI INONESIA MAKASSAR )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai
guna suatu barang dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk
mengubah input menjadi output. Produsen adalah mereka yang
melakukan produksi.Setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang
besar dalam usaha produksinya.Untuk mencapai hal tersebut,
tentu pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan,
karena biaya produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
ketika perusahaan hendakmenghasilkan suatu produk.Pemahaman
tentang teori produksi sangat penting bagi suatu perusahaan, karena
denganitu perusahaan dapat memperhitungkan biaya-biaya apa saja yang
memang diperlukan untuk menghasilkan suatu barang.Biaya produksi
adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk
uanguntuk menghasilkan suatu barang atau
jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memer
lukan kecermatan karena terkadang ada hal yang sulit di identifikasikan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami hal-hal mengenai biaya produksi
2. Mengetahui macam-macam konsep biaya yang berhubungan erat
dengan produksi dan hubungannya satu sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PRODUKSI
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan
benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda de
ngan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang.Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk
mencapai kemakmuran.Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang
dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orangatau perusahaan yang
menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen. Ada macam
macam produsen, yaitu :
 Perusahaan Perseroaan, yaitu perusahaan yang dimiliki oleh
individu dan memiliki kebebasan tidak terbatas yang dimiliki
pemilik namun modalnya kecil dan sulit untuk mendapat pinjaman.
Contohnya : toko kelontong, restaurant, dan lain-lain
 Perusahaan perkongsian (FIRMA),yaitu perusahaan yang dimiliki oleh
beberapa orang,memiliki modal lebih besar dari perseroan dan
tanggung jawab bersama dalam menjalankan usahanya.
 Perseroan terbatas(PT), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh beberapa
orang pemegangsaham, PT ini dapat mengumpulkan modal sesuai
dengan yang diinginkan dengan cara menggunakan surat-surat
berharga seperti saham.
 Pe r s a h a a n m i l i k n e g a r a (BUMN), yaitu perusahaan yang
sistemnya sama dengan PT namun pekerjaannya diangkat dan
diberhetikan oleh pemerintah, dan biasanya menyediakan jasa-jasa
kebutuhan pokok masyarakat. Contoh : PLN, Telkom, PT.KAI, dll.
 Perusahaan koperasi, yaitu perusahaan yang tidak mencari
keuntungan tetapi untuk melindungi anggotanya, koperasi dibagi
menjadi 3,yaitu:koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan
koperasi kredit.
2.2 BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat
dibedakan kepada dua jenis yaitu :
 Biay a eksplisit, adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan berupa
pembayaran denganuang untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
 Biaya tersembunyi, adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-
faktor produksi yangbdimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

2.3 MACAM-MACAM BIAYA PRODUKSI


Macam - macam biaya produksi menurut perilakunya dalam
hubungannya denganvolume kegiatan. Keberhasilan dalam perencanaan
dan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh
mengenai hubungan antara terjadinya biaya dan kegiatan bisnis.Telaah
dan analisis yang cermat, yang mempengaruhi kegiatan bisnis terhadap
biaya umumnya akan menghasilkan penggolongan setiap jenis
pengeluaran ke dalam biaya tetap, variable, atausemi variable.

Biaya Total (TC)


Adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi. Rumus dari Biaya Total
adalah :

TC = TFC + TVC
Biaya Tetap Total (TFC)
Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi (input)yang tidak dapat diubah jumlahnya.
Contohnya membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik, dll. Rumus
dari Biaya Tetap Total adalah :
TFC = TC - TVC

Biaya Berubah Total (TVC)


Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
factor produksi yangdapat diubah jumlahnya, seperti biaya tenaga kerja,
biaya bahan baku, dll. Rumus dariBiaya Berubah Total adalah :

TVC = TC - TFC

Biaya Tetap Rata-rata (AFC)


Adalah biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap
unit produksi. BiayaTetap Rata-rata dapat dihitung seperti :

AFC = TFC
Q

Biaya Berubah Rata-rata (AVC)


Adalah biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan
setiap unit produksi.rumus dari Biaya Brubah Rata-rata adalah :

AVC = TVC
Q

Biaya Total Rata-rata (AC)


Adalah total keseluruhan biaya yang digunakan untuk
memproduksi barang. Rumus dari Biaya Total Rata-rata adalah :
AVC = TVC
Q
Biaya Marjinal (MC)
Adalah Biaya tambahan yang digunakan untuk menambah produksi yang
akan dilakukan. Rumus dari Biaya Marjinal adalah :
MC = TC
Q

2.4 KAPASITAS PRODUKSI


Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas
per unit waktu selain itu kapasitas juga mempunyai arti suatu tingkat
keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan
merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu.
Untuk berbagai keperluan, kapasitas dapat disesuaikan dengan
tingkat penjualan yang
sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam jadwal produksi induk (ma
ster production schedul).Hubungan antara kapasitas dan jadwal-jadwal
induk adalah sangat penting. Karena jadwal produksi mencerminkan apa
yang akan diproduksi suatu perusahaan (tidak perlu apa yang
akandijual), kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung pada
kapasitas yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek di waktu
mendatang, atau tergantung pada kemampuannya untuk memperluas
kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang.
Jadwal produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu
perusahaan yang mengakibatkan seluruh jenis sumber daya terikat untuk
memuaskan kebutuhan kuantitasnya dan komitmen hari pengiriman.
Dalam hal ini, kapasitas juga berarti jumlah masukan sumberdaya-
sumberdaya yang tersedia relatif untuk kebutuhan keluaran pada waktu
tertentu. Karena pentingnya hubungan tersebut.
Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan
dalam satuan-satuan sebutan persamaan, seperti batang, ton, kilogram,
meter, atau jam kerja yang tersedia.Sedangkan satuan-satuan waktu yang
sangat penting bagi perencanaan kapasitas, dapat dinyatakan dalam
satuan seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam praktek,
diantara pengertian-pengertian kapasitas diatas, perusahaan biasanya
menggunakan kapasitas nyata atau kapasitas pengoperasian yang
ditentukan dari laporan-laporan atau catatan pusat kerja.Kapasitas
dibedakan antara tiga level yang berbeda, antara lain :
1. Kapasitas Potensial, (Potential Capacity) ialah kapasitas yang
dapat diadakan dalam horizon keputusan eksekutif senior.
2. Kapasitas Segera, (Immediete Capacity) ialah kapasitas yang dapat
disediakan dalam periode anggaran sekarang.
3. Kapasitas Efektif, (Effective Capacity) ialah kapasitas yang
digunakan didalam periode anggaran sekarang. (Lockyer, et.all,
1987)

Beberapa definisi kapasitas secara umum dapat diperinci antara lain :


1. Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu, untuk
mana pabrik dirancang.
2. Rated Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritis mempunyai
kemampuan memproduksinya.
3. Standart Capacity , yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai sasaran bagi manajemen, supervisi, dan para
operator mesin; dapat digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran. Kapasitas standart adalah sama dengan rated capacity
dikurangi cadangan keperluan pribadi standart, tingkat sisa (scrap)
standart, berhenti untuk pemeliharaan standart, cadangan untuk
pengawasan kualitas standart dan sebagainya.

2.5 SKALA EKONOMIS DAN TIDAK EKONOMIS


Dalam periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa
pada tingkat permulaan dengan semakin diperluasnya skala usaha akan
meningkatkan efisiensi usaha, tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha
yang lebih lanjut akan berakibat semakin menurunnya efisiensi usaha
secara keseluruhan.
Skala usaha di mana tingkat efisiensi perusahaan mencapainilai
tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal (optimum scale of
plant).Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva
biaya total per satu unitoutput jangka panjang (LRAC) mencapai nilai
minimum. Jumlah output di mana LRACmencapai nilai minimum
disebut tingkat output optimal (optimum rate of output).
1 Skala Ekonomis
Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai
skala ekonomis apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya
produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin
tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan
pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan
produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan
oleh bagian kurva yang semakin menurun apabila produksi bertambah.
Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah :
 Spesialisasi Faktor – Faktor Produksi
 Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi
Lain
 Memungkinkan Produk Sampingan (by – Products) Diproduksi
 Mendorong Perkembangan Usaha Lain
 Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih
banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya
dengan jadwal shift)
2. Skala Tidak Ekonomis
Skala tidak ekonomis terjadi ketika ukuran perusahaan
berlebihan. Perusahaan memang bisa meningkatkan ukurannya untuk
memperoleh keuntungan dari skalaekonomis, tetapi keuntungan
menghilang ketika perusahaan mencapai ukuran tertentu.Skala tidak
ekonomi termasuk jangka panjang dan secara jelas harus dibedakan
dari pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam jangka pen
dek. Seringkali

Di perdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang -


sesungguhnya jika – diamati dalam industri karena perusahaan akan
kembali memotong ukuran mereka. Beberapa kemungkinan penyebab
skala tidak ekonomis adalah :
 Kesukaran pengendalian dan pengawasan
 Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan
kelebihan ukuran administrasi
 Kekurangan motivasi karyawan.
Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda
jika terjadi pada jangka waktu yang berbeda pula. Pada jangka
pendek, peningkatan permintaan meningkatkan harga dan
membawa keuntungan, sementara turunnya permintaan akan
menurunkan harga dan membawa kerugian. Tetapi, jika
perusahaan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka
dalam jangka panjang jumlah perusahaan akan selalu berubah
hingga tercapai keseimbangan utama ada keuntungan di pasar
tersebut.
BAB III
STUDI KASUS

3.1 JENIS USAHA


Usaha yang kamu gunakan adalah usaha mikro yaitu usaha
rumahan keripik tempe.Dalam prakteknya usaha keripik tempe ini
termasuk dalam pasar persaingan monopolistik yaitu struktur pasar
dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual barang yang mirip
tapi tidak identik satu sama lain, hal ini sesuai dengan ciri – ciri pasar
persaingan monopolistik yaitu:
1. Produsen banyak
2. Produk beraneka ragam dan corak
3. Iklan sangat penting
4. Bebas masuk dan bebas keluar, karena hambatan untuk memaski
industri ini sangat kecil

Profil perusahaan keripik tempe ini adalah sebagai berikut :


 Nama perusahaannya adalah “gallery keripik” karena di tempat ini
konsumen dapat menemukan banyak keripik dengan berbagai macam
rasa.
 Perusahaan menjual keripik tempe seharga Rp. 6.500
 Dalam perusahaan, mereka mempekerjakan karyawan sebanyak 4
orang. Satu orangsebagai pemotong tempe, dua orang sebagai
penggoreng keripik tempe, satu orangsebagai pembungkus keripik
tempe yang telah jadi. Mereka memberikan upah kepada setiap
karyawan sebesar Rp. 600.000/bulan, jadi setiap bulannya
perusahaan mengeluarkan gaji untuk 4 orang karyawan sebanyak
Rp. 2.400.000
 Mentargetkan produksi keripik tempe sebanyak 350 bungkus,
dalam satu bungkus berisi12 lembar keripik tempe.
3.2 FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Dalam melakukan kegiatan produksi terdapat faktor-faktor
produksi.Faktor produksi ini lah yang dapat membantu tercapainya kegia
ta produksi.Ada beberapa faktor-faktor produksi dalam kegiatan
produksi kami, yaitu :
1. Modal 4. Bangunan
2. Tenaga kerja 5. Peralatan
3. Tanah 6. Bahan Baku

3.3 PERHITUNGAN TOTAL REVENUE


 Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari
hasil penjualan barangatau outputnya.
 Total revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan
output.
TR = P X Q
Keterangan : P = harga
Q = jumlah barang

Untuk perusahaan kami total revenuenya adalah :

P = Rp. 6.500/bungkus
Q = 100 bungkus/hari X 30 = 3.000 bungkus/bulan X 12 = 36.000 bun
gkus/tahun

TR = P X Q
= 6.500 X 36.000 bungkus
= 234.000.000Jadi, penerimaan total (TR) dari hasil penjualan
keripik tempe kami dalam periode satu tahun adalah sebesar
Rp. 234.000.000
3.4 PERHITUNGAN BIAYA TOTAL
Biaya total atau total cost (TC) yaitu jumlah keseluruhan biaya
tetap dan biaya variable yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan sejumlah produksi dalam suatu periodetertentu.
Berdasarakan pengertian tersebut, biaya total perusahaan kami dapat
dirumuskan sebagai berikut :

TC = FC+VC TC = TFC + TVC


Keterangan :
TC = Biaya Total
TFC = Biaya Tetap Total
TVC = Biaya Berubah Total

Untuk perusahaan kami maka biaya totalnya adalah :


TFC = Rp 4.200.000/bulan
TVC = Rp 4.900.000/bulan

TC = TFC + TVC
= Rp 4.200.000 + Rp 4.900.000
= Rp 9.100.000/ bulan x 12
= Rp. 109.200.000/ tahun
Jadi biaya tota (TC) yang kami keluarkan untuk menghasilkan
sejumlah produksi keripik tempe dalam periode satu tahun adalah
sebesar Rp. 109.200.000
3.5 PERHITUNGAN KEUNTUNGAN
Keuntungan atau laba yang kita peroleh adalah selisih antara
penerimaan total hasil dari penjualan output dengan biaya total produksi.
 Bila TR > TC, maka keadaan laba atau untung
 Bila TR < TC, maka keadaan rugiUntuk perhitungan laba produk
keripik tempe, maka:= Rp 234.000.000 – Rp 109.200.000=
Rp124.800.000
Jadi, keuntungan atau laba yang kami peroleh dalam periode satu tahun
adalah sebesarRp.124.800.000
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Usaha yang kini di jalankan adalah usaha Mikro “Keripik tempe”
yang termasuk dalam Pasar Monopolistik. Total Revenue kami dalam
periode satu tahun adalah Rp. 234.000.000 dan Total Cost dalam periode
satu tahun adalah Rp. 109.200.000 , maka laba yang kami peroleh dalam
periode satu tahun adalah Rp. 124.800.000 .

4.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan aktivitas produksi perusahaan harus
mengusahakan untuk dapat menghasilkan hasil output yang baik, dengan
kualitas tinggi meskipun bahan baku sedang naik dengan cara menekan
ongkos biaya produksi. Dengan seperti itu konsumen akan percaya
dengan kualitas hasil output yang kita produksi. Sehingga para pembeli
tidak kecewa saat mengkonsumsi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
 Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT
Rajagrafindo Persada.
 Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
 Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. 2003. Ilmu
Mikroekonomi, Edisi 17. P.T.Media Global Edukasi, Jakarta.
 Sukirno, Sadono. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar.2009.
Jakarta : PT Raja GrafindoPersada.
 Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM
YPKN

Anda mungkin juga menyukai